Naura Gracea wanita berusia 32 tahun. Dia Memiliki sifat Arogan, semena-mena, keras kepala, maunya menang sendiri, dan satu lagi Naura sedikit nakal dan tidak bisa melihat laki-laki tampan.
Bukan tanpa alasan dia memiliki sifat seperti itu, Naura yang sudah yatim piatu dari semenjak dia berumur satu tahun itu dibesarkan oleh Om dan juga Tante yang selalu memperlakukan dirinya dengan semena-mena.
Sebenarnya, Naura memiliki ayah angkat yang telah menjaganya hingga dia berumur tujuh tahun, sampai akhirnya adik dari mendiang ibu kandungnya itu mengambil dirinya dengan paksa dengan alasan yang tidak masuk akal, yaitu karena warisan.
Padahal jika dibandingkan dengan warisan, Naura akan lebih bahagia apabila dia tinggal bersama ayah angkatnya yang saat ini entah berada di mana. Karena waktu itu umurnya masih berusia tujuh tahun, membuat kenangannya dengan ayah angkatnya itu semakin memudar, dia bahkan tidak dapat mengingat lagi wajah sang ayah.
Akan tetapi, kerinduan dirinya akan sosok ayah angkatnya tersebut selalu memenuhi relung hati Naura, rindu kasih sayang dan rindu akan pelukan hangat sosok yang kini telah memudar di dalam otaknya tersebut.
Naura nampak tertidur lelap di kamar pribadinya, kamar berukuran luas lengkap dengan perabotan mewah dan ranjang super besar. Tubuh ramping Naura menggeliat panjang, dengan mata yang masih terpejam dan mulut yang di buka lebar. Setelah itu, perlahan dia pun mulai membuka mata, mengedipkan pelupuknya pelan sampai akhirnya mata indahnya itu mulai terbuka sempurna.
''Jam berapa ini?'' gumamnya menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
''Heuh baru jam 10 pagi, sial ... aku kira udah siang,'' gerutunya lagi lalu kembali memejamkan mata. Namun, seketika dia kembali membuka mata, saat mengingat sosok pria yang dia temui kemarin di lobi hotel.
Aroma tubuh pria tersebut masih terasa begitu hangat dihidungnya, tangan kekarnya, bahkan tatapan sinis pria tersebut terasa begitu menggoda membuat jiwa nakal Naura seketika bangkit mengingat sosok tersebut.
"Sial, kenapa aku gak sempat nanyain nama dia kemarin," gerutu Naura memeluk bantal guling.
Tok ... Tok ... Tok ...
Pintu kamarnya tiba-tiba saja di ketuk lalu sayup-sayup terdengar suara pelayan di rumah memanggil namanya.
"Nyonya Naura, di depan ada tamu?"
"Siapa, bi?"
"Saya kurang tau Nyonya, tapi dia seorang pria, tampan lho nyonya," ucap pelayan itu lagi, seolah mengerti jika dia menyebutkan laki-laki tampan maka majikannya itu akan langsung terbangun.
'Apa ...? laki-laki tampan?' (Batin Naura)
"Suruh tunggu sebentar, aku ke sana sekarang," teriak Naura lalu bangkit seketika.
Naura pun benar-benar menyudahi tidur panjangnya, berdiri lalu berjalan keluar dari dalam kamar mengabaikan tubuhnya yang masih berbalut Lingerie hitam tembus pandang. Dia hanya meraih kain tipis untuk menutup bagian atas tubuh moleknya itu.
"Hmmm ... Siapa kira-kira laki-laki tampan yang datang ke rumah ini? perasaan aku gak manggil siapapun ke sini," gumam Naura pelan.
Perlahan dia pun mulai menuruni tangga, kaki jenjangnya menapaki satu-persatu anak tangga yang panjang menjuntai menjadi penghubung antara lantai satu dan lantai dua kediamannya, sampai akhirnya dia pun sampai di ujung tangga, berdiri menatap punggung lebar seorang laki-laki yang saat ini duduk di kursi di ruang tamu. Jika dilihat dari postur tubuh laki-laki tersebut, sepertinya laki-laki itu adalah pria yang tidak dia kenal, juga bukan salah satu gigolo yang selalu dia panggil.
"Ada perlu apa anda datang ke rumah saya?" sapa Naura berjalan menghampiri.
Laki-laki itu pun bangkit lalu berdiri, menoleh ke arah sumber suara membuat Naura seketika terkejut membulatkan bola matanya, bahkan kain tipis yang melingkar di pundaknya yang semula dia genggam erat dengan satu tangannya seketika terlepas membuat bagian atas tubuhnya terekspos sempurna kini.
'Dia 'kan? Akh ... apakah ini takdir? kenapa pria ini tiba-tiba ada di sini saat aku sedang memikirkan dia? jiwa nakalku seketika meronta-ronta, ingin rasanya aku segera membungkus dia ke dalam kamar,' ( batin Naura)
Dia pun menatap wajah pria itu seolah tanpa berkedip sedikitpun, mengabaikan belahan dadanya yang kini terekspos menggantung begitu indahnya tanpa penutup apapun. Sementara itu, sang pria hanya menundukkan kepalanya. Baginya, apa yang tersaji di depan matanya itu hanyalah seonggok daging yang tidak pantas untuk dilihat oleh kedua matanya.
Dia pun berjalan mendekati Naura, membuat wanita itu senang dan mengira bahwa laki-laki tampan dan gagah itu akan tergoda dengan kemolekan tubuhnya itu, tapi ternyata kenyataan tidaklah sesuai dengan apa yang dia harapkan.
Pria itu kini berjongkok dan meraih kain yang tergeletak sembarang di tepat di bawah kaki wanita bernama Naura tersebut. Setelah itu dia pun melingkarkan-nya di pundak Naura dan menutup sempurna bagian atas tubuhnya membuat Naura terpana sekaligus terpesona.
'Baru kali ini ada laki-laki yang tidak tergoda sedikitpun melihat kemolekan tubuh aku ini' ( Batin Naura )
''Apa kamu gak malu sama sekali berpakaian seperti ini di depan seorang laki-laki yang tidak kamu kenal?'' ketusnya, lalu memutar badan tidak ingin berlama-lama berada di depan wanita yang membuat darahnya terasa mendidih itu.
Sebagai pria normal tentu saja hal yang wajar jika dia merasa berdesir melihat tubuh wanita terekspos tepat di depan matanya. Apalagi bagian gunungan kembar yang terlihat menyembul dengan titik bulat kecil tepat di tengah-tengahnya juga bagian segitiga di bawah sana yang terlihat samar-samar membuatnya menahan napas saat berada di dekat wanita itu.
''Aku tanya, ada apa kamu ke rumah aku? atau jangan-jangan kamu diam-diam mengikuti aku sampai ke sini dan sebenarnya kamu tertarik sama aku, iya 'kan?'' ucap Naura penuh percaya diri.
''Heuh ... Percaya diri banget kamu? aku ke sini karena mendapatkan petunjuk bahwa orang yang aku cari itu ada di sini, dan orang itu gak mungkin kamu,'' jawabnya datar.
''Siapa maksud kamu? tidak ada orang lain lagi yang tinggal di sini selain aku?''
''Hmm ... Aku mencari gadis bernama Naura,'' ujarnya ketus.
''Naura ...?''
''Iya ... Aku tidak yakin kalau Naura yang dimaksud itu adalah kamu.''
''Hey ... Hanya ada satu Naura di dunia ini, maksud aku hanya ada satu Naura di rumah ini.''
Pria itu pun diam mematung merasa tidak percaya, Naura yang digambarkan oleh sang ayah adalah sosok yang manis, imut, baik hati dan juga ceria, sedangkan wanita yang ada di hadapannya ini adalah wanita Arogan, sombong, tidak tau malu pula.
Akan tetapi, ada satu hal yang dia lupakan, Naura yang digambarkan oleh ayahnya itulah adalah Naura kecil. Naura yang masih berumur 7 tahun, dia sama sekali tidak tahu bahwa Naura kecil yang manis, baik dan ceria telah bertransformasi menjadi Naura yang Arogan, kejam, dan juga sombong.
...****************...
️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻🍾⃝ͩʟᷞᴀᷴʟᷡᴀᷲɴιиɑ͜͡✦
lah Naura kamu ternyata dah kolot
2023-01-08
0
🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴
jangan jangan nee anak ayah angkatnya ya thor
2023-01-08
0
bisa jd Naura yg dmksd ayahmu 7th yg lalu y Naura yg skrg yg ada dhadapanmu Adryan 🤔
2023-01-08
0