Hari ini Elina kembali masuk sekolah satu minggu ia izin tidak masuk karna kematian Rizwan, semua murid nampak menatap heran padanya karna berbeda dari biasanya hari ini Elina sekolah dengan di kawal pengawal
Sebenarnya Elina merasa risih namun karna permintaan Indra dan Mira ia pun menerima untuk di kawal demi keselamatan dirinya juga yang terutama
" Hey, El, kenapa lo di kawal segala ? tumben lo ,bikin masalah ya? sampe di kawal segala"
ucap salah satu teman kelasnya
Elina hanya ,menoleh sekilas dan memilih untuk tak menanggapinya
" Jutek banget sih lo gue tanya"
" Sorry, gue gak mau jawab pertanyaan lo, gue mau masuk kelas"
" Belagu banget sih lo, mentang - mentang lo di kawal"
" Apaan sih lo? bisa gak kalau lo gak ganggu gue hari ini ?"
" Widih, ngambek baperan lo jadi orang"
Elina berusaha menahan emosinya dan tak ingin terpancing sudah cukup ia di buat emosi oleh Dini tadi pagi saat sarapan, wanita tua itu selalu mencari- cari cara untuk menyakitinya
"Permisi jangan ganggu Nona Elina"
Kedua pengawal Elina maju menghadang membuat nyali teman - teman sekolah Elina itu pun mundur dan menjauh
Elina memasuki ruang kelasnya sementara kedua pengawalnya berjaga di depan pintu kelas, sangat tidak lazim memang tapi Indra sudah berbicara dengan pihak sekola tentang siapa Elina
Beberapa siswa nampak menatap Elina dengan tatapan seperti mengejek ada juga yang menatapnya iba, kabar Elina yang telah menikah dan sekarang menyandang status janda pun tersebar dengan cepat entah darimana mereka bisa tau perihal Elina
Awalnya Elina, diam dan tak memperdulikan mereka namun lama kelamaan ia pun merasa risih dengan tatapan dan bisik - bisik yang secara terang-terangan membahas dirinya
Elina beranjak dari duduknya setelah beberapa saat
"Apa tidak ada yang bisa kalian lakukan selain membicarakan diriku?"
Semua siswa menatap Elina yang terlihat menatap ke arah semua siswa dengan penuh kekesalannya
" Hey, kenapa lo menatap kita semua dengan tatapan seperti itu? lo mau marah? lo kesel sama kita semua?"
"Lagian ,lo itu apa gak malu jadi omongan orang? atau malah merasa hebat sudah bisa menjadi janda kaya raya"
" Tutup mulut lo, lo gak tau apa-apa tentang hidup gue, jadi jangan berusaha untuk ikut campur"
Elina mulai tersulut emosi dengan kata-kata Gina ,yang memang selama ini selalu memusuhinya entah apa alasan Gina begitu membenci dirinya
" Kalau gue mau ikut campur kenapa? lo takut aib lo di ketahui semua orang ? gue seneng kalau liat lo ancur El, lo sadarkan kalau dari dulu gue benci banget sama lo"
" Lo, memang aneh segitu bencinya lo sama gue tanpa alasan "
" Bukan tanpa alasan gue gak suka sama lo, sedari dulu lo selalu menyaingin gue, mau itu ranking kelas, dalam lomba ataupun kepintaran, lo selalu menyaingi gue"
" Lo bener- bener aneh tau gak? ya seharusnya lo mikir ,itu artinya elo yang kurang pintar sampai ada yang bisa nyaingin lo, terbukti dengan sikap lo ini, dan ngebuktiin kalau lo itu emang bego"
Elina mendekati Gina dan berbisik di telinga pesaingnya itu
" B- E - G- O"
Gina mendorong tubuh Elina hingga jatuh tersungkur ke lantai semua murid malah bertepuk tangan sambil meneriakan nama Elina dan Gina
" Sialan , lo janda "
" Apa lo bilang?"
" Lo gak tuli kan ? janda , lo janda ,janda sial mungkin karena lo bawa sial sampe suami lo mati karena kesialan lo "
" Brengsek lo "
Elina beranjak dari lantai dan menjambak rambut Gina dengan kedua tangannya dengan kuat
" Aaaa...lepasin rambut gue janda sialan"
" Jangan harap, gue lepas sebelum lo tarik kata- kata lo barusan"
" Lo , emang janda sialan"
"Aaaaaawww....
Kali ini Elina yang berteriak karena Gina juga menjambak rambutnya keduanya saling menjambak dengan kuat dan saling memaki para siswa yang lain bukannya melerai malah menyoraki keduanya seperti sebuah tontonan di tv
Mendengar keributan di ruang kelas guru dan kedua pengawal Elina bergegas masuk ke kelas
"Astaga , apa yang kalian lakukan ini? cepat pisahkan mereka, kenapa kalian semua diam dan malah menjadi penonton" bentak Guru yang syok dengan perkelahian murid- muridnya itu
Kedua pengawal Elina melepaskan jambakan sang nona pada Gina di bantu para siswa
" Lepasin gue, biar gue hajar janda sialan itu"
teriak Gina
" Kalian,lepaskan aku biar ku hajar si bodoh itu"
"Maafkan kami Nona, kami gagal menjagamu dengan baik ,sampai semua ini terjadi padamu"
ucap pengawal Elina yang bernama Beno
" Bagus, kalian sadar dengan kesalahan kalian , aku akan mengadukan kalian pada Papah dan Mamah biar kalian mendapat hukuman"
" Nona ampuni kami, kami tau kami bersalah"
"Kalau begitu , lakukan perintahku aku minta kalian keluarkan gadis bodoh itu dari sekolah ini"
" Baik Nona"
Semua nampak terkejut dengan perintah Elina pada kedua pengawalnya itu apa lagi Guru mereka
" Elina, apa tidak bisa di bicarakan baik-baik bagaimana pun Gina adalah anak dari donatur tetap di sekolah ini , takutnya akan menjadi masalah besar nantinya hanya karna pertengkaran kalian"
" Lo pikir, lo siapa bisa ngeluarin gue dari sekolah ini ? rupanya lo mulai gila juga janda sialan"
Elina berusah keras menahan amarah di dadanya
" Lo tanya siapa gue ? lo lupa siapa suami gue ? gue pemilik sekolah ini"
bentak Elina
Gina tertegun syok dengan ucapan Elina begitu juga semua orang , di saat bersamaan kepala sekolah datang karna mendengar ribut- ribut
" Ada apa ini? kenapa kalian ribut- ribut di jam sekolah?"
" Bagus Om datang, katakan pada mereka siapa aku, terutama gadis bodoh dan sok berkuasa ini"
Kepala sekolah mengangguk penuh hormat pada Elina dan sikap kepala sekolah itu membuat semua orang diruangan itu terkejut.
" Dengar baik-baik kalian semua , Elina adalah pemilik sekolah ini dia pewaris keluarga Wijaya"
Para siswa tertunduk diam mendengar pengumuman kepala sekolah dan yang paling syok tentu saja Gina, kini ia bingung tak tau harus berbuat apa mengingat begitu kasar kata-katanya pada Elina tadi
" Gina , kau harus meminta maaf pada Elina jika tak ingin dikeluarkan dari sekolah ini"
perintah Guru yang kini berusaha untuk menengahi
" Ta-tapi Bu... Elina juga salah dia yang pertama menyerangku"
" Aku, tak akan menyerangmu jika kau tak menguji kesabaranku dengan terus menghinaku dan bergosip tentangku juga menghinaku "
" Jadi kau akan minta maaf atau tidak Gina?
tanya Guru
Gina bingung antara kesal dan juga malu, bagaimana jika ia sampai dikeluarkan dari sekolah karena ulahnya ,pasti kedua orangtuanya akan sangat marah sekali bisa-bisa uang jajannya akan di pangkas habis dan bisa saja ia di kirim ke rumah Kakek dan Neneknya di desa
" Ah....tidak- tidak "
Gina membayangkan akan seperti apa hidupnya di desa nanti jika kedua orangtuanya tau
Elina tersenyum miris melihat hal itu
" Maaf om, sepertinya Elina mau pulang saja hari ini"
" Tapi Nona ,bagaimana dengan kejadian ini ?
" Biar, kedua pengawalku saja yang akan mengurusnya Elina malas"
Elina meraih tas sekolahnya yang ia taruh di mejanya tadi suasana hatinya benar- benar di buat buruk hari ini tanpa berkata- kata Elina berjalan keluar ruangan tanpa memperdulikan tatapan semua orang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments