"Prince... princes... Daniel... Angel... kalian dimana? " teriak mommy memanggil ke-2 anaknya. Namun tidak ada jawaban.
"Bibi, apa kau melihat anak-anak? " tanya mommy kepada salah seorang pelayan yg sedang berpapasan dengannya.
"Tuan muda dan Nona muda sedang di taman nyonya. " jawab si pelayan tersebut.
"Terima kasih, bi. " ucap mommy.
"Sama-sama nyonya. " timpal si pelayan.
Lalu mommy berjalan menuju taman untuk menemui kedua anaknya.
"Kalian sedang apa? " tanya mommy setelah melihat kedua anaknya bercanda.
"Eh, mommy... kami sedang memberi makan pinky dan grey. " jawab Angel sekenanya.
Pinky dan grey adalah nama untuk binatang kesayangan Daniel dan Angel.
"Apa kalian tidak ada acara hari ini? " tanya mommy lagi.
"Tidak mom, aq lagi malas keluar. aku mau di rumah saja sama Angel. kami mau main game terbaru. Benar kan Queen? " kata Daniel sambil menoleh ke arah Angel.
"Hemmm... " jawab Angel sambil menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu. " kata mommy menimpali. "Tapi ingat Daniel seminggu lagi kamu sudah mulai bekerja di perusahaan Daddy. Sebagai pewaris perusahaan mama berharap kamu bisa bertanggung jawab atas pekerjaanmu nanti. Majukanlah perusahaan yg sudah Daddy bangun sejak dia remaja. Sama seperti di usiamu sekarang. Jangan kecewakan kami, terutama Daddymu. " lanjut mommy panjang lebar.
"Tentu saja mom, percayakan semua pada King ku... " balas Angel membela kakaknya
"King... siapa king...?" tanya mommy bingung.
"Kakakku tersayang, Daniel. Sekarang aku akan memanggilnya King, seperti dia yang memanggilku Queen. " ujar Angel memberi penjelasan kepada mommynya.
"Ooohhh... jadi sekarang kalian sudah kompak dg panggilan kesayangan ya. " kata mommy sambil geleng-geleng melihat tingkah kedua anaknya.
Daniel dan Angel hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan mommy mereka.
"Baiklah, kalau begitu. Mommy akan bersiap-siap dulu membuatkan Daddy kalian makan siang. Apa kalian tidak mau ikut mommy mengantarkan makan siang untuk Daddy?" tanya mommy sambil beranjak dari duduknya.
Daniel dan Angel kompak menggelengkan kepala mereka sebagai jawaban. Lalu melanjutkan aktifitas mereka lagi.
🏢🏢🏢🏢🏢🏢🏢
Di perusahaan raksasa DnA Corporate, Alex sedang berjibaku dengan berkas-berkas yang harus di tandatanganinya. Namun konsentrasinya dari tadi tidak fokus karena terngiang-ngiang ucapan istrinya Lovely.
"Apa kau siap mengungkapkan semua kebenaran kepada Daniel? " Kata-kata itu terus berputar - putar di kepalanya.
" Hah... " Alex membuang nafas kasarnya.
" Brian, datanglah ke ruanganku." kata Alex melalui telpon penghubung yang langsung terhubung di ruangan Brian, asisten Alex
"Baik tuan. " jawab Brian singkat.
Brian adalah asisten pribadi Alex orang yang sangat Alex percaya selain istrinya Lovely
Tok.. tok.. tok... terdengar pintu diketuk dari luar.
"Masuk."
" Ada apa tuan memanggil saya, apa ada yang bisa saya bantu tuan? ". tanya Brian hormat.
" Duduklah. "
Brian pun duduk di kursi tamu yang ada di ruangan Alex. Lalu Alex beranjak dari kursi kerjanya dan mendekati Brian, duduk bersebrangan dengan Brian.
"Aku ingin curhat denganmu. Aku sedikit gelisah dan butuh pendapat orang lain. " kata Alex mengatakan kegelisahan hatinya.
"Baik, tuan. Saya akan mendengarkan dan akan memberi solusi jika saya bisa. " jawab Brian apa adanya.
"Kau sudah bekerja berapa tahun denganku? " tanya Alex kemudian.
"Sekitar 20 tahun tuan. "
"Kau adalah orang terdekat ku. Orang yang sangat aku percaya, orang yang sudah tau semua rahasia rumah tangga ku, orang yang sudah ku anggap saudaraku sendiri. " kata Alex panjang lebar.
"Iya tuan... " jawab Brian sambil menundukkan kepalanya.
"Satu minggu lagi adalah ulang tahun Daniel dan Angel yang ke-17. Kau tau apa artinya itu. " kata Alex sambil menyandarkan kepalanya di kepala kursi.
Brian terkejut dan langsung mengangkat kepalanya.
"Ja... jadi... itu artinya.... su... sudah saatnya tuan... " kata Brian terbata-bata.
"Iyaaahhhh.... " kata Alex sambil membuang nafasnya kasar. " Kau saja yang tidak ada hubungannya sama sekali terkejut seperti itu, apa lagi aq yang harus mengungkapkan segalanya. Haah... " Lagi-lagi Alex membuang nafasnya kasar.
"Maaf tuan, kalau masalah ini saya tidak bisa berbuat banyak atau memberi solusi terbaik. Karena semua ada di tangan Tuan dan Nyonya." ujar Brian berpendapat.
" Aku tau... Aku menyuruhmu kemari karena kau harus menyelesaikan masalah pembagian warisku... Aku ingin Daniel dan Angel menjadi pewaris yg sama. Jadikan mereka CEO yang sama." kata Alex mulai memberi perintah. " DnA adalah gabungan dua perusahaan raksasa yang ada dalam naungan ku. Aku sudah lelah dengan segala urusan dan masalah perusahaan ini. " Lanjutnya kemudian.
"Lalu apa yang harus saya lakukan tuan." tanya Brian agar lebih jelas.
"Panggillah pengacara, uruslah tentang pengangkatan CEO baru di perusahaan ini satu minggu lagi. Daniel akan menggantikan aku memimpin perusahaan ini. Begitupula dengan Angel. Jadikan dia CEO diperusahaan ini juga, untuk mendampingi Daniel. " kata Alex menjelaskan.
"Tapi tuan, satu perusahaan dua CEO apa itu tidak akan menjadi masalah nantinya? "
" Tidak... kau tau sejarah perusahaan ini 17 tahun lalu. " kata Alex. "Aku ingin kedua anakku mewarisi perusahaan ini dan bekerja sama memajukan nya. " lanjut Alex.
"Nanti disana.. "kata Alex sambil menunjuk kearah meja kerjanya. " Beri satu meja lagi yang sama besar dengan meja ku, beri tanda CEO 1 dan CEO 2. Terserah mereka mau menduduki kursi yang mana. yang pasti aq ingin dua meja itu berdampingan. " kata Alex menjelaskan panjang lebar.
"Baiklah tuan. " kata Brian patuh.
"Untuk sekarang kau harus memanggil pengacara untuk mengurus surat kuasa kepemimpinan yang akan aku serahkan kepada anak-anak ku. " ujar Alex.
"Baik Tuan. "
"Pergilah."
"Saya permisi tuan. " setelah membungkuk hormat Brian segera bergegas meninggalkan ruangan Alex.
Setelah kepergian Brian, Alex merasakan risau lagi. Diapun berjalan menuju jendela kaca besar yang ada di belakang meja kerjanya, sambil menerawang ingatan 17 tahun lalu.
"Mampukah aku... " gumamnya tanpa terasa air matanya jatuh menetes.
" Sayang... " Lovely masuk keruangan Alex tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu
Panggilan itu membuyarkan lamunan Alex, dan segera dia mengusap air mata yang tadi meluncur keluar tanpa permisi.
"Sayang... kau sudah datang. " tanya Alex sambil berjalan menuju istri tercintanya.
"Kamu kenapa? kenapa menangis?" tanya Vely khawatir.
" Tidak... aku tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan satu hal. " kata Alex tergagap karena terpegok menangis oleh istrinya.
"Apakah tentang anak-anak. " tebak Vely asal tapi tepat.
"Iya... aku tidak pernah bisa membohongimu sayang. " kata Alex jujur.
"Sudahlah tenangkan dirimu. Kita akan hadapi ini bersama-sama dan kita harus saling menguatkan satu sama lain. Jangan sampai salah satu dari kita ada yang goyah. " ujar Vely menguatkan suaminya.
"Iya sayang kau benar. " kata Alex kemudian. "Aku sudah mengutus Brian untuk mengurus surat kuasa perusahaan ini untuk kedua anak kita. " lanjutnya.
"Baguslah, lebih cepat lebih baik sayang. karena ini semua memang untuk anak-anak kita yang jenius itu. " ujar Vely membenarkan keputusan suaminya.
"Sekarang ayo kita makan siang, karena ini sudah masuk jam makan siang. Aku lapar. " kata Vely sambil mengelus perutnya.
"Baiklah ayo... "
'Bersambung'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments