Semua Wanita Cantik

Seorang wanita berdiri menanti pintu berlapiskan logam berwarna silver untuk terbuka, dengan wajah berbinar, langkah kaki mulus itu membawa masuk dirinya ke dalam lift yang sedari tadi sudah membuatnya menunggu. Sebelum pintu lift tertutup kembali, Rosé menyelonong masuk sehingga membuat sang insan yang sudah akan menombol panel angka terkejut oleh kehadirannya.

Rosé yang merasa bersalahpun tahu diri akan kehadirannya yang sangat tiba-tiba. "Maafkan aku, kau pasti sangat terkejut," sembari berucap, Rosé menggaruk tengkuknya salah tingkah.

Wanita bersurai hitam itu pun rersenyum mengagumi paras ayu yang dimiliki oleh Rosé hingga menulikan pendengarannya. Ternyata sangat cantik saat melihatnya langsung seperti ini.

"Hai, mbak, kak, tante, ibu," Rosé mengucapkan beberapa panggilan random untuk wanita yang sedang melamun dihadapannya.

Rosé tak mendapati respon, melakukan berbagai cara hingga melambaikan tangannya didepan muka wanita yang masih setia dengan aksinya. Nihil. Rosé memegang pundak wanita itu dengan sedikit menggoyang-goyangkannya. "Halo apa kau mendengarkanku?" tanyanya lagi.

Great job.

Wanita itu mengerjab lalu tersadar dengan sentuhan sekaligus pertanyaan dari Rosé. "Ahh hahaa, maafkan aku, aku hanya mengagumi kecantikanmu yang sempurna," jawabnya.

Apakah di dunai ini ada seorang wanita yang mengagumi wanita lain?

Menurut Rosé, wanita yang seperti itu hanya tidak puas dengan dirinya sendiri, atau mungkin saja pemikiran Rosé yang memang bermasalah, bukannya senang di puji cantik, dirinya malah menampilkan muka datar-datar saja, sedatar hidupnya.

Wanita itu tersenyum lalu menekan panel angka lima yang ada di dalam lift, tanpa di duga, Rosé juga akan menekan angka tersebut, Rosé yang menyadari langsung saja mengurungkan niatnya lalu menarik tangannya lagi ke samping bagian tubuhnya.

Wanita yang penuh dengan senyuman sedari tadi itu akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. "Apa kau penghuni baru disini?"

Tidak ingin membuat sang penanya merasa dipermalukan, juga tidak baik mengabaikan pertanyaan orang lain dengan senyum mengembang seperti itu. Akhirnya Rosé menjawab, "Aaah iya, baru saja aku pindah, apa terlalu mencolok? Mungkin karena aku membawa koper."

"Tidak juga, ngomong-ngomong sangat kalau kita tidak berkenalan, perkenalkan namaku Sena, sepertinya kita juga seumuran, aku dua puluh lima tahun bulan ini." Sena menjulurkan tangannya seraya berjabat dan lagi-lagi wanita itu tersenyum dengan sangat mengembang.

Rosé sebenarnya orang yang sangat mudah untuk akrab dengan orang lain, tapi entah kenapa wanita di depannya yang terlihat sangat baik tidak bisa menggugah hatinya untuk menerima setiap perlakuan manis diawal pertemuan tanpa kesengajaan ini, tapi Rosé orang yang pandai bersandiwara, ya begitulah manusia harus pintar-pintar melakonkan peran.

"Iya benar yang kau katakan, kita seumuran, perkenalkan aku Rosé," Terlihat sangat tulus saat Rosé mengatakannya, tapi jelas terasa di dalam lubuk hatinya yang paling dalam menyimpan kegundahan yang ia sendiri tidak tahu penyebabnya, setelah itu mereka mengakhiri dengan berjabat tangan.

Rosé dan Sena melangkahkan kaki keluar dari kotak logam yang dengan elitnya bisa membawa mereka ke lantai lima dengan cepat tanpa harus bersusah payah menapakkan kaki melewati tangga.

"Namamu sesuai dengan bunga yang kau bawa Rosé," Sena menunjuk bunga mawar yang dibawa oleh Rosé sedari tadi, atensi Rosé pun berpindah pada bunga yang digendongnya seperti bayi.

Perasaan kalut Rosé hilang seketika mendengar Sena membicarakan bunga mawar, bunga yang telah menjadi teman Rosé seumur hidup, dengan senyum yang terukir benar tulus adanya, Rosé berucap, "Bunga mawar sudah menjadi teman hidupku sejak aku dilahirkan di dunia ini, aku sangat mecintainya."

Sena tersenyum "Pasti dari kekasihmu ya?" tanyanya hingga mengedipkan kedua mata centil.

Rosé tertawa hampir terbahak, lucu sekali pikirnya melihat Sena dengan muka centil seperti itu. "Bukan Sena, lebih tepatnya aku yang meminta bunga ini," sanggahnya.

Lagi-lagi Sena tersenyum menanggapi wanita di depannya ini, ia heran kenapa dia bisa sangat akrab dengan orang yang baru saja dikenalnya. "Baiklah, eh ngomong-ngomong nomor berapa apartemenmu, Rosé?" tanyanya karena tanpa disadari mereka berdua berjalan dan searah pula.

Tubuh semampai milik Rosé pun melenggang meneliti setiap pintu yang bertenggerkan angka kepemilikan, ia menemukan titik terang mendapati angka 32 B terpampang jelas di depan matanya.

"Akhirnya, aku penghuni apartemen 32 B, Sen," jawabnya seraya menunjuk pintu yang berada tepat di belakangnya.

Dengan mata berbinar. "Kebetulan sekali Rosé, aku akan berkunjung ke apartemen 32 A," Sena menunjuk pintu yang berhadapan dengan apartemen Rosé.

Rosé memincingkan matanya. "Berkunjung?" tanyanya ragu.

Sena menyadari kebingungan yang dialami Rosé, mungkin saja menurutnya ia adalah penghuni apartemen ini, "Iya Rosé, aku hanya berkunjung."

"Maaf, dengan kau membawa sekantong besar plastik berisikan bahan makanan, ku kira kau hanya baru saja kembali dari berbelanja, dugaanku salah ternyata," cengir Rosé merutuki tafsirannya.

Siapapun orang yang melihat pasti juga mengira seperti itu bukan? Jadi jangan salahkan pemikiran Rosé.

"Kebetulah aku akan memasak untuk penghuni di balik tembok ini Rosé."

"Pasti kekasihmu 'kan?" goda Rosé diakhiri kekehan kecil.

"Dia tidak akan pernah setuju jika disebut kekasih, dia lebih setuju jika disebut tunangan," ungkap Sena terlewat polos.

Rosé yang mendengar perkataan Sena termangu tidak mengerti, bukankah sama saja ungkapan yang digunakanya, bukankah sudah pasti yang dijadikan tunangan adalah seorang kekasih, ataukah mungkin kata tunangan memang lebih keren, ada ada saja manusia itu.

"Pasti tunanganmu sangat mencintaimu Sena, kau sangat perhatian sampai mau datang untuk membuatkan makanan."

Ungkapan dari Rosé berhasil membuat Sena tersenyum malu sehingga terciptalah semburat merah pada pipinya, kata-kata cinta memang sangat sensifit di indra pendengaran Sena, ia sangat mengharapkan tunangannya benar-benar mencintai dirinya.

Rosé juga tidak bisa membutakan matanya untuk tidak melihat semburat merah yang berhasil tertengger di kedua pipi Sena, Rosé terheran untuk kedua kalinya, bagaimana mungkin perkataan yang baru terlontar dari mulut mulutnya itu bisa membuat Sena seperti orang yang sedang dimabuk cinta. Atau Rosé saja yang tidak pernah jatuh cinta lagi setelah melabuhkan hatinya pada lelaki terakir kali sejak tujuh tahun yang lalu, atau mungkin sepertinya sekarang masih tetap sama.

"Semoga."

Jawaban Sena semakin membuat Rosé tambah kebingungan, daripada ia terus merasa bingung akan kisah percintaan orang lain, lebih baik Rosé undur diri karena badannya mulai remuk setelah melakukan perjalanan yang amat menguras banyak tenaganya.

"Kalau begitu aku pamit masuk dulu Sena, kapan-kapan mampirlah kalau ada waktu," pamit Rosé akhirnya.

"Bailah, sampai jumpa, Rosé."

Rosé memasukkan kode pintu dengan cara menombol panel yang sudah tersedia, ia bisa saja menggunakan kartu untuk membukanya, hanya saja kartu itu masuk dalam tas ransel, ia malas untuk mengambil. Setelah pintu terbuka, Rosé melangkahkan kaki rampingnya untuk masuk kedalam hunian barunya itu.

“Semoga aku betah tinggal disini.” Gumam Rosé setelah menatik napas lelah.

Rosé sudah berhasil masuk melihat sebentar ke dalam ruangan yang terlihat jelas setelah lampu otomatis menyala, niat hati ingin menutup pintu, tapi ia terganggu oleh vocal bariton yang sangat dikenalnya.

“Sena kau tadi berbicara dengan siapa?”

Rosé tidak salah mendengar.

Dengan pasti, Rosé berputar cepat dengan mata membelalak menelisik sumber suara, tidak seperti yang diharapkan, ia tidak mendapat jawaban atas rasa penasaran sekaligus kaget yang datang secara tiba-tiba, Rosé sangat yakin mengenal suara itu.

"Tidak mungkin 'kan itu suaranya?"

Dengan langkah lunglai seperti orang kelaparan, akhirnya Rosé masuk lagi ke tempat tinggal barunya.

...****************...

Niko mengemudi membelah jalanan Bandung menuju Jakarta, ditemani langit malam berhiaskan lampu-lampu terang di sisi jalan. Ia mengingat masa lalu yang sangat membingungkan baginya. Mungkin bagi sebagian banyak orang yang mengalami depresi karena kehilangan sesuatu tidak akan mungkin menyerahkan hal berharga lain dari dalam tubuhnya.

Namun, kenyataan itu terpatahkan oleh gadis yang dikenal Niko dua tahun lalu, gadis yang sudah menyelamatkan hidupnya, memberikan sebagian dari tubuhnya untuk dimilikinya. Tanpa Niko sadari, gadis itu sudah terlalu banyak kehilangan hal-hal berharga dalam hidupnya.

Niko tercekat mengetahui kenyataan betapa menderitanya orang yang sudah menyelamatkan hidupnya. Rasa putus asa dan sakit yang dialami gadis itu lebih menyakitkan dari apapun, sungguh Niko tidak bisa membayangkan.

Setiap orang memang butuh topeng untuk menutupi sisi yang tidak ingin diperlihatkan untuk orang yang memang tidak boleh melihatnya. Begitupun dengan gadis itu, selalu menggunakan topeng kebahagiaan untuk menutupi penderitaan, sandiwara yang sempurnya hingga orang terdekatpun menangis diam-diam dibelakang nya, termasuk Niko yang sejak saat itu menjadi salah satu orang terdekat untuk gadis itu.

Terasa getaraan dari ponsel milik Niko, segera saja pria itu menepikan mobilnya untuk menerima panggilan yang menurutnya memang harus dijawab setelah melihat dari balik layar ponselnya.

"Halo Joseph, ada apa?" jawab Niko.

“Bang, aku harus pulang ke Indonesia juga 'kan?”

Niko tersenyum sebelum menanggapi, "Tentu saja, untuk pengobatannya dia memerlukanmu, Joseph."

“Aku juga berpikir begitu bang, aku sedang mengurus kepindahan, dua minggu lagi aku pulang.”

Panggilan berakhir, Niko menyandarkan tubuhnya sebentar pada dudukan mobilnya. Hanya berharap semua berjalan dengan lancar tanpa hambatan, harapan untuk gadis yang sudah dianggap adiknya sendiri itu berhasil.

Terpopuler

Comments

Hai

Hai

Makin seru

2023-01-05

0

Hai

Hai

Tidak ada yg kebetulan di dunia ini

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!