Part 2 Kecurigaan

“Kenapa kau lakukan itu semua pada ku, apa mau mu?”

“Aku hanya menitipkan titisan ku didalam Rahim mu.”

“Titisan? titisan apa?”

“Saat ini kau sedang mengandung putri ku, dia adalah titisan ku, bukan anak Bondan suami mu.”

“Kenapa kau menitipkan putrimu kedalam rahim ku, bukan kah di dunia ini begitu banyak perempuan yang belum berkeluarga?”

“Aku tau, sebelum kau memberitaukan tentang hal itu, aku hanya ingin rahimmu, karena aku melihat kebaikan pada hati mu.”

Di saat makhluk itu sedang bercumbu dengan Kemuning, tiba-tiba saja dari luar terdengar suara pintu di ketuk, keduanya saling bertatap pandang. Lalu Kemuning sadar kalau yang datang adalah Bondan suaminya.

Dengan bergegas, Kemuning berjalan menuju pintu. Tapi alangkah terkejutnya Bondan, saat di lihatnya Kemuning berpakaian sangat tipis, sehingga liku tubuhnya terlihat jelas dari luar.

“Sayang! kenapa kau berpakaian seperti ini?” tanya Bondan sembari celingak celinguk melihat kedalam dan keluar.

“Kamu sedang melihat apa sih, Mas?” tanya Kemuning heran.

“Apa ada orang lain di kamar?”

“Orang lain? maksud mu apa sih Mas?”

“Aku hanya bertanya, apa ada orang lain di dalam?”

“Jadi kau menuduh ku memasukan orang lain kekamar kita!”

“Bukan begitu maksudnya sayang?”

“Lalu apa?”

“Kamu berpakai begini, nanti di lihat orang gimana?” ucap Bondan menutupi perasaan curiganya.

Belum lagi Bondan melepas pakaian kerjanya, Kemuning udah mulai merangsang tubuh Bondan, Kemuning melakukannya dengan perasaan yang menggebu-gebu, hal itu membuat Bondan kewalahan.

Namun setelah mereka sama-sama mulai terangsang seknya, lalu tiba-tiba saja, Kemuning mendengar bisikan dari makhluk gaib itu di telinganya.

“Jangan lakukan itu Kemuning? karena ini malam terakhir kita melakukannya.”

Mendengar bisikan itu, Kemuning langsung berhenti melakukan hubungan dengan suaminya. Melihat Kemuning langsung berhenti merayu dirinya, Bondan menjadi sedikit heran.

“Ada apa sayang? kenapa berhenti?”

“Aku nggak mau melanjutkannya,” jawab Kemuning datar.

“Kenapa?” tanya Bondan heran, karena sebelum itu, Kemuning begitu bernafsu ingin bercumbu dengannya.

“Aku capek Kang Mas.”

“Ya udah, kalau kamu capek, istirahatlah dulu, nanti kalau ada kesempatan kita lakukan lagi.”

“Baik Kang Mas.”

Di saat mereka berdua sedang berbaring, tiba-tiba saja Kemuning mendengar bisikan itu lagi.

“Mandilah Kemuning, bersihkan tubuh mu, kita akan bercumbu malam ini.”

Lalu Kemuning langsung mendengarkan perintah makhluk itu dan dia pun bergegas menuju kamar mandi.

“Mau kemana sayang?”

“Aku gerah Mas, mau mandi rasanya,” jawab Kemuning seraya menutup pintu kamar mandi.

Ketika Kemuning mandi, Bondan pun tertidur dengan nyenyaknya di atas ranjang, sehingga dia sendiri tidak mengetahui kalau tubuhnya sudah berpindah tempat keruang tamu.

Sementara itu, Kemuning yang sedang mandi, di datangi oleh makhluk yang selama ini tidur dengan dirinya.

Makluk itu menyentuh tubuh sensitive Kemuning, sehingga Kemuning langsung terangsang, bagai di sentuh oleh seseorang, Kemuning mengerang menahan rasa nikmat yang belum pernah dia rasakan.

Disaat keduanya sedang bercumbu di kamar mandi, tiba-tiba saja Kemuning telah berada diatas Kasur, kain seprai yang tadinya berantakan terlihat rapi seketika.

Dengan birahi yang membara, Kemuning menerima makhluk itu di dalam dekapannya.

“Ini malam terakhir kita Kemuning, aku titip benih ku di rahim mu, jaga dan rawat dia seperti bayimu sendiri.”

“Bagai mana kalau Mas Bondan tau?”

“Dia tak akan tau tentang hal ini, asalkan kau tidak buka mulut.”

“Kenapa?”

“Jika Bondan tau, maka dia pasti akan menceraikan mu. Berlagaklah seperti biasa, agar Bondan mengira kalau anak itu adalah benih keturunan darinya.”

“Baiklah, akan ku jaga rahasia ini dengan nyawa ku sendiri.”

“Bagus, dan untuk biaya hidup kalian berdua, aku akan memberikan kalian kemewahan sesuai dengan usia putri ku kelak.”

“Baiklah,” jawab Kemuning mematuhi perkataan makhluk itu.

Benar saja, ketika janin itu berusia satu minggu, di Rahim Kemuning, perempuan itu merasa keanehan yang tak dapat di ucapkan dengan kata-kata.

Kadang kala, ditengah malam tampak kemuning menari sendirian di atas balkon rumahnya, dengan menggunakan pakaian adat sunda, Kemuning menari sembari di iringi dengan gamelan jawa.

Bukan itu saja, di tengah malam Kemuning sering terbangun dari tidurnya dan dia minta di carikan bunga tujuh rupa, jika tidak dituruti Kemuning menangis histeris.

“Kenapa sih sayang, kau terlihat aneh beberapa malam ini?” tanya Bondan heran.

“Aku nggak tau Mas! aku hanya pingin kembang, tolong carikan dulu!” ucap Kemuning seraya merengek minta dicarikan.

“Aduh! Kang Mas mau cari di mana coba,” jawab Bondan Seraya mengernyitkan dahinya.

“Ayolah Mas, di beli kek, yang penting ada, aku sangat lapar sekali!”

“Kalau kamu lapar, mbok ya makan, tuh di dapur ada nasi.”

“Kang Mas, cepat dong carikan,” paksa kemuning pada suaminya.

“Aduh! Kemuning, Kemuning!” ujar Bondan seraya bergegas keluar rumah untuk mencarikan kembang tujuh rupa.

Dengan menggunakan sepeda motor miliknya, Bondan mencoba untuk mencari kembang tujuh rupa itu di toko bunga.

“Buat apa sih pak! nyarik kembang tujuh rupa dimalam seperti ini?” tanya penjual kembang itu.

“Entahlah Bu, semua itu untuk keperluan istri saya dirumah.”

“Ooo, gitu,” jawab pemilik bunga, mesti dia sendiri merasa heran.

Setelah, kembang itu diterimanya, Bondan pun segera pergi meninggalkan toko bunga. Sementara dirumah, Kemuning telah menanti dengan gelisah sekali.

Saat pintu rumah dibuka, Kemuning langsung merebut kembang tujuh rupa itu dari tangan Bondan. Karena Bondan berhati lembut dan tak pemarah, Bondan pun tak menggubris kebiasaan buruk yang dilakukan Kemuning setiap hari.

Malam itu, Bondan melihat sendiri Kemuning memakan kembang itu dengan lahapnya, hati Bondan sedikit bergidik menyaksikan hal itu.

Ditempat kerja, Bondan sampai tak konsentrasi lagi, dia selalu melamun dan berlagak seperti orang lagi kebingungan.

Tak tahan dengan kebiasaan aneh Kemuning, Bondan langsung mengajak istrinya kerumah sakit untuk periksa.

Kemuning tidak menolak sedikit pun, dia menuruti saja apa yang di inginkan oleh suaminya.

“Selamat ya Pak, saat ini istri Bapak sedang mengandung!”

“Apa? istri saya sedang mengandung!” ujar Bondan tak percaya.

“Iya, benar Pak, tapi kandungannya saat ini masih berusia dua minggu.”

“Alhamdulillah, akhirnya!” kata Bondan seraya memeluk tubuh Kemuning dengan lembut.

Di saat Bondan memeluk tubuh istrinya, saat itu dia merasakan seseorang sedang mendorongnya, sehingga Bondan pun terjungkal kebelakang.

“Astagfirullah, Mas!” teriak Kemuning seraya menolong Bondan berdiri.

Bondan tak melihat siapa-siapa yang berada didekatnya, lalu dia pun berusaha berdiri kembali.

“Kenapa terjatuh Mas?”

“Kang Mas merasakan ada seseorang telah mendorong kang Mas kebelakang.”

"Benarkah, tapi aku nggak melihat siapa-siapa, yang mendorong kang Mas."

"Benarkah?" tanya Bondan pada Kemuning.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

huh hamil anak setan

2023-05-12

1

👑Meylani Putri Putti

👑Meylani Putri Putti

baik tapi mau aja ya digituin ama mahluk halus

2023-05-12

1

Iril Nasri

Iril Nasri

semangat terus Thor

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Digauli makhluk ghaib
2 Part 2 Kecurigaan
3 Part 3 Mengalami kehamilan aneh
4 Part 4 Rukiah
5 Part 5 Berkeliling di alam ghaib
6 Part 6 Persalinan Kemuning
7 Part 7 Melahirkan Pewaris kayangan
8 Part 8 Pandan wangi
9 Part 9 Lamaran untuk Pandan
10 Part 10 Pernikahan Pandan wangi
11 Part 11 Makhluk berbulu tebal
12 Part 12 Air suci
13 Part 13 Kopi yang mencurigakan
14 Part 14 Dikejar makhluk mengerikan
15 Part 15 Kekuatan Askara
16 Part 16 Larangan untuk Pandan
17 Part 17 Tetangga yang usil
18 Part 18 Istana atas awan
19 Part 19 Istana Askara di Bumi
20 Part 20 Tak bisa bicara
21 Part 21 Sulit bicara
22 Part 22 Curiga
23 Part 23 Makan kembang
24 Part 24 Kecemasan Kemuning
25 Part 25 Ritual pemujaan
26 Part 26 Kemarahan Bondan
27 Part 27 Diteror
28 Part 28 Kejadian tak terduga
29 Part 29 Tingkah laku Ara
30 Part 30 Pengakuan Nuri
31 Part 31 Sahabat baik
32 Part 32 Punya sahabat baru
33 Part 33 Ancaman
34 Part 34 Kemarahan Dasamuka
35 Part 35 Mengetahui kelebihan Ara
36 Part 36 Korban boneka darah
37 Part 37 Kelebihan yang dimiliki Dea
38 Part 38 Rahasia Dea
39 Part 39 Di angkat menjadi jenderal
40 Part 40 Tugas untuk Dea
41 Part 41 Mencari keberadaan Kemuning
42 Part 42 Tugas rahasia
43 Part 43 Mimpi buruk
44 Part 44 Menyelidiki keberadaan Ara
45 Part 45 Penyelidikan
46 Part 46 Pertempuran
47 Part 47 Terbunuhnya Jendral Angkara
48 Part 48 Pertemuan Ara dan Dea.
49 Part 49 Penempaan diri
50 Part 50 Gagal mendapat tumbal darah
51 Part 51 Persiapan untuk Ara
52 Part 52 Kelakuan Ara
53 Part 53 Sikap aneh Ara
54 Part 54 Sekolah baru untuk Dea
55 Part 55 Korban kekuatan Ara dan Dea
56 Part 56 Kejadian yang menimpa Agus
57 Part 57 Perselisihan Ara dan Dea
58 Part 58 Pertempuran dahsyat
59 Part 59 Perang yang diakhiri
60 Part 60 Kejadian yang menimpa Dina
