My Lovely Neighbour
"Enggak Ma, Revi gak mau dijodohkan,” ucap Revi marah.
“Tapi Rev, usia kamu udah gak muda lagi. Kamu pikirkan juga masa depan anak kamu nantinya kalau kamu menikah di usia lanjut. Syukur-syukur punya anak, kalau tidak gimana. Karena banyak orang yang menikah di usia tua tidak mempunyai anak.”
“Mengenai anak kan udah diatur Allah Ma. Banyak juga yang menikah di usia muda tidak diberi keturunan.”
“Benar kata kamu. Tapi kita kan harus berusaha juga. Mumpung usia kamu masih produktif. Apalagi orang yang mau dijodohkan dengan kamu adalah pria yang sudah mapan, sudah mempunyai pekerjaan yang tetap bahkan tergolong sukses,” jelas bu Lusi lagi.
“Benar yang dikatakan mama kamu Rev,” ucap pak Wandi papanya Revi.
“Tapi Revi bisa mencari sendiri, jadi Mama dan Papa gak perlu mencarikan jodoh buat Revi. Sekarang bukan zamannya Siti Nurbaya Ma, pake dijodohkan segala.”
“Buktinya sampai sekarang kamu belum menemukan calon kamu. Itu artinya kamu harus dicarikan jodoh.”
“Pelan-pelan nanti juga dapat Ma.”
“Mama sama papa khawatir karena kamu anak satu-satunya mama dan papa,” jawab pak Wandi
“Mama sama papa juga pingin cepat momong cucu Rev.” Bu Lusi menambahkan.
Revi hanya diam saja mendengar ucapan orang tuanya
“Coba kamu pikir-pikir lagi Rev. Apa kurangnya Dandi. Dia lulusan universitas luar negeri yang ternama loh, bahkan dia sekarang udah sukses menjalankan bisnis almarhum papinya,” jelas bu Lusi yang mulai kesal dengan sikap Revi yang tidak mau dijodohkan.
“Ma, harta kekayaan tidak menjamin kebahagiaan seseorang. Jadi jangan Mama pikir dengan suksesnya Dandi di dalam bisnis bisa memberikan kebahagiaan pada Revi, belum tentu Ma. Apalagi kami tidak saling kenal, gimana kami bisa bahagia.”
Pak Wandi langsung tersenyum. “Revi.... yang namanya cinta itu bisa datang belakangan. Cinta itu akan datang dengan sendirinya karena kebersamaan. Dengan kalian menikah, hidup dalam satu rumah dan setiap hari bertemu pasti akan datang dengan sendirinya rasa cinta itu.”
“Benar apa yang dikatakan papa kamu Rev.”
‘Memangnya segampang itu pa, ma. Kalian gak pernah memikirkan perasaan aku. Aku belum bisa mencintai lelaki lain selain Reza,’ batin Revi sedih mengingat mantan kekasihnya.
Bu Lusi kemudian mendekati putrinya sambil mengelus rambutnya. “Sekarang tergantung kamu karena kamu yang akan menjalaninya. Semua kami serahkan sama kamu Rev. Mama dan papa hanya ngasi pandangan saja.”
***
Revi langsung masuk kamar dan membantingkan dirinya di atas spring bed sambil menangis sedih. Dia sangat sedih memikirkan nasibnya yang pernah gagal saat akan menikah dengan Reza dan sampai sekarang dia belum bisa move on. Keinginan orang tuanya untuk menjodohkan Revi dengan seorang pria membuat Revi merasa bingung, kesal sekaligus marah. Ingin sekali menolak permintaan kedua orang tuanya tapi dia juga gak mau mengecewakan keinginan orang tuanya.
Dibukanya laci meja belajarnya dan diambilnya foto Reza yang ada di laci itu.
‘Reza.... aku bingung memikirkan keinginan mama dan papa. Mereka ingin aku segera menikah, tapi aku belum bisa melupakanmu.’
Diusapnya wajah Reza yang ada dalam foto itu sambil menangis. Foto Reza langsung basah oleh air matanya.
‘Seandainya kamu tidak meninggal saat itu, pasti kita sudah menikah dan bahagia Za. Pasti mama dan papa bahagia menyambut kelahiran anak-anak kita. Tapi sayang kamu begitu cepat meninggalkan aku Za.... Aku rasanya gak sanggup menikah dengan lelaki lain Za,’ gumam Revi sedih.
***
Bu Lusi dan pak Wandi menyalami tamunya yang baru datang. Mereka adalah tetangga baru mereka.
“Ayo silakan masuk Bu, Mas......” ucap bu Lusi dan pak Wandi ramah.
“Saya di teras aja Bu, di sini dingin.” Rafa yang merupakan tamu itu duduk di kursi yang ada di teras bersama pak Wandi. Sedangkan bu Dian yaitu ibunya Rafa masuk ke dalam.
Ketika tamu datang Revi sedang berada di kamarnya. Samar-samar terdengar seperti ada tamu yang datang. Suaranya tidak terdengar jelas, tapi kelihatan ada suara anak kecil juga.
‘Siapa yang datang, apakah itu tetangga baru yang dikatakan Mama tadi pagi. Masa bodoh ah.... aku mau tidur,’ batin Revi yang langsung memejamkan matanya karena sudah ngantuk.
“Aduh cantiknya.... siapa namanya? tanya bu Lusi sambil mencolek pipi gadis itu.
“Ayo....kasitau siapa namanya,” pinta bu Dian pada cucunya..
“Kayla Bu...” ucap gadis itu malu-malu.
Bu Lusi dan bu Dian langsung tertawa.
“Bukan ibu Sayang..... panggil aja eyang,” pinta bu Lusi.
“Iya Eyang,” jawab Kayla tertunduk malu.
“Jadi ibu yang tinggal di rumah sebelah ini? tanya Bu Lusi.
“Bukan saya Bu, tapi anak saya dan ini anaknya.”
“Oh gitu....”
“Itu anak Ibu, cantik ya?” tanya bu Dian sambil menunjuk foto yang ada di dinding ruangan tamu.
“Iya Bu, anak saya hanya satu. Dia tadi lagi di kamarnya. Entar ya Bu.”
Bu Lusi langsung pergi ke kamar Revi tapi saat bu Lusi membuka pintu kamarnya, ternyata Revinya sedang tidur siang. Bu Lusi kembali menemui tamunya.
“Maaf ya Bu, anak saya sedang tidur siang pula. Maklumlah kalau hari libur dihabiskan waktunya untuk istirahat karena seharian bekerja terus,” jelas bu Lusi.
“Memangnya anak Ibu bekerja dimana?”
“Di perusahaan perkebunan swasta Bu.”
Terlihat bu Dian dan bu Lusi sangat asik ngobrol sedangkan Kayla sebentar duduk dengan neneknya dan sebentar duduk dekat papanya. Setelah Kayla bosan dan ngajak pulang, barulah mereka pamit pulang.
***
“Pa, makan malam udah siap tuh, ayo kita makan.” Bu lusi memanggil suaminya yang sedang menonton TV.
Revi terlihat sibuk menyiapkan makan malam. Setelah piring disiapkan, dia kemudian menuangkan air putih ke gelas mama dan papanya.
“Tadi siang Revi dengar sepertinya ada yang datang, siapa Ma?” tanya Revi.
“Itu, tetangga baru kita,” jawab bu Lusi.
“Punya anak kecil Ma.”
“Iya, anak kecilnya bernama Kayla. Dia cantik dan lincah,” jelas bu Lusi.
***
Begitu masuk kantor Revi banyak diam. Tidak seperti biasanya Revi yang suka bercanda dengan teman kerjanya tapi hari ini dia sangat berubah. Sasmita teman dekatnya tentu merasa heran melihat sikap Revi yang tidak seperti biasanya.
“Kamu kenapa Rev, sejak tadi aku lihat banyak diam,” tanya Sasmita saat selesai makan siang.
Revi langsung menoleh ke arah Sasmita. Sambil tersenyum dia pun berkata, ”gak ada apa-apa kok Mit.”
“Aku yakin pasti kamu ada masalah.”
“Sok tau kamu Mit.”
“Ya tau lah. Dari wajah kamu aku kan tau.”
“Gimana ya. Aku bingung Mit.... “
“Ayo kita duduk di sana, biar ceritanya enak.” Sasmita mengajak Revi duduk di bawah pohon beringin dekat ruang kerjanya.
“Aku bingung mulainya dari mana.” Terlihat Revi bingung.
“Terserah kamu mulainya dari mana aku pasti dengar.” Ledek Sasmita sambil tertawa.
“Kamu kan tau umurku sudah tidak muda lagi.”
“Lantas....” tanya Sasmita gak sabar.
“Aku akan dijodohkan orang tuaku pada anaknya teman papaku.”
“Bagus dong kalau gitu,” jawab Sasmita.
“Maksud kamu apa sih Mit?” ucap Revi dengan nada kesal.
“Kalau ada lelaki yang mau sama kamu, terima aja. Tunggu apa lagi, langsung jadikan....”
“Memangnya segampang itu Mit, sementara aku sendiri belum mengenal laki-laki itu.”
“Gak ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya Rev. Pasti orang tuamu menjodohkan kamu karena laki-laki itu baik. Jadi saran aku, sebaiknya kamu terima aja keburu usia kamu semakin tua. Karena laki-laki sekarang mencari istri pasti yang masih muda.”
“Aku bingung aja Mit, rasanya aku belum siap untuk menikah.”
“Kalau sekarang belum siap, mau kapan lagi. Pasti karena kamu belum move on dari Reza, iya kan? Kamu harus memikirkan masa depanmu Rev, Reza adalah masa lalu kamu yang tidak mungkin kembali lagi,” jelas Sasmita.
Revi hanya diam saja karena yang dikatakan Sasmita benar sehingga dia malu untuk mengakuinya.
Meskipun terdiam, Revi memikirkan ucapan temannya. ‘Apa yang dikatakan Sasmita memang benar bahwa aku harus memikirkan masa depanku. Reza adalah masa laluku,’ batin Revi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞Sarinande⒋ⷨ͢⚤👻ᴸᴷ
aq mampir Mamie 😘😘
semangat up 🤗🤗
2022-12-31
6
🕊⃟🍁F1R4
🥰
2022-12-31
3
Rovie
mantap ceritanya
2022-12-31
2