"Memangnya tipe Kakak itu seperti apa?" tanya Jingga mengerutkan dahinya, ia merasa dirinya juga cantik, bahkan banyak sekali pria yang mengejarnya di kampus tapi Jingga menolaknya karena menjaga hatinya untuk Eril.
Eril terdiam, ia menatap lekat-lekat Jingga dari atas dari bawah seraya mengusap-usap dagunya. Yaps, Jingga memang sangat cantik, tubuhnya tinggi semampai bak model. Lalu dadanya juga berukuran besar. Eril menggelengkan kepalanya saat pikiran mesumnya muncul.
"Tipe wanitaku itu, dia wanita yang bisa memuaskan ku di ranjang. Sudah itu saja," Eril sengaja mengatakan hal itu karena dia tahu Jingga tak akan bisa melakukannya.
"Memuaskan di ranjang?" ucap Jingga lirih.
"Ya, aku suka wanita yang liar dan menggodaku. Dan yang pasti dia seksi," kata Eril asal saja. Ia segera pergi meninggalkan Jingga untuk masuk ke dalam kamarnya.
Bagi Eril mungkin ucapannya itu terdengar seperti guyonan biasa, tapi Jingga malah menganggapnya serius. Semalaman ia mencari tahu artikel seperti apa wanita yang memuaskan di ranjang.
"Kenapa semua gambarnya seperti ini?" gerutu Jingga sebal karena sejak tadi malah menemukan gambar orang berkuda dan memakai pakaian tipis.
"Apa aku harus menggunakan baju sarangan ini agar Kak Eril tergoda olehku?" gumam Jingga lagi, ia ingat dulu pernah melihat Maminya menggunakan baju seperti ini saat ia masih kecil. Apa saat itu Maminya juga sedang berusaha memuaskan Papinya?
"Aku harus mencobanya," kata Jingga tersenyum manis.
Rencana mengejar cinta Eril akan ia mulai dari besok pagi. Ia harus menyiapkan sarapan untuk Eril agar pria itu terkesan. Lalu siang harinya ia akan membeli baju saringan tipis untuk menggoda suaminya Eril dan memuaskannya di ranjang.
"Ide bagus Jingga, good job," Jingga menyemangati dirinya sendiri sebelum menjatuhkan dirinya ke alam mimpi.
Namun, rencana tinggallah rencana. Ia yang sudah memasang timer alarm agar bagun lebih pagi, justru bangun kesiangan. Jingga segera melompat dari kasur dan mengikat rambutnya asal.
"Aduh jam berapa ini? Aku harus masak buat Kak Eril," gerutu Jingga panik sendiri di dapur.
"Apa yang harus aku lakukan?" Jingga kebingungan saat tidak tahu bagaimana cara menggunakan alat-alat dapur yang ada.
Beginilah jadinya kalau tak punya pengalaman sama sekali. Sekarang apa yang akan di masak saja ia tidak tahu.
"Brengsek! Arghhhhhh! Ba ji ngan!"
Jingga terkejut mendingan suara Eril yang mengumpat-umpat kesal di dalam kamarnya. Di tambah lagi dengan bunyi-bunyi benda berjatuhan membuat Jingga langsung berlari menuju kamar atas.
Di dalam kamar Eril mengamuk setelah melihat postingan IG kekasihnya Jenny bersama pria lain. Wanita itu sepertinya benar-benar berniat mengakhiri hubungan mereka. Eril tidak terima dan sangat marah tentunya.
"Sialan! Kau itu hanya milikku Jenny! Kau tidak boleh pergi kemanapun!" teriak Eril membuang seluruh buku-buku miliknya yang ada di rak.
"Astaga Kak Eril! Apa yang terjadi?" Jingga memekik kaget melihat keadaan kamar Eril yang seperti kapal pecah.
"Keluar!" bentak Eril tanpa melirik Jingga sama sekali.
"Tidak! Kakak kenapa seperti ini? Kakak bisa terluka," ucap Jingga malah cemas jika terjadi apa-apa dengan Eril.
"Keluar! Jangan memancingku atau kau akan tahu akibatnya!" bentak Eril menatap Jingga tajam.
Jingga sama sekali tidak takut, ia malah melipat tangannya di atas perut. "Aku heran dengan Kak Eril, kenapa suka sekali dengan wanita yang jelas-jelas sudah berselingkuh di belakang Kakak. Tapi Kakak justru mengabaikan wanita yang tulus mencintai Kakak," ucap Jingga menebak apa yang terjadi dengan Eril. Gwiyomi pernah bercerita padanya, hanya satu hal yang membuat Eril sangat marah, yaitu jika kekasihnya itu meminta putus.
"Kau memang harus hukum agar mulutmu itu tidak asal bicara!" Dengan langkah kesal, Eril menghampiri Jingga dan menghimpit wanita itu di pintu kamar.
"Kak Eril mau apa?" tanya Jingga sedikit gugup saat melihat Eril sangat dekat dengannya.
"Katakan lagi apa yang barusan kau katakan," ucap Eril menatap Jingga tajam.
"Yang mana? Yang kekasih Kak Eril selingkuh Argh!!!!!"
Jingga berteriak kaget saat Eril tiba-tiba mencium lehernya dengan keras. Sangat keras hingga Jingga me re mas kuat lengan Eril karena tak tahan rasa nyerinya.
Eril baru melepaskan ciumannya setelah meninggalkan bekas merah keunguan di leher Jingga. Ia tersenyum puas melihat hasil karyanya.
"Kakak Eril! Kenapa kakak melakukan itu!" jerit Jingga mendorong Eril menjauh.
"Itu hukuman karena kau sudah masuk ke dalam kamar ku," kata Eril asal saja.
"Hukuman apa? Kak Eril menyebalkan!" teriak Jingga berlari keluar kamar Eril, ia memegang lehernya yang nyeri.
Sesampainya di kamar, Jingga terkejut melihat lehernya yang sangat merah. "Argh! Kenapa jadi seperti ini sih! Gimana nanti aku datang ke kampus," gerutu Jingga panik karena takut jika teman-teman kampusnya melihat.
*****
Pukul delapan pagi, Eril sudah siap di meja makan. Banyak makanan yang sudah disiapkan oleh pembantu yang memang ada setiap hari, hanya saja ia akan pulang saat malam hari.
Saat Eril akan mulai makan, Jingga terlihat datang dari kamarnya. Wajah wanita itu masam dan sangat kesal.
"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Eril menahan senyumnya.
"Kakak keterlaluan! Lihat nih, aku terpaksa harus pakai Hoodie gara-gara Kakak!" ucap Jingga menunjukan lehernya yang masih merah, apalagi kulit Jingga yang putih pucat membuat tanda merah itu terlihat jelas.
"Itu bagus, kalau kau berani masuk ke kamarku lagi, aku akan membuatnya di seluruh tubuhmu," ucap Eril merasa gemas sendiri melihat tanda merah itu.
Jingga bergidik ngeri membayangkan Eril akan membuat tanda merah di seluruh tubuhnya. Mulai detik ini, ia tak akan deh masuk ke kamar Eril lagi.
"Aku berangkat dulu, nanti pulang kampus Rafi akan menjemputmu. Aku sudah mendaftarkan mu di kelas memasak," ucap Eril mengusap mulutnya setelah menyelesaikan sarapan.
"Kelas memasak?" Jingga menatap Eril terkejut.
"Ya, mulai sekarang kau yang harus memasak sarapan dan makan malam. Aku ingin menghemat pengeluaran," kata Eril sebenarnya hanya ingin mengerjai Jingga saja.
"Kakak kira aku pembantu?" sentak Jingga geram.
"Tidak juga, kau bilang ingin menjadi istri yang baik untukku?" kata Eril lagi.
"Bukanya Kakak bilang hanya suka wanita yang memuaskan Kakak di ranjang?" ucap Jingga menyindir.
"Ya itu juga salah satunya," kata Eril lagi.
"Terus kenapa Kakak tidak mendaftarkan ku saja ke kelas ranjang? Biar aku pintar untuk urusan itu?" kata Jingga dengan wajah polosnya tapi membuat Eril terkejut bukan kepalang.
"Kau ini bicara apa? Mana ada kelas yang mengajarkan caranya bercinta?" sentak Eril ingin menjambak rambutnya sendiri, kenapa istrinya ini begitu bodoh.
"Lalu dimana aku harus belajar bercinta?" tanya Jingga serius.
"Bodoh! Kau ingin belajar bercinta? Nanti aku yang akan mengajari mu sampai pandai," sergah Eril jengkel.
Happy Reading.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Neni Triana
🤣🤣🤣 kapok kau eril
2024-01-08
1
Maya Imuch
🤣🤣🤣
2023-10-25
1
komalia komalia
hahaha sangat bodoh
2023-07-31
1