Bab 5

❤️🤍❤️🤍❤️🤍

Kita tak mungkin menyalahkan waktu dan keadaan di saat kita bertemu, semakin kita saling menyayangi semakin kita harus saling melepaskan karena kita tak mungkin terus bersama.

❤️🤍❤️🤍❤️🤍

Bab 5

"Anas, kamu mengenal Renata??" tanya Shanti yang kini hanya berjarak beberapa centi dari Anas.

Anas yang mencium aroma segar parfum milik Shanti segera menjauh, bukan munafik untuk menerkam tubuh Shanti yang terlihat seksi saat ini di matanya, Anas manusia normal yang kapan saja berubah menjadi manusia khilaf nantinya jika terus terusan berdekatan dengan Shanti.

"Yauda aku pamit dan selamat bertugas untuk kalian berdua, jaga kesehatan dan untukmu Alvan, sebentar lagi Ria akan datang untuk meminta melepas rindu denganmu, apa kamu berminat untuk mendatangkan gadis yang ada di Pesantren An-Nur itu Anas??" Iqbal menawarkan untuk mendatangkan Shinta untuknya.

"Maaf Komandan, jangan!! Karena dia belum mahram saya..!!" balas Anas tegas khas prajurit.

"Tapi jika yang meminta keluarga iparmu maka aku tak akan bisa menolak, yauda aku pamit, assalamualaikum wr wb." Iqbal pamit dan berjalan ke arah mobilnya.

"Waalaikumsalam wr wb, hati hati Komandan..!!" teriak Alvan dan Anas serempak sembari memberikan hormat.

Shanti ikut berdiri dan menatap ke arah foto Renata dan Andre yang tertempel di dokumen rahasia milik Anas. Dengan mata berkaca-kaca memegang foto Andre dan berucap sangat lirih.

"Jadi wanita ini yang berhasil merebut mu Ndre. Aku bunuh dia untuk membuat mu hancur." lirih Shanti.

Anas yang melihat gelagat Shanti sedikit meneteskan air mata berusaha menenangkannya.

"Shanti, maaf izin bertanya, kamu mengenal Andre???” tanya Anas sangat hati hati.

Shanti mengangguk ke arah Anas, kemudian dia duduk untuk menceritakan semuanya ke Anas dan Alvan.

"Dia cinta pertama ku, dia yang tertulis untukku akan tetapi ada seorang gadis yang ingin dia jadikan istrinya dan dia adalah Renata, ku pikir ucapannya bisa di pegang ternyata semua laki laki sama saja ternyata. Aku kira wanita yang di inginkan nya adalah wanita berjilbab dan menutup seluruh wajahnya di depan umum tetapi bukan, ternyata wanita pilihan Andre sama denganku yang terbuka juga pakaiannya." suara berat Shanti dengan tatapan kosong.

Hati Anas sakit ketika mendengar nama Renata di sebut wanita terbuka pakaiannya dan terdengar sangat rendah di matanya kali ini.

"Apa yang kamu ketahui tentang Andre??" tanya Alvan menyela pembicaraan Shanti. Shanti menatap Alvan tajam.

"Dia? Dia laki laki pengedar obat obatan terlarang dan pemasok wanita untuk di jual ke berbagai negara serta memberikan dana untuk menyerang dengan dalih Agama, seperti tadi yang kalian berdua alami. Aku yakin kejadian tadi ada sangkut-pautnya dengan Andre beserta komplotannya." suara Shanti melunak.

Anas mendengar ucapan Shanti dengan sangat cermat dan hati hati.

"Wanita? Obat obat terlarang? Bom? Sial!! Kenapa kasus kali ini begitu rumit!!" batin Anas seraya mengepalkan tangannya di bawah meja.

Alvan manggut-manggut seolah mengerti informasi dari Shanti.

"Kamu memiliki saudara kembar Shanti??" tanya Alvan menelisik wajah Shanti.

"Aku? Tak tahu juga jika aku memiliki saudara kembar karena sedari kecil kedua orangtuaku di bunuh oleh manusia misterius. Tapi aku hanya menemukan ini dan aku tak mengerti maksudnya." ucap Shanti menyerahkan sebuah dokumen dan sebuah kalung.

Anas menatap kalung tersebut sepintas dan mengingat dimana kalung itu di lihatnya.

"Oh begitu, wajahmu tidak asing dengan seseorang gadis yang pernah ku temui saat menjemputnya di Pondok Pesantren An-Nur." ucap Alvan menunjuk ke arah Anas.

"Maksud mu Shinta? Jangan mengada-ada Van!! Mana mungkin Shinta kembar." ucap Anas ketus.

"Shinta? Kamu punya kekasih Anas??" tanya Shanti terlihat tidak percaya.

"Bukan kekasih, yauda aku mau kembali ke kamar dulu, assalamualaikum wr wb." ucap Anas meninggalkan Alvan dan Shanti.

"Waalaikumsalam wr wb, hati hati jangan judes judes Nas." teriak Alvan.

Kini tinggal Alvan dan Shanti berdua di kafe yang terlihat begitu ramai dan Alvan membaca berkas yang di tinggal Anas begitu saja.

"Nona, sepertinya wajahmu sama dengan kekasih Anas, kamu yakin tidak memiliki saudara kembar??" tanya Alvan kembali.

Shanti hanya menggeleng dan menatap ke arah kalung yang di atas meja.

"Yauda kembalilah ke kamarmu Nona dan jangan keluar seenaknya sendiri, karena mulai detik ini kamu di bawah pengawasan penuh oleh Anas, karena bagaimanapun dia Komandan ku. Mari kembali ke kamar dan ku antar." ajak Alvan terlebih dahulu berjalan dan membawa berkas milik Anas untuk di berikan nantinya.

Shanti mengekor Alvan untuk naik ke lift dan selama di lift hanya hening yang di rasakan mereka berdua.

"Shanti, jika kamu mengingat semua tentang Andre atau dimana Andre biasanya kumpul segera beritahu Anas." suara Alvan memecah keheningan dalam lift.

"Andre tak kan mudah di pegang asal kalian tahu, bahkan pasukan terkhusus pun tak akan bisa menjamahnya kecuali wanita itu yang bernama Renata harus di tangkap terlebih dahulu." balas Shanti tetap menatap lurus ke depan.

"Tak usah risau dengan Renata, kabar terakhir dia lolos dan berusaha menyakiti istri dari keluarga besar Al-Fatih, pernah dengar nama keluarga besar Al-Fatih??" tanya Alvan lagi.

Shanti menoleh ke arah Alvan setelah mendengar nama keluarga besar Al-Fatih di sebut oleh nya.

"Apakah kamu mengenal mereka??" tanya Alvan kembali.

Shanti menggeleng menyembunyikan sesuatu dari Alvan karena tentunya selama dekat dengan Andre pasti mengetahui siapa keluarga besar Al-Fatih.

"Maaf, aku tak tahu, dan terimakasih telah mengantarkan sampai ke lantai apartemenku." ucap Shanti berjalan meninggalkan Alvan.

"Waalaikumsalam wr wb, hati hati, jangan lupa jika sudah mengingat siapa keluarga besar Al-Fatih ngobrol dengan Anas." teriak Alvan dari arah lift.

Shanti mengangguk dari kejauhan, Alvan menekan tombol menuju lantai apartemen nya dan menuju ke depan kamar Anas.

"Assalamualaikum wr wb, Nas Anas, buka pintunya, berkasnya tadi ketinggalan." teriak Alvan di depan pintu kamar apartemen Anas.

"Waalaikumsalam wr wb, iya sebentar." teriak Anas dari dalam kamar.

Ckllek

"Masuk, aku mau tanya sesuatu." ajak Anas seraya menatap sekeliling lorong apartemen nya.

"Oke, buat kopi kita bahas semuanya sampai tuntas, terkelupas dan mentas." ucap Alvan yakin.

"Buat kopi buat kopi, tadi sudah ngopi lah, teh saja ya." tawar Anas sembari membuat teh dari arah dapur.

Alvan memutar bola matanya malas mendengar tak ada kopi baginya. Kini Anas memberikan secangkir teh dengan beberapa rokok di depannya dan di depan Alvan untuk membahas sesuatu untuk misinya.

"Van, wajah Shanti ku lihat hampir mirip dengan Shinta." ucap Anas memberikan ponselnya yang menampilkan foto Shinta yang di ambilnya diam diam.

Alvan yang semula ingin membakar rokoknya kini mendelik melihat foto Shinta yang tersenyum ke arah depan melihat berbicara dengan seorang gadis bercadar.

"Bentar ku tanya kamu, jangan bilang kau ambil foto ini diam diam dan kamu menyukai wanita ini Nas? Dan siapa wanita bercadar ini??" tanya Alvan menyakinkan Anas.

"Dia adikku dan istri dari Fatih Nur Rakhman anak dari Ahmad Fatihurahman dan Mama Zahra Khumaira pemilik perusahaan Al-Fatih." ucap Anas santai.

Byur (air teh tersembur dari mulut Alvan.)

"Van, duh jijik kali kamu, ada apa sih??" tanya Anas memberikan tisu.

"Semprul kamu!! Serius kamu Nas? Dan benar berita yang tersebar bahwa anak pertama dari keluarga besar Al Fatih telah menikah dan itu adikmu sendiri??" tanya Alvan terlihat sangat antusias.

"Apakah wajahku seperti penipu Van? Sementara itu Renata adalah mantanku saat SMA dan juga menjadi mantan kekasihnya Fatih." perjelas Anas.

Byur (air teh kembali tersembur dari mulut Alvan.)

"Van...!! Kamu kayak anak kecil main semprotan air dari mulutmu, ku sumpahi kamu bisul di bibirmu ntar." ketus Anas menatap Alvan jengah.

"Dancuk tenan kamu Nas!! Kamu serius jika Renata mantan mu!? Ah rumit kali hidup kau." suara Alvan di buat khas Batak.

"Terus kita di sini untuk memecahkan dokumen ini atau kita berdebat???" tanya Anas.

"Baiklah kita lanjutkan Nas dan..." ucapan Alvan terputus karena membaca isi dokumen tersebut.

Di dokumen tersebut tertulis bahwa Renata telah menjual beberapa anak perusahaan milik keluarga....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Assalamualaikum wr wb gaes bagaimana kabarnya? sehat selalu ya, jangan lupa vote, komentar dan like nya ya. Terimakasih.

Wassalamu'alaikum wr wb

Terpopuler

Comments

Najwa Aini

Najwa Aini

perlahan mulai terungkap

2023-05-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!