Part 3 Mengalami kehamilan aneh

Mendengar penjelasan dari suaminya, Kemuning merasa itu pasti ulah makluk gaib yang tak senang saat Bondan memeluk tubuh Kemuning.

Setelah mereka selesai melakukan cek up, Bondan langsung membawa kemuning pulang kerumahnya, walau berada telah jauh dari rumah sakit, tapi Bondan masih kepikiran dengan kejadian yang baru saja dia alami.

“Kenapa Mas, kau tampak begitu lesu semenjak pulang dari rumah sakit tadi?” tanya Kemuning ingin tahu.

“Kang Mas, masih kepikiran dengan kejadian yang dirumah sakit tadi Sayang.”

“Barang kali itu, hanya makhluk usil yang ingin merusak kebahagiaan kita, Mas,” jawab Kemuning dengan suara datar.

Akan tetapi di saat Kemuning bicara seperti itu, tiba-tiba saja, di dapur rumahnya suara peralatan masaknya terdengar begitu kacau sekali, seperti ada benda yang berjatuhan.

“Hah, suara apa itu sayang?” tanya Bondan pada istrinya.

“Entahlah Mas, aku nggak tau,” jawab Kemuning sedikit cemas.

Lalu mereka berdua pun, pergi kedapur secara bersamaan, untuk melihat benda apa yang sedang terjatuh.

Saat mereka berdua memasuki daerah dapur, betapa terkejutnya Bondan dan Kemuning, ternyata semua peralatan masaknya habis berserakan di mana-mana.

Kemuning sadar kalau itu semua pasti ulah makluk itu, ternyata dia begitu kesal mendengarkan pembicaraan Kemuning dan Bondan di ruang tamu.

“Siapa yang melakukan ini semua sayang?”

“Aku nggak tau kang Mas,” jawab Kemuning seraya mengembalikan peralatan masaknya ketempat semula.

Mesti pertanyaan demi pertanyaan belum ada yang terjawab, tapi Bondan masih bersyukur kepada Allah, karena di usia pernikahan mereka yang telah begitu lama, baru kali ini Bondan mendapatkan seorang anak.

Sementara itu, Bondan melihat Kemuning tampak biasa-biasa saja, tak sedikitpun terlihat di raut wajahnya tanda bahagia karena telah mendapatkan keturunan.

Malam itu Bondan melihat lagi, keanehan pada diri Kemuning, Dia minta kembang tujuh rupa. Bondan pun mengikuti kemauan istrinya itu, di tengah malam Bondan pergi ke toko bunga untuk membeli kembang.

Pemilik toko bunga sudah lama merasa heran, tapi dia tak mau bertanya lebih jauh lagi, namun untuk kali itu, mereka mencoba bertanya tentang apa yang selama ini mengganjal dalam fikiran mereka.

“Aku heran, kenapa kau sering membeli kembang Bondan?” tanya Mak Rodiah heran.

“Untuk Kemuning Mak,” jawab Bondan datar.

“Emangnya istrimu makan kembang ya?"

“Iya, Mak,” jawab Bondan jujur.

“Berarti istrimu kerasukan makhluk halus, Bondan.”

“Ah, emak! aku lihat kemuning biasa-biasa aja kok, kagak ada masalah.”

“Tapi istrimu makan kembang Bondan?”

“Emangnya kalau makan kembang kenapa Mak, siapa tau itu bawaan si jabang bayi.”

“Kalau kagak percaya, ya udah!”

“Emak jangan ngomong kayak gitu dong!”

“Mak ini udah tua Bondan, mak tau betul apa yang kagak kau ketahui.”

“Iya Mak, aku ngerti. Tapi gimana caranya agar kita tau kalau Kemuning itu kerasukan makhluk gaib.”

“Iya juga sih, Mak juga kagak ngerti Bondan.”

“Ya udah, aku pulang dulu Mak, nanti Kemuning kelamaan nunggunya.”

“Iya, ntar Mak cari informasi dulu ya, siapa tau Mak tau gimana cara mengatasinya.”

“Iya, Mak,” jawab Bondan sembari pergi meninggalkan Mak Rodiah. Si penjual kembang.

Di perjalanan menuju rumahnya, Bondan melihat sesosok bayangan mengikutinya dari belakang. Makhluk itu terus saja mengikuti Bondan dari jarak yang tidak begitu jauh dan hal itu diketahui Bondan dari kaca spion sepeda motor yang dikendarainya.

“Ya Allah, makhluk apakah itu?” tanya Bondan pada dirinya sendiri.

Melihat makhluk itu terus saja mengikutinya dari belakang, bulu kuduk Bondan jadi merinding, dia begitu takut sekali.

Setibanya di rumah, Bondan dengan cepat mengetuk pintu, Setelah Kemuning membukanya, tak begitu lama Bondan langsung masuk kedalam rumah dan kemudian menutup pintunya dengan rapat.

“Kenapa lama sekali pulangnya Mas?”

“Kang Mas takut, sayang! dari tadi Kang Mas terus di ikuti oleh makhluk yang mengerikan sekali.”

“Apakah Mas melihatnya sendiri?”

“Nggak sayang, tapi Kang Mas melihatnya dari kaca spion.”

“Seperti apakah bentuknya Mas?”

“Kang Mas takut Sayang, jangan bertanya lagi.”

“Baiklah,” jawab Kemuning pelan.

Lalu kembang itu di ambil Kemuning dari tangan suaminya, kembang itu dimasukan kedalam sebuah wadah yang sudah di beri air, di hadapan Bondan Kemuning menukar pakaiannya dengan pakaian kebaya lengkap dengan selendang berwarna hijau.

“Kenapa kau berpakaian seperti itu sayang?” tanya Bondan heran.

“Kenapa? apakah nggak boleh?”

“Boleh, tapi kang Mas merasa sedikit heran dengan kelakuanmu akhir-akhir ini.”

“Kelakuan seperti apa Mas?”

“Kau suka makan kembang, kau berpakaian seperti seorang penari ronggeng dan bahkan, kau memiliki nafsu yang sangat berlebihan.”

Mendengar ucapan Bondan, Kemuning pun terhenyak duduk di samping suaminya.

“Bukan hanya kau seorang yang merasakan keanehan ini Mas, aku juga begitu, tapi aku diam saja, aku nggak mau semua orang tau tentang semua ini.”

“Baiklah, kalau begitu semua ini akan kita jadikan rahasia kita berdua sayang.”

“Iya, Mas,” jawab Kemuning seraya membenahi pakaiannya.

Dengan langkah sangat berhati-hati sekali, Kemuning mencoba menuju balkon rumahnya, diatas balkon itu, Kemuning menari di antara kembang yang telah ditebarkan.

Dari kejauhan Bondan memperhatikannya dengan serius sekali, samar-samar Bondan mendengar suara gamelan, lama kelamaan bunyinya semakin santer.

Bulu kuduk Bondan terasa merinding, dia mencoba merapatkan tubuhnya kedinding rumah. Di saat itu Bondan mendengar Kemuning bicara sesuatu seraya meletakkan kedua telapak tangannya di depan dada dengan di katupkan.

“Apa yang terjadi dengan diri mu sayang?” tanya Bondan pada dirinya sendiri.

Tak terasa air mata Bondan menetes membasahi kedua pipinya, kesedihan seperti telah bergelayut di pelupuk matanya yang bulat kecoklatan.

Setelah begitu lama Kemuning menari mengitari kembang tujuh rupa yang bertebaraan di balkon rumahnya, Kemuning pun langsung tak sadarkan diri karena terlalu letih.

Bondan yang melihat istrinya terkapar tak sadarkan diri, langsung berlari mengendong istrinya menuju kamar.

Setelah beberapa jam Kemuning pun sadar, dan dia melihat ada Bondan disamping kirinya.

“Sebenarnya, apa yang sedang kau lakukan Sayang, Kang Mas nggak mengerti sama sekali.”

