Bab 3. Patah

Adam yang merasa kasihan kepada Hayu, akhirnya memutuskan untuk mengantar gadis tersebut ke rumah Ferhat. Dia menutup toko lebih awal dan mengantar Hayu ke rumah lelaki itu. Akan tetapi, Adam yang tak ingin terlibat lebih jauh lagi, memutuskan untuk langsung pulang usai mengantar Hayu.

"Aku langsung pulang, ya? Siapkan hati serta mental untuk menerima kenyataan," pesan Adam.

Hayu hanya tersenyum simpul. Dia tidak tahu maksud dari ucapan Adam. Akan tetapi, perempuan cantik itu memutuskan untuk mengangguk saja.

Tak lama kemudian mobil Adam kembali melaju kencang meninggalkan tubuh mungil Hayu sendirian. Hayu balik kanan, menatap bangunan mewah yang ada di depannya. Dia tak berhenti berdecap kagum.

Rumah itu memiliki pagar besi yang sangat tinggi dengan cat berwarna emas. Dari celah pagar, Hayu dapat melihat kalau kediaman Ferhat memiliki halaman yang sangat luas. Bangunan rumah tersebut memiliki tiga lantai dengan arsitektur bernuansa modern.

"Aku nggak menyangka kalau kamu sekaya ini, Fer!" seru Hayu sambil terus berdecap kagum dan menggelengkan kepala.

Hayu pun kembali melancarkan niatnya. Perempuan itu menarik koper dan mendekati bangunan tersebut. Dia mulai menekan tombol yang ada di dinding samping gerbang.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki tinggi dengan badan atletik keluar. Tatapannya begitu dingin ketika melihat Hayu. Lelaki itu meneliti penampilan Hayu dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Malam, Pak. Apa benar ini kediaman Ferhat?" tanya Hayu sopan diikuti dengan sebuah senyum manis.

"Hm," jawab sang penjaga dengan nada bicara yang sedikit ditinggikan.

"Saya ...." Hayu terlihat berpikir sejenak.

Perempuan itu bingung harus memperkenalkan diri sebagai siapa. Untuk sekarang ini, Hayu tidak bisa mengaku kalau dia adalah teman kencan online Ferhat. Akhirnya Hayu memperkenalkan diri sebagai teman Ferhat.

"Tuan tidak mungkin memiliki teman seperti Anda, Nona." Penjaga tersebut tersenyum miring sambil melemparkan tatapan penuh hinaan.

"A-aku benar-benar temannya. Mintalah dia turun, maka kamu akan percaya dengan ucapanku." Hayu berusaha membujuk sang penjaga dengan suara yang bergetar.

"Halah! Sudah banyak sekali orang sepertimu yang datang ke sini! Aku tidak akan percaya! Pulanglah, sudah malam!" usir lelaki bertubuh kekar itu sambil bersiap kembali masuk ke pekarangan rumah Ferhat.

"Pak, tolong panggilkan Ferhat sebentar saja! Aku harus memastikan sesuatu! Jika memang dia tidak ingin menemuiku, aku ingin mendengar langsung dari mulutnya!" Hayu terus mengguncang pintu pagar yang kini sudah tertutup.

Penjaga itu tidak menggubris teriakan Hayu. Justru dia kini memasang headphone pada telinga dan mulai mendengarkan lagu kesukaannya dengan volume keras, agar tidak mendengar lagi teriakan Hayu. Kepala lelaki itu sesekali bergerak seiring dengan alunan musik.

"Tolong, Pak. Panggilkan dia! Aku janji, kalau dia tidak ingin bertemu denganku, aku akan langsung angkat kaki dari sini!" Hayu terus mengatakan kalimat tersebut berulang kali.

Jarum jam terus berputar, sudah satu jam lebih Hayu ada di depan rumah Ferhat. Kini udara dingin semakin menusuk tulang. Rasa kantuk mulai menyerang mata perempuan itu.

Berulang kali Hayu menggelengkan kepala untuk mengusir kantuk yang bergelayut pada pelupuk matanya. Hayu mulai berdiri dari atas lantai. Dia mengintip dari celah pagar untuk mengetahui keadaan di dalam pekarangan rumah Ferhat.

Penjaga rumah tersebut kini sedang tertidur dengan posisi duduk di atas kursi yang ada dalam pos jaga. Tubuhnya bersandar pada dinding bangunan. Sesekali dengkuran keras keluar dari bibir lelaki tersebut.

"Bagus, tidurlah yang nyenyak! Aku akan bisa masuk jika memanjat pagar!" Hayu pun mulai bersiap untuk memanjat pagar di hadapannya.

Di sisi lain, seorang lelaki bermata elang dan bertubuh tegap sedang menatap Hayu di balik tirai kamarnya. Dia terus memperhatikan tingkah Hayu selama satu jam terakhir. Rasa penasaran kini memenuhi hati lelaki tersebut.

Sampai akhirnya lelaki tersebut melihat Hayu berhasil melompati pagar, lalu berlari kecil ke arah pintu rumahnya. Dia tersenyum miring, kemudian balik kanan untuk keluar dari kamar. Langkah kaki lelaki tersebut menggema memenuhi rumah besar itu ketika dia menuruni satu per satu anak tangga di bawahnya.

Gedoran pintu mulai terdengar sehingga mengusik ketenangan malam itu. Lelaki tampan dengan rambut tipis yang memenuhi dagu itu pun segera meraih tuas pintu, lalu membukanya. Kini tatapan Hayu dan lelaki itu bertemu.

"Ferhat!" Hayu terbelalak ketika menatap paras tampan lelaki di depannya itu.

Hayu tak menyangka bahwa Ferhat jauh lebih tampan ketika dilihat secara langsung. Tiba-tiba lidah Hayu kelu. Tak ada sepatah kata pun yang mau keluar dari mulutnya.

"Kamu siapa?" tanya Ferhat dengan suara dingin yang begitu menusuk.

Hayu tertegun ketika memdengar pertanyaan itu keluar dari bibir Ferhat. Rasa kecewa kini memenuhi dadanya. Hatinya bergemuruh hebat, sehingga mata perempuan cantik itu mulai berkabut.

"A-aku Hayu! Apa kamu ... sudah melupakanku?" Mata Hayu pun berkaca-kaca.

Hatinya terasa nyeri karena Ferhat tidak mengenalinya. Lelaki itu sangat berbeda 180 derajat dari Ferhat yang dia kenal. Namun, Hayu masih berusaha berpikir positif.

"Ferhat, apa kabar? Kenapa tidak membalas pesanku?" tanya Hayu dengan suara bergetar karena menahan tangis.

"Pesan apa? Aku tidak pernah menerima pesan apa pun dari kamu. Aku tanya lagi, siapa kamu?" tanya Ferhat lagi dengan suara yang semakin terdengar dingin.

"Jadi begini caramu memperlakukanku?" Hayu tersenyum kecut.

Hatinya seakan dicabik-cabik ketika mendapati kenyataan saat ini. Ferhat bahkan tidak tahu namanya. Entah lelaki tersebut sengaja melupakan dirinya, atau terpaksa melakukan hal tersebut.

Air mata mulai menetes membasahi pipi Hayu. Rasa sesak di dada perlahan keluar dari bibir perempuan itu dengan wujud sebuah isak tangis. Ferhat hanya melemparkan tatapan dingin kepada Hayu.

Lelaki tersebut sama sekali tak tersentuh melihat Hayu yang sedang menangis sesenggukan. Dia terus bergeming, menatap Hayu yang semakin menangis keras. Tubuh Hayu sampai bergetar karena tangis yang pecah.

"A-aku tak menyangka kamu setega ini kepadaku. Ka-kamu bahkan berjanji untuk menemui aku di negara asalku," ucap Hayu terbata-bata.

Ferhat masih terdiam. Bahkan tangisan pilu Hayu tidak serta merta membuat hatinya luluh. Dia tetap bungkam sambil mendengarkan Hayu yang terus berbicara di antara isak tangis.

Tak lama kemudian, sang penjaga rumah berlari tergopoh-gopoh menghampiri Hayu. Dia terlihat panik. Kepala lelaki tersebut terus menunduk karena merasa lalai dalam bertugas.

"Maaf, Tuan. Saya akan membawa gadis ini pergi!" seru penjaga rumah sambil menarik lengan Hayu.

"Bawa saja dia pergi! Aku tidak suka melihat wajah gadis seperti dia!" ujar Ferhat dengan suara dingin yang berjasil membuat hati Hayu semakin remuk.

"Kamu tega, Fer! Kamu akan menyesali keputusanmu ini!" Hayu setengah berteriak sambil terus meronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman sang penjaga rumah.

Hayu terus berusaha melepaskan diri dari sang penjaga rumah. Bahkan dia nekat menggigit lengan lelaki tersebut sehingga bisa lolos dan kembali berlari ke arah Ferhat yang masih mematung di teras rumah. Hayu berhenti tepat di depan Ferhat, kemudian menengadahkan tangan.

"Aku akan pergi! Tapi, pinjami aku uang untuk membeli tiket pulang ke Indonesia! aku akan mengembalikannya setelah aku sampai di Indonesia," pinta Hayu dengan suara yang masih terbata-bata karena sisa tangis.

Ferhat mengerutkan dahi. Dia tak habis pikir dengan sikap ajaib perempuan di depannya itu. Lelaki tersebut melipat lengan di depan dada dan perlahan tubuhnya condong ke depan mendekati wajah Hayu.

Sebuah senyum miring terukir di bibir lelaki itu. Tatapan keduanya pun bertemu. Hayu si perempuan bodoh itu bahkan masih sempat terpesona dengan ketampanan Ferhat.

"Kamu mau meminjam uang dariku?" tanya Ferhat dengan senyum licik.

Terpopuler

Comments

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

Hasian Marbun Ian ayurafanisa

cuma nanya mereka pake bahasa apa thor?

2023-01-21

1

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞

🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦
Hayu Hayu...

2023-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ingin Bertemu Ferhat
2 Bab 2. Welcome to Qatar
3 Bab 3. Patah
4 Bab 4. Drop
5 Bab 5. Masuk ke Rumah Ferhat
6 Bab 6. Mulai Bekerja
7 Bab 7. Hukuman Pertama
8 Bab 8. Zulaikha
9 Bab 9. Sikap Manis Ferhat
10 Bab 10. Perubahan Kecil
11 Bab 11. Sebuah Ide
12 Bab 12. Trik
13 Bab 13. Mulai Menggali Memori
14 Bab 14. Semakin Dekat
15 Bab 15. Batal Kencan
16 Bab 16. Memenuhi Janji
17 Bab 17. Terbuka
18 Bab 18. Perselisihan
19 Bab 19. Peringatan
20 Bab 20. Kencan Pertama
21 Bab 21. Sebuah Restu
22 Bab 22. Mendalami Perasaan
23 Bab 23. Melewati Batas
24 Bab 24. Persiapan Nikah
25 Bab 25. Terpaksa Menikah
26 Bab 26. Sebuah Kebenaran
27 Bab 27. Melepaskan
28 Bab 28. Masa Lalu Kelam
29 Bab 29. Berusaha Tanpamu
30 Bab 30. Memulai Hari
31 Bab 31. Sebuah Keluarga
32 Bab 32. Kegelisahan Ferhat
33 Bab 33. Hampir Saja
34 Bab 34. Protes
35 Bab 35. Pergi
36 Bab 36. Duka
37 Bab 37. Menghindar
38 Bab 38. Penolakan
39 Bab 39. Persaingan
40 Bab 40. Harapan Baru
41 Bab 41. Sebuah Pengorbanan
42 Bab 42. Hanya Payung yang Tak Dianggap
43 Bab 43. Bersatu
44 PENGUMUMAN
45 Revenge of The Ugly Lily
46 Gairah Masa SMA
47 NOVEL BARU: Menjadi Pengantin Dokter Lumpuh
48 REKOMENDASI KARYA SAHABAT: PEMBALASAN SANG MANTAN ISTRI
49 Karya Baru: Haruskah Naik Ranjang?
50 Karya Baru: Toko Gaib (Apa yang Kamu Mau Ada di Sini)
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Bab 1. Ingin Bertemu Ferhat
2
Bab 2. Welcome to Qatar
3
Bab 3. Patah
4
Bab 4. Drop
5
Bab 5. Masuk ke Rumah Ferhat
6
Bab 6. Mulai Bekerja
7
Bab 7. Hukuman Pertama
8
Bab 8. Zulaikha
9
Bab 9. Sikap Manis Ferhat
10
Bab 10. Perubahan Kecil
11
Bab 11. Sebuah Ide
12
Bab 12. Trik
13
Bab 13. Mulai Menggali Memori
14
Bab 14. Semakin Dekat
15
Bab 15. Batal Kencan
16
Bab 16. Memenuhi Janji
17
Bab 17. Terbuka
18
Bab 18. Perselisihan
19
Bab 19. Peringatan
20
Bab 20. Kencan Pertama
21
Bab 21. Sebuah Restu
22
Bab 22. Mendalami Perasaan
23
Bab 23. Melewati Batas
24
Bab 24. Persiapan Nikah
25
Bab 25. Terpaksa Menikah
26
Bab 26. Sebuah Kebenaran
27
Bab 27. Melepaskan
28
Bab 28. Masa Lalu Kelam
29
Bab 29. Berusaha Tanpamu
30
Bab 30. Memulai Hari
31
Bab 31. Sebuah Keluarga
32
Bab 32. Kegelisahan Ferhat
33
Bab 33. Hampir Saja
34
Bab 34. Protes
35
Bab 35. Pergi
36
Bab 36. Duka
37
Bab 37. Menghindar
38
Bab 38. Penolakan
39
Bab 39. Persaingan
40
Bab 40. Harapan Baru
41
Bab 41. Sebuah Pengorbanan
42
Bab 42. Hanya Payung yang Tak Dianggap
43
Bab 43. Bersatu
44
PENGUMUMAN
45
Revenge of The Ugly Lily
46
Gairah Masa SMA
47
NOVEL BARU: Menjadi Pengantin Dokter Lumpuh
48
REKOMENDASI KARYA SAHABAT: PEMBALASAN SANG MANTAN ISTRI
49
Karya Baru: Haruskah Naik Ranjang?
50
Karya Baru: Toko Gaib (Apa yang Kamu Mau Ada di Sini)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!