Dia?

Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam sore ketika Revi sampai di rumah. Begitu sampai di teras samping, Revi mendengar suara orang sedang ngobrol dan juga ada suara anak kecil. Dia masuk dan ternyata benar bahwa tamunya adalah seorang wanita dan seorang anak kecil.

“Revi, kenalkan ini tetangga baru kita,”ucap ibunya

"Revi" ucap gadis itu, menyalam tangan sang tamu.

“Oh ini yang namanya Revi? Ayu ya” ucap bu Dian yang membuat Revi tersemyum malu.

"Oh iya, ibu tetangga baru kamu, itu loh yang menempati rumah sebelah," jelas bu Dian menghilangkan rasa penasaran gadis itu.

“Bu Dian bisa aja,” kata bu Lusi sambil tersenyum.

“Oh iya, sampai lupa, Kenalkan ini cucu saya, namanya Kayla,"

"Kayla, salam tante, sayang” pinta bu Dian pada cucunya Kayla yang duduk di sampingnya.

Revi menatap Kayla dan dia terkejut merasa tidak asing dengan bocah kecil itu, tiba-tiba ingatannya muncul ‘Oh jadi dia, berarti yang semalam adalah papanya," batin Revi.

"Sayang, Salim Tante donk," lagi Bu Dian memerintah cucunya.

Revi duduk berjingkat di depan anak itu, "Hai, apa kabar? Tante Revi, dan Tante senang banget kenal kamu, kamu cantik ya, kayak princess" ucap Revi

gadis itu mengangkat kepalanya malu, melirik wanita muda di depannya, lagi Revi tersenyum lebar, "Mau enggak jadi temen Tante?” tanya Revi mengulurkan tangannya.

lama gadis itu menatapnya kemudian dia mengangguk perlahan, "Kayla" bisiknya pelan menerima ukuran tangan Revi.

"Anak pintar" lagi Revi tersemyum lebar membuat gadis itu menjadi nyaman.

Dia duduk kembali memainkan boneka yang ada di pangkuannya.

Revi kemudian pamit untuk masuk kamar.

“Revi ke kamar dulu ya Bu. Kayla ikut tante ke kamar?” ucap Revi sambil mengelus rambut Kayla.

Kayla menggeleng sambil tersenyum ramah. Melihat kecantikkan dan kelucuan Kayla membuat setiap orang sangat menyukainya termasuk Revi.

***

Hari ini Revi sudah ada janji dengan Dandi untuk fitting gaun pengantin. Saat Revi masih di kamarnya terdengar suara pintu diketuk dari luar. Buru-buru Revi membuka pintu itu dan ternyata Dandi sudah berdiri di depan pintu.

“Masuk dulu Mas,” pinta Revi.

“Maaf Sayang, mas buru-buru pula karena ada janji dengan klien 2 jam lagi.”

“Kalau gitu, aku permisi sama mama dulu ya Mas.”

Bu Lusi kemudian keluar dari kamarnya dan menemui Dandi yang duduk di teras depan. Tidak lama kemudian Dandi dan Revi pergi. Begitu naik ke mobil Dandi langsung melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi karena buru-buru. Ravi hanya bisa menggerutu dalam hati. ‘Sudah tau ada janji kenapa pula ngajak fitting gaun pengantin sekarang.’

Revi agak takut saat Dandi membawa mobil sangat kencang. Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat tujuan.

“Silakan masuk Mas, Mbak....” sapa seorang gadis yang merupakan pelayan di toko itu.

Dandi dengan merangkul pundak Revi masuk ke dalam. Begitu sampai dalam, mereka langsung disambut lagi oleh seorang pramuniaga dengan ramah.

“Ada yang bisa saya bantu Mbak?” tanya gadis itu.

“Bu Widya-nya ada Mbak?” tanya Dandi.

“Bu Widya ada di lantai dua Mas, mari saya antar ke atas.”

Revi dan Dandi langsung naik ke lantai 2 menemui desainer terkenal itu. Sampai di atas bu Widya menyambut mereka ramah.

“Ini contoh gaun yang sedang ngetren sekarang Mas,” jelas bu Widya memberikan contoh gaun pengantin.

Dandi memberikan contoh gaun itu pada Revi. “Baguskan Sayang....”

“Mbak bisa coba sekarang,” pinta bu Widya.

Revi langsung mencoba gaun yang berwarna putih gading itu di dalam ruangan ganti. Begitu keluar dari ruangan ganti, Bu Widya langsung tersenyum puas.

“Cantik kali Mbak-nya. Pas kali buat Mbak gaun ini.”

Dandi yang duduk di kursi langsung mendekati Revi sambil tersenyum.

“Kamu cantik kali Sayang,” ucap Dandi di telinga Revi sampai kumisnya menyentuh telinga Revi membuat Revi menggeliat kegelian.

Sikap Dandi yang kelihatan sangat mesra membuat Revi merasa malu karena dilihat oleh dua orang pramuniaga yang ada di situ. Sedangkan Dandi menatap Revi tidak berkedip membuat Revi merasa risi sendiri.

‘Mas Dandi kelihatan genit kali pun. Aku gak suka sama mas Dandi yang sangat genit dan agresif. Baru kenal aja udah berani seperti itu,’ batin Revi kesal.

“Gimana Sayang, kamu suka kan?” tanya Dandi senang.

“Terserah Mas aja. Kalau Mas suka, aku juga pasti suka,” ucap Revi.

“Kamu jangan seperti itu Sayang. Kalau ada yang lain yang lebih kamu sukai, kamu katakan aja. Semuanya kamu yang menentukan, bukan mas,” jelas Dandi.

“Gak Mas, udah yang itu aja.” Regina pun menunjuk baju yang baru dicobanya.

“Bu, saya pesan gaun yang seperti ini ya tapi jangan lama kali. Pokoknya sebelum pernikahan digelar, gaunnya udah selesai. Mengenai harga gak masalah bagi saya,” ucap Dandi pada bu Widya.

‘Mas Dandi selalu menganggarkan uang aja, seolah-olah uang dapat menyelesaikan semua urusan,’ batin Revi kesal.

***

Selesai fitting gaun pengantin Dandi mengajak Revi pergi ke cafe. Ternyata Dandi sudah sering ke cafe itu karena begitu masuk, banyak pelayan yang mengenalnya. Mereka pun mencari duduk di dekat jendela yang mengarah ke jalan.

“Kamu pesan apa Sayang,” tanya Dandi yang melihat daftar menu.

“Aku pesen jus jeruk aja Mas.”

Sambil menunggu pesanan datang, terlihat Dandi begitu sibuk menerima dan menelpon seseorang. Dia tidak lepas dari ponselnya. Bahkan beberapa kali dia menelepon dan ditelepon oleh rekan bisnisnya.

“Mas, kalau memang masih sibuk kenapa tadi kita kemari, lebih baik kita pulang aja.”

“Mas gak sibuk Sayang.”

“Buktinya Mas sejak tadi teleponan terus.”

“Maaf ya Sayang, kamu lebih penting dari segalanya.”

“Hay Dandi....” Terdengar suara seseorang memanggil Dandi.

Dandi dan Revi langsung menoleh ke orang tersebut. Terlihat seorang wanita cantik dengan memakai pakaian ketat dan pendek mendekati meja mereka. Dandi langsung bangkit dari duduknya dan ketika wanita cantik itu sudah dekat keduanya pun saling berpelukkan. Revi langsung terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya.

‘Berarti seperti ini pergaulan mas Dandi di luar negeri. Mereka berpelukkan di depan umum tanpa ada rasa malu sedikit pun,’ batin Revi kesal.

“Ran, kenalkan ini calon istri aku.”

Dandi memperkenalkan Revi pada temannya yang sama-sama kuliah di luar negeri. Setelah ngobrol sebentar kemudian Rania langsung pamit pergi.

Untuk menghindari kesalahpahaman di hati Revi, Dandi pun menjelaskan tentang hubungannya dengan gadis itu. Revi hanya diam mendengarnya tanpa ada reaksi apa-apa. Perasaannya biasa saja ketika melihat Dandi memeluk gadis itu. Sedikit pun tidak ada rasa cemburu.

Revi banyak diam bahkan dia tidak mau tau tentang kehidupan Dandi. Sementara Dandi banyak tanya tentang kehidupan pribadi Revi.

“Sayang, mulai kapan kamu resign?” tanya Dandi.

“Resign? Siapa yang mau resign Mas?” Revi pun heran mendengar ucapan Dandi.

“Ya kamu Sayang.... Bukankah setelah menikah kamu tidak bekerja lagi?”

“Mas, aku gak ada niat untuk resign.”

“Tapi sebentar lagi kita menikah Sayang....”

“Jadi kalau kita menikah kenapa Mas. Apakah aku gak boleh bekerja lagi?”

“Kalau kamu tetap bekerja, gak ada waktu buat anak kita nantinya.”

“Kan ada pembantu?”

“Mas gak mau nantinya anak-anak kita diasuh oleh pembantu. Lagian gaji kamu memangnya berapa sih. Gaji mas kan sudah cukup untuk menghidupi keluarga kita nantinya.

Revi langsung tersinggung saat disinggung tentang gaji.

“Mas, aku tau gaji Mas memang besar dibandingkan gaji aku. Tapi dengan aku bekerja aku punya kesibukan sehingga gak bosan di rumah aja. Aku juga udah lama bekerja di perusahaan itu Mas,” jelas Revi.

“Coba kamu pikir sekali lagi Sayang. Mas gak mau anak kita nantinya lebih dekat dengan pembantu dari pada sama mamanya sendiri.”

“Itu bukan alasan Mas. Mas hanya memikirkan kemauan Mas aja tapi gak pernah memikirkan perasaanku,” ucap Revi marah.

Revi langsung beranjak dari duduknya dan hendak pulang tapi keburu ditarik Dandi tangannya.

“Kalau mau pulang, kita pulang sama-sama ya,” ucap Dandi merangkul pundak Revi.

Dalam perjalanan pulang Revi hanya diam saja. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dia sangat kesal dengan sikap Dandi yang terlalu mengatur hidupnya.

‘Apakah pernikahan ini bisa berlanjut sementara banyak perbedaan diantara kami, baik itu kemauan atau pun prinsip hidup. Mas Dandi tidak memikirkan perasaanku. Dia merasa dengan banyak uang bisa membeli semuanya termasuk keinginanku untuk bekerja,’ batin Revi kesal

Terpopuler

Comments

Yuli Indri

Yuli Indri

c dandi ini aneh ya,ya iyalah itu gaun d mana² juga pasti d minta selesai sebelom acara resepsi

2023-02-26

0

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

harusnta revi bilangnya selagi belum dikasih mimongan pengen kerja,jangan gontot2,berantemkan

2023-01-28

0

🕊⃟🍁F1R4

🕊⃟🍁F1R4

kalo bukan jodoh ya gitu lah ada aja, jalani aja emang dasar nya kalian emang GK bisa bersama🤣🤣🤣

2023-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!