Bagaimana bisa mereka menciptakan listrik dan Televisi. Apa yang akan terjadi di tahun-tahun mendatang?
-Takdir Mentari-
Liburan Mentari tahun ini terasa berbeda, ya karena ada penghuni baru di rumahnya. Raka orangnya cukup rajin, dia membantu Mentari memenuhi halaman dengan batu kerikil dari sungai.
Pekerjaan lain juga selesai lebih cepat, mencari air ke sumur cukup 1-2x saja, menyapu bisa dibagi juga ada yang menyapu halaman ada yang membersihkan kamar.
Tetapi jika masalah makanan sekarang semua harus dibagi. Mentari merasakan kasih sayang orang tuanya juga terbagi. Jika membeli sesuatu sekarang harus 3, padahal uangnya cukup untuk membeli 2 yang bagus. Tapi harus memilih yang biasa supaya dapat 3.
Tetapi dengan banyaknya orang, pekerjaan juga bisa selesai lebih cepat. Orang tua Mentari tidak akan tinggal diam, itu artinya ada waktu yang tersisa bagi mereka untuk mengajak anak-anaknya bekerja di kebun.
Kadang menanam jagung, menanam kacang, menebang pisang, mencari kelapa untuk dijual, dan berbagai macam pekerjaan lainnya. Kampung karet sangat luas, setelah bekerja karyawan kampung karet bebas untuk mencari penghasilan tambahan. Dengan mencari sayur pakis untuk dijual ataupun dengan berkebun.
...****************...
Banyak yang berubah dengan kehidupan Mentari. Sekarang tidak ada lagi jalan-jalan berdua bersama Senja. Semuanya sekarang mereka kerjakan bertiga.
Kadang Mentari merasa lelah dengan hidupnya yang dipenuhi dengan pekerjaan . Tetapi kadang dia sangat menikmati karena pekerjaan itu bisa menghasilkan uang. Bapak dan Ibu Mentari selalu memberikan uang dari hasil pekerjaan mereka. Seperti mencari sayur pakis, menjual kelapa ataupun mencari rumput ilalang. lumayan untuk tambahan uang saku di sekolah.
Di sekolah Mentari juga masih tetap aktif dengan mengikuti berbagai macam perlombaan, lomba baca puisi, lomba menulis aksara Bali, lomba murid teladan, lomba mengarang cerita. Dan Mentari juga aktif di pramuka. Mentari sangat menyukai kegiatan pramuka.
Waktu terasa menyenangkan ketika mengikuti kegiatan pramuka. Mentari hanya lemah di pelajaran olahraga. Dia memiliki kaki yang sedikit sensitif yang sering sakit kalau dia berlari, berjalan terlalu jauh, dan ketika dia terlalu lelah. Mentari selalu menangis ketika kakinya sakit, ibunya akan memijat kakinya jika sakitnya kambuh. Dipijat dengan menggunakan garam dan minyak kelapa.
Ketika sakit Mentari sangat senang, karena dia akan merasakan kasih sayang ibunya. Ibu Murni akan memijit kakinya dan memeluknya sampai Mentari tertidur. Moment itu adalah yang paling diinginkan Mentari setiap malam.
Ibu Mentari walaupun kelihatan tidak perhatian tapi dia sangat menyayangi Mentari. Hanya saja caranya mungkin yang sedikit berbeda. Cara menyayangi dengan mendidik anaknya dengan keras sehingga kelak bisa hidup mandiri. Tetapi tetap perhatian ketika anak-anaknya sakit.
Kehidupan Mentari hanya terpaku pada kampung Karet. Mentari tidak tau bagaimana kehidupan di luar sana. Tapi ada satu hal yang membuat Mentari sangat menunggu tahun baru tiba.
Kata Pak Dana bapaknya Mentari mengatakan kalau di Kampung Karet akan ada listrik dengan menggunakan desel. "Kita akan punya listrik, nanti kita bisa membeli televisi dan menonton televisi bersama" kata Pak Dana menjelaskan tentang kabar gembira itu ke anak-anaknya.
Warga Kampung karet sangat menunggu hari itu tiba, walaupun listrik hanya hidup dari jam 4 sore sampai jam 6 pagi di keesokan harinya tetapi itu sudah cukup. Toh kegiatan warga di siang hari akan habis di kebun, kembali pulang sore hari. Jadi adanya listrik jam 4 sore sampai besoknya membuat warga kampung karet mulai mengenal Televisi. Di siang hari karena sudah terlanjur memiliki televisi jika ingin menonton mereka menggunakan Aki dan menggunakan listrik di malam hari.
Jika ada acara favorite Mentari di siang hari, dia dan Raka akan sangat bersemangat mengisi daya untuk Akinya ke bengkel. Mereka akan menyusuri jalan perkebunan karet untuk mencari jalan pintas menuju bengkel.
Raka mengayuh sepeda dan Tari duduk dibelakang dengan memegang aki yang cukup berat. Namun perjuangan itu akan sangat terbayarkan ketika mereka bisa menonton acara favorite mereka di TV.
...****************...
Sedikit demi sedikit perubahan terjadi di Kampung Karet. Untungnya sekarang di rumah Tari ada televisi. 1 bulan yang lalu Tari sempat mengikuti kuis yang diadakan oleh TVRI namanya Kuis Baliku Balimu. Tari dan keluarganya menonton acara itu di TV.
30 menit sebelum acara dimulai mereka sudah berkumpul di depan TV, Pak Dana langsung mencari Channel TVRI, memastikan gambarnya jernih dan terlihat jelas.
Tetapi TV hitam putih itu tiba-tiba tak ada gambar karena antenanya kena angin sehingga posisi antena jadi berubah.
"Antenanya putar dikit pak, gambarnya gerimis" kata Tari dari ruang tamu. Sementara Pak Dana sudah siap memutar antenanya.
"Pas pas pak, pegangin jangan sampai bergerak nanti gambarnya hilang lagi"
"Tapi kalau bapak pegang tiang ini trus bapak nggak bisa liat kamu di TV"
Semua penghuni rumah tertawa, termasuk kakek dan nenek Tari mereka ingin menyaksikan Tari bersama 4 anak lain dari SD Kampung karet mengikuti kuis yang bergengsi itu. Mereka tetap menonton walaupun Tari dan teamnya kalah padahal hanya beda skor sedikit. Tapi bisa ikut kuis bergengsi itu sudah cukup membuat hati Tari puas.
"Pak gambaaarnya hilang lagi.....!"teriak Tari
Pak Dana memegang tiang antena TV dan mendongakkan kepalanya ke arah TV dia juga ingin melihat anaknya di layar hitam putih itu. Akhirnya di 30 menit terakhir layar hitam putih itu tampak jernih. Tampak Tari dengan cekatan menjawab soal. Kuis cerdas cermat anak-anak itu ada 3 babak. Dan masing-masing grup antar sekolah terdiri dari 5 orang. Di babak pertama dan kedua grup dari sekolah Mentari cukup unggul, tapi mereka kalah jauh di babak ke 3.
"Di dalam sana dingin pak, ada banyak lampu lampu dan orang-orang yang mengarahkan kita kapan mulai, apa yang harus pembawa acara itu katakan, mereka orang-orang hebat pak, hingga bisa menampilkan Tari di layar ini, suatu hari nanti Tari ingin menjadi seperti mereka." Kata Tari penuh semangat.
"Aku juga ada disana lo kek, walaupun cuma jadi suporter" kata Raka semangat
Keluarga itu tertawa melihat kelakuan Raka, Raka memang ikut memberikan dukungan ke Tari. Dia ikut menjadi suporter kuis bergengsi itu.
"Ya kakek doakan semoga impian kamu terwujud Tari."Jawab kakek sambil mengusap kepala cucunya bangga.
Mentari tersenyum, melihat keluarga itu begitu bahagia. Raka dan Senja juga tampak menikmati acara kuisnya. Melihat Mentari dan teman-teman sekolahnya ada di layar kaca itu. Raka juga sangat senang walaupun hanya terlihat beberapa detik di deretan bangku penonton.
"Untungnya kita sudah punya TV ya pak, kalau belum gimana cara nontonnya." Kata Raka menambahkan.
Tampak Mentari dan teman-temannya menyanyikan lagu yel yel penutupan kuis dan kembali ke belakang karena timnya kalah. Mentari berlenggak lenggok sambil menyanyikan lagu kebanggaan kabupaten Jembrana. Sekolahnya mewakili kabupaten untuk mengikuti kuis itu.
...Lagu : "Jembrana Jembatan Emas Menuju Bagia Rahayu Anggun Nyaman tur Aman, Titi Banda nuju adil dan makmur" ...
Acara kuis itupun selesai, dan keluarga Mentari ikut tepuk tangan seolah mereka juga ada disana.
Terima kasih listrik di Kampung Karet
1998
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments