❤️🤍❤️🤍❤️🤍
1 Korintus 16:14
Lakukan segalanya dengan cinta
❤️🤍❤️🤍❤️🤍
Bab 2
Setelah menempuh jarak tiga belas jam perjalanan udara, kini Anas tiba di kedutaan besar Indonesia untuk Mesir. Dengan pakaian lengkap prajurit kini dia mengambil berkas dan menyelesaikan beberapa paspornya untuk tinggal lebih lama di Mesir.
"Bro, laper??" tanya Alvan.
"Nanti aja makannya, mau shalat dulu hampir Shubuh juga." ucap Anas sembari merapikan peralatan tempurnya.
"Nih kunci apartemen mu, kamar ku di depan mu tepat." ucap Alvan sembari melemparkan kunci apartemen milik Anas untuk di tinggali.
"Apartemen? Bukankah kita tidur di markas??" tanya Anas tak percaya menatap kunci apartemen miliknya.
"Kita sekarang jadi Intel bro, nih kartu identitasmu, lagian Mas Iqbal juga sudah ngurus semuanya jadi kita tinggal tangkap Renata dan Andre beserta anteknya yaitu Aryani." ucap Alvan membersihkan loker miliknya.
"Aryani? Yauda tak tinggal dulu, ikut shalat??" tanya Anas.
Alvan mengangguk sebagai jawaban dan segera menunjukkan tempat musholla terdekat di kantor kedutaan besar Indonesia saat ini.
Setelah selesai menghabiskan waktu setelah Shubuh kini Anas menatap dan membaca perlahan dokumen berisikan data dan aktivitas Andre dan komplotannya.
"Bro, nanti di lantai satu apartemen kita itu tempat para pasukan kita jadi jangan bergerak sendiri, ya meskipun dirimu memiliki gerak cepat tapi harus di ingat kita bekerja sebagai Tim, ingat ya kita ini Tim!!" pertegas Alvan yang tengah menyetir mobil, sementara Anas yang berada di kursi depan penumpang hanya bisa menghela nafas.
Bagi Anas, bergerak sendiri lebih cepat daripada harus membawa Tim karena dia memiliki prinsip untuk tidak membuat terluka orang orang di sekitarnya dan dekat dengannya. Anas menatap keluar kaca mobil, di saat matanya mulai terlelap tiba-tiba Alvan mengerem mobilnya secara mendadak.
"Astaghfirullah, Alvan!! Ada apa??" teriak Anas.
"Tuh ada yang mau bunuh diri loncat di situ tuh." tunjuk Alvan ke seorang wanita yang bersiap menjatuhkan tubuhnya dari atas jembatan.
Anas yang terkejut segera membuka pintu mobilnya dan berlari ke kerumunan orang-orang yang tengah membujuk wanita muda itu untuk turun. Anas segera berjalan perlahan sembari menunjukkan kartu identitasnya ke polisi Mesir dan akhirnya Anas mengetahui jika wanita tersebut memiliki wajah Indonesia.
"Assalamualaikum wr wb, Nona, bisa kita bicara sebentar? Apakah tidak tertarik untuk tidak terjun??" tanya Anas hati hati.
Wanita itu menoleh ke arah Anas dan terkejut karena dia berbicara bahasa Indonesia.
"Jangan mendekat!! Kau mendekat aku loncat!!!" teriak wanita muda tersebut.
"Lompat aja kalau berani Nona, lagian masih muda juga pasti langsung enak tuh malaikat membabat ruh mu setelah mati nanti." ucap Alvan di seberang Anas.
Anas mendelik ke arah Alvan akan tetapi Alvan hanya tertawa melihat Anas yang mendelik ke arahnya.
"Oke oke kita jelaskan baik baik Nona, ada apa sebenarnya? Jangan ambil cara instan untuk menyelesaikan masalahmu Nona." pinta Anas.
Wanita muda itu menggeleng pelan dan berteriak sangat keras.
"Aku benci dia!!! Aku benci dia yang hanya ingin memilih wanita lain selain aku!!. Apa salahku?!! Aku hanya ingin di cintai!!" teriak wanita itu ke arah Anas.
"Baik baik Nona, Nona ingin di cintai? Memangnya dia kemana Nona??" tanya Anas yang berjalan pelan ke arah wanita muda itu untuk di ajak berkompromi.
"Dia, dia memilih wanita lain!! huhuhuhuhuhuhu, aku salah apa Tuhan, aku mencintai nya huhuhuhuhuhuhu." wanita muda itu kembali menangis.
Anas yang sudah dekat dengan wanita muda itu segera menarik tubuh nya untuk di selamat kan tapi sayang sekali, wanita itu memeluk Anas sangat erat sembari menangis sangat keras.
"Nona sabar, coba tenangkan hati dan pikiran Nona, nih minum dulu." ucap Anas sembari memberikan sebotol air mineral ke arah wanita tersebut.
"Terimakasih, maaf aku telah berfikir pendek untuk mengakhiri hidupku tapi kali ini aku tak tahu harus bagaimana melanjutkan hidupku ini." ucap wanita itu sembari meneguk habis air mineral nya.
"Haus neng? Masih enak air kan neng? Gitu mau bunuh diri." sindir Alvan.
"Terimakasih, namaku Shanti Zivanna Yance, kamu??" wanita itu mengulurkan tangannya untuk berterimakasih sekaligus berkenalan.
"Anas Ibnu Hamzah, maaf." balas Anas sembari mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Oh maaf, kamu??" Shanti berganti menanyakan nama ke Alvan.
"Alvan, sudah beristri Ria, mau pulang kemana kau??" tanya Alvan.
Wanita itu menggeleng pelan dan menatap bergantian ke arah Alvan dan Anas.
"Kenapa? Jangan bilang kau ombesia." ucap Alvan.
"Ombesia? Amnesia Van, jangan di bolak balik." Anas berbicara sedikit ketus.
"Sama jenisnya, mau pulang kemana kamu??" tanya Alvan kembali.
"A..aaakkkuu di usir dari rumah." ucap Shanti terbata bata.
"Haduh, ribet ini Nas, kita bawa ke kantor polisi aja." bisik Alvan.
Shanti menoleh ke arah Alvan yang mengatakan ingin membawanya ke kantor polisi.
"Tolong jangan ke kantor polisi, saya tak ingin di penjara."
ucap Shanti penuh ketakutan.
Anas menatap wajah Shanti lekat, hatinya berkata seperti ada yang sama dengan seseorang tapi apakah mereka?.
"Aku boleh ikut kalian?. Aku bayar deh per-hari nya." ucap Shanti seraya menunjukkan dompetnya berisikan uang Pound Mesir.
"Maaf mbak, tapi kita tidak ada tempat." ucap Anas.
"Pokoknya aku ikut kalian!!" teriak Shanti ke arah Alvan dan Anas.
Anas kemudian menarik Alvan sedikit menjauh dari wanita yang bernama Shanti untuk berdiskusi.
"Gimana nih Van? Dia gak mau di taruh kantor polisi, kalau di bawa juga nanti yang ribet kita, kita kan menyamar." ucap Anas sembari menatap Shanti yang tengah menunggu jawaban mereka berdua.
"Kalau dia mau bayar sewa gak apa Nas, taruh aja di lantai delapan, kan apartemen kita tingkat sampai dua ratus tiga puluh enam." balas Alvan.
"Kamu yang nanggung dia, berani??" tantang Anas.
"Kamu lah, kan pangkat mu lebih tinggi sedikit dari aku meskipun sama sama Letnan Kolonel tapi dirimu yang sudah terlebih dahulu." tukas Alvan.
"Duh, yauda nanti atur biar aku yang nanggung dia." ucap Anas berlalu ke arah Shanti.
Anas menjelaskan bahwa dia sedang bekerja paruh waktu di Mesir dan menjelaskan bahwa dia tinggal di sebuah apartemen.
"Baiklah tak masalah, tapi tolong jaga aku karena aku saat ini..." ucapan Shanti terputus karena melihat seseorang yang tengah mencari keberadaan nya.
Anas segera menoleh ke arah pandangan Shanti akan tetapi tangan Anas di tarik Shanti sangat keras.
"Ayo kita berangkat." ajak Shanti sembari menarik tangan Anas.
"Lepas Nona!!!" teriak Anas.
Kini mereka bertiga satu mobil akan tetapi suasana mobil sunyi sepi hingga sampailah mereka bertiga di sebuah apartemen yang di jaga ketat oleh pasukan khusus dari TNI.
"Selamat datang Letnan!!!" Sapa seseorang yang memberikan hormat ke arah Anas.
"Terimakasih atas penyambutannya, bagaimana kelanjutan untuk pengejaran mereka berdua??." Tanya Anas ke arah laki laki yang berpangkat Prajurit Satu di depannya.
"Siap!! Kabar terakhir bahwa mereka menyerang seorang wanita di kantor dan membuat wanita itu masuk rumah sakit komandan!!" Ucap tegas prajurit di depan Anas.
"Baiklah, nama mu siapa??" Tanya Anas sembari mengecek revolver di tangannya.
"Siap, nama Yoga Dewa Diandra!! Lulusan tamtama dan baru bertugas hampir dua tahun!!" Ucap tegas pratu Yoga.
Setelah Anas berbincang dengan beberapa anak buahnya berjumlah kurang lebih dua puluh lima terkait permintaan untuk menambah kamar apartemen untuk Shanti kini kembali ke Shanti yang tengah melongo menatap Anas.
"Kamu pasukan khusus??" tanya Shanti.
Anas tak menjawab pertanyaan Shanti dengan berjalan lurus tanpa menoleh ke arah Shanti.
"Ini kunci kamarmu dan di lantai delapan." ucap Anas seraya memberikan kunci kamar apartemen untuk Shanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa komentarnya ya gaes, terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
mis FDR
aku mmpir nih kk tolong mmpir di karya aku juga ya kk. judul nya Faros revenge 🙏
2023-03-06
0
Mutia Kim🍑
Insomnia yg bener🤣
2022-12-31
0