Meretas Rasa
(POV Author)
"Yang.. nanti aku pesan cokelat Maryqueen yaa.." pinta Erlan kepada Laila saat bumil enam bulan tersebut baru saja membuka pintu mobil.
"Maryqueen?"
"Iya. Yang warna merah.." ucap Erlan memperjelas.
"Oke. Udah itu aja?"
"Itu aja deh. Makasih ya, Yang.. udah sana cepetan ke kamar mandi! Beneran nih aku di mobil aja? Kamu gak mau ku anterin?" Tanya Erlan menawarkan diri.
Laila mengamati wajah Erlan sekilas. Ada dua kantung hitam di bawah mata suami nya itu. Laila sadar diri. Bila semalam tadi Erlan sibuk mengusap-usap punggung nya berkali-kali hingga sang bumil benar-benar telah terlelap tidur.
Sementara Laila juga sering terbangun untuk pipis dan minum. Jadi mau tak mau Erlan pun akan ikut terbangun untuk mengusap punggung Laila lagi.
"Udah gak apa-apa. Kamu di sini aja. Lumayan kan kamu bisa tidur dulu selagi nunggu aku BAB (Buang Air Besar). Lima belas menit mungkin," ujar Laila mengira-ngira.
"Oh. Yaudah. Hati-hati ya, Sayang."
"Iya.."
Tapi, baru juga kaki Laila menjejak ke tanah aspal di depan minimarket yang hendak ia tuju, Erlan kembali memanggil nya.
"Yang.. kok aku pingin di sun kamu ya? Sekali aja dong, Yang..?" Pinta Erlan tiba-tiba.
Karena terburu-buru dan sudah kebelet untuk BAB, Laila pun langsung mengabulkan permintaan suami nya itu.
Cup. Kecupan singkat pun mendarat di pipi kiri Erlan. Seketika seulas senyuman terbit di wajah nya yang tampan.
"Udah ya, Yang. Udah mulas banget nih perut ku.." ucap Laila sambil melangkah pergi.
Laila tak melihat lagi ke arah sang suami dan langsung saja menujukan kaki nya ke mini market untuk ikut melipir ke toilet nya.
Sekitar lima belas menit kemudian, Laila selesai menuntaskan hajat nya. Setelah nya, ia membeli pesanan Erlan yakni cokelat Maryqueen.
Setelah membayar, Laila bergegas keluar dari minimarket itu.
Dari depan pintu minimarket, Laila bisa melihat Erlan yang tampak pulas tertidur di depan kemudi mobil.
'Ceroboh banget sih, Erlan. Itu kaca mobil samping dibiarin terbuka begitu aja. Gimana kalau ada orang jahat yang mau merampok coba?!' dumel sang bumil di dalam hati nya.
Akan tetapi, kejadian yang terjadi pada detik berikutnya menjadi horor yang paling mengerikan dalam hidup pasangan suami istri tersebut.
Saat itu, jarak antara Laila dan mobil Erlan berkisar 9 meter. Mobil Erlan sebenarnya sudah menepi ke pinggir jalan.
Mobil Erlan sengaja tak masuk ke dalam area parkiran mini market, karena lahan nya yang tak cukup oleh sebab ada banyak kendaraan lain di area parkiran ini.
Di jalan besar, jalanan tampak sepi. Tak terlalu ada banyak kendaraan yang melintas pada pagi hari itu.
Karenanya, saat tiba-tiba saja ada sebuah truk kontainer yang melaju dari arah berlawanan dengan sangat cepat menuju mobil Erlan, Laila langsung bisa melihatnya selama beberapa waktu.
"ERLAANN!!"
Namun kesigapan bumil itu untuk meneriaki Erlan agar keluar dari dalam mobil demi menghindari tabrakan dari truk itu tak bisa membuat Erlan terbangun dari tidur nya.
Akhirnya truk itu menabrak mobil Erlan dengan tubrukan yang sangat dahsyat. Hingga membuat mobil Erlan, beserta Erlan di dalam nya, terseret mundur selama beberapa meter ke belakang.
Kemudian mobil truk itu baru berhenti ketika mobil Erlan sudah menabrak sebuah pohon besar yang berada di tepi jalan. Jadilah akhirnya mobil Erlan terjepit di antara truk dan pohon besar itu.
"Tidak!! ERLAN!!!"
Dan seketika itu pula dunia pun menggelap bagi Erlan dan juga Laila.
***
(POV Erlan/Aro)
Aku terbangun tiba-tiba dari mimpi buruk yang sudah menghantui ku ratusan kali banyak nya. Mimpi tentang kecelakaan mobil yang telah memisahkan ku dari wanita yang paling ku cintai, yakni Laila.
Kecelakaan itu juga telah memisahkan ku dari kehidupan lama ku sebagai Erlan, putra sulung dari pasangan suami istri Gilberth dan Ilmaya.
Juga memisahkan ku dari saudari kembar ku, Arline. Dan juga memisahkan ku dari kedua anak ku dalam kandungan Laila yang belum sempat untuk ku temui.
Bahkan aku pun terpisah pula dari dunia asal ku di bumi.
Nyatanya aku harus menerima fakta bahwa tubuh ku sebagai Erlan telah mati dalam kecelakaan itu. Dan ketika aku tersadar, aku telah berada dalam tubuh milik seorang bodyguard bernama Aro.
Ya. Setelah kematian yang tak ku sadari itu, aku pun bertransmigrasi ke dalam tubuh pemuda berusia 22 tahun tersebut.
Kembali ke saat ini.
Aku segera bangkit dari kursi tempat ku tertidur sesaat tadi.
Setelah nya ku langkahkan kaki ku mendekati salah satu pilar yang berada tak jauh dari posisi ku semula.
Aku berdiri menyender pada pilar berwarna putih gading tersebut. Lalu ku nikmati pemandangan ibu kota Nevarest yang tampak indah di pertengahan malam buta kini.
Nevarest adalah satu dari empat kerajaan yang ada di dunia ku berada saat ini.
Entah bagaimana cara nya hingga aku bisa terdampar di dunia yang berbeda dari dunia asal ku (bumi). Dan aku bahkan menjelma ke dalam sosok pemuda lain yang bernama Aro.
Hingga kini, aku masih mempertanyakan rahasia takdir yang telah menyeret ku secara paksa ke dalam kehidupan sebagai Aro. Dan yang paling ku sesalkan adalah perpisahan ku dengan istri ku, Laila.
Laila..
Menyebut satu nama itu saja sudah cukup membuat hati ku bergemuruh dalam guncangan rasa rindu dan juga sedih yang tak terkira.
Laila.. istri ku.. wanita yang paling ku cintai setelah Mama kandung ku.
Laila.. aku sungguh menyesali perpisahan kami yang begitu tiba-tiba ini. Sehingga aku bahkan tak sempat menyampaikan kata-kata perpisahan kepada nya.
Laila.. entah bagaimana kabar nya kini? Keingintahuan ku atas segala yang terjadi kepada nya senantiasa menghantui malam-malam ku di Nevarest ini.
Tanpa sadar, aku melantunkan sebuah lagu yang keluar begitu saja dari mulut ku.
Aku tak sempat, melihat mu..
Aku tak sempat menatap matamu..
Sungguh ku rindu, kepada mu..
Andai.. saja kau tahu..
Aku tak sempat, menyapa mu..
Aku tak sempat berbincang dengan mu..
Tapi biarlah ku tak apa..
Karena, kau selalu di hati ku..
(Ini adalah soundtrack pertama yang Mel buat untuk novel ini. Judul nya: "Tak Sempat")
Tes.
Setetes air mata tak bisa ku cegah untuk turun dari sudut mata ku.
Betapa kerinduan ku kepada Laila sungguh menyiksa batinku. Selalu dan selalu saja pertanyaan 'kenapa?' itu menggaung di pikiran ku.
'Kenapa harus aku yang mengalami ini?'
'Kenapa kecelakaan itu harus terjadi?'
'Kenapa takdir begitu kejam merenggut ku dari samping Laila?'
Aku sungguh mencintai nya!
Laila.. Laila.. Laila..
Satu nama yang selalu mengangkasa dalam relung hati ku yang kini nyata merana..
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Rini Antika
semangat terus ya Kak Mel, sudah aku masukin favorit jg
2023-01-07
1
Rini Antika
merinding bgt sih bacanya
2023-01-07
1
Lee
skuntum 🌹 biar kak Mel cemungud...
2023-01-01
1