AR - 5 Lapar

Setelah kejadian menegangkan tadi, baik Sefya maupun Richard masuk ke dalam kamarnya masing-masing, tapi sebelum Sefya masuk kamarnya, dia sengaja menyisihkan sedikit makanan dan memasukkan sisanya ke dalam kulkas.

Meskipun hatinya sakit, dia masih bisa berpikir normal, dia tidak tega jika suaminya nanti kelaparan.

"Mas, meskipun kamu bersikap dingin, aku akan terus berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Semoga kali ini kamu mau mencicipi masakan ku." Harap Sefya.

.

.

"Wanita itu, hari ini benar-benar menjengkelkan, dia beralasan kalau sudah menitipkan pesan, seharusnya dia langsung menghubungiku bukan menitip pesan, memangnya dia tidak punya nomor ponselku?" Richard terus sama merutuki istrinya.

Richard seperti orang yang memiliki dendam kepada Sefya, istrinya selalu bersikap baik tapi dia selalu tak menganggapnya, bahkan sesekali Richard juga suka menyakiti Sefya dengan perkataannya.

Terdengar suara dari dalam perutnya, dia memenang perutnya.

"Lapar."

"Ah ... emosi memang selalu menguras energi ku. Aku juga belum sempat makan malam karena sibuk berdebat dengan Clara." Keluh Richard.

Richard sebenarnya enggan keluar kamar apa lagi jika dia harus mencari makanan di luar sana.

Richard akhirnya memutuskan keluar kamar karena perutnya yang semakin lapar. Dilihatnya semua lampu sudah padam, begitu juga kamar yang ditempati istrinya. Richard perlahan melangkah'kan kakinya menuju ruang makan dan mendekat ke meja makan.

Richard membuka tudung saji dan dia melihat masih ada makanan di beberapa piring kecil.

"Apa masakan ini bisa dimakan? Aku sama sekali belum pernah menyicipi masakannya, aku ragu dia bisa memasak dengan benar, karena seorang wanita yang hidup bergelimang harta, pasti tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah apalagi pekerjaan dapur." Richard bicara sambil memandangi makanan yang ada di atas meja makan.

Richard mengambil sumpit dan mencoba masakan yang biasa di sebut orang beef teriyaki, seiris daging mendarat di dalam mulutnya, dia mulai mengunyahnya dan ternyata rasa masakan itu sangatlah menakjubkan.

"Kenapa, rasanya sangat lezat? Apakah benar dia yang memasaknya? Aku akan memeriksanya nanti, sekarang aku harus memberi makan cacing-cacing yang memberontak di dalam perut ini." Richard menyentuh perutnya lalu mengambil piring di dalam laci.

Makanan yang sengaja di sisihkan oleh Sefya di piring kecil, habis di lahap oleh pria yang sedang kehilangan kendali karena rasa lezat masakan wanita yang beberapa jam lalu habis dia buat sakit hati.

Setelah kenyang dan puas menyantap semua makanan, Richard teringat dengan rencananya sebelum makan.

"Aku harus memastikannya, jangan sampai aku tertipu dengan kelezatannya dan ternyata bukan masakannya."

Richard pergi ke ruangan yang biasa menjadi tempat dia bekerja saat berada di rumah.

Ruangan yang menjadi tempat Richard merenungkan semua yang terjadi dalam hidupnya.

Rumah yang di bangun oleh Richard adalah rumah impian yang akan dia tempati dengan kekasih yang sangat dia cintai, namun pernikahan yang berawal dari perjodohan karena janji kedua orang tuanya, membuat dia harus mengubur impiannya untuk sementara waktu.

"Sekarang kita buktikan, apa benar itu masakan dirinya, atau bukan." Richard menggesekkan kedua telapak tangannya, sebelum membuka benda yang berbentuk persegi panjang yang terletak di atas meja.

Benda persegi panjang itu dibuka olehnya, dia mengarahkan tanda panah untuk membuka sebuah file, lalu dia mengklik salah satu gambar yang berada di layar.

Richard mulai memperhatikan rekaman pada jam pagi sampai siang.

Betapa terkejutnya dia, seorang wanita berkacamata sedang sibuk memotong daging, mencacah beberapa bumbu lalu memasaknya.

"Dia benar-benar memasak? Apa aku tidak salah lihat?" Richard menggosok matanya, dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Apa dia kursus masak? Masakannya sangat lezat." Pujian terlontar dari bibir tipisnya tanpa dia sadari.

Richard terus memperhatikan, bahkan dia melihat beberapa rekaman CCTV beberapa hari lalu, ternyata benar, setiap hari Sefya memasak sendiri dan memakannya sendiri.

"Ternyata dia wanita yang pintar memasak, tapi aku tidak akan memujinya secara terang-terangan, nanti bisa besar kepala wanita itu," ujar Richard sambil menarik salah satu sudut bibirnya ke atas.

Richard menutup laptop miliknya, dia beranjak dari tempat duduknya dan keluar ruang kerjanya untuk kembali ke dalam kamarnya dan beristirahat.

***

Pagi menjelang, Sefya yang sudah mandi dan masih memakai handuk yang melilit di kepalanya, keluar dari dalam kamar.

Sefya membuka tudung saji, dia terkejut makanan yang semalam dia sisihkan sudah tidak ada lagi di atas piring, semua piring itu kosong tak tersisa sedikitpun, bahkan dari jauh piring kecil itu terlihat seperti sudah di cuci.

"Kemana semua makanan ini?" tanyanya sambil berpikir.

"Apa myas Richard? Ah, tapi tidak mungkin, aku tidak mendengar suara orang pergi ke dapur," bisiknya.

"Apa tikus? Atau kucing? Tapi mana ada binatang itu di rumah yang bagus ini," gumamnya.

Terdengar suara pintu kamar terbuka dan tertutup kembali, dengan cepat Sefya menghampiri empunya kamar tersebut.

"Mas, apa kamu memakan semua masakan yang aku sisihkan di atas meja?" tanya Sefya langsung dan menatap lekat ke arah suaminya.

"Oh, makanan itu, semalam aku keluar rumah mencari udara segar, aku lihat seekor kucing kelaparan, jadi aku memberikan makanan sisa itu karena kasihan," jawab Richard dengan wajah berbohongnya.

Sefya tertegun mendengar jawaban suaminya, tapi dia mempercayainya.

"Aku sudah menduga, tidak mungkin dia memakan masakan ku," batinnya dalam hati.

Sefya kembali ke dalam kamarnya, dia sebenarnya bukan tidak suka dengan tindakan suaminya. Hanya saja dia berharap suaminya bilang kalau dia yang menghabiskan semua masakan itu.

"Andai kamu yang menghabiskan masakan itu. Sungguh rasa sakit yang aku terima semalam pasti akan sirna dengan mudah." Pikir Sefya sambil membuka gulungan handuknya.

Sefya duduk di bangku riasnya, dia memandangi wajahnya yang begitu polos tanpa makeup dan berkacamata.

"Sefya, apa mungkin wajahmu ini yang membuat suamimu tidak bisa menerimamu?" Sefya bertanya kepada dirinya sendiri yang terpantul di cermin.

Sefya melumasi wajahnya dengan gel yang biasa dia pakai. Meski dia tidak menggunakan makeup, tetapi dia tetap menjaga dan merawat wajahnya agar tetap glowing.

.

.

Richard duduk di meja makan dan melihat istrinya menyajikan nasi goreng dengan telur orak-arik.

Dia sangat ingin menyantapnya tapi sayangnya dia mengurungkan niat itu. Dia kembali ke dalam kamar dan bersiap untuk pergi ke kantor.

Richard dengan rasa mencicipi masakan Sefya dan rasa gengsinya bercampur menjadi satu. membuat dirinya bingung sendiri, sedangkan sebenarnya perutnya juga lapar.

"Aah ... kenapa semalam aku harus mencicipi masakannya? Sekarang aku kena batunya sendiri. Aku jadi candu dengan masakan buatannya. Sadarlah Richard, jangan kamu masuk ke dalam perangkap wanita licik itu. Bisa jadi dia membuat itu dengan bumbu racik yang sudah jadi." Richard berusaha mengelak keterampilan memasak Sefya.

Episodes
1 AR1- Pernikahan
2 AR 2 - Istri yang tak dianggap
3 AR - 3 Kerbau dicucuk hidungnya
4 AR - 4 Aku membencimu
5 AR - 5 Lapar
6 AR - 4 Rasa sesak didada
7 AR - 4 Cantik
8 AR - 8 Sefya
9 AR - 9 Bertemu
10 AR - 10 Berjabat Tangan
11 AR - 11 Siapa dia?
12 AR - 12 Fans
13 AR - 13 Es yang cair dan membeku
14 AR - 14 Sahabat
15 AR - 15 Perkelahian
16 AR - 16 Branch Ambassador
17 AR - 17 Perjanjian Kerja
18 AR 18 - Group Chat
19 AR 19 - Rapat Pemegang Saham
20 AR 20 - Lunch Box
21 AR 21 - Maaf
22 AR 22 - Hati yang galau
23 AR 23 - Pertengkaran
24 AR 24 - Status yang disembunyikan
25 AR 25 - Tertawa Bersama
26 AR 26 - Beri waktu
27 AR 27 - Rasa itu ada
28 AR 28 - Bidadari tak bersayap
29 AR 29 - Kenyataan yang terkuak
30 AR 30 - Mabuk yang membawa berkah
31 AR 31 - Tak menyangka
32 AR 32 - Fotografer
33 AR 33 - Jangan Takut
34 AR 34 - Dia Milikku
35 AR 35 - Sebuah ide
36 AR 36 - Bodyguard
37 AR - 37 - Tamu tak diundang
38 Part 38 - First Kiss
39 AR 39 - Lupakan
40 AR 40 - Api yang membara
41 AR 41 - Syuting
42 AR 42 - Diintai
43 AR 43 - Sikap manja
44 AR 44 - Ayunan membawa cinta
45 AR 45 - Pulang bersama
46 AR 46 - Inikah cinta
47 Part 47 - Kondisi tak terduga
48 AR 48 - Di culik
49 AR 49 - Aku dimana?
50 AR 50 - Melacak keberadaan Sefya
51 AR 51 - Berhasil kabur
52 AR 52 - Aku Di sini
Episodes

Updated 52 Episodes

1
AR1- Pernikahan
2
AR 2 - Istri yang tak dianggap
3
AR - 3 Kerbau dicucuk hidungnya
4
AR - 4 Aku membencimu
5
AR - 5 Lapar
6
AR - 4 Rasa sesak didada
7
AR - 4 Cantik
8
AR - 8 Sefya
9
AR - 9 Bertemu
10
AR - 10 Berjabat Tangan
11
AR - 11 Siapa dia?
12
AR - 12 Fans
13
AR - 13 Es yang cair dan membeku
14
AR - 14 Sahabat
15
AR - 15 Perkelahian
16
AR - 16 Branch Ambassador
17
AR - 17 Perjanjian Kerja
18
AR 18 - Group Chat
19
AR 19 - Rapat Pemegang Saham
20
AR 20 - Lunch Box
21
AR 21 - Maaf
22
AR 22 - Hati yang galau
23
AR 23 - Pertengkaran
24
AR 24 - Status yang disembunyikan
25
AR 25 - Tertawa Bersama
26
AR 26 - Beri waktu
27
AR 27 - Rasa itu ada
28
AR 28 - Bidadari tak bersayap
29
AR 29 - Kenyataan yang terkuak
30
AR 30 - Mabuk yang membawa berkah
31
AR 31 - Tak menyangka
32
AR 32 - Fotografer
33
AR 33 - Jangan Takut
34
AR 34 - Dia Milikku
35
AR 35 - Sebuah ide
36
AR 36 - Bodyguard
37
AR - 37 - Tamu tak diundang
38
Part 38 - First Kiss
39
AR 39 - Lupakan
40
AR 40 - Api yang membara
41
AR 41 - Syuting
42
AR 42 - Diintai
43
AR 43 - Sikap manja
44
AR 44 - Ayunan membawa cinta
45
AR 45 - Pulang bersama
46
AR 46 - Inikah cinta
47
Part 47 - Kondisi tak terduga
48
AR 48 - Di culik
49
AR 49 - Aku dimana?
50
AR 50 - Melacak keberadaan Sefya
51
AR 51 - Berhasil kabur
52
AR 52 - Aku Di sini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!