2. BAB 2 II Tidak Perawan

"Apa sih yang kalian lihat?" tanya Chia risih. Mereka pun duduk dan menggelengkan kepala. "Tidak lihat apa - apa kok, cuman kita heran saja, kenapa kau terlihat lusuh begini, Chi?" tanya mereka.

"Akhir - akhir ini, kau baik - baik saja, kan? Tidak diteror sama om - om, kan?" Mereka terus mengajukan pertanyaan sambil meneguk minumannya masing - masing. Mereka tahu bahwa Chia sangat cantik, dan gara - gara parasnya itu, kadang setiap pulang sekolah ada bapak - bapak atau sugar Daddy yang menawarkan tumpangan gratis padanya. Tapi Chia menolak semua.

'Bukan diteror, tepatnya gue udah jadi istri Om - om!' gerutu Chia dalam hati.

"Ngomong apa sih? Aku baik - baik saja kok," ucap Chia tersenyum. Cowok - cowok yang hadir seketika tambah terpesona. Senyum saja membuat mereka klepek - klepek, apalagi kalau diam, damage Chia membuat mereka seperti tersengat listrik 200 volt. Menembus bagai anak panah ke dalam hati mereka. Walau begitu, sebagian cewek yang hadir tentu ada yang iri dan benci pada Chia.

"Ck, jujur saja kau sedang gelisah karena tidak mampu lanjut ke jenjang pendidikan berikutnya, hahaha … miskin," cemooh cewek - cewek itu.

"Modal paras aja belagu, tidak seperti Agnes, sudah cantik, tajir dan bukan yatim piatu. Calon mahasiswa pula." Mereka mengagumkan salah satu cewek di antara mereka, sang primadona ke ll dan berasal dari keluarga kaya tajir melintir tapi sayangnya, sifatnya sombong dan pelit. Serta haus pujian dan gila berjudi.

"Hei, diam kalian ya! Jangan seenaknya hina - hina orang. Ngaca, tol*l. Chia itu bukan cuma cantik, tapi otaknya juga jenius, nilainya lebih tinggi dari kalian!" ujar Susi, sahabat Chia.

"Udah, Si. Jangan ladeni mereka." Chia menenangkan Susi yang memang gampang marah, tidak sepertinya yang masih bisa sabar dan menahan kepalan tangannya yang gatal ingin menonjok satu - persatu cewek di meja itu.

"Benar, tuh. Kita lanjut makan - makan aja yuk," sahut yang lainnya. 

Semuanya pun berjalan lancar sampai akhir dan di meja sebelah, nampak Agnes dan the gengnya itu pergi menuju ke sebuah bar. Sedangkan yang lain, memilih untuk pulang istirahat. Terutama Chia dan Susi pulang ****** kaki.

Tiba - tiba, mobil putih mewah menepi di pinggir jalan. "Cieee… kok jalan kaki sih? Panggil sugar Daddy kau dong, hahahaha…." tawa the geng Agnes.

"Kasihan, sang primadona nomor satu hanya bisa berjalan kaki. Pasti malam ini dia gak punya ongkos buat sewa taksi, upss, hahaha…." Mereka melaju pergi, tak lupa melemparkan kresek bekas berisi sampah - sampah mereka di depan kaki Chia.

"Woy, sini kalian, berengsek!" Susi meneriakinya dan menendang kresek itu.

"Udah, Si. Jangan emosi, kita abaikan saja mereka. Toh, ini hari terakhirku di kota ini. Mereka dan aku tidak akan pernah bertemu lagi," ucap Chia memungut kresek itu, membuangnya ke tong sampah. 

"What? Maksudnya, kau mau meninggalkan aku?" Susi memegang dadanya yang berdetak dug - dug.

Chia membuang nafas kasar. Kemudian tersenyum seadanya. Chia juga tak tega meninggalkan sahabatnya itu, namun ia sadar kondisinya saat ini hanya akan menyusahkan Susi. Apalagi ia tidak bisa mengatakan statusnya itu. Sehingga ingin pergi untuk merahasiakannya.. 

"Maaf, Susi. Di kota lain sana, aku punya keluarga. Mereka memintaku ke sana dan menyuruhku lanjut kuliah di sana. Kau tidak usah sedih begitu. Kau jangan berniat ikut ya, awas!" kata Chia terpaksa bohong dan gemas melihat raut wajah Susi.

"Huaaa… Chia!" Susi memeluknya. "Seminggu lalu, kau membuatku cemas gara - gara tidak mendapat kabar darimu, tapi sekarang kau malah ingin pergi. Kau membuatku tambah sedih tahu."

Chia bergidik geli mendengarnya. "Udah deh, jangan lebay gini. Hubungan kita tetap lanjut kok, jadi pulang sana. Nanti aku hubungi kau setelah sampai di sana. Okeh?" Chia mencubit hidung Susi.

"Janji, ya! Hubungi aku kalau kau tiba di sana."

"Ya, janji." Chia tersenyum. Susi pun balas tersenyum kemudian menaiki bis. Meninggalkan Chia sendirian di pinggir jalan kota.

"Arghh, dasar bego!" umpat Chia masih berdiri di tempatnya.

"Bego banget sih kau, Chia! Susi adalah satu - satunya tempat kau bergantung, tapi sekarang kau melepaskannya. Malam ini, aku mau kemana? Sewa rumah kontrakan masih belum aku bayar, sewa listrik dan sewa air juga belum. Aku harus bagaimana, Tuhan?" Chia mendongak ke atas. Sedikit matanya kelilipan kala setetes air jatuh mengenainya. Langit di atas tampak diselimuti awan hitam. Tanda hujan tidak lama lagi akan mengguyur kota metropolitan itu.

"Apa aku jual diri? Toh, aku udah gak perawan lagi, kan?" 

Terpopuler

Comments

Mom Dian

Mom Dian

Aduh jangan jual diri jual bunga online aja, kalau lo jual diri gak bisa bayangin lo selaris apa...ngeri deh

2023-01-09

3

Suky Anjalina

Suky Anjalina

next

2023-01-01

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. BAB 1 II Bukan Pembuat Anak
2 2. BAB 2 II Tidak Perawan
3 3. BAB 3 II Seperti Simpanan
4 4. BAB 4 II Terlahir Sehat
5 5. BAB 5 II Istri Untukmu
6 6. BAB 6 II Mengintai
7 7. BAB 7 II Anak Orang
8 8. BAB 8 II Panggil Ibumu
9 9. Bab 9 II Bersama Ketua Hexion
10 10. BAB 10 II Tidak Butuh Ayah
11 11. BAB 11 II Anak Orang Lain
12 12. BAB 12 II Wanita Jelek
13 13. BAB 13 II Gempi Mau Pulang
14 14. BAB 14 II Harum Banget
15 15. BAB 15 II Dalam Masalah
16 16. BAB 16 II Akhh, Sakit
17 17. BAB 17 II Mama Kenapa?
18 18. BAB 18 II Papa Kalian
19 19. BAB 19 II Salah Sasaran
20 20. BAB 20 ll Ingin Menafkahinya
21 21. BAB 21 ll Bukan Anak Mu!
22 22. BAB 22 ll Jangan Sentuh Mamaku!
23 23. BAB 23 ll Papa Sudah Insyaf
24 24. BAB 24 ll Mau Berciuman
25 25. BAB 25 ll Jangan Aneh - Aneh
26 26. BAB 26 ll Suami Ketiga Mama
27 27. BAB 25 ll Kenapa Menangis?
28 28. BAB 28 ll Wanita Cerewet
29 29. BAB 29 ll Mendadak Sakit
30 30. BAB 30 ll Warisan
31 31. BAB 31 ll Selamatkan Mama!
32 32. BAB 32 ll Terjebak Berdua
33 33. BAB 33 ll Oiy, Nenek!
34 34. BAB 34 ll Papa, Ayo Pulang!
35 35. BAB 35 ll Di Sarang Musuh
36 36.BAB 36 ll Ngamuk - Ngamuk
37 37. BAB 37 ll Istri Cerewet
38 38. BAB 38 ll Lubang Pipis
39 39. BAB 39 ll Papa Sakit, Mama.
40 40. BAB 40 ll Wasiat Terakhir
41 41. BAB 41 ll Kenapa Harus Istri Orang?
42 42. BAB 42 ll Pucat Seperti Mayat
43 43. BAB 43 ll Mau Lihat Papa!
44 44. BAB 44 ll Menuduh Chia
45 45. BAB 45 ll Diserang
46 46. BAB 46 ll Mata-Mata Musuh
47 47. BAB 47 ll Pertarungan Tiga Mafia
48 48. BAB 48 ll Berbakat Dan Terlatih
49 49. BAB 48 ll Papa Jangan Sedih
50 50. BAB 50 ll Gempi Bukan Pempi
51 51. BAB 51 ll Panggil Om Suami
52 52. BAB 52 ll Malu - Malu Kucing
53 53. BAB 53 ll Berdebar - Debar
54 54. BAB 54 ll Jatuh Ke Pelukannya
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1. BAB 1 II Bukan Pembuat Anak
2
2. BAB 2 II Tidak Perawan
3
3. BAB 3 II Seperti Simpanan
4
4. BAB 4 II Terlahir Sehat
5
5. BAB 5 II Istri Untukmu
6
6. BAB 6 II Mengintai
7
7. BAB 7 II Anak Orang
8
8. BAB 8 II Panggil Ibumu
9
9. Bab 9 II Bersama Ketua Hexion
10
10. BAB 10 II Tidak Butuh Ayah
11
11. BAB 11 II Anak Orang Lain
12
12. BAB 12 II Wanita Jelek
13
13. BAB 13 II Gempi Mau Pulang
14
14. BAB 14 II Harum Banget
15
15. BAB 15 II Dalam Masalah
16
16. BAB 16 II Akhh, Sakit
17
17. BAB 17 II Mama Kenapa?
18
18. BAB 18 II Papa Kalian
19
19. BAB 19 II Salah Sasaran
20
20. BAB 20 ll Ingin Menafkahinya
21
21. BAB 21 ll Bukan Anak Mu!
22
22. BAB 22 ll Jangan Sentuh Mamaku!
23
23. BAB 23 ll Papa Sudah Insyaf
24
24. BAB 24 ll Mau Berciuman
25
25. BAB 25 ll Jangan Aneh - Aneh
26
26. BAB 26 ll Suami Ketiga Mama
27
27. BAB 25 ll Kenapa Menangis?
28
28. BAB 28 ll Wanita Cerewet
29
29. BAB 29 ll Mendadak Sakit
30
30. BAB 30 ll Warisan
31
31. BAB 31 ll Selamatkan Mama!
32
32. BAB 32 ll Terjebak Berdua
33
33. BAB 33 ll Oiy, Nenek!
34
34. BAB 34 ll Papa, Ayo Pulang!
35
35. BAB 35 ll Di Sarang Musuh
36
36.BAB 36 ll Ngamuk - Ngamuk
37
37. BAB 37 ll Istri Cerewet
38
38. BAB 38 ll Lubang Pipis
39
39. BAB 39 ll Papa Sakit, Mama.
40
40. BAB 40 ll Wasiat Terakhir
41
41. BAB 41 ll Kenapa Harus Istri Orang?
42
42. BAB 42 ll Pucat Seperti Mayat
43
43. BAB 43 ll Mau Lihat Papa!
44
44. BAB 44 ll Menuduh Chia
45
45. BAB 45 ll Diserang
46
46. BAB 46 ll Mata-Mata Musuh
47
47. BAB 47 ll Pertarungan Tiga Mafia
48
48. BAB 48 ll Berbakat Dan Terlatih
49
49. BAB 48 ll Papa Jangan Sedih
50
50. BAB 50 ll Gempi Bukan Pempi
51
51. BAB 51 ll Panggil Om Suami
52
52. BAB 52 ll Malu - Malu Kucing
53
53. BAB 53 ll Berdebar - Debar
54
54. BAB 54 ll Jatuh Ke Pelukannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!