Setelah kejadian tempo hari di sekolah, sikap Elina berubah drastis tak ada lagi Elina yang ceria dan periang Elina seolah menutup dirinya dari siapapun.
Setiap harinya Elina habiskan waktunya dengan belajar dan belajar ,pulang sekolah ia akan mengurung dirinya di dalam kamar
Perubahan sikap Elina membuat Indra dan Mira khawatir berulang kali mereka mencoba untuk bicara dengan Elina, apa yang membuat menantu mereka itu bersikap demikian namun Elina tak banyak bicara dan hanya berkata jika dirinya baik-baik saja.
" Pah, bagaimana ini Elina menjadi bersikap dingin seperti ini, seolah ia membenci hidupnya Mamah takut ia juga akan membenci kita"
Mira menatap Elina yang baru saja selesai sarapan dan tak banyak bicara selalu diam tak memperhatikan sekitarnya
" Jangan bicara seperti itu,Papah yakin Elina tidak seperti itu"
" Tapi Pah, sikapnya benar- benar berubah tidak lagi riang seperti biasanya"
" Kita harus mengerti posisi Elina, di usianya saat ini ia sudah menanggung beban berat, dimana seharusnya ia menikmati masa remajanya seperti anak-anak lain ,tapi karena keegoisan kita sebagai orang tua kita mengorbankan masa depan dan keinginan gadis kecil itu"
Indra dengan raut wajah penuh penyesalan, Mira pun mengangguk tanda setuju dengan pendapat suaminya
" Kalian sibuk mengurusi anak itu setiap harinya, Mamih heran dengan kalian berdua bukankah seharusnya kita tak ada hubungan lagi dengan gadis itu setelah kematian Rizwan, kalian malah membawanya ke rumah ini"
" Mih, berapa kali harus di jelaskan kalau Elina itu sekarang putri kami, bukan hanya menantu meskipun Rizwan telah tiada tapi kami punya tanggung jawab terhadap Elina apa Mamih tidak kasihan melihat Elina?
Mira, menatap kesal mertuanya itu
" Indra, lihat sikap istrimu itu ! apa kau tidak bisa mengajari istrimu bagaimana harus bersikap pada orang tua?"
" Cukup Mih,mamih yang harusnya bisa bersikap sebagaimana layaknya orang tua jika ingin di hormati, hargai orang lain jika kau ingin dihargai"
" Kalian berani bersikap kurang ajar padaku ? ,kalian benar- benar keterlaluan , sejak kehadiran anak itu rumah ini berubah seperti neraka"
" Justru Mamih, yang membuat keadaan semakin buruk dengan sikap dan cara bicara Mamih"
" Kau...dasar menantu kurang ajar"
Dini melayangkan tangannya berniat menampar wajah Mira
" Jangan coba- coba menyakiti Mamahku"
Tepat dengan kedatangan Elina yang kembali ke ruang makan saat mendengar suara ribut- ribut, tangan Dini tertahan saat ini dalam cengkraman Elina
" Lepaskan tanganku gadis sialan , semua ini gara- gara kau"
"Jangan pernah mencoba menyakiti Mamah, atau kau akan menerima balasannya dariku"
" Heh, anak ingusan berani mengancamku ,kau pikir kau siapa? kau pikir kau hebat? kau bukan apa-apa anak kecil"
" Mamih, cukup hentikan semua ini"
Dini menarik tangannya dari cengkraman Elina, Mira mendekap Elina cemas dengan mertuanya yang tak segan untuk menyakiti Elina
Indra berdiri menjadi penengah ibu tiri dan istrinya
" Kalian , akan merasakan akibatnya suatu saat nanti karena berani menentangku, ingat Mamih tidak akan diam begitu saja, kalian akan mendapat balasannya dariku tunggu saja"
" Hanya demi janda sialan ini kalian berani menentangku"
"Elina , Mih dia punya nama bukan janda sial yang Mamih katakan ,dan jangan coba-coba menyakitinya Elina dia cucu Adiguna Hirawan , Mamih tau kan siapa dia ? dan apa akibatnya jika berurusan dengannya?"
" Apa yang kau katakan ? dia cucu Adiguna? Adiguna Hirawan?
Dini nampak syok dengan apa yang Indra katakan
" Seperti yang Mamih dengar"
Indra dan Mira tertegun dengan raut wajah Dini yang terlihat menunduk ketakutan , Dini pergi begitu saja meninggalkan ruang makan tanpa berkata apa - apa lagi
" Kenapa dengan Mamih, Pah?
" Entahlah sepertinya ada sesuatu dengannya, Sudahlah sebaiknya kita segera pergi nanti kita bisa telat"
Indra pun berpamitan untuk pergi ke kantor dan Elina pergi ke sekolah, begitulah hari- hari yang Elina lalui beberapa waktu.
Hinaan dan ejekan selalu ia dapatkan dari teman sekolah maupun dari Dini jika sedang berada di rumah, karna itulah Elina bersikap dingin dan seolah acuh dengan keadaan sekitarnya.
Flashback Off
Elina terhenyak dari lamunannya saat pintu ruangannya di ketuk Raya
" Nona, meting kita segera di mulai"
"Baiklah, ayo kita keruang meting"
Elina keluar dari ruang kerjanya di ikuti Raya yang membawa beberapa berkas di tangannya, Elina masuki ruang meting dengan begitu anggun namun penuh dengan aura kepemimpinan
" Selamat pagi semuanya! mari kita mulai saja meting hari ini"
"Selamat pagi Nona El"
Serentak para dewan direksi dan para anggota dari beberapa divisi juga para pemegang saham turut menyapa Elina dengan wajah tertunduk tanpa melihat ke arah sang CEO
Elina duduk di kursi kebesarannya di ujung tengah meja panjang yang tertata dengan mewah di samping kiri dan kanannya duduk berjajar orang- orang kepercayaannya yang selama ini turut membantunya dalam menjalankan perusahaan.
Oh ya, Elina menjalankan dua perusahaan sekaligus bisnis perhotelan adalah bisnis yang ia jalankan atas perintah Dirga sang Ayah sedangkan bisnis kontruksi arsitektur adalah bisnis yang ia warisi dari Indra.
Elina menjalan kan kedua perusahaan itu dengan kerja keras dan penuh tanggun jawab untungnya perhotelan dan arsitektur tak berbeda jauh perbedaannya
" Nona El, ini laporan keuangan untuk bulan ini, silahkan di periksa"
Ucap Raya sembari menyodorkan berkas laporan yang ia terima dari dua divisi yang berbeda, dan meting kali ini adalah meting bulanan untuk melihat laporan keuangan dan juga kinerja beberapa pekerja.
Dengan cepat Elina membuka berkas itu dan memeriksanya dengan seksama, juga menyamakannya dengan hitungan yang ada di laptop miliknya.
Semua orang nampak berdebar- debar takut ada kesalahan yang mereka lakukan dalam laporan mereka keringat dingin mulai membasahi kening mereka masing- masing karen jika sampai mereka melakukan kesalahan maka sudah dipastikan Elina akan memecat mereka tanpa toleransi.
" Semuanya sudah sesuai, kerja bagus"
" Alhamdulilah"
Semua orang diruangan itu ahirnya bisa menarik napas lega mendengar ucapan Elina
" Terima kasih untuk kerja keras kalian selama ini, bulan ini laba yang didapatkan sungguh fantastis , dan untuk kinerja terbaik nanti akan Raya sampaikan siapa - siapa saja yang akan naik jabatannya secara khusus, dan untuk yang lainnya ada bonus tambahan untuk bulan ini kalian cek saja rekening kalian nanti, untuk meting hari ini selesai dan selamat siang"
Elina menutup meting dan membereskan barang-barangnya meninggalkan ruang meting itu , begitu pintu sudah tertutup semua orang nampak bersorak gembira dengan apa yang Elina katakan
Raya menggelengkan kepala melihat itu semua
" Kalian ini, tadi seperti ikan kekurangan air sekarang, malah seperti burung bebas dari sangkar"
" Yah Bu Raya ini, seperti tidak tau saja dengan Nona El, dia kan kejam sekali jika kami salah kami pasti akan di pecat tanpa memberi kami kesempatan makanya kami di buat waswas"
" Tapi, dengan sikapnya itu juga kalian menjadi lebih berhati-hati dan selektip kan ?"
" Iya juga sih, Bu Raya benar"
" Walaupun begitu, dia orangnya baik terbukti dengan bonus dan jabatan kalian yang dinaikan jadi kalian harus lebih bersemangat lagi dalam bekerja ok!"
" Siap Bu Raya, tenang saja kami pasti akan bekerja dengan lebih semangat lagi"
" Nah gitu dong, nanti saya akan memberitahukan siapa saja yang naik jabatan di bagian HRD sambil kalian ambil bonus kalian"
" Baik Bu, terima kasih"
Raya tersenyum melihat semua orang tampak senang , berbeda dengan Elina ,Raya memang murah senyum pada siapapun namun jangan salah di balik itu semua Raya akan menjadi garda terdepan jika ada yang berani berbuat lancang pada Elina sahabat sekaligus atasannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments