Istri Kecil Gabriel
Malam mulai datang, sinar matahari tampak sudah kembali ke peraduannya digantikan cahaya rembulan. Di ruangan kerja seorang pria, terlihat seorang wanita yang tengah berjongkok di depannya. Tangan pria itu terlihat mengusap-usap rambut sang wanita seraya menyuarakan de sa hannya.
"Jenny ... ah babe ..." Pria itu mendongak puas saat kekasihnya melakukan service yang membuatnya menggila.
Pria itu tak lain adalah Gabriel Arshaka De Leander, Putra kedua dari pasangan Axel dan Bella. Pria yang kerap di sapa Eril itu memang punya kebiasaan yang jarang orang tahu. Ia dan kekasihnya sering melakukan hal-hal yang menantang seperti ini.
Meski sering melepas adrenaline dengan kekasihnya, Eril masih berpacaran ditahap yang wajar. Ia tidak pernah menyentuh kekasihnya karena ingat prinsipnya yang tak ingin merusak wanitanya.
Jenny yang sejak tadi sudah basah dan terangsang, langsung bangkit lalu duduk dipangkuan Eril. Ia ingin memasukan milik Eril ke dalam miliknya namun Eril malah mendorongnya hingga ia terjungkal ke belakang.
"Shitttttt! Jenny! Apa yang kau lakukan!" Eril tanpa sadar berteriak kesal, moodnya seketika langsung buruk dan memakai celananya kembali.
"Kau yang apa-apaan? Kenapa kau mendorongku?" Jenny balas berteriak kesal karena lagi-lagi Eril menolaknya.
Meski pria itu mengerang penuh kepuasan saat ia melakukan b lo w job, tapi Eril tetap saja bertahan dengan pendiriannya yang tidak mau menyentuh Jenny. Kadang Jenny merasa kekasihnya ini terlalu naif, apa Eril pikir ia manusia suci yang tidak pernah berhubungan fisik.
"Maafkan aku, tapi seharusnya kau tahu kalau aku tidak bisa melakukan ini Jenny," ucap Eril membantu kekasihnya untuk bangkit.
"Jangan menyentuhku! Kau keterlaluan!" bentak Jenny menepis tangan Eril dengan kasar. Ia segera mengambil baju-bajunya yang tadi sudah di lepaskan, saat ia memegang miliknya terasa sangat basah.
"Sial! Baru kali ini aku merasa di permalukan!" batin Jenny mengumpat sangat kesal.
"Sayang hei, so sorry, kamu tahu sendiri aku nggak bisa ngelakuin ini?" ucap Eril membujuk Kekasihnya itu.
"Why? Kenapa nggak bisa? Kita berdua udah saling cinta 'kan?" ucap Jenny memandang Eril tajam.
"Oh my, kau sudah tahu perasaanku Sayang. Justru karena aku mencintaimu, makanya aku tidak ingin melakukan ini. Kamu yang sabar dong, tunggu sampai kita menikah nanti," ucap Eril memeluk kekasihnya, merayu Jenny yang sedang merajuk agar hubungan mereka baik-baik saja.
"Tapi kapan kamu bakalan nikahin aku?" tanya Jenny memandang kekasihnya sendu.
"Tunggu dulu, aku baru aja ada proyek baru. Biarin aku selesaikan proyek aku yang baru ya," ucap Eril mengusap-usap punggung kekasihnya.
Jenny tersenyum sinis, ia kembali mendorong tubuh kekasihnya menjauh.
"Alasan itu lagi? Aku udah muak Ril, kayaknya emang kamu nggak pernah serius sama aku. Lebih baik kita akhiri saja hubungan ini," ucap Jenny mengambil tasnya lalu beranjak pergi, sudah terlalu lelah dengan alasan memuakkan yang diberikan Eril.
"Sayang, jangan gitu dong. Kamu dengerin aku dulu," Eril berusaha menjelaskan seraya mengejar kekasihnya, ia tak akan sanggup jika harus kehilangan wanita se cantik Jenny.
Jenny yang sudah begitu muak, tak menghiraukan Eril sama sekali. Ia terus berjalan dengan langkah cepat. Biarlah pria itu tetap bertahan dengan pendiriannya, apa dia pikir Jenny tidak bisa mencari pria yang bisa memuaskannya.
Eril berdecak kesal saat sudah kehilangan jejak Jenny. Ia ingin menyusulnya ke Apartemen, namun tiba-tiba saja teleponnya berdering membuat ia mengurungkan niatnya.
"Halo Ma?" Eril langsung menyahut begitu mendengar suara Mamanya di seberang sana.
"Halo Eril, kamu dimana Sayang? Udah pulang dari kantor?"
"Ini baru mau pulang, ada apa Ma?" tanya Eril mengambil kunci mobilnya di saku. Malam sudah cukup larut, jadi suasana di sana juga sangat sepi.
"Ini Mama masih di rumah Kakak kamu Rendra, keponakan kamu demam, Kakak mau juga belum pulang. Kayaknya Mama sama Papa nggak bisa pulang dulu ke rumah,"
"Oh gitu, baiklah Ma."
"Kamu baik-baik di rumah, sama jagain adik kamu. Tadi katanya mau keluar sama Jingga. Coba kamu cek, udah pulang apa belum."
"Kemana lagi perginya anak itu?" gerutu Eril sebal jika adiknya ini sudah keluar, pasti akan membuat ulah sama seperti sebelumnya.
Setelah mengakhiri panggilannya dengan sang Mama. Eril segera menancap gas mobilnya ke rumah. Dan benar seperti dugaannya, kalau Gwiyomi tidak ada di rumah.
"Dasar anak nakal! Apa dia nggak bisa diem aja di rumah gitu,"
Eril tak henti menggerutu sebal karena tidak bisa menemukan adiknya. Akhirnya daripada pusing mencari keberadaan adiknya, Eril mengerahkan anak buahnya untuk mencarinya.
"Bagaimana?" tanya Eril ketika asistennya melapor.
"Nona Gwiyomi sedang berada di hotel tempat temannya mengadakan acara ulang tahun Tuan," Lapor Rafa asisten Eril.
"Kita langsung kesana saja. Anak itu tidak akan pulang kalau aku tidak menjemputnya," ucap Eril bergerak cepat untuk menemukan adiknya.
****
Di hotel, Gwiyomi dan Jingga terlihat sudah teler setelah minum satu gelas anggur. Kedua wanita yang baru saja beranjak dewasa itu baru pertama kali minum, jadi mereka langsung lemas karena belum terbiasa.
"Jingga, lu lihat Bara nggak? Kemarin dia jalan sama cewek cantiiiikkkkk, aku kesel banget," Gwiyomi merancau seraya meneguk kembali minumannya.
Jingga tak menyahut, kepalanya terasa sangat berat hingga ia malas mengangkatnya.
"Jingga! Lu dengerin gue nggak sih!" mungkin karena efek alkohol, Gwiyomi tidak bisa mengontrol nada bicaranya. Ia bangkit dari duduknya dan berteriak kepada Jingga.
"Lu apaan sih, gue tuh lagi mimpi indah," kata Jingga melantur.
Gwiyomi ingin membuka mulutnya kembali, tapi tiba-tiba telinganya ditarik dari belakang oleh seseorang.
"Argh, aduh aduh ..." Gwiyomi meringis lalu menoleh kebelakang, melihat Kakaknya Eril yang menatapnya sangat kesal.
"Kak Eril?" serunya begitu kaget.
"Bagus sekali, siapa yang menyuruhmu minum?" sentak Eril marah melihat kelakuan adiknya.
"Jingga! Jingga yang mengajakku minum!" tak ingin disalahkan, Gwiyomi malah menunjuk Jingga yang sudah teler.
Eril berdecak kesal melihat semua ini. "Dasar! Apa kalian tidak tahu kalau ini sangat berbahaya? Ayo pulang," sentak Eril menarik tangan adiknya.
"Tunggu dulu Kak," Gwiyomi menarik tangannya kesal.
"Apalagi?" Eril menatap adiknya tajam.
"Kakak mau meninggalkan Jingga?" ucap Gwiyomi tak akan meninggalkan sahabatnya.
"Sungguh merepotkan!" gerutu Eril mau tak mau memapah Jingga dan membawa wanita itu pulang.
"Rafi, kau bawa saja Nona Gwiyomi pulang ke rumah. Aku akan mengantarkan Jingga pulang dulu," ucap Eril lagi.
Rafi mengangguk siap, setelah membatu Jingga masuk ke dalam mobil. Eril segera membawa mobilnya untuk mengantar Jingga pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Jingga tak henti bergumam-gumam tak jelas.
"Apa kau tidak bisa diam?" sentak Eril risih sendiri mendengar suara Jingga.
"Tidak! Aku tidak bisa diam! Kau mau apa ha?" sahut Jingga malah menantang Eril.
Eril mendengus kesal, ia lalu memperhatikan Jingga yang sudah begitu mabuk, kalau ia membawanya pulang ke rumah. Nanti pasti akan banyak pertanyaan dari kedua orang tua Jingga.
"Sebaiknya aku bawa pulang saja," batin Eril memutar kembali kemudi mobilnya menuju rumahnya sendiri.
Happy Reading.
Tbc.
Hai gengss ... ketemu lagi dengan cerita terbaru author Virzha ya ...
Sebelumnya author mau mengucapkan selamat tahun baru untuk semua readers ...
Semoga di tahun baru ini kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ...
Happy New Year Gengs ....
Mohon dukungan like, komen dan subscribe ya ....
Cast Visual.
Gabriel Arshaka De Leander~
Jingga Oceana~
Jenny~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Yuli
uuuhhh cantiknya jingga
2023-09-02
1
Ita rahmawati
baru mngikuti...
2023-05-03
1
Riska
ko suka sih ngeliat siapa yg jdi si eril
2023-03-13
1