Tepatnya di kampus, seperti biasa, banyak mahasiswa maupun mahasiswi yang tengah sibuk dengan tugas kuliahnya masing-masing. Tetapi tidak untuk Gea, justru dirinya tengah mondar-mandir tidak jelas karena menunggu ketiga temannya.
"Gea! tumben Lu, pagi banget berangkatnya."
"Kan, kamu bilang suruh berangkat pagi, gimana sih. Aku grogi tau, mana bisa dapetin cowok yang mau aku bayar." Kata Gea sedikit terlihat grogi, lantaran kepikiran harus membayar laki-laki dengan mahal demi mau menjadi suami pura-pura.
"Wei! udah berangkat toh kalian, kirain terlambat. Raya Mana? gak kelihatan itu anak." Teriak Veliana yang baru saja datang.
"Tahu itu anak, palingan juga nunggu pacarnya yang jemput." Jawab Landa.
"Duar!"
"Sia_lan! kamu Raya, ngagetin kita orang kamu ini. Untung aja gak punya riwayat jantung, bisa struk akunya."
"Ya maaf, Vel. Oh ya, gimana yang semalam kita obrolin itu, jadi ga nih?"
"Ya jadi lah Lan, nanti aku cariin chanelnya. Tenang aja, aku ada Ervin yang bisa aku andalkan." Kata Veliana sambil meninggikan alisnya yang sok bisa.
"Gak gitu juga kali ekspresi kamu itu, Vel." Ucap Landa yang bergidik ngeri melihatnya.
"Sudah sudah, mendingan kalian berdua temani Gea ke ruangan. Aku mau temui Ervin dulu, nanti aku nyusul. Sudah sana pergi, buruan." Ucap Veliana menyuruh Landa dan Raya untuk mengajak Gea masuk ke ruangan belajar.
Sedangkan Veliana sendiri segera mencari keberadaan Ervin yang akan diminta bantuan untuk mencarikan cowok yang pantas untuk menikah dengan Gea, temannya.
Sambil berjalan, Veliana terus menerus mencari keberadaan Ervin, juga tidak hentinya celingukan.
"Ervin! dimana sih kamu ini, biasanya juga nongol gitu aja. Ini udah kek ditelan bumi aja kamunya." Gerutu Veliana sambil menggerutuk giginya karena geram tidak menemukan keberadaannya Ervin.
BRUK!
Veliana pun menabrak seseorang.
"Aw! sakit tau! kalau jalan tuh lihat li--hat. Ervin! kamu Ervin kan!" pekiknya dan berteriak dengan heboh saat melihat orang yang dicarinya sudah berada di hadapannya.
CTAK!
Ervin pun menyentil jidatnya Veliana.
"Aw! sakit, bod_oh! aih! kamu ini benar-benar ya."
"Makanya kalau jalan tuh lihat-lihat, sakit kan?"
"Gi_la kamu, main sentil jidat orang. Kamu juga, jalan gak lihat-lihat."
"Nyalahin orang lagi, dah sana minggir. Kamu juga, ngapain jalannya sampai sampai buru-buru gitu."
"Aku tuh lagi ada tugas dari teman aku, kamu mau bantuin aku enggak? tenang, ada komisinya buat kamu."
"Wah! boleh tuh, apa aja tugasnya Vel?"
"Enggak disini juga kali ngomongnya, ayo ikut aku ke sana yang rada sepi dikit." Kata Veliana.
Ervin pun mengiyakan dan mengikuti ajakan dari Veliana.
Keduanya celingukan untuk memastikan keadaan di sekitarnya, setidaknya tidak ada yang mendengar obrolan mereka berdua.
"Buruan katakan, Vel. Sudah tenang aja, aman aman."
"Kamu mau gak, bantuin aku untuk cariin cowok yang mau menikah, nanti dibayar satu miliar." Jawab Veliana yang akhirnya bicara pada pokok intinya.
"Apa! sa-tu miliar? gila."
"Ya, ada gak? syaratnya nikah kontrak. Tapi ... ada syarat yang membagongkan."
"Syarat membagongkan, syarat macam apa itu Vel?"
"Harus memberinya keturunan, punya anak, punya anak."
"Apa! punya anak? jadi, eee itu una ina a-a-nu gitu ya."
"Ya iyalah, gimana sih kamu. Namanya juga punya anak, memang kek bikin donat, gila aja kamu."
Seketika, otaknya Ervin bekerja sangat cepat. Tentunya dirinya teringat dengan temannya yang bernama Raka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments