Bab 3. Penghuni Baru di rumah Mentari

Jangan mengambil tanggung jawab orang lain, karena Tuhan sudah memberi kita tanggung jawab masing-masing.

-Takdir Mentari-

...****************...

Setelah kelulusan kelas 6, saatnya libur sekolah. Mentari menginjak kelas 5SD. Libur sekolah yang sangat ditunggu tunggu oleh anak-anak seusianya, malah akan menjadi hal buruk bagi Mentari. Harinya akan terasa lebih panjang dan akan sangat melelahkan.

Walaupun libur Mentari harus tetap bangun jam 5.30 pagi. Sama seperti biasanya. Tapi kali ini bangun pagi langsung membersihkan tempat tidur, menyapu halaman, membantu ibunya mencuci piring, mebanten saiban.

Hujan deras terus mengguyur beberapa hari terakhir, rumah Mentari yang halamannya tanah liat membuat semakin susah berjalan. Padahal sudah diisi batu kerikil, setidaknya sandal tidak putus kalau tenggelam diantara tanah liat itu, karena batu-batu kerikil itu bisa menjadi tempat berpijak yang lebih keras.

Namun karena sebagian batu sudah tenggalam karena tanah liat yang trus meninggi. Itu artinya liburan sekolah kali ini lagi-lagi mengisi batu kerikil di halaman rumah menjadi PR besar bagi Mentari. Liburan 2 minggu ini akan terasa sangat melelahkan. Tari menghembuskan nafas panjang.

"Jangan lupa isi batu di halaman ya Tari, ajak adikmu juga, kamu punya banyak waktu untuk mengisinya" perintah Pak Dana saat berjalan menuju kebun.

"Ya pak.. sudah tau" kata Mentari sambil mencuci piring.

...****************...

Sepulang Mentari dari sungai, di kepalanya ada ember berisi pakaian yang sudah dicuci. Gadis kecil ini berlenggak lenggok dan tubuh kurusnya hanya dibalut handuk sedada. Sambil sesekali satu tangannya memegang handuk dan tangan satunya memegang ember cucian.

Dia langsung menuju tempat untuk menjemur pakaian, di sebelah kandang kambing. Ya Mentari dan keluarganya memiliki 3 ekor kambing betina, dan 1 ekor kambing jantan. Juga ada 1 sapi, dan beberapa ekor bebek dan ayam bahkan ada 1 ekor babi juga. Sepertinya rumah ini dipenuhi dengan binatang peliharaan.

Setelah selesai menjemur pakaian, Mentari langsung menuju kamar, berganti pakaian kemudian langsung duduk di bale bengong (sebuah bangunan tempat beristirahat).

Dari kejauhan tampak beberapa orang tidak asing menuju rumahnya. Ada kakek dan neneknya berjalan menuju rumah. Tapi ada seseorang yang tidak dia kenal juga datang. Siapakah mereka?

"Pak ada kakek dan nenek...!" Mentari berteriak menuju kamar memanggil orang tuanya.

Mereka langsung menuju bale bengong. ( tempat mengobrol di halaman rumah )

"Kamu sudah besar Tari, Senja juga makin cantik" seseorang yang asing menyapa mereka berdua.

Tari hanya tersenyum tipis.

"Dia pamanmu dari Sulawesi, dan ini istrinya, trus 2 anaknya siapa tadi namamu?" Bapak Tari bertanya lagi karena lupa dengan nama mereka.

"Namanya Raka lengkapnya Made Raka Amerta. Bisa dipanggil Made ataupun Raka, dan adiknya Nyoman Rai Amerta boleh panggil Nyoman ataupun Rai " kata Paman Tari menjawab. Sambil menunjuk kedua anaknya.

Mereka kemudian berbicara sesama orang dewasa.

Tari dan Senja kembali ke kamar. Raka dan Rai mengikuti dibelakang. Mereka saling berkenalan karena ini adalah kali pertama mereka bertemu.

"Gimana kak kamu suka di Bali?" Tari bertanya kepada Raka. Usia Raka 3 tahun lebih tua daripada Tari.

"Suka sih, dan aku juga akan tinggal disini bersama kakek dan nenek" jawabnya.

"Kok mau tinggal jauh sama orang tua? Nggak kangen nanti Sulawesi kan jauh kak?" Tari penasaran.

"Aku suka disini, aku nggak mau balik lagi ke Sulawesi, Bapakku galak" bisik Raka ke Mentari takut orang tuanya mendengar perkataannya.

"Tapi bapakku juga galak" jelas Mentari menakuti

"Nggak akan segalak bapakku" bisiknya lagi.

Sementara Mentari mencoba menginterogasi calon kakak angkatnya, Senja dan Rai asik bermain dan mengobrol entah apa yang mereka bicarakan, mereka tampak akrab, bercanda dan tertawa bersama.

"Men adikmu juga ikut tinggal disini?" tanya Mentari

"Nggak, yang tinggal aku aja, kalau adik sangat disayang sama bapak dan ibu. Kalau aku nggak, aku sering dipukul, dimarahi, pernah juga aku dilempar di sawah sama bapak, pokoknya bapakku sangat galak" jelasnya lagi.

"Kalau jadi anak pertama kan emang gitu, harus mengalah ke adik. Bukan berarti mereka nggak sayang sama kita, tapi karena adik kita memang memerlukan kasih sayang yang lebih baik karena mereka lebih kecil" Mentari mencoba menghibur.

" Nggak, mereka berbeda, pokoknya aku nggak mau ikut ke Sulawesi, aku mau tetap di Bali, dan sekolah disini, walaupun bapakmu juga galak kan ada nenek dan kakek yang akan belain aku, setidaknya ada orang di sekitarku yang bisa aku cari ketika dimarahin. Kalau di Sulawesi nggak ada yang belain aku kalau bapak marah, ibu nggak berani karena nanti ibu bisa kena sasaran kemarahan bapak juga"

"Pasti kamu nakal, nggak ada orang tua yang marahin anaknya padahal dia baik" kata Mentari lagi.

"Hmmm ya mungkin bagi orang tuaku aku anak yang nakal" desah Raka.

Kemudian mereka bergabung bercanda bersama Senja dan Rai.

"Dann, aku titip anakku Raka untuk tinggal sama kamu" Kakak kandung Pak Dana itu mulai bicara.

"Kenapa? Apa bli (panggilan kakak laki-laki) nggak sanggup ngurus 2 anak disana? Bukankah bli sudah diangkat menjadi guru disana?" tanya Pak Dana penasaran dengan sikap kakaknya.

"Bli kan belum sah jadi guru, lagian bapak yang minta supaya ada cucu laki-lakinya tinggal di Bali, ya kan Pak?" Sambil memandang ke arah kakek Mentari.

"Ya Dana, bapak yang minta supaya Raka ditinggal di Bali, kamu kan nggak punya anak laki-laki jadi kamu bisa jadikan Raka sebagai anak angkatmu" Kakek usia 60an itu berusaha memberikan pengertian kepada Pak Dana.

"Kalau kamu nggak sanggup menyekolahkan Raka, bapak yang akan bantu, kamu nggak usah khawatir."

"Ya sudah kalau memang itu yang terbaik, aku akan menerima Raka sebagai anak angkatku."

"Kamu bisa mendidik dia seperti anakmu sendiri, kamu harus menyayangi dia seperti kamu menyayangi Senja dan Mentari, aku percaya kamu bisa mendidiknya, karena jujur Raka anak yang nakal." Sahut Pak Merta.

"Anak-anak sini...!" Pak Dana memanggil mereka yang sedang asik bermain dengan batu-batu kecil.

Mereka segera berkumpul mendekat,

"Lusa Paman dan Bibi akan balik ke Sulawesi, Rai juga balik, tapi Raka akan tetap tinggal disini bersama kamu Mentari dan Senja, Paman titip Raka sebagai kakak laki-laki kalian, yang nanti akan bisa menjaga kalian dan juga orang tua kalian, tolong sayangi Raka seperti kakak kandung kalian ya." Kata Pak Merta dan tak terasa matanya berkaca-kaca

Mentari dan Senja hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian suasana malam itu diisi canda tawa keluarga sambil menikmati kopi dan pisang goreng hangat yang disiapkan oleh Bu Murni.

...****************...

Entah ini kabar baik atau buruk. Bagi Tari menghidupi 2 orang anak orang tuanya sudah sangat kelelahan bekerja sampai tidak punya waktu untuk mereka. Bagaimana dengan bekerja untuk 3 anak?

Tari sudah membayangkan bahwa hidupnya akan semakin susah setelah kedatangan orang asing ini. Tapi Tari juga berpikir pentingnya kakak laki-laki. Nanti kalau dia ada kesulitan dia punya kakak dan adik yang akan membantunya. Setidaknya ada tambahan orang baru untuk diajak mengangkut Batu di sungai, dan halaman ini akan penuh lebih cepat. Walaupun kerupuk barokah yang biasanya di bagi 2 pastinya akan dibagi 3 gara gara ada dia.

Tari menghela nafasnya 😪

Mentari 1997

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya.

2024-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mentari dan Senja
2 Bab 2. Kamu hebat Mentari
3 Bab 3. Penghuni Baru di rumah Mentari
4 Bab 4. Dunia baru Kampung Karet
5 Bab 5. Kehidupan Kampung Karet
6 Bab 6. Mentari terakhir di Sekolah Dasar
7 Bab 7. Kamar Baru Mentari
8 Bab 8. Mentari merasakan cinta monyet
9 Bab 9. Menghasilkan uang sejak kecil
10 Bab 10. Lagi...penghuni baru di rumah Mentari
11 Bab 11. Lagi lagi lagi Penghuni Baru
12 Bab 12. Bumi dan Mentari
13 Bab 13. Janji Mentari kepada Bumi
14 Bab 14. Sungai kampung karet
15 Bab 15. Mentari di SMA
16 Bab 16. 12 orang di rumah Mentari
17 Bab 17. Hadiah istimewa dari Bapak
18 Bab 18. Mentari dan teman baru di dunia maya
19 Bab 19. Mentari punya teman SMS an
20 Bab 20. Nama di balik kata sandi
21 Bab 21. Bumi dan Diary Mentari
22 Bab 22. 3 Jam Bumi dan Mentari
23 Bab 23. Mentari yang tidak bersinar
24 Bab 24. Good Bye Mentari 2005
25 Bab 25. Selamat Datang Mentari 2006
26 Bab 26. Happy sweet seventeen Mentari
27 Bab 27. Ingin masuk universitas
28 Bab 28. Kabar buruk dari Bumi
29 Bab 29. Mentari bersedih
30 Bab 30. Bumi akan meninggalkan Mentari
31 Bab 31. Puisi Bumi kepada Mentari
32 Bab 32. Jawaban Bumi pada Mentari
33 Bab 33. Janji Bumi pada Mentari
34 Bab 34. Katanya Cinta Tak Harus Memiliki
35 Bab 35. Pantai Dajuma
36 Bab 36. Mentari dan Saka
37 Bab 37. Bumi menikah
38 Bab 38. Ujian Mentari
39 Bab 39. Mentari sakit
40 Bab 40. Kenangan di SMA
41 Bab 41. Mentari di Ubud
42 Bab 42. Menjadi anak titipan
43 Bab 43. Buku Mentari
44 Bab 44. Perasaan menjadi anak titipan
45 Bab 45. Mentari ingin pulang
46 Bab 46. Teman baru
47 Bab 47. Belanja ke Pasar
48 Bab 48. Mentari tidak mau pulang
49 Bab 49. Ingin meninggalkan istana
50 Bab 50. Gaji Pertama
51 Bab 51. Minta restu bapak
52 Bab 52. Berbagi kamar kost
53 Bab 53. I Love Ubud
54 Bab 54. Bahagia dengan ketidak adilan.
55 Bab 55. Selamat tinggal 2006
56 Bab 56. HP dari Kak Raka
57 Bab 57. Tamu tak diharapkan
58 Bab 58. Berkenalan dengan Bintang
59 Bab 59. Memberi kesempatan kepada Bintang
60 Bab 60. Masih memilih Bumi daripada Bintang
61 Bab 61. Memori Perahu Karet
62 Bab 62. Mentari dan Bintang
63 Bab 63. Lagu di Radio
64 Bab 64. Kenanganku bersamamu
65 Bab 65. Resep obat dari dokter cinta
66 Bab 66. Mentari mencoba menggapai Bintang
67 Bab 67. Menerima Bintang
68 Bab 68. Pindah tempat kerja
69 Bab 69. Motor Baru dari Bapak
70 Bab 70. Kost Baru
71 Bab 71. Melepaskan Bintang
72 Bab 72. Hari terakhir bersama Tina
73 Bab 73. Merasakan Cinta Bintang
74 Bab 74. Lagu Cinta Pertama
75 Bab 75. Perasaan yang dipermainkan Tuhan
76 Bab 76. Bercermin dari kisah orang lain
77 Bab 77. Aku dan Salju
78 Bab 78. Puisi dan janji pada Tuhan
79 Bab 79. Peran antagonis dalam diri Mentari
80 Bab 80. Cinta Buta
81 Bab 81. Jadikan aku kekasih gelapmu
82 Bab 82. Tentang Yuli
83 Bab.83 Malam bersama Bumi
84 Bab 84. Semua berawal dari SMS
85 Bab 85. Cinta yang bodoh
86 Bab 86. Bertahan atau Melupakan?
87 Bab 87. The End tapi bukan akhir
88 Bab.88 Hidup Baru Mentari
89 Bab.89 Menghindari kenangan
90 Bab.90 Cinta masa kecil
91 Bab.91 Tentang Langit
92 Bab 92. Mengikuti alur
93 Bab.93 Kenanganku Bersamamu
94 Bab. 94 Takdir dan Pilihan
95 Bab.95 Hadiah Terakhir dari Bumi
96 Bab.96 Menuju Langit
97 Bab.97 Takdir Mentari
98 Bab.98 Pilihanmu adalah takdirmu
99 Bab.99 Apakah ini yang namanya Takdir ?
100 Bab.100 Bahagia itu kita yang ciptakan.
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1. Mentari dan Senja
2
Bab 2. Kamu hebat Mentari
3
Bab 3. Penghuni Baru di rumah Mentari
4
Bab 4. Dunia baru Kampung Karet
5
Bab 5. Kehidupan Kampung Karet
6
Bab 6. Mentari terakhir di Sekolah Dasar
7
Bab 7. Kamar Baru Mentari
8
Bab 8. Mentari merasakan cinta monyet
9
Bab 9. Menghasilkan uang sejak kecil
10
Bab 10. Lagi...penghuni baru di rumah Mentari
11
Bab 11. Lagi lagi lagi Penghuni Baru
12
Bab 12. Bumi dan Mentari
13
Bab 13. Janji Mentari kepada Bumi
14
Bab 14. Sungai kampung karet
15
Bab 15. Mentari di SMA
16
Bab 16. 12 orang di rumah Mentari
17
Bab 17. Hadiah istimewa dari Bapak
18
Bab 18. Mentari dan teman baru di dunia maya
19
Bab 19. Mentari punya teman SMS an
20
Bab 20. Nama di balik kata sandi
21
Bab 21. Bumi dan Diary Mentari
22
Bab 22. 3 Jam Bumi dan Mentari
23
Bab 23. Mentari yang tidak bersinar
24
Bab 24. Good Bye Mentari 2005
25
Bab 25. Selamat Datang Mentari 2006
26
Bab 26. Happy sweet seventeen Mentari
27
Bab 27. Ingin masuk universitas
28
Bab 28. Kabar buruk dari Bumi
29
Bab 29. Mentari bersedih
30
Bab 30. Bumi akan meninggalkan Mentari
31
Bab 31. Puisi Bumi kepada Mentari
32
Bab 32. Jawaban Bumi pada Mentari
33
Bab 33. Janji Bumi pada Mentari
34
Bab 34. Katanya Cinta Tak Harus Memiliki
35
Bab 35. Pantai Dajuma
36
Bab 36. Mentari dan Saka
37
Bab 37. Bumi menikah
38
Bab 38. Ujian Mentari
39
Bab 39. Mentari sakit
40
Bab 40. Kenangan di SMA
41
Bab 41. Mentari di Ubud
42
Bab 42. Menjadi anak titipan
43
Bab 43. Buku Mentari
44
Bab 44. Perasaan menjadi anak titipan
45
Bab 45. Mentari ingin pulang
46
Bab 46. Teman baru
47
Bab 47. Belanja ke Pasar
48
Bab 48. Mentari tidak mau pulang
49
Bab 49. Ingin meninggalkan istana
50
Bab 50. Gaji Pertama
51
Bab 51. Minta restu bapak
52
Bab 52. Berbagi kamar kost
53
Bab 53. I Love Ubud
54
Bab 54. Bahagia dengan ketidak adilan.
55
Bab 55. Selamat tinggal 2006
56
Bab 56. HP dari Kak Raka
57
Bab 57. Tamu tak diharapkan
58
Bab 58. Berkenalan dengan Bintang
59
Bab 59. Memberi kesempatan kepada Bintang
60
Bab 60. Masih memilih Bumi daripada Bintang
61
Bab 61. Memori Perahu Karet
62
Bab 62. Mentari dan Bintang
63
Bab 63. Lagu di Radio
64
Bab 64. Kenanganku bersamamu
65
Bab 65. Resep obat dari dokter cinta
66
Bab 66. Mentari mencoba menggapai Bintang
67
Bab 67. Menerima Bintang
68
Bab 68. Pindah tempat kerja
69
Bab 69. Motor Baru dari Bapak
70
Bab 70. Kost Baru
71
Bab 71. Melepaskan Bintang
72
Bab 72. Hari terakhir bersama Tina
73
Bab 73. Merasakan Cinta Bintang
74
Bab 74. Lagu Cinta Pertama
75
Bab 75. Perasaan yang dipermainkan Tuhan
76
Bab 76. Bercermin dari kisah orang lain
77
Bab 77. Aku dan Salju
78
Bab 78. Puisi dan janji pada Tuhan
79
Bab 79. Peran antagonis dalam diri Mentari
80
Bab 80. Cinta Buta
81
Bab 81. Jadikan aku kekasih gelapmu
82
Bab 82. Tentang Yuli
83
Bab.83 Malam bersama Bumi
84
Bab 84. Semua berawal dari SMS
85
Bab 85. Cinta yang bodoh
86
Bab 86. Bertahan atau Melupakan?
87
Bab 87. The End tapi bukan akhir
88
Bab.88 Hidup Baru Mentari
89
Bab.89 Menghindari kenangan
90
Bab.90 Cinta masa kecil
91
Bab.91 Tentang Langit
92
Bab 92. Mengikuti alur
93
Bab.93 Kenanganku Bersamamu
94
Bab. 94 Takdir dan Pilihan
95
Bab.95 Hadiah Terakhir dari Bumi
96
Bab.96 Menuju Langit
97
Bab.97 Takdir Mentari
98
Bab.98 Pilihanmu adalah takdirmu
99
Bab.99 Apakah ini yang namanya Takdir ?
100
Bab.100 Bahagia itu kita yang ciptakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!