Menjadi Milikku

Kania terdiam sebentar. Ia tahu orang yang ditolongnya adalah Drake Cole. Si Aktor yang namanya sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Ia mengetahui sejak satu hari setelah kecelakaan. Tepatnya saat tidak sengaja melihat berita di layar ponselnya.

“Biarkan dia masuk,” balas Kania.

Pintu terbuka. Menampilkan seorang pria yang menggunakan serba hitam. Dari topi hingga sepatu. Tidak lupa mengenakan masker hitam juga. Drake, di tangannya membawa sebuah bunga.

“Hai Kania. We meet again,” sapa Drake ketika masuk ke dalam ruangan Kania. Entah kenapa aura Drake membawa hawa dingin di ruangan.

Kania tersenyum tipis. Ia berdiri dan menghampiri Drake yang tidak jauh dari tempatnya duduk. “You look so good. Sudah sembuh?” tanyanya.

“Ya, berkat pertolonganmu.” Drake menyerahkan bunga yang telah ia bawa pada Kania.

Kania menerimanya. “Thanks.”

Drake membuka maskernya. Hingga wajah tampannya tidak terhalang apapun. Kania hanya terdiam. Melihat lagi wajah Drake namun sekarang dengan keadaan yang jauh lebih baik. Tentu Kania mengakui jika Drake sangat tampan. Ditambah dengan postur tubuh tinggi dan tegap. Kania sempat terpaku beberapa detik.

“Tentang kerja sama yang akan kita lakukan. Aku bersedia menjadi Ambassador produkmu. Tapi ada syarat yang ingin kuajukan,” ucap Drake mendekati Kania. Langkahnya pelan dan semakin dekat dengan perempuan itu.

Kania mundur. Namun berhenti ketika punggunya sudah menyentuh pinggiran meja.

“Hanya satu syarat,” ucap Drake dengan suara beratnya.

“To the point, please.” Suara Kania terdengar sangat pelan. Sial, mendadak ia menjadi seorang tikus kecil berhadapan dengan Drake.

Drake mendekat. Menunduk dan mendekatkan bibirnya di telinga kanan Kania. “Satu syarat yaitu kau menjadi milikku.”

Kania mengepalkan tangan. “Tidak akan.”

Sontak jawaban Kania membuat Drake semakin tertarik. Ia menyunggingkan smirknya. “Berarti kau tidak ingin perusahaanmu maju?”

“Setelah melihat riset tentangmu, kau membawa pengaruh besar pada masyarakat dan tentu akan berdampak sekali pada perusahaanku nantinya.” Kania menatap datar Drake. “Tapi aku tidak ingin ada masalah pribadi yang sengaja dimasukkan ke dalam urusan kerja. Kau maupun aku seharusnya adalah dua orang asing yang hanya menjalankan profesionalisme kerja.”

Drake mengambil langkah lebih dekat lagi dengan Kania. “Tidak ada orang yang bersih di dunia ini, Kania. Hanya menjadi milikku kau akan mendapatkan segalanya. Perusahaanmu akan sukses di tanganku. Aku akan membawa relasi yang bagus untukmu.”

Kania tertawa remeh. Ia berkacak pinggang sembari menatap pria di depannya ini. Ternyata bukan malaikat tampan yang membawa kedamaian, melainkan iblis yang membawa kehancuran.

“Tuan Drake yang terhormat—jika anda menawarkan syarat yang tidak masuk akal dan berbelit-belit untuk kerja sama dengan perusahaanku, lebih baik tidak usah. Kita batalkan saja. aku juga bisa mencari aktor yang lebih baik darimu. Aku juga bisa memajukan perusahaanku sendiri. Tidak usah sombong hanya karena kau dikenal banyak orang!”

Dengan lancangnya Drake meraih pinggang Kania. Hingga perempuan itu terpekik dan tubuh depannya menempel pada tubuh Drake.

Kania berusaha melepaskan diri. “Lepaskan aku!” tangannya berusaha mendorong dada Drake menjauh.

Namun dari segi kekuatan tentu saja Kania kalah. Tangan Drake terlalu kuat memeluk pinggangnya. “So, dengan penolakanmu aku semakin tertarik.” Tangan kanananya digunakan menelusuri lekuk wajah cantik Kania. “Kau tidak tahu aku sebenarnya. Yang diberitahu pegawaimu hanya 10 % dariku. Mari kita lihat seberapa jauh kau akan bertahan.”

Drake melepaskan Kania. Pria itu tersenyum mengerikan kemudian keluar dari ruangan. Meninggalkan seorang perempuan yang siap meledakkan emosinya.

“DRAKE SIALAN!” umpat Kania dengan wajah yang memerah.

**

Hanya dalam kurun 1 minggu. Segala rencana yang telah disusun mulai berantakan. Dari gedung tempat yang akan digunakan launching produk mendadak disewa perusahaan lain. Tim bagian syuting yang tiba-tiba mengundurkan diri. Wartawan dan portal berita yang ingin bayaran jauh lebih tinggi dari biasanya. Paling parahnya adalah aktor maupun aktris yang dihubungi untuk menjadi Ambassador semuanya menolak dengan alasan sibuk.

“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi semuanya berantakan. Jika memulai lagi dari awal. Waktunya tidak akan cukup,” jelas kepala bagian pelaksana acara.

“Tidak hanya itu, para pemegang saham ingin mencabut sahamnya dengan alasan tidak masuk akal. Katanya Perusahaan ini kecil dan tidak bisa berkembang, mangkanya mereka ingin segera menarik sahamnya.” Kini bagian Keuangan angkat bicara.

Kania memejamkan matanya sebentar. Semua orang yang berada di ruang meeting bisa melihat pimpinan mereka meremas botol air mineral hingga airnya muncrat kemana-mana.

“Akan kuhabisi kau, Bastard!”

Tidak ada yang tahu pasti Bastard yang dimaksud Kania siapa. Semua pegawai yang berada di sana hanya terdiam membisu, seakan mengunci mulut mereka rapat-rapat. Merinding karena baru pertama kali melihat Kania semarah ini. Bos mereka yang dikenal cantik dan ramah menampilkan sisi baru yang berbeda.

**

“Kau yakin melakukan semua itu, Bos?” tanya seorang pria.

Di dalam sebuah penthouse mewah. Seorang pria tampan melipat kakinya. Jari-jari tangannya mengampit seputung rokok. Terbit sebuah senyum dari bibirnya. “Ya. Dia menarik. Aku suka sekali melihat raut wajah marahnya.” Drake tertawa kecil membayangkan betapa kacaunya Kania sekarang. “Dia telah membangunkan sisi iblisku. Seorang Drake tidak mungkin ditolak. Kau juga berpikir begitu?”

Jefri menegakkan tubuhnya. Ia mengangguk. Dalam hati ia berdebar takut melihat Drake yang seperti Psikopat. “Tentu, Bos. Memangnya wanita seperti apa sampai menolak pria sempurna seperti dirimu.”

Tangan Drake mengambil gelas kecil yang berisi cairan vodka. Meminumnya perlahan, menikmati bagaimana cairan itu melewati kerongkongannya.

“Lihat seberapa jauh dia bertahan,” ujarnya. Ia menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asap dari bibirnya. “Kania Ayu Maharani—youre mine.”

Publik hanya tahu seorang Drake adalah aktor tampan dengan kepribadian baik. Ramah dan sering mengajak mengobrol penggemarnya. Mereka tidak akan tahu Drake yang sebenarnya adalah pria dengan aura mematikan, harus mendapatkan apa yang dia mau dan tidak menerima kata kekalahan.

“Sebenarnya apa alasan Bos mengusik perempuan itu?” tanya Jefri.

“Kania—perempuan lancang yang menolongku. Secara tidak langsung dia telah menyerahkan diri masuk ke kehidupanku. Aku tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja dariku.”

**

Di dalam ruangannya, Kania tidak bisa menahannya lagi. Perlahan-lahan semuanya terasa begitu jelas jika kekacauan yang terjadi memang ulah seseorang yang tak lain adalah Drake Cole. Kepalanya terasa akan pecah karena terlalu banyak memikirkan solusi apa yang harus digunakan untuk mengatasi semau kekacauan ini.

Ia mengambil ponselnya. Mendial nomor yang kemarin menjadi nomor daftar hitamnya.

“Hallo—aku ingin bertemu denganmu,” ucap Kania.

“Akhirnya kau menghubungiku. Sekacau apa dirimu sekarang?” tanya Drake meremehkan.

“Tutup mulutmu! Aku hanya ingin bertemu denganmu.”

“Datang ke Penthouseku.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!