"Erlan.. nama ku adalah Erlan."
"Ah..tebakan ku masih mirip-mirip lah ya. Ada lan-lan nya begitu," sahut Karina singkat.
"Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Erlan! Terima kasih untuk semua bantuan mu saat kita ada di Nevarest. Aku tak akan melupakan kebaikan mu itu. Jadi kalau kau butuh bantuan, datang lah ke sini! Aku berjanji akan membantu mu sebisa ku. Ok?!" Karina berucap.
Dan aku pun memberi nya anggukan singkat.
"Rinaya Sayang, kita sudah sampai di rumah Oma, Sayang.. bilang dada dulu ya ke paman Aro nya!"
Karina menarik Rinaya untuk mendekat pada nya.
Akan tetapi tangan mungil Rinaya masih menggenggam erat tangan ku.
"Paman ikut juga kan?" Tanya sang putri sambil menengadah ke atas menatap ku.
Aku pun berjongkok di hadapan nya untuk mensejajarkan pandangan kami. Baru kemudian menjawab pertanyaan nya tadi.
"Paman juga mau pulang ketemu Mama-Papa nya Paman, Putri.. Paman rindu mereka," jawab ku jujur.
"Tapi nanti Paman jaga Rinaya lagi kan Paman?" Tanya bocah itu kembali.
"Rinaya, Sayang.. mulai sekarang Paman gak akan jadi penjaga kita lagi. Kan Mama udah jelasin itu ke kamu, Nak?" Karina mengingatkan sang putri.
"Tapi.. kalau nanti Rinaya rindu Paman gimana?" Tanya Rinaya dengan wajah tertunduk sedih.
"Rina.."
Ku berikan isyarat kepada Karina untuk membiarkan ku mengurus hal ini.
Terlebih dulu, ku kecup punggung tangan nan mungil milik putri Rinaya yang kini sedang ku genggam. Lalu ku katakan kepada nya.
"Putri bisa memanggil Paman kapan pun Putri rindu. Apa itu cukup?" Tanya ku balik.
"Baiklah.."
Sedetik kemudian, Rinaya memeluk leher ku erat. Dan ku peluk balik tubuh mungil nya itu.
Sedikit banyak nya, aku memiliki hubungan emosional dengan sang putri. Karena selama enam bulan ku di Nevarest, Rinaya lah satu-satu nya penghibur ku di dunia itu.
Melihat Rinaya, aku jadi teringat dengan dua janin kembar yang dikandung oleh istri ku, Laila. Entah sudah sebesar apa kedua nya saat ini.
'Anak-anak ku..' gumam ku mengubang rindu.
Setelah pertukaran beberapa kalimat lagi dengan Karina, akhirnya aku pun kembali menjadi manusia yang bebas kembali.
Dengan luapan rindu dan juga bahagia yang campur aduk menjadi satu. Aku melesat cepat menuju kediaman keluarga ku.
Tadi Karina mengepalkan sisa uang yang ia miliki ke dalam tangan ku. Kata nya itu untuk ongkos ku pulang ke rumah.
Ku terima pemberian nya itu dengan rasa terima kasih ku yang tak terkira kepada nya.
Dengan menaiki taksi, aku pun segera menuju kediaman keluarga ku yang menempuh sekitar setengah jam perjalanan lama nya.
Aku tiba di depan kediaman ku. Rumah yang sengaja ku bangun untuk tempat tinggal keluarga kecil ku bersama Laila.
Aku sudah membayangkan akan melihat mertua ku, Mama Mutia dan Papa Ulum sedang mengurus taman di depan rumah. Karena memang biasanya kedua mertua ku itu selalu melakukan hal itu di jam pagi seperti sekarang ini.
Akan tetapi, seorang lelaki tua yang tak ku kenal siapa, terlihat sedang menyirami tanaman di depan rumah ku. Dan aku juga cukup terkejut karena rumah ku kini telah dipagari dengan par yang cukup tinggi.
'Kapan mereka membangun pagar tembok ini? Tapi bila dilihat dari lumut di bawah nya, seperti nya tembok ini sudah dibangun cukup lama..?' gumam ku dipenuhi oleh kabut bingung.
Kemudian, aku melompat ke atas pagar dan langsung bersembunyi pada sebuah pohon mangga yang rimbun. Sepanjang melakukan itu, aku sengaja menggunakan inner power ku untuk berkamuflase.
Rencana ku adalah, aku ingin memantau situasi terlebih dulu baru mengejutkan Laila dan juga yang lain nya.
Tak ada yang banyak berubah dari bangunan rumah ku. Hanya beberapa varietas tanaman bunga tambahan saja yang kulihat tak ada sebelum aku mengalami kecelakaan fatal dulu.
Pandangan ku lalu menyisiri seluruh area depan rumah ku. Dan aku menangkap sosok seorang wanita tua yang sedang duduk di atas kursi roda.
Usia nya mungkin sudah mencapai setengah abad. Bila dilihat dari wajah nya yang telah mengeriput layu.
"Siapa wanita tua itu? Apa itu adalah nenek nya Laila? Dia begitu mirip dengan Laila.." gumam ku bermonolog.
Ku tunggu beberapa saat lagi. Dan kemudian seorang wanita muda berusia awal dua puluhan keluar dari dalam rumah. Wanita muda itu lalu menyuapi sang wanita tua dengan sesuatu dalam mangkok di tangan nya.
Dan aku pun kembali dibuat heran. Karena hati ku berdegup kencang saat melihat profil sang wanita muda. Wajah nya tampak tak asing bagi ku.
"Dia mirip sekali dengan Arline. Apa jangan-jangan itu adalah Arline ya? Jika benar, mungkin Arline sudah melakukan operasi plastik?" Pikir ku melantur.
Berada dalam jarak yang tak terlalu jauh, aku pun bisa mendengar percakapan keduanya. Ku tajamkan lagi indera pendengaran ku dengan memaksimalkan inner power dalam diri ku. Aku ingin tahu, siapa mereka, dan apa yang mereka lakukan di rumah ku dan Laila ini.
Beginilah percakapan kedua wanita beda usia tersebut.
"Ma.. nanti Nila pulang lebih telat ya. Mau ada seminar internasional sore nanti di kampus," ucap sang wanita muda.
Sang wanita tua lalu mengangguk dan memberi sang wanita muda, sebuah senyuman nya.
Deg. Deg.
Ba dump. Ba dump.
Jantung ku berdentum-dentum saat melihat senyuman milik wanita tua tersebut.
Senyuman yang diikuti oleh sepasang lesung kembar yang cukup dalam di kedua pipi nya yang telah mengeriput layu. Senyuman itu sungguh mengingatkan ku kepada Laila ku.
'Laila.. di mana kamu, Yang? Siapa juga sebenar nya wanita tua itu? Kenapa jantung ku tak berhenti dari berdentum kencang saat melihat nya?'
'Apa aku mulai menjadi gila karena kerinduan ku kepada Laila? Sehingga setiap wanita yang memiliki lesung kembar seperti nya kini mampu membuat jantung ku berdentum kencang?' bisik ku ditelan angin yang berlalu.
"Tapi nanti Mark pulang cepat kok. Lala juga katanya mau menginap nanti malam. Jadi Mama gak sendirian nanti.." lanjut sang wanita muda berucap.
'Mark? Lala? Siapa lagi itu? Apa aku salah rumah ya? Atau apa Laila sudah menjual rumah ini sepeninggal nya aku setelah kecelakaan itu? Dan kini orang-orang ini lah yang menempati rumah kami?' gumam ku lanjut.
"Nah! Sudah habis. Sekarang, Nila mau siap-siap dulu ya, Ma. Mama gak apa-apa kan Nila tinggal sebentar. Bi Tum mungkin sebentar lagi selesai masak nya," ujar wanita muda itu kembali.
Sang wanita muda lalu masuk ke dalam rumah. Tinggallah wanita tua itu duduk sendiri memandangi taman di depan rumah.
Merasa terpanggil oleh kekuatan asing, aku pun tanpa sadar mengikuti kata hati ku untuk mendekati wanita tua itu.
Ku amati sekitar rumah. Penjaga kebun yang tadi ada di depan rumah kini tak lagi terlihat. Mungkin sekarang ia sedang menyiram taman di belakang rumah.
Selanjutnya, dalam beberapa lompatan lincah, tahu-tahu aku sudah berdiri di depan wanita tua itu.
Ada keterkejutan yang ku tangkap di mata sang wanita tua saat mendapati kemunculan ku yang tiba-tiba.
Deg. Deg.
Ba dump. Ba dump.
Lagi-lagi jantung ku berdentum tak menentu. Dan malah semakin tak menentu saat kini aku sudah berada dalam jarak yang sangat dekat dengan sang wanita tua.
Ku acuhkan debur jantung ku yang abnormal ini. Dan ku fokuskan perhatian ku pada wanita yang setelah lama ku amati, semakin menyadarkan ku atas kemiripan nya dengan Laila.
'Jelas dia bukan Laila ku! Wanita ini sudah terlalu tua usia nya. Hampir dua kali lipat dari usia Laila ku,' gumam ku dalam hati.
"Maaf Nyonya, Apa Anda bisa memberi tahu ku, tentang pemilik sebelum nya dari rumah ini? Nama nya Laila.."
Ucapan ku belum selesai, saat ku dengar wanita itu melirihkan nama ku. Nama asli ku.
"Erlan..? Apa itu kau.. Sayang?" Bisik sang wanita dengan suara yang terlampau lemah.
Meski begitu, aku menangkap kefamiliaran dalam suara dan juga nada saat wanita itu menyapa ku.
Deg. Deg.
Ba dump. Ba dump.
'Cara nya berbicara.. mirip seperti Laila ku.. tapi?!... Mungkinkah??!!' batin Erlan memekik tanpa suara.
Sementara jantung ku kian berdentum kencang manakala kedua mata ku bertatapan intens dengan netra milik sang wanita tua.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rini Antika
apa mungkin itu Laila, dan sebenarnya Erlan sudah salah mengira, bukan enam bulan tp puluhan tahun
2023-01-11
1
Rini Antika
semoga cepat bertemu kembali dengan Laila dan juga s kembar
2023-01-11
1
mom mimu
wahhh hebat inner power bang Aro bisa bang Erlan pakai juga di bumi ya kak Mell 👍🏻👍🏻😍😍
2023-01-05
1