Dengan perasaan kesal Revi masuk kamarnya. Dibantingnya tubuhnya di atas tempat tidur. Bu Lusi yang memperhatikan Revi cemberut ketika masuk rumah, langsung ikut masuk ke kamar putrinya.
“Rev, kamu kenapa? kesal? kok cemberut sih,” tanya bu Lusi kepo.
“Gimana Revi gak kesal Ma. Mas Dandi tadi menyarankan agar Revi resign dari kantor.”
“Dia menyuruh kamu resign tentu ada alasannya. Memangnya apa alasannya?” tanya bu Lusi ingin tau.
“Katanya sih, dia takut kalau nantinya Revi tidak bisa bagi waktu untuk anak-anak kami karena sibuk di kantor. Dia gak mau anak-anak diasuh pembantu. Dia mau Revi yang mengurus anak-anak nantinya.”
“Kalau mama rasa apa yang dikatakan Dandi itu benar. Kalau seorang wanita sudah mempunyai anak dan masih tetap bekerja biasanya anaknya kurang perhatian. Bahkan kebanyakan si anak akan lebih dekat pada pembantunya dari pada ibu kandungnya sendiri. Hal ini disebabkan anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pembantu karena ibunya lebih banyak waktunya di luar dari pada di rumah.”
“Tapi Revi sudah biasa kerja Ma. Kalau nanti di rumah aja kan bosan. Bisa-bisa nanti Revi stress.”
“Kalau kamu sudah punya anak, yakinlah kamu gak akan bosan bahkan mungkin waktu kamu akan kurang untuk mengurusi anak. Lagian apa yang mau kamu cari karena gaji suami kamu sudah lebih dari cukup. Jadi untuk apa lagi kamu bekerja.”
“Revi gak bisa bayangkan kalau nanti di rumah aja.”
“Kamu sekarang bisa ngomong seperti itu karena kamu belum mempunyai anak. Coba nanti kalau kamu sudah punya anak, pasti yang mama katakan benar. Karena kesibukan ngurusi anak dan kesibukan di kantor itu beda. Kalau di rumah walaupun capek tapi perasaan kita senang ketika kita bermain dengan anak kita. Jadi saran mama coba kamu pertimbangkan permintaan Dandi.”
Revi diam saja memikirkan ucapan mamanya. Dia bimbang antara menuruti omongan Dandi yang sama pemikirannya dengan mamanya atau menuruti hati nuraninya.
***
Akhirnya setelah berpikir selama dua hari Revi membulatkan tekad untuk resign dari kantornya. Hari ini Revi mulai resign sehingga sudah jam 08.00 dia masih santai di kamarnya. Tiba-tiba ponselnya berdering terlihat panggilan masuk dari Dandi. Dia langsung mengangkatnya.
[“Hallo....., ada apa Mas?”]
[“Kamu lagi ngapain Sayang....”] tanya Dandi.
[“Gak ada Mas. Ini aku lagi di kamar beresin lemari. Memangnya ada apa ya Mas?”] tanya Revi.
[“Bagus dong, calon istri mas ternyata rajin juga. Begini Sayang.... nanti siang Mas bolehkan makan di rumah kamu?”]
[“Memangnya Mas gak dapat jatah makan siang hari ini?”]
[“Bukan Sayang, mas hanya ingin siang ini makan masakan kamu.”]
[“Aku gak pintar masak loh Mas.”]
[“Gak apa-apa Sayang. Walaupun rasanya gak enak tapi kalau kamu yang masak sendiri pasti enak.”] Ucap Dandi sambil tertawa.
[“Mas mau dimasakkan apa?”]
[“Terserah kamu aja. Apa-pun yang kamu masak pasti akan mas makan.”]
Setelah menutup ponselnya, Revi langsung menemui mamanya yang sedang di dapur.
“Mama masak apa hari ini?”
“Kenapa Rev?”
“Tadi Mas Dandi baru nelpon, katanya mau makan siang di sini. Tapi Revi bingung mau masak apa.”
“Kamu pinginnya apa, biar mama belanja di warung sebelah.”
“Terserah Mama aja deh....” ucap Revi bingung.
“Gimana kalau masak rendang ayam sama tumis kangkung.”
“Tapi Mama yang masak ya?”
“Loh.... katanya Dandi ingin masakkan kamu, kok mama pula yang masak.”
“Masa bodo ah,” ucap Revi meninggalkan mamanya sendiri di dapur.
***
“Tok, tok.... Revi....” panggil bu Lusi.
Revi langsung membukakan pintu menemui mamanya.
“Ada apa Ma?” tanya Revi setelah pintu terbuka.
“Tuh.... Dandi udah datang.”
“Sebentar lagi Revi keluar ya Ma.”
“Tapi jangan lama kali ya,” ucap bu Lusi langsung pergi.
Tidak lama kemudian Revi langsung keluar menemui Dandi yang masih duduk di teras.
“Ayo masuk Mas,” ajak Revi.
“Kita ngobrol di sini aja ya,” pinta Dandi.
Revi langsung menarik kursi duduk di hadapan Dandi yang menghadap ke jalanan.
“Gak langsung makan aja Mas?” tawar Revi.
“Entar lagi ya, mas masih capek. Memangnya kamu masak apa Sayang?” tanya Dandi ingin tahu.
Begitu ditanya masak apa Revi langsung gelagapan. Dia lupa karena yang masak tadi mamanya.
“Pokoknya enak deh.”
“Kamu kan yang masak?” tanya Dandi lagi.
“Tadi kan udah aku katakan Mas, bahwa aku gak pintar masak. Jadi tadi yang masak mama.”
“Yaudah gak apa-apa. Kalau kamu yang menghidangkan pasti enak dan mas akan lahap makannya,” goda Dandi sambil tersenyum.
‘Kenapa gak langsung makan aja sih. Aku udah ngantuk pingin langsung istirahat, batin Revi kesal.
Revi sebenarnya kurang suka dengan sikap Dandi yang sepertinya tidak memikirkan perasaan Revi ketika menyuruhnya resign dari pekerjaannya. Revi juga kurang menyukainya karena Dandi terlihat sepertinya menilai semua hal dengan uang, sehingga Revi ingin agar Dandi cepat makan dan langsung pulang.
Tidak lama kemudian Revi mengajak lagi Dandi untuk makan.
“Mas ayo kita makan sekarang,”
“Kenapa Sayang, kamu udah lapar ya?”
“Iya Mas, aku udah lapar nih,” jawab Revi bohong.
Padahal karena Revi males berlama-lama dengan Dandi makanya dia mengatakan kalau sudah lapar. Tanpa bisa menolak akhirnya Dandi menuruti kemauan Revi, dia pun masuk ke dalam.
“Ayo Mas, kita langsung ke dapur aja.”
“Mama mana kok gak diajak makan sekalian,” tanya Dandi saat melihat Revi hanya menyiapkan dua piring di atas meja.
“Mama biasanya makan jam 02.00 jadi kita makan berdua aja.”
Revi langsung mengambilkan Dandi sepiring nasi beserta lauk dan sayurnya. Terlihat Dandi tersenyum senang karena dia merasa betul-betul diperhatikan Revi.
“Kenapa kamu makan sedikit kali Sayang. Makan yang banyaklah. Mas gak mau kamu sampai kurus.”
Ucapan Dandi membuat Revi semakin muak. Kelihatan sekali kalau Dandi suka menggombal wanita.
“Aku biasa makan ukurannya seperti ini kok mas,” jawab Revi.
Terlihat Dandi sangat menikmati makannya sehingga satu piring habis tanpa sisa.
“Terima kasih ya Sayang. Makan hari ini enak kali karena kamu yang menghidangkannya. Mas jadi lahap makannya,” canda Dandi sambil tertawa.
Revi hanya tersenyum tipis. ‘Bisa aja kamu mas. Aku tau kalau kamu hanya memuji supaya aku senang. Aku gak akan kege-eran kok mas,’ batin Revi kesal.
Selesai makan Dandi langsung mengajak Revi duduk kembali di teras depan untuk ngobrol. Terlihat Dandi banyak bertanya tentang Revi, sedangkan Revi hanya menjawab dan banyak bermain hp yang ada di tangannya. Revi sudah bosan berlama-lama dengan Dandi karena dari awal memang dia kurang menyukainya. Tidak lama kemudian ada telepon masuk ke ponsel Dandi dan Dandi langsung mengangkatnya.
“Mas ke kantor dulu ya Sayang, ada rekan bisnis mas yang datang.”
“Iya Mas, hati-hati ya,” ucap Revi tersenyum senang.
Tiba-tiba Dandi membalikkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya agar Revi menciumnya. Revi yang sudah tau maksud Dandi langsung mencium punggung tangan Dandi. Kemudian Dandi berusaha untuk mencium ujung kepala Revi tapi keburu Revi menjauh sehingga Dandi tidak jadi menciumnya.
Saat yang bersamaan Revi menoleh ke rumah Kayla ternyata dari jauh papa Kayla sedang memperhatikannya. Jantung Revi langsung berdetak kencang. Dia merasakan perasaan yang berbeda. Revi pun merasa malu dan dia kemudian menundukkan kepalanya. Dia merasa seperti maling yang tertangkap basah sehingga buru-buru langsung masuk ke dalam rumah karena malu pada papa Kayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yuli Indri
c revi ngapain resign cepet² kawin aja belom,hadeuh aneh deh...
2023-02-26
0
🕊⃟🍁F1R4
ciah si Revi dah kerasukan senyuman tetangga Duda nya itu waktu itu jadi bawaan mau kesel terus ma si Dandi🤣🤣🤣
2023-01-03
0
🕊⃟🍁F1R4
kalo dari awal udah GK suka apapun yg di lakukan Dandi tetap aja salah di matanya Revi🤣🤣🤣
2023-01-03
0