Sepakat

Santi dan Doni serentak melihat ke arah Dinda. Orang tuanya itu sama sekali tidak percaya dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya tadi, walaupun sebenarnya Santi sangat senang karena akhirnya Dinda bersedia untuk menjual rahimnya.

"Kau?!" Nathan begitu terkejut saat melihat wanita yang ada dihadapannya.

Begitu juga dengan Dinda, lagi-lagi ia dibuat terkejut karena pertemuannya dengan Nathan yang berulang kali. Akan tetapi itu sangatlah tidak penting untuk saat ini, karena yang terpenting adalah bagaimana caranya orang tuanya itu terlepas dari siksaan Nathan. Dinda benar-benar sudah ikhlas dan rela untuk menjual rahimnya kepada pria angkuh itu.

"Tidak Nak, jangan! Ayah tidak rela kamu menjual diri hanya karena kesalahan yang tidak Ayah lakukan," cegah Doni.

Dinda menghampiri kedua orang tuanya yang saat itu masih dipegangi oleh anak buah Nathan.

"Ayah, aku gak apa-apa. Justru aku yang tidak rela harus melihat kalian terus disiksa apalagi sampai masuk penjara," kata Dinda dengan matanya yang berkaca-kaca.

Kendati demikian, Nathan tetap merasa sangat senang mendengar akan hal itu, tidak memperdulikan siapa wanitanya. Justru dia semakin menginginkannya. Nathan pun segera saja meminta kedua anak buahnya untuk melepaskan orang tua Dinda. Lalu mereka berbicara tentang kesepakatan mereka dengan menandatangani sebuah kontrak kerjasama.

"Di dalam surat kontrak ini sudah tertulis tentang kesepakatan, jika Dinda bisa hamil anakku maka hutang kalian akan lunas," kata Nathan.

Tubuh Dinda seketika bergetar, tanpa berbasa-basi lagi Dinda pun langsung saja menandatangani surat tersebut, rasanya juga tidak ada lagi yang bisa ia pikirkan. Apalagi ia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana Nathan benar-benar serius mengancam keluarganya.

"Good!" Ucap Nathan tersenyum sumringah. Baiklah! Terimakasih," ucapnya setelah Dinda menandatangani surat kontrak, meskipun Dinda saat itu sama sekali tidak tersenyum, malah terlihat begitu sangat sedih.

"Paman, Bibi, aku ingin berbicara berdua dengan anak kalian, bisa kalian meninggalkan kami?" Pinta Nathan.

Santi mengangguk dengan cepat. Sedangkan Doni terlihat begitu berat, dunianya seakan hancur, dia masih menahan perih di dadanya karena dengan mata kepalanya sendiri melihat anak perempuan satu-satunya itu rela menjadi korban atas kesalahan yang sama sekali tidak ia lakukan. Santi menarik lengan suaminya itu agar segera pergi, menurutnya jika masalah itu cepat selesai, maka penderitaan mereka juga akan segera berakhir. Dengan sangat terpaksa Doni pun mengikuti sang istri untuk masuk ke dalam kamar.

*****

Kini di ruang tamu hanya tinggal Nathan dan Dinda yang masih diam membisu.

"Tidak ku sangka ternyata dunia ini begitu sempit, kita selalu saja bertemu dan ternyata kau adalah anak dari di Bi Santi," kata Nathan memecah keheningan.

"Ya dan menurutku ini adalah sebuah kesialan. Aku tidak menyangka ternyata selain pria angkuh, kau juga pria yang kejam. Jadi selama ini kau yang telah mengancam keluargaku," ucap Dinda begitu kesal.

"Hey jaga bicaramu, aku bersikap seperti itu juga karena ulah ayahmu. Ayahmu sendiri yang telah berani mengkorupsi uang perusahaanku. Aku hanya memberinya peringatan, inilah akibatnya karena dia telah berani mengkhianatiku," kata Nathan dengan sorotan tajam menatap Dinda.

"Aku yakin itu bukan perbuatan Ayahku," kata Dinda. Tentu saja ia tidak percaya, karena dia tahu betul bagaimana sifat ayahnya.

"Apa kau bisa membuktikannya?" Tanya Nathan dengan suara meninggi.

Dinda terdiam, memang ia sama sekali tidak bisa membuktikan apapun, bahkan untuk menyewa detektif atau pengacara untuk menyelidikinya pun ia tidak mampu.

"Sudahlah, kau sudah menandatanganinya. Bukankah itu berarti kau siap untuk hamil anakku? Nanti malam kita bertemu, aku akan mengirimkan alamatnya kepadamu. Sekarang masukkan nomor ponselmu," ucap Nathan sembari menyodorkan ponselnya.

Dengan gugup Dinda pun mengambil ponsel dari tangan Nathan, lalu menekan nomornya.

"Ingat, kita tidak hanya sekali melakukannya, tapi sampai kau hamil anakku. Ya bersyukurlah kalau kau bisa langsung hamil, maka setelah itu kita tidak akan pernah berhubungan lagi," kata Nathan.

"Itu juga yang aku harapkan," kata Dinda ketus.

"Kau jangan terlalu bangga. Apa kau pikir aku senang akan melakukan ini denganmu? Sama sekali tidak. Ini semua hanya demi Ibuku," kata Nathan.

"Apa kau pikir aku akan bangga berhubungan dengan pria yang telah beristri. Memangnya kenapa dengan istrimu sampai kau harus membeli rahim wanita lain?" Cibir Dinda.

"Itu bukan urusanmu, yang penting sekarang aku sudah membeli rahimmu. Selain hutang keluargamu lunas, aku juga akan membayar mahal setelah nanti anakku lahir," kata Nathan.

"Kalau kau sudah tidak ada urusan lagi, sebaiknya sekarang kau pergi saja dari sini!" Usir Dinda yang tak ingin berbicara apapun lagi dengan Nathan.

Nathan tersenyum smirk, "Baiklah! Tapi jangan lupa nanti malam. Kalau kau tidak datang, maka aku tidak segan-segan untuk langsung membunuh orang tuamu," Nathan kembali memperingatkan Dinda dengan tatapan sinis. Lalu ia pun segera saja beranjak pergi meninggalkan rumah Dinda.

*****

Tangisan Dinda pecah begitu saja saat Nathan sudah tak terlihat lagi dari pandangan matanya, ia tahu jika keputusannya itu adalah berat dan tidak masuk akal. Tapi itulah kenyataannya sekarang, dia sudah menandatangani surat kontrak kerja sama tersebut dan tidak dapat dibatalkan. Jika ia membatalkannya, bukan hanya kedua orang tuanya saja yang akan diancam masuk penjara atau dibunuh, tetapi Dinda harus menanggung hutang keluarganya yang akan bertambah banyak. Menurutnya mungkin ini memang sudah saatnya Dinda membalas kasih sayang orang tua yang telah melahirkan, merawat dan membesarkannya.

Doni keluar dari kamar dan menghampiri Dinda yang saat itu sedang menangis tersedu-sedu.

"Dinda, maafkan Ayah ya Nak, ini semua salah Ayah. Ayah yang sudah membuat kamu harus rela berkorban seperti ini Nak," kata Doni lalu memeluk erat anaknya.

Sedangkan Santi sama sekali tak ada rasa bersalah, dia senang karena akhirnya Dinda menuruti apa permintaannya. Sungguh ibu yang kejam, sama sekali tak punya perasaan meskipun Dinda adalah anak kandungnya sendiri.

"Ayah … ," ucap Dinda dengan isak tangisnya. Ia menangis di dalam pelukan hangat ayahnya itu. "Maafkan aku juga Ayah, karena aku harus melayani pria beristri. Aku sudah tidak punya pilihan lain, Ayah pasti jijik kan karena anak Ayah ini akan menjadi wanita yang kotor."

"Tidak Dinda, tidak" ini semua terjadi karena kesalahan Ayah, kamu hanya ingin menolong keluarga ini," kata Doni yang juga ikut menangis.

Bagaimana mungkin dia akan menyalahkan Dinda, justru dia merasa sangat bersalah karena tidak dapat berbuat apapun sehingga anaknya lah yang menjadi korban. Hatinya begitu perih karena anak perempuan satu-satunya harus tidur dengan pria beristri dan hamil anaknya tanpa ikatan apapun. Entah bagaimana nasib Dinda kedepannya nanti, siapa yang akan menerima Dinda apa adanya? Sudah jelas sebagai seorang ayah, Doni merasa gagal melindungi anaknya, Dinda.

"Sebenarnya kamu tidak perlu melakukan itu, kamu bisa pergi dari sini jauh-jauh bersama Ibumu, biarlah Ayah yang menanggung semuanya," kata Doni yang membuat Dinda dan Santi tersentak.

...………… Bersambung …… ...

Terpopuler

Comments

sari_afyou

sari_afyou

sebenernya Nathan grenfleg apa redfleg sih karakter nya ..🤭

2023-10-17

3

Rohiyah

Rohiyah

kenapa kaga disuruh nikah sama bapaknya ya thor masa berjinah si

2023-10-17

2

Natha

Natha

nikah siri aja lah drpd dosa

2023-07-08

3

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Mama
2 Gadis Miskin VS Tuan Angkuh
3 Nathan VS Gery
4 Aku Bersedia
5 Sepakat
6 Terpaksa Menyerahkan
7 Selalu Terbayang
8 Berusaha Melupakan
9 Ingin Bertemu
10 Perasaan Apa ini?
11 Merasa Kagum
12 Ungkapan Hati
13 Dilema
14 Saling Memikirkan
15 Bertemu Lagi
16 Positif
17 Merayu Nathan
18 Melepas Rindu
19 Menjalin Hubungan
20 Aku Mencintaimu
21 Disidang
22 Kembalilah Padaku
23 Disidang Kembali
24 Memilih Untuk Menjauh
25 Mencari Dinda
26 Kehidupan Baru
27 Merasa Bersalah
28 Tugas Baru
29 Kota Bandung
30 Bertemu Kembali
31 Mengetahui Sebuah Fakta
32 Mencoba Menerima
33 Keputusan Nathan
34 24 Minggu.
35 Melamar
36 Clara Melahirkan
37 Penuh Kejanggalan
38 Nadine Karina Collin
39 Keenan Edward Collin
40 Pertemuan Tak Terduga
41 Sama-Sama Terkejut.
42 Happy Birthday Keenan
43 Curhatan Anak Kecil
44 Alasan Membuat Ulah
45 Bertemu Nadine
46 Mengungkap Rahasia
47 Bertemu Sahabat Lama
48 Ingin Berpisah
49 Pilihan Yang Sulit
50 Curhatan Sahabat Lama
51 Meminta Penjelasan
52 Berpisah
53 Menenangkan Keenan
54 Melamar Dinda
55 Membujuk Anak-Anak
56 Menerima Lamaran
57 Pernikahan Nathan Dan Dinda
58 Kehidupan Yang Baru
59 Berakhir Bahagia.
60 Info Novel Baru Kisah Keenan dan Nadine
61 Asmara Si kembar.
62 Mewujudkan Cita-Cita.
63 Memperjelas Hubungan.
64 Mengungkapkan Perasaan.
65 Memikirkan Ciara.
66 Cemburu.
67 Sama Persis.
68 Sama-Sama Merasakan.
69 Sandiwara.
70 Perhatian.
71 Ada Yang Berbeda.
72 Liburan.
73 Mengakuinya.
74 Kemarahan Ciara.
75 Menghindar.
76 Kabar Mengejutkan.
77 Pertengkaran Saudara.
78 Akan Bertanggung Jawab.
79 Itu Anakku!
80 Diusir dari Rumah.
81 Terpaksa Menyetujui.
82 Dengan Syarat.
83 Pernikahan Kenzo Dan Ciara.
84 Pindah Rumah.
85 Seperti Mimpi.
86 Diliputi Rasa Benci.
87 Memeriksa Kandungan.
88 Melampiaskan Rasa Amarah.
89 Menyerang Kenzie.
90 Kenangan Masa Lalu.
91 Panik.
92 Melawan Rasa Gengsi.
93 Aku Lelah!
94 Salah Paham.
95 Menyatakan Perasaan.
96 Bersikap Cuek.
97 Memberi Kesempatan.
98 Tidak Sengaja.
99 Sudah Tak Peduli.
100 Membuka Hati.
101 Berbaikan.
102 Mencicipi Masakan Menantu.
103 Tidak Mengingat.
104 Mbah Google.
105 Mencurigai Seseorang.
106 Mencari Bukti.
107 Belajar Mencintai.
108 Tidak Terima.
109 Berebut Remote.
110 Dirampok.
111 Dugaan Polisi.
112 Kembali Seperti Semula.
113 Karena Alasan.
114 Tidak Mempercayai Ucapan Kenzie.
115 Sudah Mengetahuinya.
116 Memanfaatkan Keadaan.
117 Egois.
118 Aku Butuh Kamu.
119 Menutupi Kesalahan.
120 Asalkan Bersamamu.
121 Jujur.
122 Bukti.
123 Kecewa Yang mendalam.
124 Merasa Bersalah.
125 Sang Pelaku.
126 Mencari Ciara.
127 Menyelamatkan Ciara.
128 Tidak Baik-Baik Saja.
129 Firasat.
130 Menahan Kesedihan.
131 Hasil Lab Kenzo.
132 Permintaan Ciara.
133 Dibawa Keluar Negeri.
134 Baby K.
135 Tersiksa Karena Rindu.
136 Surat Perceraian.
137 Aku Datang Untukmu.
138 Menunjukkan Rasa Cintanya.
139 Kabar Baik.
140 Memberi Semangat.
141 Berhasil Dioperasi.
142 Masa Pemulihan.
143 Membatalkan Surat Perceraian.
