Malam itu....
Ibu dan Ayah berada di kamar ku. mereka terus memperhatikan ku yang tengah memasukan beberapa pakaian ku ke dalam tas yang berukuran cukup besar.
"Apa lagi yang mau di bawa Nak?" tanya ibu padaku.
"Ini saja Bu, Mila tidak mau terlalu banyak membawa barang" jawabku.
"Ini uang untuk mu selama di sana Nak, pergunakan dengan benar" ucap Ayah seraya memberikan uang padaku.
"Terima kasih Yah, Mila akan pergunakan uang ini dengan benar" jawabku.
"Kamu jaga diri baik baik disana ya Nak," ucap Ayah.
"Kamu harus sering sering memberi kabar pada kami" ucap ibu
"Iya Yah, Mila akan menjaga diri baik baik disana, dan akan sering memberi kabar. doa kan semoga Mila dapat kerjaan yang bagus dan teman teman yang baik. dan bisa mengirim banyak uang untuk Ibu dan ayah" jawabku.
Ibu Dan Ayah memeluk ku erat, aku tahu sebenarnya mereka begitu berat melepas kepergian ku. apalagi aku adalah anak tunggal di keluarga kecil kami.
Malam pun berlalu, Ibu dan Ayah tidur bersama ku. mereka tidak beranjak sedikitpun dari kamar ku. semoga aku kuat meninggalkan mereka berdua.
Saat pagi menjelang,
Ibu sudah sibuk di dapur. dan Ayah sudah sibuk dengan menyapu rumah.
"Yah, kenapa Ayah menyapu? Biar Mila saja" ucapku seraya menghampiri Ayah.
"Tidak Nak, kamu akan melakukan perjalanan jauh. jangan cape cape mengerjakan pekerjaan rumah, biar Ayah dan Ibu saja yang mengerjakan nya" jawabnya.
"Tapi Yah" ucapku.
"Sudah Nak, kamu mandi dan duduk saja. Biar ibu dan Ayah yang mengerjakan nya" jawab ibu dari dapur.
"Tapi Mila jadi tidak enak kalau begini?" ucapku.
"Sudah kamu diam saja," jawab ayah
pagi itu.....
Kami sarapan bertiga seperti biasanya. namun kali ini ku lihat tidak ada nafsu dari Ayah dan Ibu. mereka seperti memaksa menelan makanan yang mereka makan.
Kali ini nampak sekali kesedihan dari wajah mereka berdua, semalaman mereka berusaha tegar dan menyembunyikan kesedihan itu dariku. dan sekarang sepertinya mereka sudah tidak bisa lagi membendung kesedihan itu.
tepat pukul 08,00 pagi.
motor pak Akmal sudah sampai di halaman rumah ku.
"Assalamualaikum" ucap pak Akmal dari luar.
"Waalaikumusallam" jawab kami serentak.
"Mila ini lamaran yang kamu butuhkan sudah jadi, dan ini KK dan KTP yang kemarin saya pinjam" ucapnya seraya menyerahkan Map coklat dan KK ke tangan ku.
"Terima kasih banyak pak Akmal, sudah banyak sekali membantu keluarga kami" jawab Ibu dari dalam, sembari membawa gelas berisi kopi
"Tidak repot repot kok Bu, kalian sudah seperti keluarga saya. jadi saya senang bisa membantu" ucap pak Akmal.
"Nak, kamu mulai lah bersiap" ucap Ayah padaku.
"Baik Yah" jawabku.
Aku pun masuk ke dalam. dan mulai bersiap dengan mengganti pakaian yang hendak ku kenakan. ibu memperhatikan ku dari pintu kamar ku.
"Bu, kenapa diam disitu? Ayo masuk" ucapku pada ibu.
Ibu pun menuruti apa yang aku katakan.
"Bu, apa Mila cocok mengenakan pakaian ini?" tanya ku pada ibu, yang sedari tadi memperhatikan ku.
"Kamu sangat cantik Nak" jawab ibu.
"Mila cantik karna ibu juga cantik" ucapku berusaha bergurau.
"Kamu bisa aja Nak" jawab ibu yang masih belum juga menunjukan senyum nya padaku.
"Bu, Apa ibu sudah mengijinkan Mila untuk pergi? kalau ibu masih belum siap. Mila bisa membatalkan nya Bu?" ucapku karna aku tak kuasa melihat kesedihan di wajah wanita yang telah melahirkan ku.
"Tidak Nak, Ibu tidak apa apa. sulit mencari pekerjaan di kota. dan kamu sudah mendapatkan nya dengan jalan yang terbilang mudah. kamu harus tetap pergi" jawabnya.
"Tapi, Mila tidak bisa pergi jika melihat Ibu dan Ayah yang begitu muram" ucapku.
"Nak, Ibu dan ayah baik baik saja. kami hanya sedang menguasai diri untuk hidup jauh darimu." jawabnya.
"Apa ibu yakin?" ucapku.
"Iya Nak, pergilah dan buat Ibu dan ayah mu ini bangga padamu.jadilah Gadis yang sukses di kota" jawab ibu seraya mengusap pucuk kepala ku.
"Doakan Mila ya Bu, agar Mila bisa mendapat gaji yang bagus di kota. bisa mengirim banyak uang untuk Ibu dan Ayah" ucapku.
"Doa ibu dan Ayah selalu menyertaimu Nak, di mana pun kamu berada, Ayah dan ibu akan selalu merindukan mu dan mendoakan yang terbaik untuk mu" jawabnya.
Aku pun lanjut bersiap dan menyiapkan apa apa saja yang hendak ku bawa. dengan mengenakan pakaian muslim bekas lembaran. aku menenteng tas yang hendak ku bawa.
Sesampai nya aku di luar, Ayah melihat ke arahku tanpa berkedip.
"Sudah siap Mila?" tanya pak Akmal padaku.
"Sudah pak" jawabku.
"Ya sudah, sebaiknya kita segera berangkat agar tidak ke sorean sampai disana" ucapnya kemudian.
"Baik pak" jawabku.
Ku hampiri Ayah yang tengah berdiri memerhatikan ku.
"Yah, Mila pamit ya, Doakan agar Mila bisa bekerja dengan baik. dan mendapat gaji yang bagus. dan bisa mengirim uang yang banyak untuk Ayah dan Ibu" ucapku seraya memegang tangan Ayah.
"Nak, pergilah. ayah sudah meridhoi mu ayah selalu mendoakan yang terbaik untuk mu Nak" jawab Ayah seraya mengelus kepala ku.
"Bu, Mila pamit ya Bu" ucapku pada ibu.
"Iya Nak" jawab ibu.
Tangis pun tumpah di antara kami bertiga, kesedihan yang mereka bendung sejak semalam akhirnya mereka tumpah kan saat ini juga. Ayah dan ibu memeluk tubuhku erat.
dan beberapa kali mereka mencium kepala ku.
satu kejadian yang mampu membuatku tak kuasa menahan diri, sakit sekali rasanya.
kita meninggalkan orang yang kita sayang. dengan di iringi derai air mata.
Beberapa saat kami berpelukan. Ayah dan Ibu pun melepas kan pelukan nya.
"Pak, saya titip Anak saya ya" ucap Ayah pada pak Akmal.
"Tenang saja Pak, saya akan antarkan Mila sampai dia benar benar di terima bekerja" jawab nya.
"Terima kasih banyak pak" ucap Ayah.
"Iya pak, sama sama" jawab nya.
"Nak, kalau sudah sampai cepat cepat kabari kami ya. di HP mu sudah ada nomer telpon Bu Darmi. nanti kamu bisa menelpon ke sana ya" ucap ibu padaku
"Iya Bu, sesampai nya Mila di sana Mila akan mengabari Ibu dan Ayah" jawabku.
"Baik, Ayo Mila kita berangkat sekarang" ajak pak Akmal.
Aku pun mengenakan helm yang di berikan pak Akmal padaku. dan menaiki motor yang ia kendarai. ku perhatikan ibu dan Ayah masih meneteskan air mata.
Sampai motor yang kami tumpangi membelah jalanan desa, motor ini terus melaju meninggalkan desa tempat kelahiran ku dan tempat ku di besarkan pula.
entah berapa lama dan jam kami dalam perjalanan, hingga ku rasa matahari benar benar menembus helm yang ku kenakan. aku memang belum pernah meninggalkan desa ku, hingga ku rasa kepergian ku kali ini benar benar terasa jauh.
Pak Akmal memberhentikan motornya di sebuah warung di pinggir jalan.
kami membeli minum dan beristirahat sejenak. keringat di dahi pak Akmal jelas sekali terlihat, lelaki yang berusia sama dengan Ayah ku itu nampak jelas terlihat kelelahan.
aku jangan mengecewakan mereka, pak Akmal sampai berbaik hati mengantarku untuk bekerja. aku harus membanggakan mereka semua. .
Motor pun melaju kembali. pak Akmal menjelaskan perjalanan kami di perkirakan akan sampai sekitar jam 02,00 sore hari.
ternyata perjalanan ku begitu jauh, sepanjang perjalanan ku perhatikan gedung gedung bertingkat, mobil mobil yang bagus bagus.
ternyata seperti ini kota itu?
.pantas saja Sari sampai berubah penampilannya. rupanya orang kota itu sangat cantik dan tampan.
dan tempat mereka tinggal juga sangat jauh berbeda dengan desa kami.
Hingga kami pun tiba di sebuah tempat yang kami tuju........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments