Episode 4:
" Maafin Eneng ya A'! Pasti setelah Eneng menikah nanti, Eneng tidak bisa lagi lihat wajah Aa Li Chung Yuu yang ganteng ini, nanti suami Eneng cemburu kalau Eneng liatin cowok lain. Tapi Aa tenang aja, idola Eneng tetap Aa seorang kok, walaupun nanti Eneng harus belajar mencintai suami Eneng, dan belajar menjadi istri yang baik buat Aa Andy." Gadis itu bermonolog sendiri sambil memandangi sebuah foto seorang aktor tampan di layar handphone nya. Raut wajah nya terlihat sendu, sudah setengah harian dia berada di kamar nya sambil memandangi sebuah foto aktor tampan itu.
Dirinya seolah berbicara pada seorang kekasih yang akan di tinggalkan nya untuk menikah dengan orang lain, padahal itu hanya seorang artis luar negeri, yang tentunya itu hanya sebuah khayalan belaka untuk bertemu, apa lagi untuk mendapatkan nya.
Memang kata orang jodoh siapa yang tahu, tapi untuk seorang gadis desa seperti Alina, cukup sadar diri jika berpikir untuk mendapatkan nya.
Alina juga bukan tanpa alasan mengagumi sosok aktor tersebut, selain memiliki wajah yang sangat tampan, dan jika di gambarkan seolah tiada cacat dan tercela, bisa di bilang nyaris sempurna. Alina juga sering melihat di sosial media tentang kehidupan sang aktor yang patut di acungi jempol, kesederhanaan serta keramahan nya pada para fans, membuat Alina semakin kagum, belum lagi banyak media yang mengatakan bahwa Li itu termasuk aktor yang peduli terhadap sesama manusia yang membutuhkan.
Bahkan akun media sosial nya saja jarang terdapat foto atau kegiatan sehari-hari nya, Li memang tidak suka mengumbar kegiatan nya di media sosial milik nya, hal itu yang membuat Alina seolah terhipnotis oleh kehidupan sang aktor tersebut.
" Hayo teteh lagi ngapain? Pasti lagi liatin cowok itu lagi kan?" Ejek Gadis yang tiba-tiba muncul di balik pintu kamar Alina, sontak Alina terkejut dan langsung menyimpan benda pipih nya itu di bawah bantal.
" Sembarangan aja kalau ngomong, fitnah aja kamu! Mana ada teteh liatin foto cowok yang kamu maksud." Elak nya tak terima dengan tuduhan sang adik.
" Udah deh, teteh gak usah ngelak lagi! ngaku aja pasti itu si Abang ganteng itu kan?" Ucap nya.
" Gak boleh teh! Kan udah di bilang sama ibu, gak boleh menatap lawan jenis yang bukan mahram! Masih bandel aja ya, nih Gadis bilangin ya sama ibu." Mendengar itu, sontak Alina pun berlari ke arah adik nya, berniat akan membekap mulut sang adik.
" Gadis Jangan! Awas aja ya kamu."
" Ibu,,,,,,,, teteh hemmmp,,,,,,,!!" Namun belum sempat Gadis melanjutkan nya, mulutnya sudah terlebih dahulu di bekap oleh Alina.
" Berisik banget sih nih mulut, punya lakban gak biar bisa mingkem nih mulutnya." Kesal nya. Sedangkan Gadis hanya bisa memanyunkan bibirnya karena kesal.
" Ihh teteh, sakit tau mulut Gadis, mana tangannya bau lagi, abis ngapain sih, Kok bau gitu?" Kesal Gadis sambil mengusap usap mulutnya.
" Hehehe maaf, tadi teteh abis cebok." Jawab Alina tanpa rasa bersalah.
" Ihhh teteh JOROK!" Pekik Gadis. Sedangkan Alina sudah menyiapkan ancang-ancang untuk lari dar amukan Gadis yang terlihat marah sekali.
" Mak!!" Ucap Alina sambil berlarian menuju dapur. Begitu pun Gadis, ia mengejar sang kakak dan bersiap melayangkan pukulan nya. Begitu lah mereka, selalu saja ribut. Ada ada saja bahan untuk mereka adu mulut, setelah itu berakhir kejar-kejaran. Ujung-ujungnya Imah lah yang di buat pusing dengan kelakuan mereka.
" Eh eh eh, ada apa ini? Sudah sudah, berhenti kalian!" Lerai Imah, saat dua anak gadis nya saling kejar-kejaran dan mengelilingi tubuh nya. Namun nampaknya mereka tak menggubris perkataan Imah yang memerintahkan mereka untuk berhenti.
" GADIS, ALINA!!!" Habis sudah kesabaran Imah karena ulah dua anak gadis nya itu. Kini kedua nya hanya bisa tertunduk diam, setelah mendapat amukan dari sang pawang.
" Kalian ini, bukannya bantu ibu di dapur, malah lari lari-larian tidak jelas. Ayo bantu ibu! tidak lama lagi bapak kalian pulang, kita makan malam bersama nanti."
" Iya Bu." Jawab mereka serempak.
Kini mereka sudah selesai dengan pekerjaan mereka, hanya tinggal menunggu ayah mereka pulang saja.
" Oh iya Bu, memangnya bapak pergi ke mana?" Tanya Gadis saat mereka sedang santai di ruang tamu yang tak seberapa besar itu.
Sontak saja Alina dan Imah saling bertukar pandang, pasalnya Gadis belum tahu kejadian siang tadi, dan Jaka, ayah mereka sedang ke rumah juragan Bagio untuk mengatakan bahwa Alina menerima lamaran Andy.
" E,,,,,, bapak lagi kerumahnya juragan Bagio." Bukan ibunya yang menjawab, tetapi Alina lah yang menjawab.
" Ngapain bapak ke rumah juragan kejam itu?" Benar saja, Gadis nampak terkejut.
" Gini deh ibu jelasin, tapi kamu dengar baik baik dan jangan di sela sebelum ibu selesai menjelaskan ya!" Ujarnya. Tanpa banyak tanya, Gadis pun mengangguk setuju.
Imah pun menceritakan semua yang terjadi tadi siang tanpa ada yang di tutupi lagi. Dan tentu saja gadis sempat syok. Ia sempat tak terima mendengar kakak nya akan menikah dengan pria seperti Andy, namun dengan penjelasan Alina, yang mengatakan bahwa dia tidak keberatan dan sudah menerima dengan ikhlas, Gadis pun tak banyak protes lagi.
Hingga tak lama Jaka pun pulang. Mereka lalu makan malam bersama setelah itu melakukan tugas mereka masing-masing.
*****
Hingga tiga hari telah berlalu. Semua warga sudah banyak yang tahu tentang isu pernikahan Alina dan Andy. Juragan Bagio pun mulai mempersiapkan acara pernikahan anak semata wayangnya itu dengan begitu meriah tentunya.
Berita itu pun tak luput dari sepengetahuan Dewi, seorang gadis yang diam-diam menyukai Andy. Ia sangat murka dan merasa di hkianati oleh Alina. Pasalnya Dewi juga sempat cerita kepada Alina tentang perasaan nya, meski tidak secara gamblang. Ia hanya menceritakan bahwa dia sedang mengagumi seseorang, namun dia tidak mengatakan nama nya.
Dewi adalah teman ngaji Alina, umurnya lebih tua lima tahun dari Alina. Alina juga sudah menganggap dia sebagai seorang kakek.
" Kenapa harus kamu sih ALINA?" Teriak seorang gadis, yang tak lain ada Dewi. Ia benar benar tak habis pikir, bahwa gadis yang akan menikah dengan orang yang ia cintai itu adalah Alina, teman yang ia sudah anggap sebagai adiknya sendiri.
Ia merasa frustasi dan menjambak rambut nya sendiri di dalam kamar nya. Dewi sendiri bingung. Di satu sisi, ia sudah menganggap Alina adiknya, tapi di sisi lain dia tidak mau kehilangan Andy yang sudah lama ia incar.
" Maaf Alina! Kali ini tidak ada kata persahabatan diantara kita, dan aku harus memperjuangkan cinta ku sekaligus menyingkirkan mu dari hidup Andy." Monolog nya. Ia tersenyum sinis, sisa air mata di pipi nya, ia usap dengan kasar, seolah berpikir, bahwa tidak ada lagi kesedihan di dalam kamus hidup nya. Ia harus menyingkirkan siapa saja yang menghalangi jalan nya untuk mendapatkan cinta Andy, termasuk Alina sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
likenya mampir, smg semangat...
2023-03-28
1