Meidina datang ke tempat dimana, Pak Tedi mengundang nya. Mengenakan pakaian, yang sudah di siapkan oleh pria berusia 45 tahun itu.
Pak Tedi tersenyum bahagia, saat melihat Meidina datang, dengan penampilan yang anggun, Meidina tersenyum dan duduk berhadapan.
"Terima kasih kamu mau datang. "
"Persiapan makan malam yang romantis."Ucap Meidina.
"Saya itu orang nya romantis, mungkin Frans tidak seperti ini kan? "
"Om Frans lebih sering bawa saya chek in di kamar hotel, dan memanjakan saya dengan barang - barang branded. "
"Saya bisa memberi kan kamu lebih, asal kamu mau jadi peliharaan saya. "
"Om berani bayar berapa? "
"Kamu mau berapa? Saya kasih. Kekayaan saya lebih banyak dari Frans. "
"Saya melihat pelanggan saya puas saja sudah cukup senang. "
"DP 50 juta, kamu minta berapa saya transfer, untuk jadi peliharaan saya. "
"Apa Om sanggup, perjam 100 juta, belum buat service, sekali service 100 juta, tinggal Om kalikan saja. "
"Wow, fantastis sekali ya harga nya. "
"Bagi yang mampu saja, saya tidak memaksa nya. "
"Silahkan , kamu makan, dan ini ada minuman pasti kamu suka. "
"Wow, ini anggur mahal, saya baru merasakan minuman se enak ini. " Ucap Meidina langsung meminum nya.
"Apa pelanggan kamu, tidak pernah berikan minuman seperti ini? "
"Suatu pertemuan, dengan kemewahan, ini yang paling mewah. "
"Jadi bagaimana, kamu mau menjadi peliharaan saya, apapun yang kamu minta, akan saya turuti. "
"Really? "
"Ya, kamu akan berkecukupan hidup dengan saya, kemewahan, dan uang akan mengalir terus ke rekening kamu. "
*****
Meidina berjalan dengan beralas kan kaki, high heels nya dia lepas, tubuh sempoyongan, akibat menemani minum dan melayani Pak Tedi.
"Bandot tua sialan. " Ucap Meidina.
Meidina membuka kunci kamar nya, namun tidak masuk - masuk ke dalam lubang kunci, hingga kunci pun terjatuh.
Aaaaarrrggghhhh
"Ini yang paling saya benci. "
Meidina berjongkok, hingga terlihat bagian dalam nya, dan memasukan kunci kedalam lobang kunci nya.
Di lempar kan tas nya, dan lalu berbaring di atas tempat tidur. ponsel Meidina bergetar, terlihat Ilham menghubungi nya, lalu dengan segera Meidina mengangkat nya.
"Gimana Bang? " Tanya Meidina.
"Mobil sudah jadi, besok bisa ambil ke rumah."Jawab Ilham.
" Siap, besok pagi saya ke rumah ambil itu Mobil, total ny berapa, biar saya transfer. "
"Udah aja, dari Abang semua yang bayar bengkel nya. "
"Jangan dong Bang, pasti mahal. Nanti mba Lestari marah. "
"Ini uang Abang sendiri kok, besok Abang tunggu di rumah. "
"Ok, makasih ya. " Ucap Meidina.
*****
"Mau kemana? " Tanya Bela melihat Meidina pagi - pagi sudah rapih.
"Mau ke tempat kontrakan saya yang dulu." Jawab Meidina.
"Kamu kenapa sih, nggak bawa aja tuh semua barang di angkut kesini, malah masih ada aja tersisa disana. "
"Buat tempat saya bertapa. "Ucap Meidina sambil terkekeh.
"Saya bilang apa, kalau Mami cari atau para pelanggan kamu cari kesini? "
"Bilang saja, sama mereka kalau saya sedang di booking. " Ucap Meidina tersenyum.
"Ok, hati - hati. "
*****
"Bang, sumpah berapa? "
"Nggak usah Mei. "
"Saya nggak enak sama mba Lastri. "
"Apa nya, yang nggak enak sama saya? " Lastri menaruh nampan berisi kue kering dan dua cangkir teh manis hangat.
"Mba, Bang Ilham bayarin mobil kemarin masuk bengkel, saya nggak enak loh mba."
"Nggak apa - apa, kamu lupa ya. Waktu Bang Ilham masuk rumah sakit, di operasi pakai uang siapa? itu uang kamu, hampir puluhan juta. Mba sama Abang belum bisa kembali kan, sebagai ganti nya ya ini. "
"Kalau itu , saya udah lupa. "
"Makasih Mei. " Ucap Ilham.
"Sama - sama Bang, saya yang harus berterima kasih. "
Saat mereka sedang mengobrol, sebuah motor berhenti tepat di depan kost an Ilham. Kedua mata Meidina tidak berhenti menatap ke arah seorang pria yang baru turun dari atas motor nya.
Ilham langsung menyambut nya, dan bercengkrama di samping motor, Bagas tahu Meidina terus menatap nya, bahkan pandangan nya sengaja di alih kan, apalagi melihat cara pakaian Meidina, dan membuat Meidina kecewa karena Bagas memunggungi nya.
"Duduk dulu. " Ucap Lastri.
"Makasih , sebentar saja kok. "
"Bagas itu, teman nya suami saya, makan nya akrab, hanya saja pangkat nya lebih tinggi dia, sudah jadi Kapolsek, masih muda dan belum menikah, pendidikan nya juga beda, sama suami, kalau Bagas itu banyak prestasi nya, tapi orang nggak sombong. "
"Mba, kayaknya saya naksir dia deh, bisa nggak jodoh kan saya sama dia. "
"Kamu yang benar saja, kamu nggak tahu keluarga nya. "
Bagas pun pergi, dan Ilham langsung bergabung kembali bersama Meidina dan Lastri.
"Mau kemana dia Bang? "
"Mau ngisi pengajian di perkumpulan karang taruna desa sebelah, habis itu ganti ngajar anak - anak mengaji. "
"Dia ustadz? " Tanya Meidina.
"Iya, dia merangkap jadi ustadz, bahkan dia hafiz Qur'an. " Jawab Ilham sedang kan Meidina hanya bisa tersenyum.
*****
"Anisah." Ucap Meidina, saat melihat Anisah berada di tempat nya.
Meidina melihat ada beberapa pria yang sedang bermesraan bersama teman nya, dan langsung membawa Anisah masuk kedalam kamar nya.
"Kamu tahu dari mana, saya tinggal disini? Kamu kan tahu, ini daerah apa?"
"Tahu, lokasi ini dominan dengan tempat remang - remang nya, Club Casablanca juga di ujung jalan sana. "
"Kamu ada apa kesini? "
"Saya hanya ingin kasih kamu ini. " Ucap Anisah memberikan paper bag, yang ternyata berisi pakaian Muslimah, berupa gamis.
"Kamu ngapain, kasih pakaian begini sama saya? "
"Ini untuk menyelamatkan kamu, dari dosa sebelum terlambat. "
"Saya sudah banyak dosa, sudah terlambat."
"Kata taubat, tidak ada kata terlambat, Allah pasti akan memaafkan setiap umat nya yang bersungguh - sungguh meminta ampun."
"Kamu kenapa, kasih ceramah sama saya sih? banyak di luar sana orang munafik yang lebih dari saya. Mereka yang memandang saya seperti sampah, belum tentu mereka lebih buruk dari saya. "
"Kita kan tidak tahu hati manusia, saya hanya melihat kamu di mata saya, karena kamu itu teman saya. "
"Kamu nggak pantas punya teman seperti saya, dan kamu jangan datang lagi kesini, dengan pakaian kamu itu, sudah membuat kamu ikut kotor. "
Anisah tersenyum menatap wajah teman nya, yang tidak pernah tersenyum pada nya, bahkan selalu ketus untuk bicara sama dirinya.
"Bagi saya, kamu bukan sampah seperti mereka lihat, bagi saya kamu seperti ini karena lingkungan, dan terpaksa. Saya akan selalu menunggu kamu dapat hidayah, saya siap membantu kamu, untuk keluar dari dunia ini. "
*****
Meidina menatap ke arah luar jendela kamar nya, ada tetesan air mata yang membasahi kedua pipi nya.
"Saya hanya bisa berucap syukur, masih ada orang yang menatap saya, wanita suci, padahal cacian maki banyak yang membuat saya terluka. "
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Wicih Rasmita
semangat Mei tidak ada kata terlambat😊💪🏾💪🏾👍🏽
2023-02-05
1
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
semoga bisa segera sadar tu Meidina biar jadi wanita baik"
2023-01-03
2
Ryanti Yanti
semangat mei,,,,kamu pasti bisa berubah🥰🥰🥰🥰🥰
2023-01-02
2