"LOWONGAN KERJA"

Setelah hari itu, aku tidak lagi membahas tentang merantau atau berbicara tentang Sari, aku menjalan kan hari hari ku seperti biasa.

Aku merasa sangat menyesal. mengetahui telah membuat kedua orang tuaku menangis karna perkataan ku.

Ayah, dan Ibu kembali bekerja seperti biasa nya. tidak ada satu dari mereka pun yang mempermasalahkan ucapan ku hari itu. mereka seperti melupakan nya dalam sekejap.

hingga hal tak terduga pun terjadi.

"Ini uang yang Ayah kumpulkan selama satu bulan ini, mungkin cukup untuk bekal mu merantau Nak" ucap Ayah yang sontak membuatku kaget.

"Ini juga ibu beli HP buat kamu Nak, tapi ya memang tidak bagus. tapi semoga bermanfaat" ucap Ibu seraya memberikan ponsel keluaran lama

"Ini Apa maksudnya?" jawabku

"Ayah dan Ibu, sudah mengijinkan mu merantau Nak, kami tidak bisa terus memaksamu terus bersama kami. kamu bebas menentukan pilihan mu" ucap Ayah seraya memegang tanganku

"Tapi YaH, Mila sudah melupakan rencana merantau Mila" jawabku.

"Kami tahu, kamu sangat ingin merantau ke kota. terlebih Niat mu amat sangat Mulia Nak, yaitu membantu perekonomian keluarga. dulu kami pernah berkata akan mengijinkan mu pergi. dan sekarang kami sudah memberikan mu ijin" ucap Ayah menjelaskan.

"Besok ibu akan mencari informasi lowongan pekerjaan untuk mu Nak, semoga saja ada yang tahu informasi pekerjaan di kota yang bagus untuk mu" ucap ibu.

"Iya, Sementara itu kamu bisa bersiap siap dan menghabiskan waktu bersama kami" ucap Ayah.

"Kenapa Ayah dan Ibu menginginkan Mila pergi? apa perkataan Mila hari itu berhasil membuat Ayah dan Ibu sampai kepikiran" jawabku

"Tidak Nak, kamu jangan berpikir demikian. Setelah hari itu Ayah memikirkan semua perkataan mu. memang sebelumnya Ayah sangat amat berat melepas mu pergi jauh dari pantauan Ayah. Namun setelah Ayah bicarakan dengan Ibu dan berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman. Ayah mengerti. dan Ayah mengijinkan mu pergi mencari pengalaman" ucap Ayah

"Apa Ayah dan Ibu sudah Yakin?" jawabku mencari kepastian di sana.

"Ayah yakin Nak," ucap Ayah.

"Ibu percaya kamu bisa menjaga diri, dan ibu berharap kamu jangan pernah berubah " ucap ibu kemudian.

"Terima kasih, Ayah. Ibu, Mila janji tidak akan mengecewakan kalian berdua. Mila akan bekerja dan merubah kehidupan kita" jawabku memeluk lutut kedua orang yang teramat sangat ku sayang.

Setelah perbincangan itu, Ku lihat Ayah dan Ibu beberapa kali berusaha meredam kesedihan mereka.

Aku menjalankan hari hariku dengan biasa, tidak banyak perbincangan antara aku dan kedua orang tuaku. sepertinya mereka tengah membiasakan diri menjalani hari tanpa diriku.

apa aku akan sanggup meninggalkan mereka?

Hari itu.......

"Nak...." suara Ayah dari luar menggelegar memanggil ku.

Lekas aku dan ibu berjalan menghampiri sumber suara tersebut.

"Iya Yah?" jawabku.

"Ayah ada kabar baik untuk mu Nak" ucap Ayah.

"Kabar baik Apa Yah?" tanya ibu yang nampak penasaran.

"Iya Yah, kabar baik apa?" jawabku.

"Tadi Ayah habis bicara dengan pak Akmal, saudaranya sedang mencari karyawan untuk bekerja di restoran Nak" ucap Ayah sambil suara yang terputus karna nafas yang tersenggal.

"Pak Akmal?" tanya ibu sambil menautkan alis nya.

Pak Akmal adalah bos yang memiliki sawah yang di garap Ayah, pak Akmal menyerahkan tugas pada Ayah untuk mengurus sawah nya sudah sejak lama. dari pertama pak Akmal memiliki sawah, Ayah sudah di perintahkan untuk mengurus sawah beliau.

"Iya Bu" jawab Ayah.

"Saudara nya pak Akmal yang di mana Yah?" tanya ibu berusaha mencari kepastian.

"Yang di kampung sebelah Bu, kebetulan beberapa hari yang lalu. Ayah mencari informasi pada pak Akmal yang membuka lowongan pekerjaan untuk Mila, dan pak Akmal akan membantu mencarikan nya. Nah tadi pas Ayah hendak pulang. pak Akmal mengabarkan bahwa Saudaranya yang tak lain Adalah anak dari adiknya mencari orang untuk bekerja di restoran" jawab ayah panjang lebar.

"Bagaimana Nak, kamu bersedia bekerja dengan Saudaranya pak Akmal?" tanya ibu padaku.

"Iya, kalau kamu setuju. besok pagi Ayah akan memberi tahu pak Akmal" ucap Ayah.

"Kalau Mila sih gimana Ayah dan Ibu saja, kalau Ayah dan Ibu sudah mengijinkan Mila ikut saja" jawabku.

"Loh, kok gimana kami. kan kamu yang mau bekerja disana. kalau kamu sudah siap silahkan. kalau belum tak apa" ucap Ayah.

"Iya Nak,Ayah dan Ibu akan selalu mendukung setiap apapun keputusan yang Kamu ambil. selama itu baik dan benar" ucap Ibu.

"Ya sudah, Mila mau bekerja bersama saudaranya pak Akmal Yah" jawabku.

Setelah makan malam. ibu menemaniku di dalam kamar. ku tatap wajah ibu. yang seperti menyimpan sesuatu di sana?

Namun aku tak kuasa menanyakan hal tersebut. mengingat aku tak mau membuat ibu ataupun Ayah menangis kembali karna pertanyaan ku.

Malam ini kami melaluinya dengan dingin, tidak banyak obrolan yang terjadi, Ayah lebih banyak menghabiskan waktu di depan TV.

dan Ibu lebih banyak diam walau menemaniku di dalam kamar, hingga aku terlelap dan tak tahu jam berapa ibu keluar kamar ku.

pagi itu ...

Ayah sudah pergi ke rumah pak Akmal untuk memberi tahu bahwa keputusan ku yang mau bekerja dengan saudaranya.

Jam menunjukan pukul 08,00 pagi. namun Ayah belum juga kembali dari rumah pak Akmal.

Aku dan ibu menunggu kepulangan Ayah di teras rumah kami. hingga dari kejauhan terlihat pak Akmal mengendarai motor besarnya dan membonceng Ayah di belakang Jok motor nya. dan memarkirkan motor besarnya di pekarangan rumah kami.

"Assalamualaikum" ucap Ayah dan pak Akmal serentak.

"Waalaikumusallam" jawabku dan ibu.

"Bu, tolong buatkan kopi untuk pak Akmal" titah Ayah pada Ibu.

"Baik Yah, pak Akmal. silahkan duduk dulu" jawab ibu

"Terima kasih" ucap pak Akmal.

Setelah menunggu ibu membuat kopi, pembicaraan pun di mulai.

"Begini kedatangan saya kesini, mau menanyakan apa benar Mila mau bekerja bersama saudara saya di kota?" ucap pak Akmal sembari melihat ke arah ku.

"Iya pak" jawabku setelah melihat wajah Ayah dan ibu.

"Tadi saya sudah menelpon ke sana, katanya besok Mila bisa pergi ke kota untuk melamar kerja disana" ucapnya kemudian.

"Kira kira, persyaratan nya apa saja ya pak? mengingat saya hanya LuLusan Sekolah Menengah Pertama(SMP)" jawabku.

Sejujurnya aku merasa minder dengan pekerjaan yang di tawarkan pak Akmal. mengingat ijazah yang ku miliki tidak sampai SMA, ku pikir aku akan bekerja seperti Sari, menjadi pembantu di kota besar.

"Nanti saya minta foto KTP sama KK kamu, dan Ijazah terakhirmu. untuk lamaran nya nanti biar saya yang buatkan" ucapnya.

"Bu, tolong ambilkan KTP dan KK. berikan pada pak Akmal" titah Ayah pada Ibu.

Ibu pun lekas masuk ke dalam dan mengambil apa yang di perintahkan oleh Ayah.

.

"Ini Biar saya bawa dulu untuk di foto copy. dan Untuk Mila. bisa berkemas dari sekarang. besok saya kesini untuk menjemput Mila dan mengantar kan mu ke kota" ucap pak Akmal.

"Terima kasih banyak Pak, sudah mau membantu kami, saya banyak banyak terima kasih pak" ucap Ayah pada pak Akmal.

"Ah, bapak ini. sudah seperti sama siapa saja? kita sudah kenal lama dan bapak juga banyak membantu saya dalam mengurus sawah saya" jawab pak Akmal.

"Iya pak," ucap Ayah.

Akhirnya aku akan bekerja dan merantau juga.

apa aku akan sanggup meninggalkan Ayah dan Ibu di rumah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!