Ferdian pun berangkat,dia menitip pesan pada sang ibu untuk menjaga Citra dan Marina selama Nirina masih di rumah sakit menjaga Devan.
Sang ibu pun bertanya mengapa dia tidak menghubungi Nirina terlebih dahulu,karena biasanya dia tidak akan semangat pergi sebelum melihat senyum Nirina.
"Tidak Bu,biarkan Nirina menjaga Devan,kasihan Devan"
Jawab Ferdian singkat.
...
"Jangan bersedih,kecantikan mu akan hilang jika air matamu membasahi pipi"
Sebuah pesan masuk dari Satria Adipura kembali membuat Nirina yang memang sedang dalam kesedihan merasa ada seseorang yang peduli padanya.
Nirina pun tersenyum kecil dan terus membaca pesannya.
Disaat yang telah Satria berhasil masuk kedalam bagian hidup Nirina walau hanya sebagai kenalannya di dunia Maya.
Nirina yang saat itu memang sedang merasa membutuhkan seseorang yang peduli dengan perasaannya, seseorang yang mau mendengar keluh kesah dan seluruh isi hatinya meras mendapat tempat dan teman baru untuknya berbagi cerita.
Nirina yang biasa tidak pernah membalas chat dari Satria,saat itu entah kenapa jari jemarinya mulai mengetik sebuah jawaban yang membuat Satria merasa bahagia dengan balasan chat dari Nirina.
"Terimakasih untuk semua perhatian dan pujiannya,saat ini saya memang sedang merasa sedih untuk masalahku,"
Keduanya pun kini saling berbalas pesan,entah mulai dari mana,saat Nirina chat dengan Satria,dia merasa mempunyai teman baru yang peduli padanya,
Semua perhatian dan nasihatnya mampu membuat Nirina kembali tersenyum.
Kesepian dan kesedihan hati Nirina atas perlakuan Ferdian padanya,kini mulai terobati dengan semua pesan dari Satria.
Melihat sang bunda yang tersenyum di depan layar ponselnya,Devan pun ikut senang melihatnya.
"Pasti papa minta maaf ya sama bunda,itu sebabnya bunda senyum-senyum sendiri"
Mendengar Devan berkata seperti itu,Nirina pun tersenyum dan memberi tanda jika ucapan Devan benar.
Nirina terpaksa berbohong pada Devan karena dia tidak mau jika Devan mengetahui dirinya sedang berbalas pesan dan perhatian dengan pria lain,bukan dengan papanya.
Merasa sudah cukup,akhirnya Nirina mengakhiri chat dengan Satria.
Kemudian Nirina pun kembali mengurus Devan,dia menyuapi makan Devan dan meminumkan obatnya.
***
Sementara itu,Ferdian yang kini sudah tiba di Batam masih merasa kesal pada sang istri,karena tidak ada satu pesan ataupun panggilan darinya,sedangkan dia melihat di sosial media ya aktif terus.
"Sedang apa Nirina sampai saat ini masih belum menghubungiku,menanyakan kabar atau apa,padahal dia online terus?"
Tanya hati Ferdian yang masih panas dan marah pada Nirina.
Ferdian berniat akan menelpon Nirina,namun ternyata Nirina terlebih dulu menghubunginya.
Ferdian pun sedikit tersenyum namun ingin marah.
"Kemana saja kamu,kenapa baru menghubungiku sekarang,apa yang sedang kamu lakukan sehingga kamu tidak sempat menanyakan kabar dan keadaanku disini?"
Ucap Ferdian tiada henti berkata pada Nirina.
"Ini Devan pa"
Ucap Devan menghentikan semua pertanyaan Ferdian untuk Nirina.
Dia pun terkejut kemana Nirina mengapa Devan yang menelponnya.
Ferdian pun menanyakan kabar Devan,
Devan mengatakan jika dirinya sudah mulai membaik,besok juga sudah bisa pulang.
Ferdian menanyakan keberadaan Nirina pada Devan,
Dan ternyata Nirina sedang pergi keluar untuk membeli makanan untuk Devan.
"Baiklah kalau begitu,kamu cepat sembuh ya nak"
Ucap Ferdian sebelum menutup telponnya.
Devan pun meminta sang ayah untuk menjaga dirinya baik-baik dan cepat pulang kembali ke rumah.
***
Nirina yang pergi ke minimarket depan rumah sakit tak sengaja menjatuhkan dompetnya di pertengahan jalan.
Nirina baru menyadari jika dompetnya hilang kala dia hendak membayar semua belanjaannya di kasir.
"Dompet ku,kemana dompet ku?"
"Sebentar ya mbak"
Nirina mulai cemas mencari dompet di tas nya,dia coba mencari di saku celana namun tidak dia temukan.
"Astaga,dompetku kemana?"
Antrian yang panjang di kasir membuatnya semakin cemas dan tidak enak hati membuat yang lain menunggu lama.
Nirina coba menyusuri setiap sudut minimarket berharap dia dapat menemukan dompetnya,
Namum tidak dia temukan samasekali.
"Maaf mbak dompet saya hilang,ponsel saya pun tertinggal di rumah sakit,simpan saja dulu barang saya,sebentar lagi saya kembali kemari"
Ucap Nirina yang sudah buntu tidak menemukan dompetnya meminta kasir untuk menyimpan barangnya dahulu,
"Tidak usah,saya yang akan membayarnya"
Ucap seorang pria yang datang dengan tiba-tiba coba menjadi penolong Nirina kala itu.
Nirina merasa tidak asing dengan wajah pria yang membayarkan belanjaannya.
"Kamu..."
Nirina tidak menyangka jika pria yang sedang berdiri di hadapannya kini adalah pria yang selalu menemaninya setiap waktu,memberinya perhatian lebih meski hanya di dalam sebuah chat.
"Satria Adipura,kamu kah ?"
Pria itu tersenyum pada Nirina, dia sangat tampan dan gagah,Nirina bahkan terpana dengan ketampanannya,dia tidak bisa membohongi hatinya jika Satria memang sangat tampan.
Satria pun mengangguk,
"Nirina kan?"
Keduanya tersenyum ,terlihat sekali Nirina sangat malu karena di pertemuan mereka yang pertama harus dalam kondisi seperti ini,
"Maafkan saya,biar saya ganti uangnya nanti,saya tidak tahu dompet saya terjatuh dimana?"
Ucap Nirina meminta maaf karena telah merepotkan
Satria.
"Its oke tidak apaapa sudah jangan kamu pikirkan,kebetulan tadi saya lewat depan minimarket dan lihat kamu sedang cemas,itu sebabnya saya mencari tahu"
Jawab Satria dengan jujurnya.
Nirina pun berterimakasih karena telah menolongnya,
"sekali lagi terimakasih karena sudah menolong saya,ini pertemuan pertama kita ya,tapi kenapa kesan pertemuan ini sangat membuat saya malu hihi"
Satria pun tersenyum karena gemas melihat kepolosan Nirina.
"Oh ya kita belum berkenalan kan,saya Satria"
Satria pun menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
Seorang pria berseragam satpam pun memanggil Nirina.
"Bu,,ini dompet ibu kan,saya temukan jatuh di jalan sana"
Dengan menunjuk jalan tempat dompet di temukan,satpam yang bernama Raden memberikan dompet nya pada Nirina.
"Oh ia pak,terimakasih ya,bapak sudah menemukan dompet saya"
Nirina merasa sangat bahagia karena dompetnya ditemukan dan kembali padanya.
Dia pun memberi sebagian uangnya pada pak Raden karena telah menemukan dan mengembalikan dompetnya.
"Ini ada sedikit untuk bapak,mohon di terima ya"
"Tidak usah Bu,saya ikhlas,"
Jawab pak Raden menolak pemberian Nirina.
Namun Nirina memaksa hingga akhirnya pak Raden pun dengan tersenyum bahagia menerima uang dari Nirina.
Satria suka melihat Nirina tersenyum,aura kecantikannya terpancar kala senyumnya merekah,
Bibirnya yang tipis,pipinya yang merona dengan senyumnya yang tulus membuat kecantikan naturalnya keluar.
Sehingga siapapun yang melihat senyum Nirina,pasti akan terpana.
Satria ikut senang karena dompet Nirina ditemukan.
Nirina pun melihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul 9 pagi,dia harus segera kembali ke kamar Devan,
"Astaga,ternyata sudah siang,saya harus cepat kembali ke kamar Devan anak saya,sekali lagi terimakasih pak Satria untuk semua kebaikannya"
Ucap Nirina kembali berterimakasih.
Satria pun menawarkan diri untuk mengantar Nirina ke depan rumah sakit,namun Nirina menolak,dia tidak mau ada yang melihat mereka berdua dan membuat fitnah bagi dirinya.
Nirina menolak secara halus hingga Satria semakin mengaguminya.
Nirina pun pamit pada Satria,namun saat Nirina hendak membalikkan badannya untuk meninggalkan Satria,tiba-tiba saja kakinya tersandung dan membuat dirinya hampir terjatuh jika Satria tidak menahannya.
Di waktu yang tepat,Satria berhasil meraih tubuh Nirina yang hampir jatuh hingga keduanya kini saling berpandangan satu sama lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
khazanah
lnjut
2023-02-25
0
Qirani❤️
next go
2023-01-18
1