Kisah pernikahan yang sangat sempurna bagaikan kisah cinta Pangeran dengan seorang putri cantik jelita, terus berlangsung bahagia dan sempurna, hingga kini mereka memiliki seorang putri cantik berusia empat tahun.
Anastasya putri cantik yang menjadi pelengkap kesempurnaan pernikahan mereka berdua sering kali membuat keduanya semakin terkenal sebagai keluarga harmonis.
"Sayang, aku berangkat kerja dulu ya, hari ini ada meeting penting di kantor," kata Darius sambil mengecup kening istrinya.
Dinniar hari ini sedang libur bekerja, sebagai seorang wanita yang bekerja di dunia pendidikan, memiliki waktu libur panjang, sedangkan Darius yang seorang pemilik Agency Darius Gemilang, harus bekerja meski seorang pemilik Agency, bahkan sekarang di hari Sabtu pun dia pergi bekerja.
"Mih, kok Papih kerja terus sih?" tanya Tasya yang sudah lancar bicara.
"Katanya Tasya mau liburan keluarga, jadi Papih harus lebih giat cari uangnya." Dinniar memberikan penjelasan.
"Kalo Papih kerja terus, kapan kita liburannya?" Tasya kembali melontarkan pertanyaan.
Dinniar bingung harus menjawab apa, Tasya sudah semakin pintar dan bisa membaca situasi, dia juga sudah mengerti hari, sehingga ketika Darius harus bekerja di hari Sabtu atau Minggu, Tasya akan semakin banyak mengajukan pertanyaan kepada maminya.
"Kita pasti bisa liburan sayang, nanti mami akan minta papi atur jadwal untuk kita berlibur." Dinniar menyentuh ujung hidung putrinya.
Hidung mancung Tasya sangat persis Darius, namun wajahnya perpaduan antara maminya dan papinya.
Melihat wajah Tasya membuat Dinniar iba, putrinya sudah merencanakan liburan bersama tapi dibatalkan, Darius harus lembur kerja.
***
"Bi, nanti kalau Tasya bangun tidur siang, bilang kalau saya keluar sebentar, ada urusan mendadak," kata Dinniar.
"Iyah, Bu, nanti kalau Non Tasya bangun dan nanyain saya akan sampaikan seperti yang tadi Ibu pesan," jawab Bi Surti.
Surti sudah bekerja sejak Dinniar dan Darius memiliki Tasya, Surti bertugas untuk menjaga Tasya atau sebagai baby sitter.
Dinniar melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Di dalam kamar Dinniar mengganti pakaian dan berias.
"Aku harap, Mas Darius suka dengan style ku hari ini, aku ingin membuat kejutan untuknya." Dinniar bercermin sambil memandangi wajahnya yang sudah di poles dengan berbagai riasan sehingga membuat wajahnya terlihat cantik.
Rambut yang tergerai dan ikal, menambah kecantikan Dinniar.
***
Dinniar memarkir mobilnya di basemen.
Dinniar berjalan masuk ke dalam kantor yang tidak begitu besar tapi cukup sukses.
"Aku ke kamar mandi dulu deh, takutnya ada riasan wajahku yang luntur." Dinniar memutar arah dan menuju ke kamar mandi.
Dinniar membuka pintu toilet.
"Eh, udah tahu belum, katanya Pak Darius lagu Deket sama model baru kita yang mendadak viral itu," kata seorang wanita yang sedang bergunjing.
"Yah, wajar sih, model baru kita, cantik, sexy, udah gitu bibirnya juga sensual banget, siapa laki-laki yang enggak terpesona." Seorang wanita menimpali perkataan temannya.
Dinniar yang hendak masuk ke dalam kamar mandi, menjadi mengurungkan niatnya, Dinniar menutup pintu lagi dan menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Ya Tuhan, apa yang aku dengar adalah kenyataan? Apa benar Mas Darius terpesona dengan model itu, Tuhan, semoga ini hanya kabar burung yang tidak benar." Do'a Dinniar sambil memejamkan kedua matanya yang indah.
Dinniar kembali membenarkan posisi berdirinya, dia menguatkan hatinya, Dinniar memantapkan langkahnya menuju ruang kerja suaminya.
***
"Bu Surti," panggil Tasya saat sudah bangun tidur.
Tasya keluar kamarnya dan mencari baby sitternya.
"Non Tasya sudah bangun?" Tanya Surti saat melihat anak majikannya keluar dari kamar.
"Bi Surti, Mami kemana?" Tanya Tasya.
"Mami, tadi pesan, katanya ada urusan mendadak, jadi pergi keluar sebentar dulu," jawab Surti.
"Non Tasya, gimana kalau kita mandi dulu, jadi nanti kalau Mami dan Papi pulang, Non Tasya sudah cantik dan harum." Surti membujuk Tasya, karena wajah Tasya sudah mulai terlihat cemberut.
Tasya menggerakkan kepalanya turun naik, lalu Surti menggandeng tangan mungil itu untuk pergi ke kamar mandi.
***
Suara dering ponsel terdengar, Dinniar langsung mengangkat teleponnya.
"Hallo," sapanya.
"Mih, ini Tasya."
"Ooh Tasya, pantesan wangi banget." Dinniar mencoba merubah suasana hati putrinya.
Seorang ibu yang selalu mengerti suasana hati putrinya, selalu berusaha membuat putrinya bahagia.
"Kok Mamih tahu?" tanya Tasya dan hatinya merasa senang.
"Tahu dong, Tasya itu anak Mamih, jadi sudah pasti Mamih tahu, oh ya kenapa Tasya telepon Mamih?" Tanya Dinniar.
"Mamih pulang kapan?" ujar Tasya dengan suara manja.
"Mamih pulang bareng sama Papih, Tasya tunggu di rumah ya," jelasnya.
Tasya menutup panggilan teleponnya, lalu Dinniar melanjutkan pergi ke ruangan suaminya.
.
.
"Oke selesai."
Pemotretan selesai, seluruh kru yang bertugas merapihkan semua peralatan, sedangkan dua orang berlawanan jenis sedang saling bertatapan mesra, mata mereka seakan menyiratkan perasaan cinta.
"Good job Cornelia, pasti iklan ini akan membuat produknya ludes dipasaran." Puji Darius.
"Oh ya? Apa fotonya sangat bagus?" tanya Cornelia.
"Sangat bagus, kamu sangat terlihat Perfect dan you are so beautiful." Bertubi-tubi pujian di lontarkan oleh Darius untuk bunga yang sedang merekah.
.
.
"Permisi Bu, mau menemui Pak Darius ya?" tanya seorang wanita yang menjadi sekertaris pribadi Darius.
"Benar, apa Pak Darius ada di dalam?" jawab Dinniar sambil bertanya.
"Maaf Bu, hari ini Pak Darius tidak ke kantor, Beliau sedang pergi untuk mengawasi pemotretan dan syuting iklan di Bogor," jelasnya.
"Ke Bogor?" Dinniar terkejut.
Dinniar terkejut, dia tadi jelas mendengar kalau Darius bilang dia akan pergi ke kantor.
"Apa pergi setelah selesai meeting di kantor?" tanya Dinniar penuh dengan rasa selidik.
"Ma ... Maaf Bu, tapi ...,"
Suara telepon kantor berdering, wanita berusia kurang lebih tiga puluh delapan tahun itu, segera mengangkat telepon dan tidak melanjutkan perkataannya.
Dinniar yang melihat sekertaris suaminya seperti sedang sibuk, berpamitan dengan bahasa tubuh, tanpa bersuara.
Langkah Dinniar melambat, dia berjalan sambil berpikir, menyambungkan beberapa percakapan yang dia dengar di toilet, dengan kejadian tadi saat bertemu dengan sekertaris suaminya.
"Tumben banget, Mas Darius pergi ke lokasi? Biasanya dia tidak tertarik untuk terlibat dalam proses syuting," gumam Dinniar.
"Ya Allah, jangan sampai aku menjadi curiga dengan suamiku, aku tidak mau, karena perasaan ini, membuat hubunganku dan suamiku merenggang, aku harus percaya kepada Mas Darius." Dinniar berusaha menepis rasa curiga di dalam hatinya.
Dinniar yang rencananya akan pulang dengan suaminya, harus pulang ke rumah sendirian dan mencari alasan kepada putrinya.
Menjadi seorang istri haruslah pandai-pandai mengatur suasana hatinya, agar tetap bisa membawa keceriaan di dalam rumah dan membuat keadaan selalu baik-baik saja, wanita yang kuat adalah wanita yang mampu mengendalikan hatinya, bersabar dan bisa menghidupkan suasana.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 398 Episodes
Comments
neng ade
duuhh .. mulai ada konflik .. semoga aja Darius tak sampai tergoda sm model nya
2023-06-29
0