Di kantor CEO DnA
" Bagaimana sayang? " tanya Alex kepada istrinya.
"Sudah, sayang. " jawab Lovely
"Kamu ini, Anak-anak itu sudah dewasa sayang. Mereka pasti sudah ingat kapan waktunya makan, tidak perlu di ingatkan lagi. Karena reaksi tubuh sudah tau kapan waktunya untuk mengisi amunisi. " kata Alex lagi sambil geleng-geleng melihat keposesifan istrinya kepada anak mereka.
"Termasuk aku yang juga menginginkan itu... " lanjutnya sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
Vely yang mendengar kalimat absurd dari suaminya langsung menoleh dan melotot ke arah suaminya.
"No... tidak sekarang sayang. Karena kita harus bergegas menemui tim pengacara yang sudah disiapkan Brian. " kata Vely menolak. Lalu ia pun berdiri sambil menarik tangan suaminya.
"Ayo dad, cepat berdiri kamu ini berat lhoo." ucapnya terus menarik-narik tangan suaminya yang tidak segera berdiri.
"Berat apanya.. Kamu kalau ada di bawahku tidak pernah mengeluh berat, malah terus-terusan mendesah. " ucap Alex menggoda istrinya.
Vely yang mendengar ucapan Alex barusan langsung menghempas kan tangan Alex lalu bersedekap dada.
"Ya, sudah kalau begitu tidak ada jatah malam ini." kata Vely merajuk. Lalu pura-pura melangkah pergi, karena tau pasti suaminya tidak akan pernah membiarkan dia pergi begitu saja.
"Baiklah... baiklah... maafkan aku. Ayo kita pergi, jangan merajuk lagi ya.. Sayangku, mommy nya anak-anak ku. " bujuk Alex kemudian.
Lalu mereka bergegas keluar untuk menemui tim pengacara yang sudah di siapkan Brian di ruang meeting tertutup yang ada di dalam perusahaaan itu.
Di dalam ruang meeting.
Ada beberapa orang yang merupakan orang-orang kepercayaan Alex sejak bertahun-tahun lalu, termasuk Brian didalamnya. Mereka kemudian mulai membahas apa yang sudah di perintahkan kepada Brian. Karena mereka semua sudah tau seluk beluk perusahaan dan rumah tangga sang Tuan besar..
"Baiklah kalau begitu, aku percayakan semua ini kepada kalian. Aku sudah yakin dengan keputusanku dan aku percaya kepada kalian. Lakukan semua ini dengan baik. Dan pada hari H nanti semua sudah siap. " ujar Alex menutup pertemuan dengan tim pengacaranya.
"Baik tuan". kata mereka serempak.
" Kami akan melakukan yang terbaik untuk tuan, tuan muda dan perusahaan. " ucap Dimitri kepala pengacara yang memimpin waktu itu.
"Baiklah kalau begitu, kalian boleh pergi dan melakukan tugas kalian dengan baik. " lanjut Alex mempersilahkan para pengacara itu.
"Kami permisi tuan. "
"Ya.... "
Sepeninggalan tim pengacara itu, hanya ada Alex dan Vely diruangan itu, disusul Brian yang masuk setelah mengantar pengacara itu keluar ruangan.
"Ini sudah yang terbaik yang kulakukan kan sayang? " tanya Alex gelisah.
"Iya.. ini sudah tepat sayang. Usia anak-anak juga sudah 17 tahun, sudah menginjak dewasa. Mereka sudah harus dilatih tanggung jawab. Dan kita akan terbebas dari beban kita selama 17 tahun ini. " ucap Vely menguatkan suaminya.
"Lagipula, anak-anak kita bukan anak sembarangan. Mereka adalah anak-anak jenius yang luar biasa. Yang sudah melompat-lompat kelas sejak kecil. Dan diusianya yang sekarang, mereka sudah menyabet beberapa gelar yang luar biasa. Tidak perlu diragukan lagi kemampuan mereka untuk memimpin 2 perusahaan ini sayang. Percayalah pada mereka. " Lanjut Vely panjang lebar, agar suaminya tidak merasa gelisah lagi.
"Nyonya benar tuan, tuan muda adalah anak yang sangat jenius. Dia bisa memecahkan masalah yang rumit hanya dalam hitungan detik. Kalau kemapuan Princes sudah tidak diragukan lagi, kejeniusannya bahkan di atas kejeniusan tuan muda Daniel. Jadi Tuan jangan merasa khawatir lagi. " kata Brian membenarkan ucapan Vely.
"Kau benar, Daniel memang anak yang sangat cerdas, jenius dan ceria seperti dia. " kata Alex sambil berkaca-kaca.
Vely yang melihat suaminya sedang mellow, kemudian menghampirinya dan menepuk-nepuk punggungnya agar suaminya tenang.
"Sudah... tenanglah.. kita sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anak kita. Setelah ini kita hanya akan mengawasi mereka sayang. Dan akan membantu mereka saat mereka dalam kesulitan. " kata Vely menengkan.
Brian yang melihat kondisi tuanya seperti itu merasa tidak tega.
"Nyonya, sebaiknya Tuan pulang saja dulu agar bisa beristirahat. Biar pekerjaan di kantor saya yang menghendle. " kata Brian menyarankan.
"Kau benar Brian. Terimakasih atas perhatiannya. Aku titip kantor ya. Aku akan membawa suamiku pulang. " kata Vely membenarkan ucapan asisten suaminya itu.
"Ayo sayang kita siap-siap pulang. Basuh mukamu dulu agar anak-anak tidak curiga nanti. "
"Baiklah, ayo kita pulang. Brian kuserahkan semua kepadamu. Aku butuh waktu menenangkan diri dulu. " kata Alex kepada Brian.
"Baiklah tuan, jaga diri anda baik-baik. " kata Brian kemudian.
Alex dan Vely pun meninggalkan perusahaan dengan diantar sopir. Karena kondisi Alex yang tidak memungkinkan untuk berkendara.
Vely yang melihat suaminya yang masih murung memulai obrolan di dalam mobil.
"Apa kau masih sedih?" tanya Vely
Dan hanya dibalas anggukan.
"Apa kau ingin makan sesuatu? " tanya Vely lagi.
Lagi-lagi Alex hanya menggeleng.
"Apa kau tidak ingin memakanku?" tanya Vely menggoda suaminya.
Dan lagi-lagi alex menggeleng. Namun beberapa detik kemudian dia mulai bisa mencerna pertanyaan istrinya barusan, lalu menoleh kearah istrinya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Vely yang melihat reaksi suaminya hanya bisa menahan senyumnya agar tidak meledak. Lalu bertanya lagi.
"Apa kau mau? "
Dengan secepat kilat Alex langsung menganggukan kepalanya.
"Baiklah, kalau begitu kita akan melakukannya dimana? di rumah, di hotel, atau apartemen? " tanya Vely lagi sambil mengedipkan matanya genit.
Alex yang ditanya seperti itu langsung mengedarkan pandangannya ke luar dan mengamati tempat sekitar.
"Ke Hotel. Didepan sana ada hotel" jawabnya kemudian.
"Baiklah, kita ke Hotel. ". kata Vely menyetujui usulan suaminya.
" Pak, kita berhenti di hotel Xx depan sana ya? " perintah Vely kepada sopirnya.
"Baik nyonya. " kata pak sopir.
Dan mobil pun berhenti di depan hotel yang di tunjuk Vely tadi. Alex terlihat hanya senyum-senyum tidak jelas di pandangan Vely.
"Apa kau baik- baik saja sayang? " tanya Vely kepada Alex.
Alex yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Vely hanya bisa tersenyum jahat.
Melihat senyum jahat dari Alex Vely bergidik ngeri.
"Ayo, kita masuk. " kata Alex yang mulai membuka mulutnya.
"Haahhh... " Vely membuang nafasnya kasar.
Lalu Alex menggandeng tangan Vely untuk masuk kedalam hotel. Dan menuju resepsionis untuk memesan kamar. Kamar presidensial sweet pun mereka pesan untuk kegiatan panas mereka siang ini.
Sesampainya di ruang kamar Alex dengan tidak sabarnya menyeret Vely ke atas ranjang. Lalu mencium bibir Vely dengan rakus. Vely yang mendapat serangan tak terduga dari suaminya pun hanya bisa pasrah dan mengikuti ritme serangan yang diberikan suaminya.
Setelah merasa pasukan oksigen berkurang, Alex melepaskan ciumannya, lalu memandang Vely dengan intens.
"Terimakasih, karena sudah menghiburku dengan caramu. " kata Alex kemudian.
"Sudah tugasku sayang... aku tidak mau melihat wajahmu yang murung. Aku ingin kau selalu tersenyum saat bersamaku." kata Vely menimpali.
" Terimakasih istriku karna kamu sudah mau menemaniku selama ini. Menjadi sandaran hidupku saat aku senang maupun sedih. Menjaga dan merawatku dan anak-anak kita denga penuh ketulusan dan kasih sayang. Terimakasih sayang sudah datang dalam hidupku. My Lovely Angel. "
Vely yang mendengar ungkapan perasaan dari suaminya menjadi terharu, dan menarik leher suaminya agar mendekat lalu mulai mencium bibir seksi suaminya itu dengan lembut.
Dan dimulailah kegiatan panas kedua suami istri tersebut. Dengan penuh cinta kasih setelah pernyataan sang suami, Vely melayani suaminya dengan sangat mendominasi. Karena dia ingin menghapus jejak kesedihan diwajah suaminya agar berganti dg senyuman kebahagiaan.
Bersambung
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Norma Indah Susanti
Nanas, nanas, nanas
2023-08-28
1