Menikahi Mafia Arogan

Menikahi Mafia Arogan

Bab 1: Pembantaian

Cheryl tertegun saat menapakkan kakinya memasuki halaman rumah. Ia baru saja pulang dari pesta salah seorang teman.

Tubuhnya tampak gemetar melewati satu per satu pelayan rumah yang telah terkapar menjadi mayat. Mereka tergeletak begitu saja dengan bersimbah darah.

Melihat kejadian mengerikan itu bagaikan mimpi yang tak ingin ia hadapi. Napasnya terasa sesak memikirkan nasib keluarganya yang ada di dalam. Ia mempercepat langkah menuju rumah.

Pintu depan terbuka. Di sana juga terdapat mayat pengawal pribadi orang tuanya. Jantungnya seakan mau lepas saat menemukan sosok ayah dan ibunya juga telah terkapar di ruang tengah.

“Mama! Papa!” teriaknya histeris.

Cheryl langsung berlari mendekati mayat kedua orang tuanya. Dengan tangisan yang terdengar pilu, ia memeluk erat tubuh dingin ibunya juga memegang tangan ayahnya. Ia tidak mengira akan ada orang biadab yang tega membantai seisi rumahnya.

Suasana begitu sepi hingga tangisan Cheryl terdengar menggema di seluruh ruangan. Rasanya ia juga ingin ikut mati Bersama kedua orang tua juga para pelayannya.

“Mama … Papa … siapa yang melakukan semua ini? Huhuhu …. “ tangisan Cheryl masih juga belum berhenti meratapi kepergian kedua orang tuanya sekaligus.

Drap! Drap! Drap!

Terdengar langkah kaki mendekat ke arah Cheryl. Wanita itu menghentikan isakannya seraya menoleh ke asal suara. Seorang lelaki berpakaian rapi mengenakan jas berdiri di depan pintu. Di sekelilingnya terdapat pengawal yang tampak sigap memberikan pengamanan kepada sang bos besar.

Sebilah pistol dipegang oleh lelaki itu. Wajahnya sangat familiar untuk Cheryl. Lelaki itu beberapa kali dikenalkan oleh ayahnya, bahkan pernah berniat menjodohkan mereka. Namanya Januar Atmaja, lelaki dingin yang dikenal dengan panggilan Janu itu merupakan putra dari sahabat ayahnya.

Darah Cheryl seakan mendidih melihat pelaku pembantaian keluarganya ada di sana. “Dasar b1adab!” umpatnya.

Para pengawal langsung mengacungkan senjata saat Cheryl terlihat bangkit dan hendak menghampiri bosnya. Namun, Janu memberi isyarat agar mereka menurunkan senjata.

“Lelaki br3ngsek! B@ngsat! B1adab! Kenapa kamu tega membunuh keluargaku? Huhuhu ….” Cheryl melampiaskan kekesalannya dengan memukuli Janu. Bahkan ia berusaha untuk mencakar wajah lelaki itu. Segala umpatan ia keluarkan untuk mengutarakan kesedihan dan kemarahannya.

“Kenapa kalian masih diam di sini? Cepat cari dokumen-dokumen berharga yang masih tersisa!” perintah Janu kepada para pengawalnya sembari menahan tangan Cheryl yang terus menyerangnya.

Para pengawal berpencar ke setiap sudut rumah untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.

“Kamu mau apa dari rumah ini? Kalau ingin merampok, kenapa harus membunuh mereka semua, hah!” ucap Cheryl.

Janu terkesan tidak mau menanggapi semua ucapan Cheryl. Ia hanya berusaha bersabar agar tidak terpancing emosi dengan kelakuan Wanita itu.

“Dasar pembunuh! Aku tidak akan membiarkanmu hidup tenang! Aku bersumpah akan membunuhmu, Janu!” teriak Cheryl.

Tidak tahan dengan kebisingan yang wanita itu buat, Janu membawa paksa Cheryl di atas pundaknya. Ia membawa wanita itu keluar dari rumah. Setiap langkah yang dilakukan, wanita itu meronta meminta dirinya untuk melepaskan.

Janu tidak mau mendengarkan keinginannya. Ia memasukkan Cheryl ke dalam mobil miliknya dan menurunkannya secara kasar.

“Kunci pintunya!” perintah Janu kepada sang sopir.

Cheryl tidak bisa keluar. Ia hanya bisa menggedor-gedor kaca mobil minta dibukakan pintu. Janu hanya memandangi tingkah wanita itu dengan perasaan kesal.

Sekitar tiga puluh menit, para pengawalnya sudah kembali membawa sejumlah barang yang didapatkan dari rumah itu. Janu memberi isyarat agar mereka masuk kembali ke dalam mobil.

“Bagaimana dengan mayat-mayat yang ada di dalam, Tuan? Termasuk Tuan Hendry dan Nyonya Citra?” tanya salah seorang pengawal.

“Urus semuanya dengan rapi dan bekerjasamalah dengan polisi untuk menyelesaikan masalah ini!” pinta Janu.

“Baik, Tuan.”

“Persiapkan juga pemakaman yang layak. Bagaimanapun juga, mereka teman baik orang tuaku," tambah Janu.

"Baik, akan saya persiapkan dengan baik.”

Pengawal tersebut kembali ke mobilnya. Janu juga memberikan kode agar sang sopir membukakan pintu untuknya. Di dalam ada Cheryl yang masih terisak di sana. Wanita itu sepertinya telah kehabisan tenaga sampai tidak bisa memaki-maki lagi.

“Mama … Papa … hiks! Hiks!”

Cheryl terdengar merengek saat mobil mulai berjalan. Wanita itu duduk meringkuk di pojok dekat kaca jendela memberi jarak dengan Janu. Ia masih tidak habis pikir lelaki itu tega membunuh kedua orang tuanya. Padahal, ayahnya sering membangga-banggakan lelaki itu di hadapannya.

“Keluar!” perintah Janu saat mobil mereka sampai di halaman sebuah rumah besar di tengah hutan.

“Tidak mau!” tolak Cheryl.

Sepanjang perjalanan Janu sudah menahan emosi mendengar rengekan dan tangisan Cheryl. Mendengar penolakan wanita itu, ia kembali tidak sabaran. Dengan kasar tangan Cheryl ditarik agar mau keluar dari dalam mobil.

“Lepaskan! Dasar pembunuh! Tempatmu di neraka!” Cheryl berusaha melawan.

Janu kembali menggendong Cheryl di pundaknya. Tubuh wanita itu seakan sangat ringan bagaikan kapas. Meskipun tubuhnya terus dipukuli, Janu tetap terlihat berjalan tegap tampa beban.

Para pengawal berjalan dengan tertib di belakang mereka. Tidak ada yang berani mengomentari kelakuan bos mereka. Bahkan saat Janu membawa wanita tersebut ke dalam kamar, mereka hanya diam.

Janu menurunkan Cheryl di ranjang miliknya. Wanita itu kembali berusaha kabur dengan turun dari ranjang. Cheryl menemukan sebilah pisau di tempat buah. Ia mengambilnya dan mengarakhan kepada Janu.

“Aku akan membunuhmu kalau tidak mau melepaskanku!” ancam Cheryl.

Janu terlihat santai melihat kelakuan Cheryl. Ia bahkan berani maju mendekat seakan sedang menantang Cheryl untuk melakukan apa yang baru saja dikatakan.

“Aku tidak main-main. Biarkan aku pergi atau aku tidak segan untuk membunuhmu!” tubuh Cheryl bergetar. Ia ketakutan sendiri sampai melangkah mundur melihat Janu mendekat ke arahnya.

Merasa posisinya semakin terdesak, Cheryl memberanikan diri menghunuskan pisaunya kea rah Janu. Namun, dengan sigap lelaki itu menangkis pisau dengan tangannya. Tatapan matanya begitu tajam seakan tidak merasakan kesakitan sama sekali saat tangannya tersayat dan mengeluarkan darah karena pisau tersebut. Justru Cheryl yang mengalah melepaskan pisau itu dari tangannya. Ia kembali takut melihat darah segar mengucur dari tangan Janu.

“Hah! Katanya mau balas dendam. Kamu takut dengan ini?” Janu menyunggingkan senyum memperlihatkan telapak tangannya yang berdarah.

Cheryl membeku seakan tidak mampu melakukan apa-apa. Janu melepaskan dasinya untuk membalut luka di telapak tangannya. Ia melepaskan jas dan kemeja yang membuatnya seharian gerah.

Melihat lelaki tersebut bertelanjang dada membuat Cheryl membuang muka dan memilih menjauh darinya.

Namun, Janu sengaja menarik tangan Cheryl dan menjatuhkan wanita itu di atas ranjang. Ia begitu puas memandangi wajah pucat dan ketakutan yang Cheryl perlihatkan kepadanya. Melihat wanita yang tampak lemah itu membuatnya merasa ingin melindungi.

 

Terpopuler

Comments

adning iza

adning iza

aq baru hadir thooorrr tp kisah org tua mreka aq sudh bca😊😊😊

2023-07-06

0

Fadilla Suhesti

Fadilla Suhesti

min kenapa kau tega sekali membunuh Hendry dan citra padahal aku udah ngebayangin bara dan Hendry pebisnis tersukses besanan...sedih aku min Hendry meninggal soalnya dia tukang lawak...padahal aku penasaran gimana reaksi Hendry saat Janu deketin Cheryl

2023-04-10

0

aca

aca

lanjut semangat

2023-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pembantaian
2 Bab 2: Amnesia
3 Bab 3: Pernikahan Sunyi
4 Bab 4: Minta Jalan-Jalan
5 Bab 5: Bertemu Mantan
6 Bab 6: Tidak Bisa Lari
7 Bab 7: Suamiku Selingkuh
8 Bab 8: Kecemasan
9 Bab 9: Kembalinya Ingatan
10 Bab 10: Alasan Kebencian
11 Bab 11: Menemui Teman
12 Bab 12: Menyusun Rencana
13 Bab 13: Menemui Pacar
14 Bab 14: Target Pembunuhan
15 Bab 15: Tangan yang Terluka
16 Bab 16: Kisah Pilu
17 Bab 17: Pergilah Kalau Bisa
18 Bab 18: Beri Aku Pekerjaan
19 Bab 19: Hari Pertama Kerja
20 Bab 20: Makan di Kantin
21 Give Away
22 Bab 21: Benih Dendam
23 Bab 22: Di Bawah Kendali
24 Bab 23: Petugas Kebersihan
25 Bab 24: Presdir Atmajaya Sentosa
26 Bab 25: Menonton Film
27 Bab 26: Penyelidikan
28 Bab 27: Makan Siang
29 Bab 28: Tabir yang Terbuka
30 Bab 29: Tuntutan Silvia
31 Bab 30: Kelicikan Silvia
32 Bab 31: Kakak Adik
33 Bab 32: Persahabatan Clark dan Janu
34 Bab 33: Sisi Lain Arsen
35 Bab 34: Membuatnya Hamil
36 Bab 35: Kecurigaan
37 Bab 36: Visual
38 Bab 37: Saksi Kunci
39 Bab 38: Menemukan Surat Berharga
40 Bab 39: Bukti Penting
41 Bab 40: Pulang
42 Bab 41: Informasi Michan
43 Bab 42: Hasrat Terlarang
44 Bab 43: Menyesal
45 Bab 44: Kemarahan yang Hilang
46 Bab 45: Mendadak Mesra
47 Bab 46: Takut Aku atau Gelap?
48 Bab 47: Kematian Michan
49 Bab 48: Pemakaman Michan
50 Bab 49: Partner in Crime
51 Bab 50: Mantan Pengasuh
52 Bab 51: Lelaki Gila
53 Bab 52: Kalong Merah
54 Bab 53: Tugas Khusus
55 Bab 54: Makan Atau Dimakan?
56 Bab 55: Terpancing
57 Bab 56: Kelanjutan Perjodohan
58 Bab 57: Kucing Persia
59 Bab 58: Kembali Bekerja
60 Bab 59: Tim Medis Baru
61 Bab 60: Omelan Ira
62 Bab 61: Mantan Pengecut
63 Bab 62: Olahraga Malam
64 Bab 63: Pesta Perusahaan
65 Bab 64: She's Mine
66 Bab 65: Kepulangan Kenzo
67 Bab 66: Kejahatan Mereka
68 Bab 67: Rahasia di Bawah Meja
69 Bab 68: Bertukar Rasa
70 Bab 69: Namaku Januar Atmaja
71 Bab 70: Bukan Kakakmu
72 Bab 71: Diusir
73 Bab 72: Jangan Pergi
74 Bab 73: Perdebatan
75 Bab 74: Balas Dendam
76 Bab 75: Berusaha Kabur
77 Bab 76: Penyerangan
