Satu bulan kemudian.
Suatu sore yang cerah, aku tak sengaja ikut mendengar pembicaraan Ratu Tasya dan Ratu Charrine di taman istana.
Hal yang menarik pendengaran ku adalah saat keduanya menyebutkan kalimat "pulang ke bumi".
Seperti ini kiranya pembicaraan kedua nya yang kudengar.
"Aku pasti akan sangat merindukan mu, Rin. Kau yakin ingin pulang ke bumi? Padahal di dunia ini kamu sudah menjadi ratu dari kerajaan Goluth, Rin. Apalagi sekarang Frans (raja Elfrans) juga sudah mati. Jadi tak ada yang akan menyiksa mu lagi," bujuk ratu Tasya pada wanita di samping nya.
"Hh.. aku kangen sama kehidupan ku di bumi, Tasy. Aku kangen sama Mami, Papi dan juga Bang Idham. Menjadi ratu sama sekali gak cocok untuk ku. Kalau kamu sih, yah.. lumayan lah.." sahut ratu Charrine.
Kedua ratu dari dua kerajaan yang sempat berseteru itu lalu tertawa bersama. Aku tak lagi memperhatikan perbincangan mereka selanjut nya.
Kalimat "pulang ke bumi" yang ku dengar telah memenuhi hati ku dengan gumpalan harapan baru.
Aku pun ingin pulang kembali ke bumi. Aku ingin kembali bertemu dengan keluarga ku. Terutama Laila.. Laila-ku Sayang..
Maka malam itu juga, ketika ratu Charrine hendak beranjak istirahat menuju kamar nya, aku pun menghentikan langkah nya di depan kamar.
"Yang Mulia! Mohon tunggu sebentar!" Aku memanggil ratu Charrine.
Sang ratu pun berbalik dan menyapa ku balik.
"Ada apa Aro? Tak biasa nya kau mengajak ku bicara?" Sapa Ratu Charrine.
Sedikit canggung karena ucapan sang ratu, ku kumpulkan kembali keberanian ku untuk berbicara kepada nya.
"Maaf. Hamba tak sengaja mendengar pembicaraan Yang Mulia dengan Yang Mulia Tasya!" Ungkap ku jujur.
"Nah. Itu sih aku sudah terbiasa. Bukankah memang biasa nya kau selalu mengikuti ku sepanjang hari? Jadi ku pikir kau memang biasa menguping kan? Kenapa sekarang baru mengaku?" Tuding ratu Charrine dengan kalimat frontal.
'ggrrr.. wanita ini sungguh tak bisa diajak bicara damai. Jika saja kami tinggal di bumi, dan tak ada hubungan ratu dan sahaya di antara kami, sudah tentu akan kubalas kata-kata pedas nya itu!' aku merutuk dalam hati.
Ku abaikan rasa kesal ku. Dan ku sampaikan kembali maksud ku kepada sang ratu.
"Maaf, jika hamba lancang, Yang Mulia. Tapi, bisakah bila nanti hamba ikut menyertai Yang Mulia kembali pulang ke bumi?" Mohon ku dengan tatapan mengiba.
"... Apa kau memiliki urusan di bumi, Aro?" Tanya ratu Charrine.
'Bukan hanya urusan. Tapi kehidupan ku yang sebenar nya memang berada di sana. Berikut juga Cinta ku, Laila..' balas ku dalam hati.
"Hamba.. ingin menjenguk keluarga hamba yang berada di sana. Itu saja," jawab ku setengah jujur.
Sang ratu menatap ku lekat-lekat. Sebelum akhirnya kembali berkomentar.
"Tentu saja. Kau pernah mengatakan kalau kau sebenar nya berasal dari bumi. Bukan begitu?" Gumam ratu Charrine, masih sambil menatap ku.
Aku tak membalas tatapan nya. Terlampau sulit bagi ku untuk menahan gempuran rasa rindu dan juga sedih yang menghimpit dada ku saat ini.
Tak ada yang akan bisa mengerti posisi ku yang harus diseret paksa ke dalam dunia ini, dan meninggalkan semua yang ku cintai di kehidupan lama ku. Tak ada. Tak ada yang akan bisa mengerti nya.
Tak menerima tanggapan dari ku lagi, sang ratu akhirnya menyatakan persetujuan nya untuk membawa ku serta pulang ke bumi bersama nya.
"Oh, baiklah! Tak ada rugi nya juga jika nanti kau ikut aku pulang. Ikut lah nanti!" Ratu Charrine pun memberi ku senyuman tipis, sebelum akhirnya kembali masuk ke kamar nya untuk beristirahat.
Sementara itu, aku langsung membeku diam usai mendengar persetujuan dari ratu Charrine tadi. Dan aku baru menyampaikan rasa terima kasih ku kepada daun pintu yang menutup, lama setelah sang ratu berlalu.
"Terima kasih, Ratu!" Ucapku pelan dengan mata yang terasa penuh oleh air bah kebahagiaan.
Dua pekan berikut nya, aku akhirnya mengawal ratu Charrine aka. Karina kembali pulang ke bumi. Kepada raja Daffa dan ratu Tasya, aku tak mengatakan kalau aku tak akan kembali ke Nevarest lagi.
Padahal jika aku sudah bertemu dengan Laila ku dsn menjelaskan kondisi ku dalam tubuh Aro, jika istri ku itu masih mau menerima ku, maka aku tak akan pernah meninggalkan Laila ku lagi. Tidak, walau hanya untuk sekejap waktu pun!
***
Bersama ratu Charrine, Putri Rinaya serta Putri Anna sebagai pemandu, aku akhirnya mengikut mereka pulang ke bumi.
Hati ku tak sabar untuk mereguk nikmat nya perjumpaan dengan orang-orang yang ku cintai tak lama lagi.
Setelah melalui sekitar setengah hari perjalanan, dari dunia satu ke dunia yang lain nya, akhirnya rombongan kecil kami pun tiba juga di pinggir jalan sebuah hutan.
Kami baru saja melalui beragam rute perjalanan yang ajaib dan tak masuk diakal. Dari Nevarest ke Dunia Enam Pintu dan akhirnya tiba di bumi.
"Aku akan meninggalkan ini untuk mu, ratu Charrine. Gunakan ini untuk ongkos menuju rumah keluarga mu," ujar putri Anna.
"Ya. Terima kasih, Anna.. maaf sudah merepotkan mu dengan perjalanan yang melelahkan ini," tutur ratu Charrine terdengar lebih humanis.
"Tak apa-apa. Santai saja. Lagipula Tasya sebenar nya ingin mengantarkan mu pulang. Namun karena ia hamil jadi kondisi nya tak memungkinkan. Khawatir bila kejadian kehamilan seperti sebelum nya akan kembali terulang," papar putri Anna menjelaskan.
Aku tak terlalu mengerti pembicaraan kedua nya. Jadi aku hanya terdiam memandang kegelapan hutan dan pekat nya malam yang ada di sekeliling ku.
Sambil menatap ke sekitar, ku perbaiki posisi putri Rinaya yang sedang tertidur dalam gendongan ku saat ini.
Setelah itu putri Anna pamit untuk kembali ke Nevarest. Se pendengaran ku ia pun akan segers pergi meninggalkan Nevarest bersama calon suami nya, yakni Jason.
Selanjutnya, kami bertiga (aku, ratu Charrine dan juga putri Rinaya) menaiki bus. Selanjutnya, kami berhenti di sebuah halte.
Dari halte, kami sambung kembali perjalanan dengan menaiki taksi. Setelah satu jam perjalanan, akhirnya kami tiba juga di rumah orang tua dari ratu Charrine.
"Nah, Aro. Kita cukup berpisah sampai di sini saja. Kau pergilah menemui keluarga mu. Aku tahu, kau pasti juga sangat merindukan mereka," ujar ratu Charrine kepada ku tepat sebelum ia masuk ke dalam rumah orang tua nya.
"Apa itu..tak apa-apa ratu..?" Tanya ku tak enak hati.
"Hey. Kita sudah sampai di bumi. Jadi jangan memanggil ku ratu lagi, bisa kan? Nanti orang yang mendengar nya bisa mengira aku ratu beneran gimana coba? Panggil saja nama ku langsung. Karina. Itu nama ku yamg sebenar nya!" Jawab Karina dengan sikap santai.
Aku sedikit kikuk untuk menyanggupi permintaan wanita di depan ku itu. Namun karena aku tak ingin memperpanjang masalah, jadilah akhirnya aku mengangguk kaku saja.
"Baik lah..Karina," sahut ku singkat.
"Bagaimana dengan mu?" Tanya balik Karina kepada ku.
"Huh?" Ku pandang ia dengan tatapan tak mengerti.
"Siapa nama mu sebenar nya, Ro? Aku lupa. Alan bukan ya? Atau Milan? Ah maaf. Aku paling susah jika harus mengingat nama!" Ujar Karina sambil tersenyum lebar.
Aku sempat merasa malu telah disenyumi seperti itu. Karena selama ini, Karina aka ratu Charrine selalu bersikap acuh dan hati-hati kepada siapa pun.
Tapi mungkin karena kini ia telah kembali ke rumah dan keluarga nya di bumi, wanita itu kembali jadi diri nya yang sebenar nya lagi. Seorang yang ramah.
"Erlan.. nama ku adalah Erlan."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
3 like mampir buat Kak Mel, karena melihat karya ini sedang dipajang di fantasi urban.
2023-04-13
0
Rini Antika
smg km cepat bertemu dgn Laila
2023-01-09
1
mom mimu
aku mampir lagi kak Mell, semangat 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-01-05
1