Gadis Tapi Janda

Gadis Tapi Janda

Gadis Dingin

" Cepat berdiri! Nona El, sudah di lobi kantor "

Ucap seorang karyawan, setiap paginya para karyawan di buat tegang saat Elina datang ke kantor.

Bagaimana tidak tegang karna selama mereka bekerja mereka akan dibuat takut dengan sikap dingin dan arogan yang selalu Elina perlihatkan, mereka dituntut untuk bekerja dengan teliti dan sempurna tanpa melakukan kesalahan sekecil apapun.

Karna jika mereka melakukan kesalahan Elina tak segan untuk memecat mereka , tidak mudah untuk bisa bekerja di kantor Mewah dan ternama itu dimana penyeleksiannya yang sangat ketat , namun itu sebanding dengan gaji dan tunjangan besar yang mereka terima.

Perusahaan Elina bergerak di bidang Perhotelan dan juga Konstruksi , Setelah pensiunya sang Ayah, Elina lah yang menjadi penerus usaha sang Ayah

Dengan kecerdasan dan kepintarannya Elina berhasil membuat perusahaan yang ia pimpin semakin maju pesat dan ternama seperti sekarang, wajah cantiknya selalu menghiasi majalah bisnis diluar maupun dalam negri.

Semua itu ia dapatkan dengan kerja keras namun dibalik kesuksesannya tersimpan duka yang membuat Elina bersikap dingin dan tak tersentuh.

" Selamat pagi Nona El"

Serempak sambutan para karyawannya pagi itu , mereka menyambut kedatangan Elina seperti itu setiap harinya

Elina berjalan dengan elegan namun tetap memperlihatkan keanggunan dan kepemimpinannya siapapun yang memandangnya akan terpesona namun tak berani untuk menyapa

Dibelakang Elina tampak Raya sang asisten pribadi yang sudah mendampingi dirinya selama bertahun- tahun menjadi CEO ROYAL GROUP (nama perusahaan Elina)

" Pagi, semuanya silahkan kembali bekerja"

Bukan Elina yang menjawab melainkan Raya, para karyawan pun kembali ke meja kerja masing- masing

Elina memasuki ruang kerjanya di ikuti Raya

" Apa semuanya sudah siap Ray, untuk meting hari ini?

" Sudah, Nona El,sekitar 30 menit lagi kita bisa langsung ke ruang meting"

" Baguslah, kau bisa pergi ke ruanganmu nanti kita bertemu di ruang meting"

Elina dengan wajah tak beralih dari layar laptop yang baru saja ia buka memperlihatkan grafik saham perusahaannya saat ini.

Raya sudah terbiasa dengan sikap Elina bahkan terkadang Raya pun akan bersikap dingin bila berhadapan dengan partner bisnis mereka

Setelah kepergian Raya, Elina beranjak dari duduknya berjalan ke dinding kaca tebal di belakang meja kerjanya yang menampilkan view kota yang terlihat indah jika malam hari saat ini Elina berdiri dilantai paling atas kantornya

Elina menghela napas panjang sejenak menutup mata, tiba- tiba bayangan- bayangan masa lalunya terpampang jelas di memori ingatannya.

FLASBACK

" Kek, Elina tidak mau menikah Elina masih kecil Kek, Elina ingin sekolah dulu "

"Elina, Kakek tidak menerima penolakan dan kau tak punya hak untuk menolak, apa yang Kakek inginkan kau harus mengikuti keinginan Kakek"

" Tapi Kek..."

" Sudah , jangan menangis lagi dan bersiaplah"

Tegas Adiguna sang Kakek, sambil berlalu meninggalkan kamar Elina, dimana saat ini Elina tengah dipersiapkan untuk menikah dengan pemuda pilihan sang Kakek

"Ayah, Ibu, Elina tidak mau menikah, Elina masih kecil , kenapa Ayah dan Ibu diam saja tolong Elina...hiks...." isak Elina

Dirga dan Ratih tak bisa berbuat apa-apa atas keputusan Adiguna yang mengharuskan Elina menikah di usia yang terbilang remaja, ya Elina saat ini masih duduk di kelas 2 SMP

"Sayang,maafkan Ayah dan Ibu, kami tak bisa berbuat apa-apa ,karna ini sudah keputusan Kakekmu dan juga tradisi dari keluarga kita secara turun temurun"

" Tapi Yah, Elina gak mau, Elina masih ingin belajar"

" Kami tahu sayang, pernikahan ini hanya formalitas saja sebagai pengikat antara keluarga kita dengan keluarga calon suamimu, kau masih akan tetap sekolah dan belajar hingga tiba saatnya kau dewasa barulah pernikahan kalian akan menjadi pernikahan sesungguhnya"

jelas Dirga memberikan Elina pengertian

Elina yang mendengar hal itu pun berhenti terisak

" Apa benar yang Ayah katakan? Ayah tidak sedang membohongiku kan?"

" Tentu saja Ayah benar, Ayah tak bisa membohongi anak Ayah yang cantik ini, Ayah sangat menyayangimu sayang"

Dirga mengusap wajah Elina dengan penuh rasa sayangnya , sebagai Ayah ia juga sedih dan tak setuju dengan pernikahan yang bisa di bilang pernikahan yang dipaksakan demi keinginan sang Kakek dan tradisi namun ia juga tak bisa berbuat apa-apa karna ia sendiripun mengalami hal yang sama dulu saat ia menikahi Ratih

" Sudah ya sayang, jangan menangis lagi dengarkan kata Ayah baik-baik, kami sangat menyayangimu dan Ibu yakin, jika Kakek juga sangat menyayangimu Kakek tak mungkin salah memilih jodohmu"

timpah Ratih sang Ibu

Elina menatap kedua orang tuanya,ahirnya ia pun menerima dan bersedia menikah dengan jodoh pilihan Adiguna sang Kakek

Elina ahirnya menikah dengan pemuda pilihan Adiguna , terlihat usia keduanya tak berbeda jauh

Adiguna menjodohkan Elina dengan cucu dari sahabatnya sedari kecil bukan karna sama -sama kaya namun lebih karna ingin mereka benar- benar ingin menjadi keluarga sesuai amanat sahabatnya sebelum meningal beberapa waktu lalu.

Adiguna benar- benar menepati janji pada sahabatnya sekaligus menjalankan tradisi keluarga yang sudah turun menurun.

" Hai namamu Elina kan?"

" Iya, aku Elina dan kau siapa namamu?"

" Aku, Rizwan Wijaya panggil saja namaku Rizwan atau apalah terserah padamu"

" Kau lebih tua satu bulan dariku , aku memanggilmu Abang boleh gak?"

"Abang? baiklah tidak buruk kedengarannya, karna kita sudah menikah juga mulai saat ini kita bisa bersahabat bagaimana?

" Baiklah aku setuju"

Elina dan Rizwan pun saling memperkenalkan diri setelah beberapa saat sebelumnya mereka menikah di saksikan kedua keluarga mereka

Karna pernikahan mereka masih di bawah umur jadi tidak ada pesta ataupun tamu undangan hanya ada keluarga dan penghulu saja, kedua keluarga sepakat untuk menutupi semuanya jangan sampai diketahui orang lain atau urusannya akan panjang mengingat aturan negara saat itu.

Benar kata Dirga dan Ratih ,usai pernikahan Elina masih tetap menjalani hari-harinya seperti biasa dengan sekolah ataupun bermain dengan teman seusianya tanpa ada larangan

Begitu juga dengan Rizwan yang menjalani hari-harinya dengan belajar sama seperti Elina bedanya Rizwan belajar dan sekolah di ke militeran bukan di sekolah pada umumnya

Rizwan ingin menjadi prajurit TNI seperti almarhum sang Kakek dan itu juga keinginan kedua orang tuanya

Rizwan jarang berada di rumah ia lebih banyak tinggal di asrama dan setelah menikah dengan Elina pun Rizwan kembali ke asrama

Hari- hari berjalan tanpa terasa Elina dan Rizwan menjalani hari - hari mereka dengan suka cita tanpa beban berarti hingga suatu kejadian membuat dunia keduanya hancur tak tersisa, awal dari berubahnya sikap Elina hingga saat ini

Dering telpon di kediaman Adiguna membuat semua orang terkejut pagi itu dimana mereka mendapatkan kabar tentang Rizwan yang mengalami kecelakaan hingga pemuda itu meregang nyawa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!