Bab 3

❤️🤍❤️🤍❤️🤍

Ketika kedatangan mu mengucapkan kabar gembira ku lantas siapa pelipur di saat lara ku? apakah hati memang untuk di buat seperti itu? di Cintai untuk di benci? di miliki untuk di tinggal kan?

❤️🤍❤️🤍❤️🤍

Bab 3

Anas tak menjawab pertanyaan Shanti dengan berjalan lurus tanpa menoleh ke arah Shanti.

"Kunci kamarmu dan di lantai delapan." ucap Anas seraya memberikan kunci kamar apartemen untuk Shanti.

Shanti mengangguk dan berterima kasih ke Anas akan tetapi pemuda itu sudah naik lift duluan.

Dalam lift Anas dan Alvan hanya saling diam, mereka masing-masing memikirkan sesuatu yang tak ingin di ungkap.

"Nanti setelah Dzuhur kita mulai memata-matai Nas, barusan dapat kabar jika komplotan Andre membunuh pengusaha nomor tiga di Mesir. Kamu siap??" tanya Alvan memecah keheningan.

"Ya insya Allah siap, kenapa tidak sekarang saja??" Anas balik bertanya.

"Percuma, mereka menggunakan bom bunuh diri dan itu mengatasnamakan keyakinan kita berdua, emang mau mengintrogasi mayat??" tanya Alvan sembari membakar rokoknya.

Anas mangut mangut setuju perkataan Alvan, lift menunjukkan angka enam dan akhirnya mereka turun dan berjalan ke arah masing-masing kamar mereka.

Dalam kamar, Anas merenung dan dengan segera membongkar tas nya, akan tetapi matanya menangkap benda berbentuk lingkaran dan di penuhi manik manik, ya!! itu Tasbih lebih tepatnya ada sebuah surat di dekat Tasbih tersebut.

"Jika waktu bisa di ulang maka aku ingin mengulanginya bersamamu akan tetapi jodoh tak akan pernah tahu kemana, siapa dan dimana kita bertemu, jangan lupakan ibadah mu Mas Anas.

^^^Shinta ZY "^^^

"ZY?? Siapa nama Shinta sebenarnya? Makasih Shinta untuk selalu mengingatkan aku ibadah." senyum Anas sembari menata pakaian nya ke lemari apartemen nya.

Anas menatap setiap sudut apartemen nya dan segera mencari informasi terkait masjid terdekat dari apartemen nya.

"Lumayan jauh jika harus berjamaah di masjid tapi tak apa lah, oh ya kabar Aisha gimana ya??" ucap Anas bermonolog.

Pintu apartemen Anas di ketuk oleh seseorang dan akhirnya Anas bersiap membukakan.

"Halo, boleh aku masuk? Aku kesepian di kamar." ucap Shanti.

"Waalaikumsalam wr wb, maaf, saya harus istirahat juga nona Shanti." ucap Anas menunduk.

"Oh istirahat, maaf kalau gitu, oh ya tadi aku menguping sedikit pembicaraan anggotamu tentang Andre dan Renata? Yakin mau menangkap mereka??" tanya Shanti serius.

"Maaf itu bukan urusan Nona, ada yang mau di ucapkan lagi??" tanya Anas.

"Aku hanya ingin memberikan ini. Sebagai ucapan terimakasih dariku ke kamu." ucap Shanti memberikan makanan dan minuman untuk Anas.

"Makasih. Ini ayam woku??" tanya Anas antusias.

"Ya makanlah, aku mau keluar dulu. Bye." ucap Shanti berlalu dari depan kamar Anas.

"Terimakasih Nona. Waalaikumsalam wr wb." ucap Anas sembari menatap Shanti yang melangkah.

"Mirip siapa ya dia? Apakah mungkin mirip dia??" batin Anas menatap Shanti yang tengah berjalan ke arah lift.

Anas segera tak ambil pusing, dengan segera dia melahap makanan yang baru di terimanya sambil menikmati beberapa lagu dari ponselnya.

Setelah habis Anas segera beranjak ke depan kamarnya untuk menemui Alvan akan tetapi Alvan yang sudah berdiri di depan pintu kamar Anas dengan setelan celana jins dan kaos biru lengan panjang dan tidak lupa kacamata terpasang di atas kepalanya.

"Assalamualaikum wr wb. Sudah siap untuk menyelidiki??" tanya Alvan.

"Waalaikumsalam wr wb, kita Dzuhur dulu setelah itu cari makan dulu untukmu." balas Anas.

"Untukku? Kamu ndak??" Alvan balik bertanya.

"Sudah barusan selesai, di kasih wanita tadi." ucap Anas sembari memasukkan revolver di tasnya.

"Oh yauda. Sepertinya dia mirip dengan wanita yang pernah aku lihat bro." ucap Alvan berjalan di samping Anas menuju lift.

Anas hanya diam mendengarkan rekannya yang berbicara dan mengangguk sebagai jawabannya.

"Tapi entah itu benar atau ndak juga sih, takut nya salah juga." ucap Alvan mengekor masuk ke dalam lift.

"Tak masalah, apakah ada berita lagi terkait Renata dan Andre??" tanya Anas berkacak pinggang.

"Aku jelaskan nanti runtutan jejak kriminal milik Renata dan Andre karena mereka ada sangkut-pautnya dengan Aryani juga." Alvan memberikan foto Aryani ke Anas.

"Siapa dia??" tanya Anas pendek.

"Kenal keluarga besar Mukti, Wicaksono dan Al-Fatih??" Alvan kembali bertanya.

"Kalau Al-Fatih kenallah. Kan mereka keluarga besar mertuanya adikku, ada apa dengan mereka bertiga??" Anas mengamati foto Aryani mengingat seseorang yang persis dalam foto tersebut.

"Hah? Beneran? Nas!! Kamu harus menjaga adikmu dan keluargamu!!" seruan Alvan memekakkan telinga Anas.

"Bisa biasa saja ndak? Ada apa sebenarnya??" Anas mendengus kesal.

Alvan tak menjawab ucapan Anas hanya kembali memberikan berkas bertuliskan Secret Document ke Anas. Anas melongo menatap Document yang hampir setebal skripsinya itu.

Setelah tiba di lantai satu, beberapa pasukan atau lebih tepatnya prajurit untuk mendampingi Alvan dan Anas bertugas sudah siap dengan berjumlah lima belasan.

"Assalamualaikum wr wb, sudah siap semuanya Yoga??" tanya Anas.

"Siap sudah Ndan!! kita berangkat dengan lima belas orang di tambah komandan jadi jumlahnya tujuh belas." prajurit itu memberikan hormat.

"Bisa biasa saja? Jangan terlalu formal Yoga." ucap Alvan.

"Ya benar yang Alvan bilang, kita bawa temanmu empat orang saja, sisanya nanti ketika kita mendapatkan hasil di lapangan." ucap Anas menatap kelimabelas pasukannya.

"Siap komandan!!" teriak Yoga kembali.

"Ish ish ish, ku bilang biasa saja ***." umpat Alvan sembari mengetuk jarinya di dahi Yoga.

"Siap!! Maaf Ndan!!" Yoga menunduk memberikan hormat sebagai permintaan maaf.

"Yauda ayo kita berangkat, saya Dzuhur dulu." ucap Anas sembari membuka pintu untuk keempat prajuritnya.

"Siap Ndan, komandan sudah makan??" tanya Yoga.

"Alvan belum, aku sudah, nanti kita cari makan juga untuk kalian." ucap Anas duduk di kursi kemudi.

"Bro, ngapain duduk situ? Minggir!!" ucap Alvan menarik tangan Anas untuk keluar.

Anas mengalah dan beranjak ke kursi depan penumpang. Shanti menghampiri mereka berdua.

"Mau kemana? Oh ya barusan aku beli ini untukmu dan dia sisanya ini untuk kalian berempat." ucap Shanti memberikan satu kresek penuh berisi nasi berlogo Kaefsi.

"Terimakasih, maaf kita harus berangkat, assalamualaikum wr wb." ucap Anas sembari menerima pemberian dari Shanti.

"Oh iya, hati hati, bye." ucap Shanti melambaikan tangannya ke Anas.

Anas mengangguk dan membagikan nasi berlogo Kaefsi untuk rekan rekannya. Alvan mengemudikan mobilnya menjauh dari wilayah apartemen.

"Van, ke Masjid dulu ya." ucap Anas sembari membaca dokumen yang di berikan Alvan tadi.

"Oke siap Nas, eh kalian berempat tak mau mengenal kan diri? Dan kenapa wajah kalian tegang? Sudah ku bilang santai sajalah sama kita berdua." pinta Alvan sembari menatap dari kaca spion di atasnya.

"Siap!! Saya Yoga, dan di sebelah kiri saya Rendra, Toni dan Romi." ucap Yoga tegas mengenal kan ketiga temannya.

"Oh, sudah nikah kalian berempat??" tanya Alvan mencoba mencari topik pembicaraan.

"Siap, belum Ndan tapi Toni baru saja di putus kekasihnya." ucap Yoga memberikan jawaban.

Alvan tertawa mendengar jawaban Yoga akan tetapi Anas menyuruhnya diam.

"Bukan urusanmu dia putus atau ndak Van, lama lama ku ketok palamu pakai ini " ucap Anas menatap Alvan tajam.

Alvan terkekeh mendengar ancaman Anas yang tak menakutkan sama sekali baginya. Mobil sudah sampai di sebuah Masjid dan Anas segera turun untuk bersiap untuk shalat Dzuhur.

"Kalian semua ikut??" tanya Anas menunjuk Yoga, Rendra, Toni dan Romi.

"Ya ikut Ndan, apa mau di ketok kepala kita oleh malaikat Izrail nantinya??" ucap Yoga mewakili ketiga temannya.

Anas terkekeh mendengar ucapan Yoga, sementara Alvan yang telah berwudhu itu menatap seseorang yang tengah membawa sesuatu di tas nya dan insting nya berbicara....... MEREKA DALAM KEADAAN BAHAYA.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Yuk yang belum mampir ke novel "Jalan Cinta Aisha Khumairah." mampir ya.

Terpopuler

Comments

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

Dia itu saha?

2023-03-06

1

Mutia Kim🍑

Mutia Kim🍑

jangan-jangan yg di bunuh itu Firaun soalnya kan di Mesir?🤔

2023-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!