144 Kenara Elvani Collin.
145 Masuk Bui.
146 Baby Moon.
147 Mendapatkan Kebahagiaan (TAMAT).
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Permintaan Mama
2
Gadis Miskin VS Tuan Angkuh
3
Nathan VS Gery
4
Aku Bersedia
5
Sepakat
6
Terpaksa Menyerahkan
7
Selalu Terbayang
8
Berusaha Melupakan
9
Ingin Bertemu
10
Perasaan Apa ini?
11
Merasa Kagum
12
Ungkapan Hati
13
Dilema
14
Saling Memikirkan
15
Bertemu Lagi
16
Positif
17
Merayu Nathan
18
Melepas Rindu
19
Menjalin Hubungan
20
Aku Mencintaimu
21
Disidang
22
Kembalilah Padaku
23
Disidang Kembali
24
Memilih Untuk Menjauh
25
Mencari Dinda
26
Kehidupan Baru
27
Merasa Bersalah
28
Tugas Baru
29
Kota Bandung
30
Bertemu Kembali
31
Mengetahui Sebuah Fakta
32
Mencoba Menerima
33
Keputusan Nathan
34
24 Minggu.
35
Melamar
36
Clara Melahirkan
37
Penuh Kejanggalan
38
Nadine Karina Collin
39
Keenan Edward Collin
40
Pertemuan Tak Terduga
41
Sama-Sama Terkejut.
42
Happy Birthday Keenan
43
Curhatan Anak Kecil
44
Alasan Membuat Ulah
45
Bertemu Nadine
46
Mengungkap Rahasia
47
Bertemu Sahabat Lama
48
Ingin Berpisah
49
Pilihan Yang Sulit
50
Curhatan Sahabat Lama
51
Meminta Penjelasan
52
Berpisah
53
Menenangkan Keenan
54
Melamar Dinda
55
Membujuk Anak-Anak
56
Menerima Lamaran
57
Pernikahan Nathan Dan Dinda
58
Kehidupan Yang Baru
59
Berakhir Bahagia.
60
Info Novel Baru Kisah Keenan dan Nadine
61
Asmara Si kembar.
62
Mewujudkan Cita-Cita.
63
Memperjelas Hubungan.
64
Mengungkapkan Perasaan.
65
Memikirkan Ciara.
66
Cemburu.
67
Sama Persis.
68
Sama-Sama Merasakan.
69
Sandiwara.
70
Perhatian.
71
Ada Yang Berbeda.
72
Liburan.
73
Mengakuinya.
74
Kemarahan Ciara.
75
Menghindar.
76
Kabar Mengejutkan.
77
Pertengkaran Saudara.
78
Akan Bertanggung Jawab.
79
Itu Anakku!
80
Diusir dari Rumah.
81
Terpaksa Menyetujui.
82
Dengan Syarat.
83
Pernikahan Kenzo Dan Ciara.
84
Pindah Rumah.
85
Seperti Mimpi.
86
Diliputi Rasa Benci.
87
Memeriksa Kandungan.
88
Melampiaskan Rasa Amarah.
89
Menyerang Kenzie.
90
Kenangan Masa Lalu.
91
Panik.
92
Melawan Rasa Gengsi.
93
Aku Lelah!
94
Salah Paham.
95
Menyatakan Perasaan.
96
Bersikap Cuek.
97
Memberi Kesempatan.
98
Tidak Sengaja.
99
Sudah Tak Peduli.
100
Membuka Hati.
101
Berbaikan.
102
Mencicipi Masakan Menantu.
103
Tidak Mengingat.
104
Mbah Google.
105
Mencurigai Seseorang.
106
Mencari Bukti.
107
Belajar Mencintai.
108
Tidak Terima.
109
Berebut Remote.
110
Dirampok.
111
Dugaan Polisi.
112
Kembali Seperti Semula.
113
Karena Alasan.
114
Tidak Mempercayai Ucapan Kenzie.
115
Sudah Mengetahuinya.
116
Memanfaatkan Keadaan.
117
Egois.
118
Aku Butuh Kamu.
119
Menutupi Kesalahan.
120
Asalkan Bersamamu.
121
Jujur.
122
Bukti.
123
Kecewa Yang mendalam.
124
Merasa Bersalah.
125
Sang Pelaku.
126
Mencari Ciara.
127
Menyelamatkan Ciara.
128
Tidak Baik-Baik Saja.
129
Firasat.
130
Menahan Kesedihan.
131
Hasil Lab Kenzo.
132
Permintaan Ciara.
133
Dibawa Keluar Negeri.
134
Baby K.
135
Tersiksa Karena Rindu.
136
Surat Perceraian.
137
Aku Datang Untukmu.
138
Menunjukkan Rasa Cintanya.
139
Kabar Baik.
140
Memberi Semangat.
141
Berhasil Dioperasi.
142
Masa Pemulihan.
143
Membatalkan Surat Perceraian.
144
Kenara Elvani Collin.
145
Masuk Bui.
146
Baby Moon.
147
Mendapatkan Kebahagiaan (TAMAT).

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!