Sampai dirumah Stella langsung merebahkan diri di kasur empuknya, bibirnya terus mengembang sejak mendapatkan pesan teks saat disekolah.
Diraihnya tas yang tidak jauh dari tempatnya berbaring, dia mengeluarkan benda ajaibnya, membuka dan melihat kembali isi pesan tersebut.
"Jangan pacaran terus". Begitulah isi kalimat yang dia terima, tapi sudah mampu membuat hatinya berbunga-bunga. Bagi Stella sebuah titik saja yang Pak Boy kirim akan terasa spesial baginya. Karena yang kirim adalah pak Boy tentunya.
"Ahhh...Dia romantis sekali". Ucapnya sambil mencium-cium ponselnya
Stella terus saja bersenandung bahagia, dikamar mandi, diruang makan bahkan sampai saat ini malam sudah menunjukkan pukul sembilan. Dia terus saja bersenandung seolah dunia hanya miliknya seorang..eh dengan pak Boy pastinya.
"Berat juga jatuh cinta dengan bapak-bapak" Gumamnya sambil tersenyum dan menutup mata.
Hari-hari terus berlanjut, Stella semakin juga jatuh cinta, walaupun sering kali kata-kata kasar Pak Boy harus dia terima. Seperti hari ini Stella lagi-lagi datang terlambat karena mommy nya lupa membangunkannya. Stella yang sudah mendapat hukuman didepan kelas dengan berdiri mengangkat satu kaki yang ditekuk masih mendapat ceramah pedas dari pangerannya. "Kalau sudah merasa pintar jangan sekolah, Hobby kok dihukum". Ucapnya sambil melenggang pergi meninggalkan Stella dengan kedongkolannya.
Melihat itu Stella menghentak hentakkan kaki karena kesal. Namun sedetik kemudian dia kembali tersenyum. Setidaknya hari ini dia bertegur sapa, walaupun Stella tidak kebagian bersuara.
Menghela nafas pelan kemudian masuk dalam kelas dan bergabung bersama Anggi.
"Sayang....". Panggil Jack yang sudah mendekat disamping Stella
"Kau terlihat sangat tampan Jack". Jujur Stella melihat kagum potongan rambut Jack.
"Iya... aku setuju kemarin kau memang sangat tampan, tetapi hari kau jauh lebih tampan".Anggi berbinar-binar menatap Jack. Joshua yang menyadari tatapan kagum Anggi langsung menjitak kening sahabatnya sampai si empunya mendesis karena sakit.
"Aww....Joshua....sakit". Pekik Anggi langsung berdiri dan memukul punggung Joshua.
"Jangan menatap lelaki lain didepanku, aku cemburu". Ucapan Joshua tentu saja membuat ketiga sahabatnya mengangga, lebih Jack yang tidak percaya. Ini pertama kalinya temannya mengatakan hal sakral seperti ini.
"Cemburu..? Cemburu katamu?" Ulang Anggi yang langsung di angguki oleh Joshua.
'Bug..
Satu pukulan mendarat lagi dilengan Joshua.
"Kenapa kau memukulku lagi". Joshua jadi kesal.
"Kau itu aneh sekali, sekali lagi kau mengatakan hal-hal menjijikkan itu aku pastikan akan membunuhmu". Berang Anggi.
Sedangkan Jack terus saja menatap Stella yang tertawa karena terhibur melihat dua sahabatnya yang juga tidak jelas.
"Jangan menatapku Jack, kau akan jatuh cinta nanti". Stella yang menyadari tatapan Jack dari tadi.
"Aku memang sudah jatuh cinta padamu, kau saja yang tidak mau terima".
Menghela nafas panjang lalu berkata "Kau sahabatku, jangan merusaknya dengan perasaanmu".
"Jika jadi sahabat saja aku sudah seromantis ini, tentu jika jadi kekasih aku akan lebih dari ini, sayang" Ucap Jack menggoda Stella dengan senyum manisnya.
********
Akhirnya yang ditunggu dan dinantikan hadir, Acara pelepasan sekolah sudah tiba, Mommy dan Daddy Stella sudah duduk didalam ruangan, begitupun dengan semua orang tua siswa. Hanya orang tua Jack saja yang belum terlihat dan itu membuat rasa penasaran bagi Stella
"Daddy mu tidak hadir?" Tanya Stella karena dia tahu Mommy Jack sudah ditempat yang lebih baik.
"Mungkin sebentar lagi". Jack menjawab dengan senyuman manisnya. Membuat sebagian gadis yang melihat mereka iri ke Stella.
Mereka dibagian belakang didalam gedung, jika para orang tua semua berada didepan, maka anak-anak akan ditempatkan dibangku belakang, kecuali bagi yang bertugas, dan terlihat jelas bagaimana paniknya Anggi didepan sana menunggu giliran. Stella hanya cekikikan melihat sahabatnya tertekan diatas.
"Aku kira akan berhalangan lagi, seperti biasanya". Senyum Stella canggung takut Jack tersinggung. Mengalihkan pandangan ke arah Jack lagi.
"Kenapa? Kau ingin berkenalan dengan calon mertua?". Goda Jack sekali lagi.
Stella mencebikkan kesal "Ck, Kau itu, sudah ku bilang kita hanya cocok jadi sahabat".
"Karena Pak Boy?" Tanya Jack dengan mata menyipit, Stella mengangguk dengan pipi bersemu. Jach hanya menghela nafas melihat pipi sahabatnya merona hanya karena mengingat nama gurunya. Sangat menggemaskan.
"Bukannya dia sudah bilang, dia tidak menyukaimu"
"Tidak, dia tidak mengatakan apa-apa". Stella menjawab dengan mada lirih " Memang kenapa dia tidak menyukaiku? Aku masih muda, bukankah dia harus beruntung, karena dia tua?" Stella tertawa saat mengatakan Pak Boy tua.
"Karena kau masih terlihat kekanakan, dan manja". Kata Jack dengan melihat wajah Stella yang seketika berubah pias.
"Hm, kau benar dia pernah mengatakan itu, aku manja dan tidak mungkin bisa bersikap dewasa". senyum dan tawa tadi hilang berganti kesedihan dan Jack tidak suka itu, Jadi dia memutuskan keluar sebentar dan membawa ice cream buat Stella yang terlihat sangat sedih.
Tentu saja karena makanan dingin itu seketika membuat mood Stella berubah menjadi setelan awal, ceria dan mereka lebih tepatnya Stella tidak menyadari bahwa di sudut sana seseorang mendengar semua percakapan mereka.
"Dia mengataiku tua". Berang Boy sambil meninju udara.
"Hei, kau kenapa?" tanya Bayu yang melihat temannya seperti ingin melahap isi gedung.
Bayu melihat kearah mana tatapan temannya, dia hanya menggeleng geli "Kau mengintip siswamu berpacaran?" Sengaja Bayu memanasi.
"Mereka tidak pacaran, lihat saja si manja itu tidak memperdulikan kelilingnya saat makan ice cream seperti anak-anak". Menunjuk Stella yang ditemani Jack dan juga Joshua disamping Jack. Tetapi seketkka matanya melotot dan tinjuan tangannya mengepal kuat melihat Jack membersihkan bibir Stella dengan tissu. Jack sengaja karena melihat mata-mata disudut sana. Setelah kepergian pengintip itu Jack tertawa.
"Hei, kau baik-baik saja, kenapa tertawa, bikin takut saja". Tegur Jack.
"Hm yah aku baik-baik saja hanya ada nyamuk tadi" dan Jack membali tertawa saat mengingat wajah kesal gurunya.
"Jangan sampai karena ini aku dapat masalah". Gumam nya dalam hati seketika dia merinding.
*********
Pak Boy dan Pak Bayu memasuki ruangan, aura mereka berdua sangat berbeda, kedua guru yang mereka punya memang tidak tersaingi, sangat tampan dan menggoda iman. Semua mata mengarah pada keduanya. Walaupun Pak Bayu sudah menikah tetapi tidak mengurangi karismanya, dia seperti pria sigle. Istrinya sangat beruntung.
Keduanya duduk sebelum pembawa acara memanggil Pak Boy memberikan sambutan terakhir, tampa menunggu lama guru tampan itu naik dan memberi yang terbaik sampai riuh tepuk tangan terdengar sampai kembali duduk ditempatnya.
"Oh dia sangat sempurna". Gumam Stella dalam hati, tidak melepaskan tatapannya ke arah Pak Boy dan seketika pandangan mereka bertemu
'Tes..
Jantung Stella menghangat, tatapan Pak Boy sangat berbeda. Reflek Stella menunduk menormalkan detak jantungnya
"Dia menatapku, tapi kenapa tatapannya sangat berbeda?". Tanya nya bingung, Stella kembali mengangkat wajahnya dan melihat ke arah depan, menatap kembali pujaanya. Dan lagi-lagi tatapan mereka bertemu, jika tadi pak Boy menatapnya dengan lembut kini guru tampannya menambahkan senyuman.
"Oh my God, dia..dia kenapa dia tersenyum"..Pekik Stella yang sangat shock. Dia bahagia tetapi sangat aneh. Oh dia sangat berbahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments