Bab 2. Ke Kota Mencari Papa

'Aku datang, Pa! Aku pasti menemukanmu!' guman Rendy ketika dia dan Kanaya sampai di sebuah kosan, tempat tinggalnya untuk sementara.

"Tunggu sebentar, anakku sayang. Sebelum kita ke sini, kau mengatakan kepada mama mu tersayang jika kita akan tinggal di sebuah tempat yang damai, tentram, dan paling nyaman. Apa kosan sempit ini maksudmu?" tanya Kanaya sambil menatap tajam ke arah Rendy.

"Itu benar, Ma. Ini tempat yang paling bagus untuk kita dan persembunyian yang aman. Ayo kita masuk." ucap Rendy sambil menarik koper kecil miliknya.

Kanaya memegang kepalanya, anak kecilnya sudah pintar membodohi dirinya. Kanaya pikir, dia akan tinggal di sebuah apartemen mewah karena Rendy mengatakan dia punya banyak uang di atmnya.

"Rendy...." ucap Kanaya sambil menarik dengan kasar koper yang dia bawa. Sesampai di kosan, luasnya hanya sekitar 6 × 6 m dan satu kamar mandi dalam. Cukuplah untuk berdua saja.

"ini cukup bagus kalau hanya berdua dengan pasangan. Tetapi aku, datang dan tinggal di sini berdua dengan anak kecil. Sungguh sadis nasibku." ucap Kanaya sambil mengelus dadanya. Di usianya yang sudah memasuki 24 tahun, dia terpaksa membagi kebahagiannya untuk anak kecilnya. Dia mengandung Rendy di saat usianya remaja, 18 tahun.

"Mama sepertinya tidak mau beres-beres. Kalau begitu, aku saja. Biar mama pergi berbelanja saja." saran Rendy.

"Benarkah? Kau tidak keberatan?" ucap Kanaya dengan wajah serius.

"Tentu saja, masalah beres-beres biar aku yang mengerjakannya." kata Rendy meyakinkan Kanaya. Dengan senyum berbinar-binar, Kanaya mengambil tasnya kemudian pergi dari sana sebelum Rendy berubah pikiran.

"Huff, dia sepertinya belum siap menjadi ibu. Tidak apa, selama aku di sini, aku akan mencari papa ku." ucap Rendy yang mulai meletakkan barang-barangnya di lantai. Sementara itu, Kanaya dengan riang berlari ke sebuah toko untuk berbelanja.

"Aku harus beli ikan, ayam, sayuran, buah, agar Rendy senang menikmatinya ketika selesai beres-beres." ucap Kanaya yang langsung memasukkan semuanya ke dalam keranjang. Kemudian, dia mendatangi kasier dan meletakkan atm di atas meja.

"Totalnya, lima ratus rupiah. Bayar pakai atm ini, mbak?" tanya salah satu kasier perempuan dengan ramah.

"Iya."

"Baiklah," setelah berusaha memasukkan kartu atm berkali-kali, kasier memberi kembali atm Kanaya dengan wajah datar.

"Maaf, Mbak. Atm nya tidak bisa digunakan." ucap sang kasier.

"Apa?" mata Kanaya seketika melotot. Dia yakin sekali dirinya tidak salah mengambil atm. Lalu, kemana uang Rendy yang dikatakan banyak?

"Maaf, sepertinya anda keliru. Coba ulangi lagi, mungkin sekarang baru bisa digunakan." ucap Kanaya sambil menyodorkan kembali atm miliknya.

Kasier melakukannya lagi dan tetap tidak bisa. Dia pun menggeleng kepalanya. Kanaya semakin panik, masih banyak orang yang mengantri di belakangnya, tidak mungkin jika dia mengembalikan barang-barang yang barusan dia ambil. 'Apa yang harus aku lakukan, aku benar-benar malu.' guman Kanaya yang tersudut.

"Bisa di ganti atmnya," usul sang kasier.

'Apa? Aku tidak punya atm lain. Uang cash juga tidak punya.' guman Kanaya yang hanya bisa menampilkan senyumannya.

"Kalau tidak punya atm, boleh bayar dengan uang cash." usul sang kasier kembali.

Dag dig dug..

Begitulah detak jantung kanaya, melompat dan ingin segera keluar dari tubuhnya. ditambah, suasanannya semakin tidak bisa terkendali ketika pak satpam mendekat.

"Ada apa ini, kenapa antriannya tidak mau bergerak?" tanya pak satpam.

"Begini, Nyonya ini sepertinya tidak bisa bayar." ucap kasier tiba-tiba. Pak Satpam dengan cepat menoleh menatap Kanaya.

"Benar, begitu, mbak?"

"Ti.. Tidak, aku bayar pakai cash saja." kata Kanaya sambil membuka tasnya dan memasukkan tangannya ke dalam sana. Dia berusaha membuat situasinya aman. Ketika melihat pak satpam dan kasier lengah, Kanaya pun berlari dari sana.

"Hei, tunggu, nyonya!" teriak pak Satpam mengejar Kanaya.

Karena terlalu terburu-buru dan terus menoleh ke belakang, Kanaya tanpa sengaja menabrak seseorang di depannya.

"Maaf," ucap Kanaya yang ingin kembali berlari, tetapi pak Satpam dengan cepat menangkapnya.

"Ketangkap kamu!"

"Lepaskan aku, aku tidak salah apapun. Aku tidak mengambil barang di toko tadi kan?" Bela Kanaya.

"Benar juga, tetapi kenapa kamu lari?" tanya pak Satpam yang kebingungan.

"Itu karena bapak mengejarku." ucap Kanaya dengan menghela nagas lega.

"Tetapi.." Perkataan pak Satpam di potong tiba-tiba.

"Ada apa ini, kenapa kalian berdua ribut di sini? Dam untuk apa seorang satpam yang seharusnya berjaga berada di sini?" tanya seorang laki-laki dengan suara dingin dan terasa mengancam.

Ketika Kanaya menoleh dan melihatnya, air matanya langsung jatuh. Dia tidak tahu, hatinya begitu sakit melihat pria di depannya yang menggunakan jas hitam. Jantung Kanaya juga berdetak lebih cepat dari tadi. 'Apa ini? Perasaan apa ini?' guman Kanaya yang termenung dalam pikirannya.

"Maaf, pak presdir. Aku tadi mengejar perempuan ini yang tiba-tiba berlari karena tidak mau membayar barang belanjaannya." jelas pak Satpam.

"Lalu? Itu alasanmu mengejarnya? Apa dia mengambil barang belanjaannya?" tanya orang yang dipanggil presdir ini.

"Pak satpam, seperti yang kau lihat, dia sama sekali tidak membawa apapun. Jadi, biarkan saja dan kembali ke tempatmu." jelas seorang perempuan yang berwajah cantik dan seksi di samping pak presdir.

Sekilas, presdir itu melirik Kanaya. Ketika bola mata mereka bertemu, Kanaya seperti di tusuk pisau menembus tubuhnya. Dirinya juga tidak bisa berkata-kata.

"Lain kali, kalau tidak punya uang, sebaiknya tidak berbelanja." sindir sang presdir sebelum pergi meninggalkan Kanaya.

Kanaya baru sadar dari lamunannya ketika mendengar sindirian presdir dingin itu. "Dia pikir siapa dirinya sampai berani mengataiku? Aku hanya apes hari ini. Kok bisa, atm Rendy tidak bisa digunakan. Kalau begitu, aku makan pakai apa nanti?" ucap Kanaya yang langsung berlari pulang menemui Rendy.

Kosan sempitnya sudah dibersihkan Rendy. Semua barang-barangnya sudah di tata rapi. Rendy juga sedang sibuk mengetik di laptop berwarna putihnya itu.

"Rendy!" teriak Kanaya dengan amarah terpendam. Dia ingin sekali mengomeli anaknya yang sudah menipu dirinya dan membuat Kanaya malu.

"Mama sudah pulang? Dimana belanjaannya?" tanya Rendy yang menoleh melihat Kanaya tanpa membawa apapun.

"Masih di toko, kau harus membayarnya sebelum mengambilnya." jawab Kanaya dengan ketus.

"Apa? Mama tidak mau membayarnya?"

"Jangan salahkan aku, atm yang kau berikan tidak bisa digunakan. Apa-apaan ini, apa kau sengaja ingin membuat mama mu malu di depan umum?" ucap Kanaya dengan suara meninggi. Rendy hanya diam dengan alis bekerut. Bukan memikirkan suara tinggi Kanaya, dia sudah biasa mendengarnya.

"Coba aku lihat atm nya." ucap Rendy dengan tangan diulurkan meminta.

"Ini, perbaiki cepat. Kita tidak punya uang selain mengandalkan atm ini." jawab Kanaya lalu pergi ke kamar mandi.

Rendy memutar kartu atm nya, dia bingung karena semuanya baik-baik saja. Atm nya tidak rusak, lalu kenapa tidak bisa di gunakan?

Episodes
1 Bab 1. Anak Luar Biasa
2 Bab 2. Ke Kota Mencari Papa
3 Bab 3. Pertemuan Pertama
4 Bab 4. Merasa Tidak Asing
5 Bab 5.
6 Bab 6. Rencana Rendy
7 Bab 7. Apakah Ketahuan?
8 Bab 8. Tidak Percaya
9 Bab 9. Pembatalan Pernikahan.
10 Bab 10. Ingin membuatnya sadar
11 Bab 11. Mendeteksi
12 Bab 12. Paket Bom
13 Bab 13. Penculikan Rendy.
14 Bab 14. Membuka Jebakan.
15 Bab 15. Menyelamatkan Rendy
16 Bab 16. Benar-benar Rendy
17 Bab 17. Penjelasan Kanaya Terhadap Anaknya.
18 Bab 18. Pencarian Friska
19 Bab 19. Menangkap Sang Penculik
20 Bab. 20 Perlakuan Kasar
21 Bab 21. Pemilik Alat Pelacak
22 Bab 22. Rencana Jahat.
23 Bab 23. Rencana Gilang
24 Bab 24. Penemuan Jejak
25 Bab 25. Sebuah Flashdisk
26 Bab 26. Kecewa Berat
27 Bab 27. Kabur Dari Rumah
28 Bab 28. Terungkap Tetapi Menolaknya.
29 Bab 29. Ingin Menemui Gilang Sebelum Pergi
30 Bab 30. Alasan DiBalik Alasan
31 Bab 31. Masalah Teh Asing
32 Bab 32. Melacak Lokasi
33 Bab 33. Membuat Rencana
34 Bab 34. Mencoba Datang Melamar
35 Bab 35. Di kejar
36 Bab 36. Kabar Buruk
37 Bab 37. Orang Asing
38 Bab 38. Alat Peledak
39 Bab 39. Kejutan
40 Bab 40. Keluarga
41 Bab 41. Pelaku Yang Berbeda
42 Bab 42. Kembali Bersekolah
43 Bab 43. Hukuman
44 Bab 44. Terbongkar
45 Bab 45. Kecelakaan
46 Bab 46. Keluar Lewat Atap
47 Bab 47. Masalah Anak Perusahaan
48 Bab 48. Bergerak Sendiri
49 Bab 49. Kantor Polisi
50 Bab 50. Clady Group
51 Bab 51. Masuk Ke Sebuah Perusahaan
52 Bab 52. Gagal Bertamu
53 Bab 53. Kebakaran
54 Bab 54. Kebusukan Ramadhan
55 Bab 55. Pulang Dari Luar Kota
56 Bab 56. Kemarahan Gilang
57 Bab 57. Memancing Musuh
58 Bab 58. Tetap Bertahan
59 Bab 59. Ada Masalah
60 Bab 60. Menunggu Papa Pulang
61 Bab 61. Masalah Rama
62 Bab 62. Aksi Rendy
63 Bab 63. Akalan Rendy Agar Tidak Di Marahi
64 Bab 64. Makan Malam
65 Bab 65. Terkuaknya Fakta Rama
66 Bab 66. Gilang Vs Rama.
67 Pengumuman
68 Bab 67. Bujukan Rama
69 Bab 68. Hukuman Dari Rendy
70 Bab 67. Kanaya Tidak Takut
71 Bab 70. Kode
72 Bab 71. Kerja Sama
73 72. Hilangnya Mizuki
74 73. Orang Suruhan Alvin
75 74. Mengunci Kanaya
76 75. Kehancuran Di Depan Mata
77 76. Menginvetasikan Seluruh Uang
78 77. Khawatir Juga
79 78. Rencana Kedua
80 79. Kesalahan Dirgantara
81 80. Menjadi Mainan
82 81. Kembali Pulang
83 82. Di Introgasi Calon Mertua?
84 83. Semua Salah Kanaya
85 84. Anak Baik
86 85. Keputusan Menikah
87 86. Memulai Kembali
88 87. Pernikahan Yang Sah
89 Season Dua: Bertemu Gadis Aneh
90 Season dua: Kembalinya Alex
91 Season Dua: Bertemu Kembali Gadis Aneh
92 S2: Perdebatan Di Mulai
93 S2: Mengotak Atik Pertahanan Musuh
94 S2: Peringatan Agar Sadar
95 S2: Gadis Yang Berbeda
96 S2: Alasan Karena Ibu
97 S2: Kekhawatiran Gadis
98 S2: Bergeraknya Rendy
99 S2: Rendy Yang Sebenarnya
100 S2: Jangan Berani Melawan
101 S2:
102 S2:
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1. Anak Luar Biasa
2
Bab 2. Ke Kota Mencari Papa
3
Bab 3. Pertemuan Pertama
4
Bab 4. Merasa Tidak Asing
5
Bab 5.
6
Bab 6. Rencana Rendy
7
Bab 7. Apakah Ketahuan?
8
Bab 8. Tidak Percaya
9
Bab 9. Pembatalan Pernikahan.
10
Bab 10. Ingin membuatnya sadar
11
Bab 11. Mendeteksi
12
Bab 12. Paket Bom
13
Bab 13. Penculikan Rendy.
14
Bab 14. Membuka Jebakan.
15
Bab 15. Menyelamatkan Rendy
16
Bab 16. Benar-benar Rendy
17
Bab 17. Penjelasan Kanaya Terhadap Anaknya.
18
Bab 18. Pencarian Friska
19
Bab 19. Menangkap Sang Penculik
20
Bab. 20 Perlakuan Kasar
21
Bab 21. Pemilik Alat Pelacak
22
Bab 22. Rencana Jahat.
23
Bab 23. Rencana Gilang
24
Bab 24. Penemuan Jejak
25
Bab 25. Sebuah Flashdisk
26
Bab 26. Kecewa Berat
27
Bab 27. Kabur Dari Rumah
28
Bab 28. Terungkap Tetapi Menolaknya.
29
Bab 29. Ingin Menemui Gilang Sebelum Pergi
30
Bab 30. Alasan DiBalik Alasan
31
Bab 31. Masalah Teh Asing
32
Bab 32. Melacak Lokasi
33
Bab 33. Membuat Rencana
34
Bab 34. Mencoba Datang Melamar
35
Bab 35. Di kejar
36
Bab 36. Kabar Buruk
37
Bab 37. Orang Asing
38
Bab 38. Alat Peledak
39
Bab 39. Kejutan
40
Bab 40. Keluarga
41
Bab 41. Pelaku Yang Berbeda
42
Bab 42. Kembali Bersekolah
43
Bab 43. Hukuman
44
Bab 44. Terbongkar
45
Bab 45. Kecelakaan
46
Bab 46. Keluar Lewat Atap
47
Bab 47. Masalah Anak Perusahaan
48
Bab 48. Bergerak Sendiri
49
Bab 49. Kantor Polisi
50
Bab 50. Clady Group
51
Bab 51. Masuk Ke Sebuah Perusahaan
52
Bab 52. Gagal Bertamu
53
Bab 53. Kebakaran
54
Bab 54. Kebusukan Ramadhan
55
Bab 55. Pulang Dari Luar Kota
56
Bab 56. Kemarahan Gilang
57
Bab 57. Memancing Musuh
58
Bab 58. Tetap Bertahan
59
Bab 59. Ada Masalah
60
Bab 60. Menunggu Papa Pulang
61
Bab 61. Masalah Rama
62
Bab 62. Aksi Rendy
63
Bab 63. Akalan Rendy Agar Tidak Di Marahi
64
Bab 64. Makan Malam
65
Bab 65. Terkuaknya Fakta Rama
66
Bab 66. Gilang Vs Rama.
67
Pengumuman
68
Bab 67. Bujukan Rama
69
Bab 68. Hukuman Dari Rendy
70
Bab 67. Kanaya Tidak Takut
71
Bab 70. Kode
72
Bab 71. Kerja Sama
73
72. Hilangnya Mizuki
74
73. Orang Suruhan Alvin
75
74. Mengunci Kanaya
76
75. Kehancuran Di Depan Mata
77
76. Menginvetasikan Seluruh Uang
78
77. Khawatir Juga
79
78. Rencana Kedua
80
79. Kesalahan Dirgantara
81
80. Menjadi Mainan
82
81. Kembali Pulang
83
82. Di Introgasi Calon Mertua?
84
83. Semua Salah Kanaya
85
84. Anak Baik
86
85. Keputusan Menikah
87
86. Memulai Kembali
88
87. Pernikahan Yang Sah
89
Season Dua: Bertemu Gadis Aneh
90
Season dua: Kembalinya Alex
91
Season Dua: Bertemu Kembali Gadis Aneh
92
S2: Perdebatan Di Mulai
93
S2: Mengotak Atik Pertahanan Musuh
94
S2: Peringatan Agar Sadar
95
S2: Gadis Yang Berbeda
96
S2: Alasan Karena Ibu
97
S2: Kekhawatiran Gadis
98
S2: Bergeraknya Rendy
99
S2: Rendy Yang Sebenarnya
100
S2: Jangan Berani Melawan
101
S2:
102
S2:

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!