Dinniar dan Tasya menunggu kepulangan Darius, pria yang tadi dicari Dinniar kekantor tapi ternyata tidak ada, Dinniar menjadi gelisah, dia tidak mau mempercayai selentingan yang dia dengar kala berkunjung ke kantor suaminya.
"Aku tidak boleh menaruh curiga, selama ini suamiku selalu menepati janjinya kepada kami, dia juga begitu menyayangi ku dan Tasya, aku yakin mereka hanya menyimpulkan saja, bukan berarti kebenaran." Menepis segala apa yang ada di dalam hati memang begitu sulit.
Selang tak berapa lama setelah Dinniar siap dengan makan malam, Darius pun datang, mobilnya terdengar terparkir di halaman rumah.
"Assalamualaikum," sapa Darius.
Tasya yang sejak tadi menanyakan papinya, saat Darius pulang dia malah tak menyambut, Tasya bahkan tidak membalas salam papinya.
"Hai anak cantik, kenapa kok cemberut begitu, Papi pulang biasanya di sapa, kok hari ini enggak? Bahkan Tasya tidak menjawab salam Papi." Darius menempelkan sebelah pipinya di pipi tembam putrinya.
"Tasya kesel! Papi janji mau pergi sama aku dan Mami, tapi malah pergi ke kantor dan pulang malam." Rengek anak kecil berusia empat tahun.
Meski usianya masih kecil, Tasya sangat dewasa, dia mengerti tentang waktu, hapal jadwal kerja papinya dan maminya. Protes yang dia tunjukkan membuat Darius menjadi gemas lalu memeluknya.
"Anak cantik, hari ini Papi sedang banyak pekerjaan, gimana kalau besok kita berenang, mau?" Tanya Darius.
Tasya menggeleng, lalu mengurai pelukan papinya.
"Loh, kok, anak Papi begitu sih?" tanya Darius.
"Ya sudah deh, kalau Tasya masih ngambek, hadiahnya papi kasih kucing ajah." Ledek Darius sambil menunjukkan bingkisan yang dia bawa lalu menyembunyikannya lagi.
Ada rasa penasaran di hati putri kecilnya namun, sepertinya Tasya enggan menanggapi dan cukup gengsi untuk bertanya apa yang di bawa oleh papinya, karena dia sedang menunjukkan sikap protesnya.
"Sudah, kita baikan yuk." Darius mengeluarkan jari kelingkingnya dan mengajak putrinya berbaikan.
Tasya mengangguk dan mengaitkan jari telunjuk mereka berdua.
Darius lalu memberikan bingkisan yang dia bawa.
"Ini hadiahnya, Tasya buka sendiri bisa kan? Papi mau bertemu dengan Mami dulu." Darius mengecup rambut putrinya dan langsung menghampiri Dinniar yang sedang menyiapkan makan malam.
"Sudah selesai?" Tanya Darius sambil memeluk Dinniar dari belakang.
"Mas, kamu kan belum mandi, mandi dulu sana." Dinniar terkejut dengan pelukan suaminya.
"Sayang," Darius memutar tubuh istrinya hingga saat ini mereka saling berpandangan.
"Kamu tau? Aku hari ini lelah sekali, tapi aku bersyukur pemotretan selesai dengan baik, padahal sebelumnya terjadi masalah, sehingga aku sendiri yang harus membereskannya, aku setelah meeting langsung pergi ke lokasi, jadi bisakah malam ini aku mendapatkan pijitan dari mu?" Pinta Darius yang manja.
Dinniar menyematkan senyumannya. "Tentu saja." Dinniar langsung luluh, apa yang tadi dia khawatirkan sirna sudah.
"Jadi ini alasan kamu harus pergi ke sana? Aku sudah menduga, semua perkataan mereka salah tentangmu, Mas." Dinniar langsung memberikan kecupan cinta di pipi Darius.
Darius langsung tersenyum senang ketika istrinya mempercayai semua penjelasannya.
"Syukurlah kamu percaya," ujar Darius dalam hatinya.
Darius mengingat kembali kejadian tadi sebelum dia kembali ke rumah.
"Hallo Pak," sekertaris Darius meneleponnya.
"Ada apa?" tanya Darius yang mendapat panggilan telepon.
"Tadi istri, Pak Darius datang ke kantor dan menanyakan keberadaan Bapak, saya bilang Bapak ada di Bogor ke lokasi syuting iklan, lalu Bu Dinniar bertanya tentang meeting."
Deg
Jantung Darius langsung berdebar kencang tak seperti biasanya.
"Lalu, apa jawaban yang kamu berikan?" tanya Darius dengan nada panik.
"Saya tidak sempat menjawab, karena ada telepon masuk dari bagian HRD, lalu setelah saya selesai telepon, ternyata Bu Dinniar sudah pergi," jelas sekertaris pribadinya.
Darius langsung menghela nafas panjang dan sangat lega.
"Kalau Istri saya datang lagi, dan saya tidak ada di tempat, bilang saja saya sedang ada meeting di luar,"
Darius langsung menutup teleponnya dan kembali menikmati sentuhan wanita yang mencuri hatinya.
***
Malam terasa begitu panjang, Darius menghabiskan malamnya dengan bercinta bersama Dinniar, bagi Darius, Dinniar adalah dunianya, tapi dia tidak pernah menyangka bisa jatuh hati lagi dengan wanita yang menjadi salah satu model di Agencynya.
Darius dan Dinniar mengarungi malam panjang mereka, percintaan mereka bukanlah hal yang bisa dilupakan atau dilepaskan begitu saja, Darius mencintai istrinya bahkan bergairah ketikan mereka sedang bersama dalam penyatuan.
Darius juga mencintai modelnya, yang pertama kali dia lihat begitu mempesona, senyumannya memikat hatinya yang kala itu sedang sedikit lelah dengan kemerosotan job iklan di agency miliknya, dengan kedatangan model itu, kejayaan kembali menghampiri, beberapa kali makan siang bersama, lalu memberikan bonus karena kerja keras sang model, membuat Darius tidak sadar dirinya sedang bermain api ditengah rumah tangganya yang damai.
***
"Hari ini kita jadi pergi berenang?" Tasya bertanya kepada kedua orang tuanya ketika mereka sedang berada di meja makan untuk sarapan.
"Jadi dong, tuan putri papi, yang cantik" Darius tersenyum.
"Kita habis sarapan, langsung bersiap-siap, Papi punya kejutan untuk Tasya dan juga Mami." Darius melempar tatapannya ke Dinniar.
Tatapan mereka saling bertemu, bunga-bunga percintaan mereka tadi malam tetap berlanjut dengan sikap manis yang ditunjukkan oleh Darius.
Wanita mana yang tidak meleleh ketika di berikan kasih sayang dan perhatian yang menjadi bukti cinta suami kepada istrinya.
***
Hari yang cerah melancarkan proses syuting yang dilakukan oleh Cornelia, mereka masih menjalani proses syuting di Bogor.
"Okeh ganti pose,"
Cornelia mengubah posisinya, posenya kini lebih menarik perhatian, pakaiannya yang sexy karena sedang menjadi model Underwear, begitu menggairahkan, Benny mengirim salah satu foto Cornelia kepada Darius.
"Kita istirahat dulu," ujar Benny.
Manager Cornelia langsung memberikan outer panjang untuk menutupi tubuh modelnya agar tidak menjadi pusat perhatian mata yang sudah mengincar setiap jengkal tubuh modelnya.
Cornelia mengenakan outer panjang dan langsung mencari ponselnya.
***
"I love you." Darius membisikkan kata cinta di telinga istrinya.
Kejutan untuk Dinniar dan juga anaknya Tasya hari ini sukses, Dinniar menjadi Spechless dengan hadiah yang diberikan untuknya.
Kalung dengan liontin berisinial DD kini melingkar di lehernya, membuat dirinya terlihat begitu cantik, pesonanya masih terpancar sehingga Darius pun ikut terbawa suasana, kecupan mendarat di bibir Dinniar, begitu manis kisah cinta mereka, andai saja Darius tak bermain api di belakang istrinya.
Kriiing Kriiing Kriiing
Suara dering ponsel Darius memecah suasana kemesraan mereka berdua, Darius langsung mengangkat teleponnya dan sedikit menjauh dari Dinniar.
Melihat sikap suaminya yang mengangkat telepon dari jarak jauh, membuat kecurigaan kembali membuat sarang di hatinya.
"Aku sedang bersama dengan Dinniar, nanti aku telepon saat Dinniar sibuk dengan Tasya." Darius bicara sambil melihat ke arah Dinniar.
"Aku kangen, pengen bobo sama kamu." Manjanya Cornelia membuat Darius tak bisa menolak.
Banyak model diluar sana yang sukses secara kilat setelah bermalam dengan pemilik Agency atau mereka yang memiliki posisi di perusahaan.
Cornelia salah satunya, karena pesonanya yang menarik hati Darius, saat agency terpuruk, Cornelia masuk dan mengiklankan satu iklan lipstik, membuat pemilik produk suka, dia menyarankan kepada Darius untuk mengembangkan Cornelia, dari satu job yang berhasil itu, dengan segera Darius memberikan banyak job kepadanya dan berhasil membuat Agencynya kembali melejit, saat itulah Darius mulai bermain api.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 398 Episodes
Comments
neng ade
aduuhh sayang banget ya harus dirusak oleh Darius sendiri .. kasihan Di niat dan Tasya .. sadarlah Darius..
2023-06-29
0