"Uhhh, kepalaku pusing banget." Chia memegang kepalanya yang berdenyut-denyut. Seketika memalingkan wajahnya ke kiri.
"Ehh, apa ini?" Chia terkejut ada sesuatu di sampingnya. Ia memungutnya dan memampangkan boxer hitam di depan matanya.
"Kenapa ada celana laki - laki di sini?" Digaruknya kepala yang tidak gatal itu.
"Alamak!"
Kelopak matanya terbuka lebar melihat sekitarnya. Chia menatap ke bawah. "Akhhh …" pekiknya kecil dan meraba tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang dan bekas cup - cup merah di mana - mana.
"Ya, Tuhan. Apa yang sudah hamba perbuat?"
"Jangan - jangan semalam aku meniduri seseorang?"
"Oh tidak, gawat! Kalau Tuan suami tahu ini, aku bisa dicincang!"
Chia mengais baju - bajunya di lantai, tak peduli bagaimana rasa sakit pada intinya, yang jelas dia harus memakai cepat semuanya. Setelah itu mengendap-endap ke arah kamar mandi. Ditempelnya daun telinganya, kemudian mendengarkan gemericik air shower di dalam sana. Terdengar pria yang menghabiskan satu malam dengannya itu sedang mandi di dalam sana.
"Bagus, saatnya aku pergi!" Chia berjalan ke pintu kamar hotel.
"Eh, sebentar. Kayaknya aku pernah ke sini deh." Diamatinya kamar itu yang didominasi hiasan mewah itu.
"Tunggu, jangan - jangan di kamar mandi itu, suamiku?" Chia memegang kepalanya. Masih terasa nyut-nyutan jika dipaksa memikirkan rupa pria di bar kemarin malam.
"Ahh, aku tidak ingat nih." Chia menggerutu.
"Tidak, dia pasti bukan suamiku. Kalau dia suamiku, pasti dia akan mengikat ku dan tidak membiarkanku begini! Pria yang kemarin pasti orang yang berbeda." Chia sudah tidak mau memikirkannya lagi. Sekarang waktunya dia pergi. Namun pintu terkunci.
"Aihhh …. kenapa sih kau terkunci!" Chia menendang sebel. Tiba - tiba perhatiannya teralih pada benda segiempat yang bergetar dan menyala di atas meja.
"Siapa?" Chia yang penasaran, menuju ke hape itu.
"Wow, iPhone! Amjay, kayaknya aku tidur sama sugar Daddy lagi." Mata Chia terpusat pada merk hp itu. Namun khayalannya buyar saat ada pesan masuk. Chia iseng - iseng membukanya, sebelum password hape itu terkunci.
Mulut Chia merapat membaca awal isi pesan itu. Tercetak sangat jelas siapa nama pemilik hp dan pria yang di dalam kamar mandi.
"Big Bos Gerry Hexion?"
"Nama ini kan mirip …." Chia meletakkan hp itu. Mundur ketakutan dan memeluk tubuhnya. Diliriknya pintu kamar mandi di sana. Chia tahu, sangat tahu nama itu tidaklah asing dan terkenal di seluruh kota. Tangan kanan dari Mafia SKY, dan baru - baru ini membentuk organisasi tersendiri yang sedang berkembang pesat dan masih terikat dengan SKY. Mafia HEXION.
"Tidak salah lagi! Aku telah memperkosa ketua HEXION!"
"Arghhh, bagaimana ini? Aku pasti akan dicincang melebihi suamiku, Rios."
Chia kalang kabut. Ia merasa berada dalam 2 bahaya.
Rios, nama suaminya yang bersanding dengan namanya di buku nikah, Chia Stephanie. Nama itu hanyalah samaran dan buku itu bukanlah yang asli karena bermaksud untuk melindungi Chia dari bahaya. Namun Chia malah berpikir, bahaya akan datang dari suaminya itu sendiri.
Chia spontan kaget mendengar langkah di dalam kamar mandi sedang mendekati pintu. Gadis itu pun tidak punya pilihan selain kabur melalui jendela hotel. Ia pun mengambil kartu ATMnya yang di dekat hape itu kemudian pergi. Melewati jendela menuju ke jendela lain. Mencari kamar yang terbuka. Chia sudah tidak peduli bagaimana rasa sakit di seluruh tubuhnya. Yang terpenting, nyawa paling utama di sini.
Cklek!
