bab 4

Abigail menghabiskan beberapa hari dengan perlakuan yang menyebalkan menurutnya. Bagaimana tidak? Setelah pertemuannya dengan Yudith dengan sikapnya yang santai—tanpa rasa takut—membuat Abigail menjadi bulan-bulanan wanita paruh baya itu.

Beberapa kali Abigail mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, seperti makan di dapur dan tidak diizinkan untuk bergabung bersama Yudith dan Laos. Bahkan, Abigail sering diperintah untuk membersihkan beberapa area rumah selain kamar Raiden.

Abigail berencana untuk tidak membiarkan hal it uterus terjadi padanya, bagaimanapun dia adalah istri sah Raiden—cucu dari Rafael. Abigail berpikir jika Yudith dan Laos sengaja memilihnya agar bisa menjadi seseorang yang mudah diperintah.

“Mereka pikir bisa seenaknya membuatku seperti pelayan di sini. Awas saja mereka!” ucap Abigail yang kini berada di kamar mandi karena baru saja terjatuh dalam kubangan di belakang rumah.

Ya, Abigail baru saja diperintahkan untuk menuju gudang dan mengambil beberapa keperluan rumah. Tidak hanya itu, meski Abigail menolak, Yudith memberitahu ada bahan makanan untuk Raiden yang perlu dia ambil di sana, sehingga wanita itu sengaja menyuruh Abigail. Namun, sialnya jalanan menuju gudang dalam perbaikan, tanahnya berlumpur karena hujan yang melanda semalam. Kesialan tidak sampai di sana, Abigail terjatuh akibat jalanan yang licin dan berlumpur.

“Argh! Sial!” umpat Abigail sembari menggosok tubuhnya karena lumpur yang sulit dihilangkan.

Setelah menghabiskan waktu selama hampir tiga puluh menit, akhirnya dia ke luar dari kamar mandi dan mendapati Raize di dekat tempat tidur Raiden.

“Raize, ada apa? Maafkan aku, apa aku terlalu lama di kamar mandi?” tanya Abigail dengan cemas.

“Sepertinya Tuan Raiden membutuhkan sesuatu, hanya saja … saya tidak tahu apa itu?”

Abigail yang masih mengeringkan rambutnya dengan handuk pun berhenti dan berjalan mendekati Raiden. Dia menatap wajah suaminya dan melihat sorot mata Raiden yang melirik pada nakas di samping tempat tidur.

“Uhm, kamu mau minum?” tanya Abigail sedikit menebak.

Raiden mengedipkan mata dua kali dan membuat Abigail tersenyum. Dia meraih gelas dan meminta bantuan Raize untuk mengubah posisi Raiden dengan sedikit terangkat pada bagian kepalanya.

“Terima kasih, Raize. Aku akan mengambil alih dari sini. Maaf sudah merepotkanmu,” ucap Abigail.

Raize mengangguk dan kembali pada posisinya untuk berjaga di depan pintu kamar.

“Maafkan aku, sepertinya aku terlalu lama di dalam sana. Ini semua ulah Tante Yudith, dia sungguh menyebalkan. Menyuruhku untuk pergi ke gudang dan mengambil apa pun dengan sengaja.” Abigail menggerutu di depan suaminya, seakan Raiden akan mengerti dengan keadaannya.

***

Jam makan malam, Rafael hadir di sana dan menyuruh Abigail bergabung. Kali ini Yudith bersikap biasa saja pada Abigail, bahkan tidak ada satu kalimat pun yang ke luar dari bibirnya. Di antara mereka ada sosok pria lain, pria yang memiliki usia sama dengan suami Abigail. Meski beberapa kali dia terlihat di sana, tetapi Abigail belum mengenalnya.

Kali ini, pria itu memperkenalkan diri dengan baik di depan Abigail dan keluarganya. Evan, dia adalah anak dari Yudith dan Laos. Pria berusia dua puluh delapan tahun itu terlihat menatap Abigail dengan tatapan aneh.

Pria itu, sepertinya akan menambah bebanku di rumah ini, pikir Abigail.

Setelah kegiatan makan malam selesai, Rafael mengumumkan, bahwa dia akan pergi untuk beberapa hari karena urusan bisnis. Tentu saja hal itu membuat Yudith tersenyum dalam hati, begitu juga dengan seseorang yang baru mengenal Abigail.

Evan memiliki sifat yang sangat buruk, apa pun yang dimiliki Raiden akan direbutnya. Kali ini, Evan sedang mengamati sosok Abigail yang begitu berani saat diperintah ibunya. Ya, diam-diam Evan mengamati apa yang dilakukan Abigail jika mendapat perintah dari Yudith.

Mendengar pengumuman Rafael, Abigail seakan ingin berkata untuk ikut saja bersama sang kakek. Abigail merasa tersiksa saat Rafael tidak ada di rumah, bahkan rumah itu terasa seperti istana dongeng.

Rasanya aku hampir bernasib sama dengan Cinderella, hanya saja aku sudah menikahi sang pangeran. Apa ini kolaborasi antara Cinderella dan Bella? Batin Abigail.

Setelah semua orang kembali pada kegiatan masing-masing, Abigail kini duduk di samping Raiden. Dia baru saja selesai membantu Raiden makan. Kini, Abigail ingin membaca sebuah buku di samping suaminya. Dokter menyarankan agar ada interaksi yang lebih sering untuk memacu kesembuhan.

Abigail teringat dengan beberapa informasi yang didapatkannya dari website. Membaca buku dan mengajak seseorang yang mengalami kondisi vegetatif berbicara, bisa membantu merangsang kinerja otaknya.

“Raiden, aku akan membaca sebuah buku untukmu. Aku mendapatkannya dari rak buku yang ada di sudut kamar ini. Sepertinya kamu sangat suka membaca. Ah, sepertinya kamu pernah membaca buku ini, buku yang mangisahkan perebutan kekuasaan oleh seorang pangeran dan selir raja. Baiklah, aku akan mulai, dengarkan dengan baik. Namun, jika kamu mengantuk, silakan tidur, aku akan berhenti membacanya saat itu juga.”

Setelah itu, Abigail mulai mmabaca hingga hampir setengah buku. Raiden terlelap setelahnya, tapi tidak dengan Abigail. Dari pintu kamar terlihat Yudith memanggilnya dan membawa Abigail menuju sebuah kamar pelayan yang lama tidak digunakan.

“Uhm, apa yang akan Anda perintahkan setelah ini, Tante Yudith?” tanya Abigail dengan perasaan gelisah.

“Kamar ini sepertinya cocok denganmu. Aku yakin, Raiden pun tidak akan menyukai jika ada seseorang yang tidur di sampingnya dan mendengkur dengan kencang.”

Mendengar ucapan Yudith membuat Abigail merasa tersinggung. Abigail membalas ucapan Yudith dengan sangat baik dan membuat wanita itu tak berkutik.

“Yang aku tahu, aku ini istri dari Raiden, bukan pelayan yang bisa diperlakukan seperti ini. Selama beberapa hari ini, Raiden tidak mengajukan protes saat aku tidur di sampingnya. Sebaiknya aku bertanya pada Kakek Rafael untuk masalah ini, apakah aku benar-benar pantas diperlakukan seperti seorang pelayan? Meskipun pernikahan ini atas dasar hutang orang tuaku, tetapi tidak seharusnya aku mendapatkan perlakuan ini dari Tante Yudith.”

“Kamu! Berani sekali menjawabku.”

“Tante Yudith yang selalu ingin dipanggil Nyonya, aku sarankan untuk tidak terlalu menyiksaku di rumah ini, meski aku tahu posisiku memang tidak penting, tetapi aku tahu mana yang benar dan mana yang salah. Sudah malam, sebaiknya aku segera tidur. Selamat malam.”

Abigail melenggang pergi dari hadapan Yudith dan kembali ke kamar Raiden. Seperti biasa, dia akan menggerutu selama beberapa detik hingga akhirnya bergabung dengan Raiden untuk terlelap

Di tempat lain, Rafael tersenyum melihat tingkah Abigail dari CCTV. Pria tua itu mengamati setiap pergerakan di rumahnya dari kamera pengawas yang dipasang secara tersembunyi tanpa Yudith tahu. Rafael juga menyukai sikap Abigail yang tidak mudah ditindas dan penyayang. Terbukti dari kamera yang menampilkan bagaimana sikap wanita itu pada Raiden selama beberapa hari ini.

“Pilihanku memang tidak salah.”

Terpopuler

Comments

nick mj

nick mj

lanjut

2023-01-04

0

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuut

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!