78 Bab 77: Menjenguk
79 Bab 78: Menemani Vina
80 Bab 79: Sedih dan Kecewa
81 Bab 80: Mencoba Bertahan
82 Bab 81: Hamil
83 Bab 82: Keputusan
84 Bab 83: Memikul Tanggung Jawab
85 Bab 84: Penentuan Akhir
86 Bab 85: Bahagia Bersamamu
87 Balas Dendam Istri Teraniaya
88 Terpaksa Menikahi Sultan Qatar
89 Pengumuman Event
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pembantaian
2
Bab 2: Amnesia
3
Bab 3: Pernikahan Sunyi
4
Bab 4: Minta Jalan-Jalan
5
Bab 5: Bertemu Mantan
6
Bab 6: Tidak Bisa Lari
7
Bab 7: Suamiku Selingkuh
8
Bab 8: Kecemasan
9
Bab 9: Kembalinya Ingatan
10
Bab 10: Alasan Kebencian
11
Bab 11: Menemui Teman
12
Bab 12: Menyusun Rencana
13
Bab 13: Menemui Pacar
14
Bab 14: Target Pembunuhan
15
Bab 15: Tangan yang Terluka
16
Bab 16: Kisah Pilu
17
Bab 17: Pergilah Kalau Bisa
18
Bab 18: Beri Aku Pekerjaan
19
Bab 19: Hari Pertama Kerja
20
Bab 20: Makan di Kantin
21
Give Away
22
Bab 21: Benih Dendam
23
Bab 22: Di Bawah Kendali
24
Bab 23: Petugas Kebersihan
25
Bab 24: Presdir Atmajaya Sentosa
26
Bab 25: Menonton Film
27
Bab 26: Penyelidikan
28
Bab 27: Makan Siang
29
Bab 28: Tabir yang Terbuka
30
Bab 29: Tuntutan Silvia
31
Bab 30: Kelicikan Silvia
32
Bab 31: Kakak Adik
33
Bab 32: Persahabatan Clark dan Janu
34
Bab 33: Sisi Lain Arsen
35
Bab 34: Membuatnya Hamil
36
Bab 35: Kecurigaan
37
Bab 36: Visual
38
Bab 37: Saksi Kunci
39
Bab 38: Menemukan Surat Berharga
40
Bab 39: Bukti Penting
41
Bab 40: Pulang
42
Bab 41: Informasi Michan
43
Bab 42: Hasrat Terlarang
44
Bab 43: Menyesal
45
Bab 44: Kemarahan yang Hilang
46
Bab 45: Mendadak Mesra
47
Bab 46: Takut Aku atau Gelap?
48
Bab 47: Kematian Michan
49
Bab 48: Pemakaman Michan
50
Bab 49: Partner in Crime
51
Bab 50: Mantan Pengasuh
52
Bab 51: Lelaki Gila
53
Bab 52: Kalong Merah
54
Bab 53: Tugas Khusus
55
Bab 54: Makan Atau Dimakan?
56
Bab 55: Terpancing
57
Bab 56: Kelanjutan Perjodohan
58
Bab 57: Kucing Persia
59
Bab 58: Kembali Bekerja
60
Bab 59: Tim Medis Baru
61
Bab 60: Omelan Ira
62
Bab 61: Mantan Pengecut
63
Bab 62: Olahraga Malam
64
Bab 63: Pesta Perusahaan
65
Bab 64: She's Mine
66
Bab 65: Kepulangan Kenzo
67
Bab 66: Kejahatan Mereka
68
Bab 67: Rahasia di Bawah Meja
69
Bab 68: Bertukar Rasa
70
Bab 69: Namaku Januar Atmaja
71
Bab 70: Bukan Kakakmu
72
Bab 71: Diusir
73
Bab 72: Jangan Pergi
74
Bab 73: Perdebatan
75
Bab 74: Balas Dendam
76
Bab 75: Berusaha Kabur
77
Bab 76: Penyerangan
78
Bab 77: Menjenguk
79
Bab 78: Menemani Vina
80
Bab 79: Sedih dan Kecewa
81
Bab 80: Mencoba Bertahan
82
Bab 81: Hamil
83
Bab 82: Keputusan
84
Bab 83: Memikul Tanggung Jawab
85
Bab 84: Penentuan Akhir
86
Bab 85: Bahagia Bersamamu
87
Balas Dendam Istri Teraniaya
88
Terpaksa Menikahi Sultan Qatar
89
Pengumuman Event

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!