“Aku harus mesti gimana Mas, aku juga lelah sekali,” jawab Kemuning dengan suara lirih.

“Siapa yang telah menyuruh mu melakukan semua ini sayang?”

“Nggak ada yang menyuruhku melakukannya Mas, tapi bayi ini seakan-akan memaksa ku untuk melakukannya.”

“Apakah setiap bayi yang berada dalam kandungan Ibunya seperti itu Kemuning?”

“Jangan tanya aku Mas, karena aku baru kali ini mengandung.”

Melihat istrinya tersiksa, Bondan merasa sedih, tapi dia sendiri tak dapat berbuat apa-apa.

Dalam kesendiriannya, Bondan meneteskan air matanya, lalu dengan langkah gontai Bondan berjalan menuju rumah seorang Ustad, Bondan ingin sekali menanyakan tentang penyakit yang di alami Kemuning istrinya.

“Tok, tok, tok !”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

kesurupan dia

2023-05-12

1

Iril Nasri

Iril Nasri

widih hamil

2023-03-03

0

Mugiya is back

Mugiya is back

mampir

2023-01-23

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Digauli makhluk ghaib
2 Part 2 Kecurigaan
3 Part 3 Mengalami kehamilan aneh
4 Part 4 Rukiah
5 Part 5 Berkeliling di alam ghaib
6 Part 6 Persalinan Kemuning
7 Part 7 Melahirkan Pewaris kayangan
8 Part 8 Pandan wangi
9 Part 9 Lamaran untuk Pandan
10 Part 10 Pernikahan Pandan wangi
11 Part 11 Makhluk berbulu tebal
12 Part 12 Air suci
13 Part 13 Kopi yang mencurigakan
14 Part 14 Dikejar makhluk mengerikan
15 Part 15 Kekuatan Askara
16 Part 16 Larangan untuk Pandan
17 Part 17 Tetangga yang usil
18 Part 18 Istana atas awan
19 Part 19 Istana Askara di Bumi
20 Part 20 Tak bisa bicara
21 Part 21 Sulit bicara
22 Part 22 Curiga
23 Part 23 Makan kembang
24 Part 24 Kecemasan Kemuning
25 Part 25 Ritual pemujaan
26 Part 26 Kemarahan Bondan
27 Part 27 Diteror
28 Part 28 Kejadian tak terduga
29 Part 29 Tingkah laku Ara
30 Part 30 Pengakuan Nuri
31 Part 31 Sahabat baik
32 Part 32 Punya sahabat baru
33 Part 33 Ancaman
34 Part 34 Kemarahan Dasamuka
35 Part 35 Mengetahui kelebihan Ara
36 Part 36 Korban boneka darah
37 Part 37 Kelebihan yang dimiliki Dea
38 Part 38 Rahasia Dea
39 Part 39 Di angkat menjadi jenderal
40 Part 40 Tugas untuk Dea
41 Part 41 Mencari keberadaan Kemuning
42 Part 42 Tugas rahasia
43 Part 43 Mimpi buruk
44 Part 44 Menyelidiki keberadaan Ara
45 Part 45 Penyelidikan
46 Part 46 Pertempuran
47 Part 47 Terbunuhnya Jendral Angkara
48 Part 48 Pertemuan Ara dan Dea.
49 Part 49 Penempaan diri
50 Part 50 Gagal mendapat tumbal darah
51 Part 51 Persiapan untuk Ara
52 Part 52 Kelakuan Ara
53 Part 53 Sikap aneh Ara
54 Part 54 Sekolah baru untuk Dea
55 Part 55 Korban kekuatan Ara dan Dea
56 Part 56 Kejadian yang menimpa Agus
57 Part 57 Perselisihan Ara dan Dea
58 Part 58 Pertempuran dahsyat
59 Part 59 Perang yang diakhiri
60 Part 60 Kejadian yang menimpa Dina
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Pertengkaran kecil.
63 Part 63 Perintah yang tak mendapat restu
64 Part 64 Pencuri darah
65 Part 65 Pikiran jahat
66 Part 66 Melawan manusia kelelawar
67 Part 67 Kemenangan yang mutlak
68 part 68 Di usir dengan lembut
69 Part 69 Kehilangan Ara
70 Part 70 Hukuman penjara bawah tanah.
71 Part 71 Laporan telik sandi
72 Part 72 Perintah kerajaan
73 Part 73 Kekalahan Ara
74 Part 74 Rahasia Ara
75 Part 75 Penculikan keluarga Dea
76 Part 76 Menuju hutan larangan
77 Part 77 Menyusuri hutan larangan
78 Part 78 Penyelamatan
79 Part 79 Lawan tak sepadan
80 Part 80 Kembali ke bumi
81 Part 81 Kemarahan Ara
82 Part 82 Pertarungan di bumi
83 Part 83 Dampak pertarungan Ara dan Dea
84 Part 84 Suara Dasamuka
85 Part 85 Rahasia tersembunyi
86 Part 86 Rahasia yang dibongkar
87 Part 87 Pertengkaran kecil
88 Part 88 Usaha Bondan untuk Bapaknya
89 Part 89 Kemarahan Bondan
90 Part 90 Di hajar Bondan
91 Part 91 Ketenangan hati Suminah
92 Part 92 Ungkapan perasaan
93 Part 93 Kebiasaan Ara
94 Part 94 Makan daging mentah
95 Part 95 Ganti rugi
96 Part 96 Pertarungan tiga kerajaan
97 Part 97 Hukuman untuk Dea
98 Part 98 Penasaran
99 Part 99 Dianggap berhalusinasi
100 Part 100 Keajaiban pada Tuti.
101 Part 101 Kembali bisu
102 Part 102 Diserang
103 Part 103 Pertolongan Ara
104 Part 104 Kritis
105 Part 105 Niat jahat Tuti
106 Part 106 Hasutan Tuti
107 Part 107 Pesona wajah Pandan wangi
108 Part 108 Terdampar di tengah hutan
109 Part 109 Menuju hutan larangan
110 Part 110 Bertemu Ratu kupu-kupu
111 Part 111 Pengobatan putri Dea
112 Part 112 Silang pendapat
113 Part 113 Jabatan Dupa
114 Part 114 Penipuan Raja Buana
115 Part 115 Menyelidiki kerajaan Buana
116 Part 116 Rayuan Dea
117 Part 117 Penyelamatan
118 Part 118 Hukuman yang di jatuhkan Raja
119 Part 119 Hasutan Brananta
120 Part 120 Kebahagiaan
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Digauli makhluk ghaib
2
Part 2 Kecurigaan
3
Part 3 Mengalami kehamilan aneh
4
Part 4 Rukiah
5
Part 5 Berkeliling di alam ghaib
6
Part 6 Persalinan Kemuning
7
Part 7 Melahirkan Pewaris kayangan
8
Part 8 Pandan wangi
9
Part 9 Lamaran untuk Pandan
10
Part 10 Pernikahan Pandan wangi
11
Part 11 Makhluk berbulu tebal
12
Part 12 Air suci
13
Part 13 Kopi yang mencurigakan
14
Part 14 Dikejar makhluk mengerikan
15
Part 15 Kekuatan Askara
16
Part 16 Larangan untuk Pandan
17
Part 17 Tetangga yang usil
18
Part 18 Istana atas awan
19
Part 19 Istana Askara di Bumi
20
Part 20 Tak bisa bicara
21
Part 21 Sulit bicara
22
Part 22 Curiga
23
Part 23 Makan kembang
24
Part 24 Kecemasan Kemuning
25
Part 25 Ritual pemujaan
26
Part 26 Kemarahan Bondan
27
Part 27 Diteror
28
Part 28 Kejadian tak terduga
29
Part 29 Tingkah laku Ara
30
Part 30 Pengakuan Nuri
31
Part 31 Sahabat baik
32
Part 32 Punya sahabat baru
33
Part 33 Ancaman
34
Part 34 Kemarahan Dasamuka
35
Part 35 Mengetahui kelebihan Ara
36
Part 36 Korban boneka darah
37
Part 37 Kelebihan yang dimiliki Dea
38
Part 38 Rahasia Dea
39
Part 39 Di angkat menjadi jenderal
40
Part 40 Tugas untuk Dea
41
Part 41 Mencari keberadaan Kemuning
42
Part 42 Tugas rahasia
43
Part 43 Mimpi buruk
44
Part 44 Menyelidiki keberadaan Ara
45
Part 45 Penyelidikan
46
Part 46 Pertempuran
47
Part 47 Terbunuhnya Jendral Angkara
48
Part 48 Pertemuan Ara dan Dea.
49
Part 49 Penempaan diri
50
Part 50 Gagal mendapat tumbal darah
51
Part 51 Persiapan untuk Ara
52
Part 52 Kelakuan Ara
53
Part 53 Sikap aneh Ara
54
Part 54 Sekolah baru untuk Dea
55
Part 55 Korban kekuatan Ara dan Dea
56
Part 56 Kejadian yang menimpa Agus
57
Part 57 Perselisihan Ara dan Dea
58
Part 58 Pertempuran dahsyat
59
Part 59 Perang yang diakhiri
60
Part 60 Kejadian yang menimpa Dina
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Pertengkaran kecil.
63
Part 63 Perintah yang tak mendapat restu
64
Part 64 Pencuri darah
65
Part 65 Pikiran jahat
66
Part 66 Melawan manusia kelelawar
67
Part 67 Kemenangan yang mutlak
68
part 68 Di usir dengan lembut
69
Part 69 Kehilangan Ara
70
Part 70 Hukuman penjara bawah tanah.
71
Part 71 Laporan telik sandi
72
Part 72 Perintah kerajaan
73
Part 73 Kekalahan Ara
74
Part 74 Rahasia Ara
75
Part 75 Penculikan keluarga Dea
76
Part 76 Menuju hutan larangan
77
Part 77 Menyusuri hutan larangan
78
Part 78 Penyelamatan
79
Part 79 Lawan tak sepadan
80
Part 80 Kembali ke bumi
81
Part 81 Kemarahan Ara
82
Part 82 Pertarungan di bumi
83
Part 83 Dampak pertarungan Ara dan Dea
84
Part 84 Suara Dasamuka
85
Part 85 Rahasia tersembunyi
86
Part 86 Rahasia yang dibongkar
87
Part 87 Pertengkaran kecil
88
Part 88 Usaha Bondan untuk Bapaknya
89
Part 89 Kemarahan Bondan
90
Part 90 Di hajar Bondan
91
Part 91 Ketenangan hati Suminah
92
Part 92 Ungkapan perasaan
93
Part 93 Kebiasaan Ara
94
Part 94 Makan daging mentah
95
Part 95 Ganti rugi
96
Part 96 Pertarungan tiga kerajaan
97
Part 97 Hukuman untuk Dea
98
Part 98 Penasaran
99
Part 99 Dianggap berhalusinasi
100
Part 100 Keajaiban pada Tuti.
101
Part 101 Kembali bisu
102
Part 102 Diserang
103
Part 103 Pertolongan Ara
104
Part 104 Kritis
105
Part 105 Niat jahat Tuti
106
Part 106 Hasutan Tuti
107
Part 107 Pesona wajah Pandan wangi
108
Part 108 Terdampar di tengah hutan
109
Part 109 Menuju hutan larangan
110
Part 110 Bertemu Ratu kupu-kupu
111
Part 111 Pengobatan putri Dea
112
Part 112 Silang pendapat
113
Part 113 Jabatan Dupa
114
Part 114 Penipuan Raja Buana
115
Part 115 Menyelidiki kerajaan Buana
116
Part 116 Rayuan Dea
117
Part 117 Penyelamatan
118
Part 118 Hukuman yang di jatuhkan Raja
119
Part 119 Hasutan Brananta
120
Part 120 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!