Flashback on
Bimasena POV
Baru saja aku menghentikan mobil ku di halaman depan rumah. Tapi, pandangan mata ku langsung terfokus pada kedua putri ku Miley dan Louisa yang sudah ada di dalam mobil dengan sopir yang juga telah siap di kemudi.
Perasaan ku mulai tidak enak. Mau kemana mereka?
Penasaran dengan semuanya. Aku langsung turun dari mobil dan bergegas menghampiri anak anakku.
"Miley, Louisa, kalian mau kemana?"
Louisa diam seribu bahasa. Miley yang biasanya ceria dan antusias bertemu dengan ku kini juga hanya diam saja.
"Louisa, katakan sesuatu. Kalian mau kemana?" tanya ku penasaran pada putri ku yang paling tua.
Louisa tetap diam tak menyahut. Menengok ku pun tidak.
"Nyonya mau kemana?" Aku akhirnya bertanya pada sopir.
"Saya tidak tau Tuan. Saya hanya di suruh Nyonya untuk siap siap." Sebuah jawaban yang tidak memuaskan yang aku dengar.
Karena tidak mendapat jawaban dari rasa penasaran ku.
Aku pun kemudian bergegas ke lantai dua dan langsung menuju kamar.
Mata ku kian kaget saat mendapati Laura tengah berkemas dan putra ku tampak tertidur pulas di atas ranjang.
"Laura, kamu mau kemana dengan anak anak?"
Laura sekilas melirik ke arah ku. Tapi, sejurus kemudian ia memalingkan wajahnya dan melanjutkan aktivitasnya berkemas.
"Laura, aku bicara dengan mu." seru ku sedikit keras.
"Aku pikir kamu sudah tidak peduli lagi dengan kami. Jadi buat apa kamu bertanya tanya mau kemana kami. Setahun kamu tidak perduli dengan kami. Dan sekarang, kamu seolah-olah kaget saat melihat kami akan pergi." jawab Laura dengan sorot mata tajam ke arah ku.
"Aku bertanya kalian mau kemana? Kenapa banyak koper di bagasi mobil. Apa kau akan pergi dengan waktu yang lama bersama anak anak? Aku berhak tau kemana kalian mau pergi dan kemana tujuan kalian." protes ku pada Laura.
"Urus saja istri siri mu itu. Bukankah kamu lebih mementingkan dia dari pada kami."
"Jangan campur adukkan urusan kita dengan urusan ku dengan Kinanti." Aku tidak suka Laura membawa bawa Kinan dalam urusan ini.
"Haaaaaaa" Laura malah justru tertawa saat aku memprotes pernyataannya..
"Betapa menjijikkan dirimu Bimasena." ujar Laura sinis.
"Kau ingin aku dan anak anak bertahan di sisi mu tapi kelakuan mu mesum dengan wanita itu. Mana rasa konsisten mu saat beberapa waktu lalu kamu sendiri yang bilang dan menginginkan kita harus berkompromi soal anak anak. Kau bilang kita bisa berkompromi bila sudah mengenai anak anak. Tapi kau lupa satu hal Bim. Kau sama sekali tak peduli dengan kondisi psikologis anak anak mu sendiri."
Deg.....kata kata Laura kali ini menusuk ku.
"Dimana diri mu setahun ini!" Teriaknya.
"Setahun Bim, setahun aku bersabar dan berharap kau sadar. Tapi apa yang aku dapat dari kesabaran ku ternyata hanyalah pengkhianatan. Kamu telah mengkhianati pernikahan kita di saat aku setia di tengah tengah perlakukan mu yang tak adil untuk ku. Kau selingkuh dan lebih parahnya lagi kamu telah menikahi wanita itu tanpa seizin ku. Saat kau dalam sebulan ini kembali ke rumah dan kau bilang ingin memperbaiki semuanya. Mana hasilnya?"
"Kamu malah egois ingin memiliki kami semua bersamaan. Kau lebih memilih bersama wanita mu itu. Kamu serakah, egois dan tak ada empati terhadap anak anak mu sendiri. Kamu malah sibuk cari pemuas nafsu dari pada memperbaiki hubungan kita dan mementingkan anak anak. Kau gila Bim. Kau tidak hanya seorang suami yang buruk. Tapi kamu juga seorang Daddy yang tak pantas untuk di panggil Daddy."
Mulut ku bisu dan kelu tak bisa menjawab perkataannya.
Kemudian Laura meraih Gavin yang tertidur pulas di atas tempat tidur kedalam gedongan nya.
"Laura, kau mau kemana?" Aku bertanya lagi dengan nada lembut.
"Bukan urusan mu lagi aku mau kemana dengan anak anak ku." jawabannya ketus.
Kemudian ia menuruni anak tangga sambil mengedong Gavin. Aku dengan segera mengekor di belakangnya.
"Aku berhak tau kamu mau kemana dengan anak anak. Aku daddy-nya."
Setelah ia sampai di lantai bawah. Laura menyuruh asisten rumah tangganya untuk mengambil beberapa koper yang masih ia tinggalkan di kamar untuk membawa koper itu mobil.
"Laura jangan buat aku marah. Aku hanya bertanya kamu mau kemana. Kenapa kamu membawa banyak barang." Rasa penasaran ku sudah tak bisa ku tahan.
Laura benar benar sudah tidak peduli dengan perkataan ku.
Dengan gerakan cepat, Laura membuka pintu mobil. Dan ia langsung masuk kedalam mobil dengan masih mengedong Gavin.
"Laura, sebenarnya apa yang kau rencanakan. Louisa, Miley, suruh Mommy untuk bukan pintu mobilnya. Kalian harus beri tau aku kemana kalian akan pergi." Kesabaran ku habis, dan aku makin penasaran kemana mereka akan pergi.
Aku bisa melihat Miley sudah mulai menangis, Louisa nampak meraih tissue untuk menyeka air matanya. Dan aku pun juga bisa melihat Laura nampak memeluk anak anak. Mereka sepertinya di dalam sana semua menangis. Entah apa yang mereka tangisi.
"Laura, buka kaca jendelanya. Laura, kau harus beri tau aku kamu mau kemana!" Seru ku berteriak sambil menggedor-gedor pintu kaca mobil.
Makin lama laju mobil makin cepat. Aku mengejarnya.
"Laura.... Laura....Laura!"
Sampai pada akhirnya mobil yang di dalam sana ada istri ku dan juga ke-tiga anak ku. Kini melaju dengan cepat.
Tidak mau kehilangan jejak, aku langsung kembali ke mobil ku dan mengejar mereka.
Dengan kecepatan tinggi, aku mencoba memburu mobil di depan sana. Dimana di sana ada Laura dan ke-tiga anak ku.
Aku tidak tau kemana Laura akan membawa anak anak.
Pikiran ku kalut dan kacau. Aku tidak bisa berfikir apapun.
Yang aku inginkan saat ini adalah mencoba untuk menghentikan Laura.
Tapi sial.
Disaat aku sedang berpacu memburu mereka. Ban mobil ku menabrak sesuatu dan membuat ban tersebut kempes.
Dan akhirnya membuat aku kehilangan jejak mereka.
Ini adalah situasi terburuk yang pernah aku rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lela Lela
dsr buaya
2023-03-04
2
Shanum❤️
biar kapok kamu Bima ,ditinggal sm semuanya
2023-02-11
1
Erni Kusumawati
Makanya punya nafsu itu di jaga bukan diumbar ketemu pula dg pelakor mmg cocok pas sampah bertemu dg tempat sampah...benar2 menjijikan kau Bimasyetan😤😤😤👏😡
2023-01-07
1