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Pertengkaran kecil.
63 Part 63 Perintah yang tak mendapat restu
64 Part 64 Pencuri darah
65 Part 65 Pikiran jahat
66 Part 66 Melawan manusia kelelawar
67 Part 67 Kemenangan yang mutlak
68 part 68 Di usir dengan lembut
69 Part 69 Kehilangan Ara
70 Part 70 Hukuman penjara bawah tanah.
71 Part 71 Laporan telik sandi
72 Part 72 Perintah kerajaan
73 Part 73 Kekalahan Ara
74 Part 74 Rahasia Ara
75 Part 75 Penculikan keluarga Dea
76 Part 76 Menuju hutan larangan
77 Part 77 Menyusuri hutan larangan
78 Part 78 Penyelamatan
79 Part 79 Lawan tak sepadan
80 Part 80 Kembali ke bumi
81 Part 81 Kemarahan Ara
82 Part 82 Pertarungan di bumi
83 Part 83 Dampak pertarungan Ara dan Dea
84 Part 84 Suara Dasamuka
85 Part 85 Rahasia tersembunyi
86 Part 86 Rahasia yang dibongkar
87 Part 87 Pertengkaran kecil
88 Part 88 Usaha Bondan untuk Bapaknya
89 Part 89 Kemarahan Bondan
90 Part 90 Di hajar Bondan
91 Part 91 Ketenangan hati Suminah
92 Part 92 Ungkapan perasaan
93 Part 93 Kebiasaan Ara
94 Part 94 Makan daging mentah
95 Part 95 Ganti rugi
96 Part 96 Pertarungan tiga kerajaan
97 Part 97 Hukuman untuk Dea
98 Part 98 Penasaran
99 Part 99 Dianggap berhalusinasi
100 Part 100 Keajaiban pada Tuti.
101 Part 101 Kembali bisu
102 Part 102 Diserang
103 Part 103 Pertolongan Ara
104 Part 104 Kritis
105 Part 105 Niat jahat Tuti
106 Part 106 Hasutan Tuti
107 Part 107 Pesona wajah Pandan wangi
108 Part 108 Terdampar di tengah hutan
109 Part 109 Menuju hutan larangan
110 Part 110 Bertemu Ratu kupu-kupu
111 Part 111 Pengobatan putri Dea
112 Part 112 Silang pendapat
113 Part 113 Jabatan Dupa
114 Part 114 Penipuan Raja Buana
115 Part 115 Menyelidiki kerajaan Buana
116 Part 116 Rayuan Dea
117 Part 117 Penyelamatan
118 Part 118 Hukuman yang di jatuhkan Raja
119 Part 119 Hasutan Brananta
120 Part 120 Kebahagiaan
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Digauli makhluk ghaib
2
Part 2 Kecurigaan
3
Part 3 Mengalami kehamilan aneh
4
Part 4 Rukiah
5
Part 5 Berkeliling di alam ghaib
6
Part 6 Persalinan Kemuning
7
Part 7 Melahirkan Pewaris kayangan
8
Part 8 Pandan wangi
9
Part 9 Lamaran untuk Pandan
10
Part 10 Pernikahan Pandan wangi
11
Part 11 Makhluk berbulu tebal
12
Part 12 Air suci
13
Part 13 Kopi yang mencurigakan
14
Part 14 Dikejar makhluk mengerikan
15
Part 15 Kekuatan Askara
16
Part 16 Larangan untuk Pandan
17
Part 17 Tetangga yang usil
18
Part 18 Istana atas awan
19
Part 19 Istana Askara di Bumi
20
Part 20 Tak bisa bicara
21
Part 21 Sulit bicara
22
Part 22 Curiga
23
Part 23 Makan kembang
24
Part 24 Kecemasan Kemuning
25
Part 25 Ritual pemujaan
26
Part 26 Kemarahan Bondan
27
Part 27 Diteror
28
Part 28 Kejadian tak terduga
29
Part 29 Tingkah laku Ara
30
Part 30 Pengakuan Nuri
31
Part 31 Sahabat baik
32
Part 32 Punya sahabat baru
33
Part 33 Ancaman
34
Part 34 Kemarahan Dasamuka
35
Part 35 Mengetahui kelebihan Ara
36
Part 36 Korban boneka darah
37
Part 37 Kelebihan yang dimiliki Dea
38
Part 38 Rahasia Dea
39
Part 39 Di angkat menjadi jenderal
40
Part 40 Tugas untuk Dea
41
Part 41 Mencari keberadaan Kemuning
42
Part 42 Tugas rahasia
43
Part 43 Mimpi buruk
44
Part 44 Menyelidiki keberadaan Ara
45
Part 45 Penyelidikan
46
Part 46 Pertempuran
47
Part 47 Terbunuhnya Jendral Angkara
48
Part 48 Pertemuan Ara dan Dea.
49
Part 49 Penempaan diri
50
Part 50 Gagal mendapat tumbal darah
51
Part 51 Persiapan untuk Ara
52
Part 52 Kelakuan Ara
53
Part 53 Sikap aneh Ara
54
Part 54 Sekolah baru untuk Dea
55
Part 55 Korban kekuatan Ara dan Dea
56
Part 56 Kejadian yang menimpa Agus
57
Part 57 Perselisihan Ara dan Dea
58
Part 58 Pertempuran dahsyat
59
Part 59 Perang yang diakhiri
60
Part 60 Kejadian yang menimpa Dina
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Pertengkaran kecil.
63
Part 63 Perintah yang tak mendapat restu
64
Part 64 Pencuri darah
65
Part 65 Pikiran jahat
66
Part 66 Melawan manusia kelelawar
67
Part 67 Kemenangan yang mutlak
68
part 68 Di usir dengan lembut
69
Part 69 Kehilangan Ara
70
Part 70 Hukuman penjara bawah tanah.
71
Part 71 Laporan telik sandi
72
Part 72 Perintah kerajaan
73
Part 73 Kekalahan Ara
74
Part 74 Rahasia Ara
75
Part 75 Penculikan keluarga Dea
76
Part 76 Menuju hutan larangan
77
Part 77 Menyusuri hutan larangan
78
Part 78 Penyelamatan
79
Part 79 Lawan tak sepadan
80
Part 80 Kembali ke bumi
81
Part 81 Kemarahan Ara
82
Part 82 Pertarungan di bumi
83
Part 83 Dampak pertarungan Ara dan Dea
84
Part 84 Suara Dasamuka
85
Part 85 Rahasia tersembunyi
86
Part 86 Rahasia yang dibongkar
87
Part 87 Pertengkaran kecil
88
Part 88 Usaha Bondan untuk Bapaknya
89
Part 89 Kemarahan Bondan
90
Part 90 Di hajar Bondan
91
Part 91 Ketenangan hati Suminah
92
Part 92 Ungkapan perasaan
93
Part 93 Kebiasaan Ara
94
Part 94 Makan daging mentah
95
Part 95 Ganti rugi
96
Part 96 Pertarungan tiga kerajaan
97
Part 97 Hukuman untuk Dea
98
Part 98 Penasaran
99
Part 99 Dianggap berhalusinasi
100
Part 100 Keajaiban pada Tuti.
101
Part 101 Kembali bisu
102
Part 102 Diserang
103
Part 103 Pertolongan Ara
104
Part 104 Kritis
105
Part 105 Niat jahat Tuti
106
Part 106 Hasutan Tuti
107
Part 107 Pesona wajah Pandan wangi
108
Part 108 Terdampar di tengah hutan
109
Part 109 Menuju hutan larangan
110
Part 110 Bertemu Ratu kupu-kupu
111
Part 111 Pengobatan putri Dea
112
Part 112 Silang pendapat
113
Part 113 Jabatan Dupa
114
Part 114 Penipuan Raja Buana
115
Part 115 Menyelidiki kerajaan Buana
116
Part 116 Rayuan Dea
117
Part 117 Penyelamatan
118
Part 118 Hukuman yang di jatuhkan Raja
119
Part 119 Hasutan Brananta
120
Part 120 Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!