...~Happy Reading~...
Adiva baru saja turun dari mobil orang tuanya, hari ini merupakan hari keduanya masuk ke sekolah baru. Setelah selesai berpamitan dengan kedua orang tuanya, Adiva segera melangkahkan kakinya masuk ke pekarangan sekolah.
"Tumben Amber belum datang?" gumam Adiva menatap sekitar.
Seketika Adiva terdiam karena baru ingat kalau dia barusan saja peduli dengan musuhnya itu, Adiva langsung memukul kepalanya pelan dan melanjutkan langkahnya untuk masuk. Adiva menelusuri koridor sekolah yang lumayan banyak siswa-siswi berlalu lalang, karena sebagian mereka masih belum ada yang datang di sebabkan terlalu pagi.
"Woi, Pendek!" teriak seseorang membuat Adiva langsung menghentikan langkahnya.
Adiva langsung menatap gadis itu dengan tatapan malas, sepertinya Amber sama sekali tidak pernah berkaca kalau dia lah yang lebih pendek dari Adiva sendiri.
"Kaya kok gak mampu beli kaca sih?!" sahut Adiva menatap Amber kesal.
"Tapikan masih tinggian aku dari pada kamu, ya?" ujar Amber membela dirinya.
Percaya atau tidak, sebenarnya Amber tidak terima jika ada seseorang yang mengatakan dirinya pendek.
"Buktikan kalau kamu lebih tinggi dari aku!" tantang Adiva dengan senyuman tipis di kedua sudut bibirnya.
Adiva sengaja menantang Amber agar gadis itu langsung terpancing dan segera berdiri bersebelahan dengannya, dan membuktikan siapa yang pendek dan siapa yang lebih tinggi.
"Dih?"
Amber menatap Adiva dengan lirikan sinis, setelah cukup lama menelusuri koridor sekolah akhirnya mereka tiba di depan pintu kelas sebelas IPA dua. Seketika Amber menghela napas berat saat matanya tak sengaja bertemu dengan manik mata seorang pemuda, pemuda itu sudah berencana untuk dekat dengan Adiva.
Sialan! Awas saja kalau dia benar-benar ingin mendekati Adiva! batin Amber.
Dari kejauhan pemuda bernama Taksa itu sengaja menatap Amber dengan tatapan mengejek, pokoknya dia harus berhasil untuk dekat dengan Adiva.
...°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•...
Suara bel istirahat berbunyi membuat para siswa langsung berhamburan keluar kelas, Adiva yang kebetulan ingin ke kantin sendirian pun langsung melangkah keluar tanpa menunggu teman-temannya.
"Kesempatan!"
Taksa langsung beranjak dari tempat duduknya, dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kelas. Amber yang kebetulan melihat Taksa keluar langsung berlari keluar sambil membawa buku tebal di tangannya, dan berusaha untuk mengejar keduanya ke kantin.
"Amber?"
Amber langsung menghentikan langkahnya karena seseorang memanggil namanya, Amber langsung menoleh ke belakang dan melihat Ketua Kelasnya si Rehan terlihat seperti menahan sesuatu.
"Kamu mau ke perpustakaan, 'kan?" tanyanya dengan keringat yang bercucuran di seluruh wajahnya.
Amber menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, lalu Rehan meminta tolong padanya untuk menjaga buku tulis laki-laki tersebut.
"Aku titip buku dulu, ya? Aku sudah gak tahan," ujar Rehan menyodorkan bukunya ke Amber. "Sekalian kita ke perpus bareng,"
Amber lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, setelah Rehan sudah menghilang dari pandangannya Amber langsung menoleh ke belakang di mana Taksa membawa Adiva pergi ke kantin.
"Sialan! Aku kehilangan jejak mereka,"
Amber tanpa pikir panjang langsung berlari untuk menyusul Taksa dan Adiva, yang katanya mau ke kantin bareng. Tapi saat tiba di kantin, gadis itu sama sekali tidak menemukan keduanya.
"Pasti Taksa mengajak Adiva ke sesuatu tempat agar mereka bisa berduaan,"
Amber menyatukan bukunya dan milik Rehan, sehingga tangan kanannya guna untuk menyender pada tembok sekolah. Dia cukup kelelahan karena berlari dari depan kelas sampai ke kantin, dan itu dia tidak bertemu dengan Taksa dan Adiva.
"Walaupun aku dan Adiva tidak pernah akur... Jujur saja aku tidak terima kalau Taksa akan merusak masa depan Adiva," gumamnya.
Setelah cukup lama bersender pada tembok sekolah, dia pun langsung melangkah keluar menuju depan kelas.
Saat tiba di depan kelas, Rehan sudah keluar dari toilet dari tadi. Makanya Rehan mencari keberadaan Amber yang tiba-tiba menghilang, bukannya mereka akan ke perpustakaan bersama?
"Astaga! Kamu dari mana?" tanya Rehan sambil menghela napas lega.
"Baru dari kantin!" jawab Amber jujur.
"Oh. Gak bareng sama Oliv sama Diva?" tanya Rehan lagi.
Mereka berdua sekarang sudah berjalan saling beriringan menuju perpustakaan, lumayan jauh dari kelas mereka. Baru membutuhkan beberapa menit agar sampai ke sana, tapi mereka berdua saling berbicara satu sama lain.
"Oh iya. Kalau boleh tau... Kamu temannya Dylan, ya?" tanya Amber menatap Rehan.
"Iya." jawabnya. "Emangnya kenapa?"
"Gak papa sih! Cuman penasaran aja sama anak kelas kita," jawab Amber mengedikan bahunya acuh.
Sementara di dalam kelas, Oliver sedang mengerjakan tugas PPKn yang sudah di berikan oleh guru beberapa menit yang lalu.
Oliver langsung menoleh saat ada seseorang yang tiba-tiba duduk di depan bangkunya, dia adalah Dylan teman sekelasnya.
"Amber mana? Kok tumben kalian bertiga gak bareng?" tanya Dylan menoleh sekitar kelas.
"Amber katanya mau ke perpustakaan mungkin bareng sama Rehan! Kalau Diva katanya mau ke kantin buat makan siang," jawab Oliver enggan untuk menatap Dylan.
"Oh. Pantasan dia tadi keluar kelas ternyata ke perpus," gumam Dylan.
Untung Oliver dapat mendengar gumaman Dylan, tapi dia berusaha agar tidak memperdulikan ucapan laki-laki tersebut. Berapa menit kemudian Dylan langsung beranjak dari tempat duduk, lalu melangkahkan kakinya keluar kelas bersama dengan teman-temannya.
"Sepertinya kamu benar-benar tidak menyukaiku!"
...°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•...
Taksa menarik tangan Adiva untuk duduk di bangku taman sekolah, dan saat keduanya sudah duduk di bangku Adiva langsung menoleh ke arah pemuda tersebut untuk menanyakan sesuatu.
"Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Adiva pada pemuda tersebut.
"Gak papa. Aku cuman mau cari angin aja," jawab Taksa sambil memejamkan kedua matanya.
Adiva hanya diam dan menolehkan kepalanya untuk menatap langit pagi, di mana udara pagi ini sangat sejuk.
"Div? Kamu sudah memiliki kekasih?" tanya Taksa membuat Adiva langsung menoleh ke arah pemuda tersebut.
"Enggak!" jawab Adiva singkat.
Tanpa sepengetahuan Adiva, Taksa langsung membentuk senyuman tipis dari kedua sudut bibirnya.
Menarik! Sepertinya akan lebih mudah jika dia tidak memiliki kekasih, batin Taksa bersorak senang dalam hati.
Taksa membuka kedua matanya perlahan, karena baru sadar kalau dia harus menyingkirkan Amber dari Adiva agar gadis itu tidak menghalanginya rencananya.
"Sialan! Aku hampir lupa bahwa aku harus menyingkirkan nya terlebih dahulu," gumam Taksa sehingga Adiva langsung menoleh ke arah pemuda tersebut.
"Siapa yang akan kau singkirkan?" tanya Adiva mengerutkan keningnya bingung.
Adiva merasa dia mendengar Taksa akan menyingkirkan seseorang, tapi Adiva tidak tau siapa yang akan di singkirkan oleh pemuda tersebut.
"Eh? Bukan apa-apa," jawab Taksa sembari menggelengkan kepalanya dengan kuat.
Bahaya kalau gadis di sampingnya ini mengetahui rencananya, bisa berbahaya kalau Adiva tau kalau dia akan berusaha menyingkirkan Amber di dekat Adiva.
Adiva hanya mengangguk karena dia beranggapan kalau dia salah pendengaran, bahkan Taksa sendiri terlihat biasa-biasa saja.
Berapa lama kemudian Adiva mengajak Taksa untuk ke kantin bersama, hanya tersisa berapa menit lagi bel masukan akan berbunyi bahkan dia belum sarapan dari tadi pagi.
"Kita ke kantin yuk? Aku belum sarapan dari tadi," ajak Adiva lalu beranjak dari bangku taman.
Taksa langsung mengikuti langkah Adiva untuk menuju ke kantin, dia tidak tau kalau Adiva ingin ke kantin karena belum sarapan pagi.
Sementara di dalam perpustakaan, Amber sudah berhadapan dengan buku tebal Kimia. Kata teman-temannya tadi dia harus mencatat habis semua pelajaran Kimia yang katanya sebentar lagi Ulangan Tengah Semester, karena Amber tidak mau nilainya jelek jadi dia memutuskan untuk ke perpustakaan untung saja dia bisa ke perpustakaan bersama dengan Rehan si Ketua Kelas.
"Kalau mau ke kelas bilang, ya? Aku mau nyatat pelajaran Bahasa Inggris dulu," ujar Rehan tepat di sebelah kanan Amber.
Amber menoleh dan sedikit meringis melihat tulisan Bahasa Inggris di buku milik Rehan, Amber termasuk siswa-siswi yang tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris karena menurutnya menghapal kosa katanya sangat susah.
"Kamu suka sama pelajaran Bahasa Inggris?" tanya Amber membuat pemuda itu menghentikan aktivitasnya.
"Iya." jawab Rehan mengangguk. "Emangnya kenapa?" tanya Rehan bingung.
"Menurutku Bahasa Inggris sangat susah untuk di hapal," jawab Amber langsung meringis.
"Itu karena kamu tidak menyukai pelajaran nya! Coba saja kalau kamu suka sama pelajaran nya pasti kamu akan dengan mudah menghapal kosa kata Bahasa Inggris," jelas Rehan sembari tersenyum manis ke arah Amber.
Amber hanya menganggukkan kepalanya seolah-olah paham dengan penjelasan dari Rehan, lagi-lagi Amber meringis kesakitan karena Rehan membuka halaman berikutnya.
Seketika aku buta huruf, batin Amber.
Amber langsung memfokuskan dirinya untuk menatap buku Kimia yang lumayan tebal itu, dan mencatat Bab 1.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
puyeng ya amber, emg pelajaran satu ini begitu syulit🤭
2023-01-03
1