Pintu kamar mandi terbuka. Ketua HEXION yang tampan itu pun mematung di tempat. Bergegas ke sisi ranjang lalu membuka selimut di atas kasur. Melihat kamar kosong, ia pun sadar, istrinya barusan kabur tanpa meninggalkan surat apapun dan membawa kartunya. Bukan itu saja, Chia juga membawa jam tangannya yang mahal itu.
"Heh, ternyata kau tahu mencuri ya, baby." Sudut bibirnya naik, tersenyum getir.
Drrttt...
Hape di atas meja pun bergetar kembali.
[Bos, Tuan Ed membutuhkanmu. Segera kembali ke markas. Tuan Ed meminta pertolongan]
"Ck, kenapa harus di saat ini sih?" desisnya segera memakai baju. Setelah itu, ia menghubungi anak buahnya mencari Chia. Sedangkan ia menuju ke tempat sang bos besar yang sedang berseteru dengan organisasi lain. Ia tidak begitu panik atas kaburnya Chia, sebab ia merasa petunjuk akan datang ketika gadis itu menggesekkan kartunya. Namun ...
"Apa? Kalian tidak menemukan petunjuk?" Ketua HEXION yang sedang menyetir mobil pun menepi di pinggir jalan.
"Maaf, Bos. Kami sudah mencari ke alamat lamanya, tapi gadis itu sudah tidak tinggal di sana. Kami tidak menemukan catatan tentang dirinya lagi."
"Tch, cari dia. Aku yakin, dia pasti bersembunyi di suatu tempat." Gerry mengeratkan genggaman tangannya dan menyudahi panggilannya. Arah mobilnya melaju cepat ke tempat Edgar, Ketua SKY yang berada di wilayah musuh.
...🦋***🦋...
"Huftt, syukurlah aku punya ini. Maaf ya Susi, aku pinjam sebentar namamu." Chia berjalan cepat ke dalam bandara setelah membuat idetitas palsu dan menjual jam tangan yang ia curi. Pesawat yang dia masuki pun terbang meninggalkan tempat kelahirannya. Niatnya memang ingin ke kota lain, namun Chia merasa itu belum cukup membuatnya terhindar dari bahaya sehingga mengasingkan diri ke luar negeri.
Sampai di London, ia langsung memesan banyak buah nanas. Menghabiskannya agar tidak hamil. Tetapi, semua yang dia lakukan sia - sia. Benih yang tumbuh sembilan bulan dalam rahimnya terlahir sehat dan kembar. Memberikan sepasang malaikat kecil yang tampan dan cantik. Serta memiliki IQ tinggi di atas rata - rata orang tuanya.
"Gema, Gempi!" Gadis yang dulu amburadul itu telah berubah menjadi wanita cantik dan telah kembali ke negara asalnya. Ia pulang bersama anak kembarnya yang selama enam tahun ini mengisi hari - harinya. Dua pasang kembar itu pun menoleh, anak perempuannya tersenyum ceria sedangkan satunya hanya diam dengan tatapan datar, tidak seperti adiknya yang melompat girang ke sang Ibu.
"Hahaha... ayo kita ke rumah Bibi Susi dulu, setelah itu kita ke tempat pesta itu."
"Hayuk, Mama." Gempi menarik tangan Ibunya. Wajahnya berseri - seri karena tidak sabar menghadiri pesta malam ini yang akan menampilkan pertunjukan alunan piano miliknya bersama Gema, sepasang anak kembar Pianis terkenal yang diundang memeriahkan pesta ulang tahun seorang anak konglomerat. Pesta yang tentu dihadiri oleh ayah mereka tentunya.
"Huftt, ku harap tidak ada yang mengenaliku di sana, dan pria berengsek itu sudah mati." Chia bergumam dalam hati. Berharap suaminya telah meninggal dunia.
"Dan ku harap, pria di hotel waktu itu tidak mendeteksi keberadaan ku." Chia menghembus nafas berat. Ia tidak tahu, siapa ayah asli anak kembarnya. Chia bingung, menyakinkan kedua anaknya itu anak suaminya atau anak dari ketua Hexion?
Sedangkan Gema, mata bocah cilik tampan itu seakan berpatroli, melihat kota besar dan indah itu seksama. Mencari petunjuk siapa pria jahat yang menjadi ayahnya. Kedua tangannya sudah gatal ingin mencari tahu nama lengkap suami Ibunya.
.
🤭Anak dua²nya itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Suky Anjalina
umurnya berapa tahun si gema gempi
2023-01-02
0