''
''
Waktu berjalan begitu cepat Fatima sudah membuka kios nya, kios yang baru sebulan ini di buka Alhamdulillah peminatnya sangat ramai, kios nya banyak menerima pesanan, karna Fatima juga memanfaat kan media sosial nya, untuk mempromosikan kios bunganya rangkaian bunga segar dan cantik setiap hari ia posting di media sosial nya,
''Fatim kayak nya kita harus menambah satu pekerja laki laki untuk menghantar pesanan bunga.'' ucap Aqila memberi saran
''Iya kamu benar tapi siapa.'' tanya Fatima sedikit bingung,
''Bagai mana kalau Riki saja.'' Abi yang baru datang menimpali obrolan Fatima dan Aqila,
''Abi.'' Fatima mencium tangan Abi nya dengan hangat di ikuti Aqila dan juga asma,
''Apa Riki mau Bi nanti yang ngajar anak anak ngaji kalau sore siapa.'' ujar Fatima, mengingat Riki selain mengurus masjid ia juga mengajar ngaji anak anak lelaki mengaji, sedang Fatima mengajar anak anak perempuan,
''Ada tuh temen nya di Riki, kalau mau nanti Abi tanya.'' ujar Abah lagi,
''Terserah Abi Fatima ikut saja.'' Abi memperhatikan usaha putrinya yang cukup tergolong cepat berkembang dalam waktu sebulan,
''Tidak sia sia ladang kita Khadijah, putri mu sudah bisa memanfaat kan nya, lihat lah usahanya berkembang dengan baik.'' batin Abi berkata seraya mengulum senyum di bibir nya,
''Abi kenapa.'' Fatima yang melihat abi nya tampak sedang bahagia,
''Tidak apa apa, memang nya Abi kenapa.''
''Tidak kenapa Napa Fatima hanya bertanya.'' jelas nya
''Assalamualaikum.'' seru Rima, siang ini menyempat kan diri mampir ke kios bunga Fatima,
''Walaikumsalam.' jawab Fatima serempak dengan yang lain,
''Mbak Rima.'' seru Fatima senang, melihat ibu dari anak murid nya,
''Bunganya bagus Fatima pandai kamu merangkai bunga seperti ini, pantas saja setiap aku pulang melewati kebun bunga mu aku pikir sengaja di tanam dan di biarkan seperti itu.'' terang Rima,
''Iya mbak memanfaat kan ladang Abi dari pada nganggur kalau di tanami sayur juga harga jual nya tak sebanding dengan modal yang kita keluarkan.'' jelas Fatima,
''Aku mau yang ini kayak nya bagus, nanti mau tak taruh di dalam vas kaca.'' ujar Rima memilih bunga lili yang masih segar,
''Ini saja mbak tidak mau di campur bunga lain nya gitu, biar Fatima rangkai kan.''
''Boleh juga, tapi banyakin yang ini ya Fatima.'' Fatima tersenyum dan mengangguk pelan,
Tak berapa lama Juna datang menjemput Rima,
"Fatima sepertinya suami ku sudah datang aku pulang dulu ya.'' pamit Rima setelah membayar bunga yang sudah siap di rangkai oleh Fatima,
"Aku pulang dulu Fatima nanti kamu ke rumah kan.'' tanya Rima,
''Iya mbak nanti seperti biasa saya akan datang.'' jawab Fatima,
Di tempat lain Leon yang juga di sibuk kan dengan pekerjaan nya di kantor, karna papa nya belum juga mau membantu, mana Leon harus bolak balik ke pabrik, untung saja masih ada Marsel sekertaris nya,
tiba tiba pintu ruangan Leon terbuka, menampilkan sang papa
''Papa tumben kesini, aku pikir papa bener bener sudah pensiun.'' Leon berkata seraya menghentikan aktivitas nya,
''Pengen nya sih begitu, tapi mana mu cerewet sekali takut kamu terlalu sibuk bekerja sampai gak punya waktu untuk cari menantu buat mana mu.'' mendengar ucapan papa nya Leon menghela nafas nya kasar,
''Itu lagi itu lagi, gak ada abis abis nya.'' Leon teringat Fatima, gadis muslimah yang mengenakan pakaian panjang di jaman modern, teringat lagi istrinya Juna, hampir sama,
''Jika agama nya tak menghalangi ku aku mau mau.'' tanpa terasa Leon bergumam, yang dapat di dengar papa nya,
''Maksud mu mau apa, agama siapa yang menghalangi mu.'' tanya Maikel penuh selidik,
''Tidak ada pah, Leon hanya.'' Leon terdiam tidak melanjut kan ucapan nya,
''Pah boleh Leon bertanya.'' tanya leon pada papa nya,
''Mau tanya apa kamu.'' ucap Maikel penasaran
''Bukan nya papa dan paman Pram saudara kandung, tapi kenapa agama papa dan agama paman Pram berbeda.'' tanya leon yang sedari ketemu Arjuna sepupunya sangat penasaran akan hal ini,
''Hem, paman mu menjadi mualaf karna menikahi istrinya mama nya Arjuna, karna mama nya Arjuna seorang gadis muslim, jelas Maikel,
''Apa tidak boleh berbeda agama lalu menikah.'' tanya leon lagi,
''Papa kurang tau.'' jawab maikel jujur, yang notabene nya di besarkan di keluarga non muslim sejak lahir,
''Kenapa waktu kita tinggal di Jerman tidak ada hal semacam ini, ada tuh teman ku berbeda agama dengan istrinya mereka bisa menikah.'' tutur Leon
''bagi papa semua aga ma sama, tujuan nya sama cuma jalan nya berbeda.'' terang Maikel pada putra nya, Leon tampak mengangguk pelan, hatinya mulai terusik dengan setiap penuturan Juna, tentang agama Juna, yang tidak memperbolehkan wanita muslimah mengenakan pakaian minim, dan me wajib kan memakai pakaian panjang,
''Menurut papa seandainya Leon jatuh cinta dengan gadis yang bukan dari agama kita, contoh Leon harus seperti paman Pram bagai mana.'' tanya leon ingin tau pendapat papa nya,
''Jika itu membuat mu bahagia kenapa tidak, jujur papa lebih suka gadis Indonesia dari pada gadis bule di luar negeri sana, menurut papa lebih punya sopan santun dan tata Krama, yang terpenting tidak menerapkan pergaulan bebas seperti di luar negri sana.'' jelas Maikel lagi, Leon seperti mendapat angin segar atas ucapan papanya, Kembali memikirkan gadis muslimah itu,
''Beautiful eyes.'' gumam Leon lagi,
''Mata siapa yang indah, apa kamu sudah jatuh cinta dengan Mata seorang gadis.'' tebak kan yang tepat sasaran,
''Hanya matanya.'' gumam Leon lagi,
''Cinta datang dari mata lalu turun ke hati.' ucap Maikel Leon kembali teringat ucapan Juna yang mengatakan hal yang sama, cinta datang dari mata lalu turun ke hati, entah kenapa sejak bertemu Fatima Leon sudah menyukai mata indah Fatima, gadis yang memang hanya mata nya saja yang terlihat,
''Papa yakin saat ini pikiran mu tak berada di tempat nya.'' ucap Maikel seakan mengerti apa yang di pikirkan putra nya,
''Siapa gadis itu.'' tanya Maikel lagi, langsung ke akar nya,
''Tidak ada pah, dia bahkan belum kenal sama Leon Leon juga belum pernah bicara dengan nya.'' ucap Leon pelan,
''Hem sepertinya kamu sudah jatuh cinta dengan mata nya, siapa gadis itu.tanya Maikel penasaran,
''Dia tinggal di sekitaran pabrik, dekat dengan rumah nya Juna, jawab Leon
''Sepertinya kamu harus sering ke sana tapi bukan sekedar urusan pabrik, ada hal lain yang harus kamu urus,, dan papa akan mulai membantumu di sini mulai sekarang, meringan kan pekerjaan mu yang di sini, ujar Maikel membuat Leon tersenyum dalam hati, seperti nya keluarga nya tak mempermasalahkan dengan siapa Leon jatuh cinta,
''Bersambung,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments