Sebuah pesan muncul di layar ponsel membuat mata pemiliknya terbelalak.
Kia: lagi mikirin aku ya?
Andra: Gak kebalik? Biasanya yang mengirim pesan lebih duku yang sedang memikirkan.
Kia: Aku memang lagi mikirin kak Andra. Takut kak Andra dimarahi papi Bim karena traktir aku terlalu banyak. Btw maksih ya traktirannya.
Andra: Hanya terima kasih? 🤔
Satu detik, saru menit, sepuluh menit sampai satu jam Andra menunggu tapi tidak kunjung mendapat balasan.
"Kebiasaan, besok bilangnya maaf chatnya ketumpuk atau maaf kak Andra aku ketiduran." Andra bicara pada ponsel dengan khas bibir perempuan ketika sedang kesal.
Apa yang Andr katakan benar terjadi keesokan harinya. Kia cengengesam saat Andra datang ke rumahnya.
"Maaf aku ketiduran," kata Andra mendahului Kia. "Mau bilang begitu kan?"
"Maaf."
"Andra?" sapa Arga yang hendak berangkat kerja. Di sampingnya ada Shepaa yang selalu memasang senyum manis.
"Om, tante." Andra menyalami keduanya dengan sopan.
"Om, dengar besok berangkat ke Swis," kata Arga mempersilahkan Andra duduk pun dengan dirinya. Tak apalah dia mengukur waktu toh dia pemiliknya. Itu sih kata mereka yang merasa sudah kaya. Kia pun ikut duduk.
"Iya om. Yang lain liburan sedangkan aku sama papi nyari kampus untuk S2-ku."
"Oh jadi kuliah di sana?" tanya Shepaa.
"Jadi, Tan. Kata papi Swis bukan pilihan yang buruk untukku."
"Ya ya ya papi-mu memilki selera yang bagus. Sekalian cari jodoh?"
Bukan hanya Andra yang tersentak dengan ucapan Arga, tapi Kia juga.
Andra hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Arga. Ia melirik Kia, dan mempertanyakan ekspresinya yang datar melalui sorot mata.
"Kok jodoh sih, Pa. Emangnya Andra mau sama perempuan-perempuan bule?"
"Sebenarnya lebih suka yang lokal sih, Tan," kekek Andra.
"Ah kamu ini. Eh nanti kalau sudah nemu kampus yang dirasa cocok dan kamu punya teman bule kenalin sama Kia ya. Biar om sama tante punya menantu bule."
Kali ini Kia tertawa mendengar ucapan Shepa hal itu jelas membuat Andra merasa kehilangan oksigen di sekitarnya.
***
"Seneng banget mau dikenilin sama bule," ledek Andra pada Kia. Jangan tanyakan bagaimana detak jantung Andra sekarang. Yang jelas ia masih kesal karena ekspresi Kia tadi dan sekarang gadis itu masih saja tertawa.
"Ya gak papa kali, Kak. Kalau kata mama itu memperbaiki keturunan. Ya siapa tahu aja ada bule yang mau sama aku."
Andra tersenyum mengejek, "gak bakal ada. Oh ya Ki mau ikut liburan ke Swis?"
"Enggak ah nanti ketemu bule beneran. Gawat kalau di suruh nikah sama mama. Kan aku masih sekolah."
Meskipun sudah berjam-jam Andra berpisah dengan Kia tapi tetap saja ia tidak bisa menghilangkan rasa kesana itu.
Kean dan Shafia menjadi sasaran kekesalan Andra. Ya kedua adiknya di minta Andra untuk membantunya berkemas.
"Bukan begitu cara melipatnya, Shafia." Andra mengambil pakaian yang sedang dilipat oleh adiknya. "begini cara melipat yang baik. Masa kamu gak bisa." Itu adakah omelan yang entah ke berapa kali.
Shafia mendengus dan ditertawakan oleh Kean.
"Gak usah tertawa Kean! kamu juga sama. Masa lipat baju kayak gitu."
Tak lama pintu kamar terbuka dan si kecil Leo masuk dsn ikut bergabung. Awalnya hanya diam dan memperhatikan tapi lama-lama beraksi juga. Pakaian yang sudah masuk ke dalam koper dikeluarkan kembali oleh Leo.
Ingin teriak tapi apa iya Andra meneriaki adiknya yang masih kecil. Dada Andra terlihat kembang kempis menahan rasa kesal. Double kesal malah.
"Kak dari pada aku sama Shafia bikin kakak tambah kesal. Mending beresin sendiri aja ya." Kean dan Shafia langsung ke luar setelah mengucapkan kalimat itu dan hanya menyiasakan Leo.
Kean dan Shafia terus tertawa setelah meninggalkan kakaknya.
"Tertawanya seru banget sih?" tanya Leela yang berpapasan dengan mereka.
Kedua anaknya itu malah saling tatap kemudian menaikan bahu.
"Ya sudah kalau gak mau cerita. Kalian lihat Leo?"
"Di kamar kak Andra," jawab mereka kompak.
Di dalam kamar Andra menatap adik bungsunya sambil mengelus dada.
"Kak, ada Leo?" tanya Leela karena Andra menghalangi jarak pandangnya.
Andra berbalik dan memasang wajah lesu. "Mam dia memberantakan pakian yang sedang aku packing."
"Ya ampun Leo." Leela langsung menyongsong putra bungsunya. "Biar mama bantu packing ya." Sebenarnya Leela juga ingin tertawa tapi lebih memilih menahannya.
***
Hari keberangkatan pun tiba. Andra terlihat gelisah karena Kia belum juga datang. Padahal ia sudah mengirimkan pesan dan minta Kia agar mengantarnya ke bandara.
"Dra, ayo," ajak Bimo karena Andra tak kunjung masuk mobil.
"Benar, Pi." Sekali lagi Andra melirik pintu gerbang tapi yang ditunggu tak menampakan batang hidungnya.
"Santai aja kali, Kak. Kan cuma pergi sebentar nanti juga balik lagi," bisik Kean yang duduk di sebelahnya.
"Apaan sih?" ketus Andra.
"Gak usah pura-pura, Kak. Aku tahu kamu nunggu Kia kan?" tebak Kean tepat sasaran. Mobil pun melaju meninggalkan rumah mewah Bimo.
Andra diam saja tidak menjawab. Bimo dan Leela yang mendengar percakapan kedua anaknya saling lirik dan saling tersenyum.
"Anak muda," bisik Bimo langsung kena sikut istrinya. "Kean, Kia sudah punya pacar belum?"
Leela memicing. Sepertinya dia sudah bisa membaca kemana arah ucapan suaminya.
"Tanya kak Andra lah, Pi. Kan dia yang paling dekat sama Kia," jawab Kean.
"Emangnya kenapa, Pi?" tanya Andra penasaran. Sesekali dia menatap ponsel dan berharap Kia akan membalas pesannya.
"Itu kemarin ada anaknya rekan bisnis papi nanyain anaknya Arga. Ya papi simpulkan kalau anak itu tertarik sama Kia. Kan gak mungkin kalau sama Kai. Nanti yang ada dia malah terlihat seperti pedofil."
"Oh yang kemarin di kantor bukan, Pi?" Kean menyambar ucapan papinya. Anak itu pandai sekali menggoda kakaknya.
Andra melirik seolah bertanya 'kamu tahu.'
"Ah iya, kamu masih ingat kan. Cocok kayaknya dia sama Kia. Cantik dan ganteng. Menurut kamu gimana, Ke?"
"Cocok sih, Pi. Aku sih setuju aja. Kayaknya itu anak teman papi serius deh sama Kia."
"Kalau serius gak mungkin lewat papi juga kali. Om Arga juga kan pebisnis." Andra menyela ucapan ayah dan adiknya.
Shafia yang tidak mengerti bertanya lewat ekspresi tapi tidak ditanggapi oleh kakak-kakaknya. Sedang Leela menggelengkan kepala dan tetap tersenyum atas tingal suami dan anak-anaknya.
Bimo seperti tengah balas dendam pada Andra. Kalau saat kecil dia merengak meminta mami baru, memknta dibuatkan adik sekarang giliran Bimo membalasnya.
"Iseng banget sih, Mas," bisik Leela yang ditanggapi senyum oleh suaminya.
Bimo dan Kean melakukan hi give melalui pesan dan saling mengirim emoticon tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
andra yg keki di kerjain ayah dan adiknya
2023-01-24
0
rositta
thorr setiap jam berapa si jadwal update nya aku nungu² ga ada update 😔
2023-01-04
0