“Kenapa kau lakukan itu semua pada ku, apa mau mu?”
“Aku hanya menitipkan titisan ku didalam Rahim mu.”
“Titisan? titisan apa?”
“Saat ini kau sedang mengandung putri ku, dia adalah titisan ku, bukan anak Bondan suami mu.”
“Kenapa kau menitipkan putrimu kedalam rahim ku, bukan kah di dunia ini begitu banyak perempuan yang belum berkeluarga?”
“Aku tau, sebelum kau memberitaukan tentang hal itu, aku hanya ingin rahimmu, karena aku melihat kebaikan pada hati mu.”
Di saat makhluk itu sedang bercumbu dengan Kemuning, tiba-tiba saja dari luar terdengar suara pintu di ketuk, keduanya saling bertatap pandang. Lalu Kemuning sadar kalau yang datang adalah Bondan suaminya.
Dengan bergegas, Kemuning berjalan menuju pintu. Tapi alangkah terkejutnya Bondan, saat di lihatnya Kemuning berpakaian sangat tipis, sehingga liku tubuhnya terlihat jelas dari luar.
“Sayang! kenapa kau berpakaian seperti ini?” tanya Bondan sembari celingak celinguk melihat kedalam dan keluar.
“Kamu sedang melihat apa sih, Mas?” tanya Kemuning heran.
“Apa ada orang lain di kamar?”
“Orang lain? maksud mu apa sih Mas?”
“Aku hanya bertanya, apa ada orang lain di dalam?”
“Jadi kau menuduh ku memasukan orang lain kekamar kita!”
“Bukan begitu maksudnya sayang?”
“Lalu apa?”
“Kamu berpakai begini, nanti di lihat orang gimana?” ucap Bondan menutupi perasaan curiganya.
Belum lagi Bondan melepas pakaian kerjanya, Kemuning udah mulai merangsang tubuh Bondan, Kemuning melakukannya dengan perasaan yang menggebu-gebu, hal itu membuat Bondan kewalahan.
Namun setelah mereka sama-sama mulai terangsang seknya, lalu tiba-tiba saja, Kemuning mendengar bisikan dari makhluk gaib itu di telinganya.
“Jangan lakukan itu Kemuning? karena ini malam terakhir kita melakukannya.”
Mendengar bisikan itu, Kemuning langsung berhenti melakukan hubungan dengan suaminya. Melihat Kemuning langsung berhenti merayu dirinya, Bondan menjadi sedikit heran.
“Ada apa sayang? kenapa berhenti?”
“Aku nggak mau melanjutkannya,” jawab Kemuning datar.
“Kenapa?” tanya Bondan heran, karena sebelum itu, Kemuning begitu bernafsu ingin bercumbu dengannya.
“Aku capek Kang Mas.”
“Ya udah, kalau kamu capek, istirahatlah dulu, nanti kalau ada kesempatan kita lakukan lagi.”
“Baik Kang Mas.”
Di saat mereka berdua sedang berbaring, tiba-tiba saja Kemuning mendengar bisikan itu lagi.
“Mandilah Kemuning, bersihkan tubuh mu, kita akan bercumbu malam ini.”
Lalu Kemuning langsung mendengarkan perintah makhluk itu dan dia pun bergegas menuju kamar mandi.
“Mau kemana sayang?”
“Aku gerah Mas, mau mandi rasanya,” jawab Kemuning seraya menutup pintu kamar mandi.
Ketika Kemuning mandi, Bondan pun tertidur dengan nyenyaknya di atas ranjang, sehingga dia sendiri tidak mengetahui kalau tubuhnya sudah berpindah tempat keruang tamu.
Sementara itu, Kemuning yang sedang mandi, di datangi oleh makhluk yang selama ini tidur dengan dirinya.
Makluk itu menyentuh tubuh sensitive Kemuning, sehingga Kemuning langsung terangsang, bagai di sentuh oleh seseorang, Kemuning mengerang menahan rasa nikmat yang belum pernah dia rasakan.
Disaat keduanya sedang bercumbu di kamar mandi, tiba-tiba saja Kemuning telah berada diatas Kasur, kain seprai yang tadinya berantakan terlihat rapi seketika.
Dengan birahi yang membara, Kemuning menerima makhluk itu di dalam dekapannya.
“Ini malam terakhir kita Kemuning, aku titip benih ku di rahim mu, jaga dan rawat dia seperti bayimu sendiri.”
“Bagai mana kalau Mas Bondan tau?”
“Dia tak akan tau tentang hal ini, asalkan kau tidak buka mulut.”
“Kenapa?”
“Jika Bondan tau, maka dia pasti akan menceraikan mu. Berlagaklah seperti biasa, agar Bondan mengira kalau anak itu adalah benih keturunan darinya.”
“Baiklah, akan ku jaga rahasia ini dengan nyawa ku sendiri.”
“Bagus, dan untuk biaya hidup kalian berdua, aku akan memberikan kalian kemewahan sesuai dengan usia putri ku kelak.”
“Baiklah,” jawab Kemuning mematuhi perkataan makhluk itu.
Benar saja, ketika janin itu berusia satu minggu, di Rahim Kemuning, perempuan itu merasa keanehan yang tak dapat di ucapkan dengan kata-kata.
Kadang kala, ditengah malam tampak kemuning menari sendirian di atas balkon rumahnya, dengan menggunakan pakaian adat sunda, Kemuning menari sembari di iringi dengan gamelan jawa.
Bukan itu saja, di tengah malam Kemuning sering terbangun dari tidurnya dan dia minta di carikan bunga tujuh rupa, jika tidak dituruti Kemuning menangis histeris.
“Kenapa sih sayang, kau terlihat aneh beberapa malam ini?” tanya Bondan heran.
“Aku nggak tau Mas! aku hanya pingin kembang, tolong carikan dulu!” ucap Kemuning seraya merengek minta dicarikan.
“Aduh! Kang Mas mau cari di mana coba,” jawab Bondan Seraya mengernyitkan dahinya.
“Ayolah Mas, di beli kek, yang penting ada, aku sangat lapar sekali!”
“Kalau kamu lapar, mbok ya makan, tuh di dapur ada nasi.”
“Kang Mas, cepat dong carikan,” paksa kemuning pada suaminya.
“Aduh! Kemuning, Kemuning!” ujar Bondan seraya bergegas keluar rumah untuk mencarikan kembang tujuh rupa.
Dengan menggunakan sepeda motor miliknya, Bondan mencoba untuk mencari kembang tujuh rupa itu di toko bunga.
“Buat apa sih pak! nyarik kembang tujuh rupa dimalam seperti ini?” tanya penjual kembang itu.
“Entahlah Bu, semua itu untuk keperluan istri saya dirumah.”
“Ooo, gitu,” jawab pemilik bunga, mesti dia sendiri merasa heran.
Setelah, kembang itu diterimanya, Bondan pun segera pergi meninggalkan toko bunga. Sementara dirumah, Kemuning telah menanti dengan gelisah sekali.
Saat pintu rumah dibuka, Kemuning langsung merebut kembang tujuh rupa itu dari tangan Bondan. Karena Bondan berhati lembut dan tak pemarah, Bondan pun tak menggubris kebiasaan buruk yang dilakukan Kemuning setiap hari.
Malam itu, Bondan melihat sendiri Kemuning memakan kembang itu dengan lahapnya, hati Bondan sedikit bergidik menyaksikan hal itu.
Ditempat kerja, Bondan sampai tak konsentrasi lagi, dia selalu melamun dan berlagak seperti orang lagi kebingungan.
Tak tahan dengan kebiasaan aneh Kemuning, Bondan langsung mengajak istrinya kerumah sakit untuk periksa.
Kemuning tidak menolak sedikit pun, dia menuruti saja apa yang di inginkan oleh suaminya.
“Selamat ya Pak, saat ini istri Bapak sedang mengandung!”
“Apa? istri saya sedang mengandung!” ujar Bondan tak percaya.
“Iya, benar Pak, tapi kandungannya saat ini masih berusia dua minggu.”
“Alhamdulillah, akhirnya!” kata Bondan seraya memeluk tubuh Kemuning dengan lembut.
Di saat Bondan memeluk tubuh istrinya, saat itu dia merasakan seseorang sedang mendorongnya, sehingga Bondan pun terjungkal kebelakang.
“Astagfirullah, Mas!” teriak Kemuning seraya menolong Bondan berdiri.
Bondan tak melihat siapa-siapa yang berada didekatnya, lalu dia pun berusaha berdiri kembali.
“Kenapa terjatuh Mas?”
“Kang Mas merasakan ada seseorang telah mendorong kang Mas kebelakang.”
"Benarkah, tapi aku nggak melihat siapa-siapa, yang mendorong kang Mas."
"Benarkah?" tanya Bondan pada Kemuning.
Bersambung...
*Selamat membaca*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
huh hamil anak setan
2023-05-12
1
👑Meylani Putri Putti
baik tapi mau aja ya digituin ama mahluk halus
2023-05-12
1
Iril Nasri
semangat terus Thor
2023-03-03
0