BUAH Persik yang di pegang oleh Rangkas itu di masukan ke dalam tas kain nya. Rangkas berniat akan membawa buah itu pulang ke rumah nya untuk ia beritahukan kepada ibunya.
"Sepertinya disekitaran sini ada pohon Persik! aku sangat penasaran sekali ingin melihat pohon itu. tapi kelihatannya sore sebentar lagi tiba, hmm lebih baik aku lanjut mencari kayu bakar saja dan besok aku akan mencoba mencari tahu dimana pohon Persik itu berada." Niat Rangkas untuk mencari pohon Persik pun ditangguhkan dahulu. Ia segera mengumpulkan kayu-kayu kering yang banyak berserakan dibawah pohon-pohon besar itu.
Suara burung-burung disore itu membuat suasana hutan belantara itu tak terlalu sunyi bagi Rangkas. Akan tetapi tak ada satu orang pun penduduk yang berani masuk ke dalam dihutan belantara itu, terkecuali hanya Rangkas seorang diri. Dulu para penduduk banyak yang pergi ke dalam hutan tersebut untuk mencari kayu bakar dan juga berburu Ayam hutan serta Kambing hutan untuk dikembangbiakkan. Penyebab para penduduk tak ada yang berani masuk kembali ke dalam hutan, itu dikarenakan ada nya terror penculikan dan pembunuhan dari sekelompok orang didalam hutan belantara tersebut.
Awal nya tak ada yang ditakuti dan dicurigai ketika salah satu dari penduduk Kampung Tegalsari itu ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tanpa kepala. Korban tersebut ditemukan berada di jurang setelah para penduduk yang diketuai oleh kepala desa mencari hilangnya orang tersebut dihutan belantara dikaki gunung persik itu. Ayah Rangkas pun ikut mencari nya dan kala itu Rangkas baru berumur dua belas tahun.
Para penduduk mengira bahwa lelaki naas tersebut meninggal karena terpeleset jatuh ke jurang dan kepala nya membentur bebatuan hingga mengakibatkan kepala nya hancur. Perkiraan tersebut didukung dengan banyak nya darah bercucuran dibebatuan dijurang tempat Mayat lelaki itu ditemukan. Kondisi leher mayat itu memang agak koyak dan mengira itu adalah perbuatan harimau yang tinggal dihutan belantara tersebut.
Beberapa orang banyak yang berdebat bahwa dihutan belantara tersebut tak ada satu pun harimau yang tinggal disana. Tak pernah ditemukan sekalipun keberadaan harimau atau hewan buas lain nya dihutan tersebut. Ayah Rangkas pun ngotot bahwa dihutan tersebut hanya ada babi hutan dan ular besar saja, Karena Ayah Rangkas seringkali menemukan hewan tersebut ketika berburu dihutan tersebut.
Perdebatan tersebut tak berlangsung lama karena mayoritas penduduk semua nya mengira bahwa lelaki naas tersebut mati karena kecerobohan nya hingga jatuh ke jurang dan ada lagi mengira bahwa lelaki naas itu dimangsa harimau hingga dibawa turun ke dalam jurang yang kering itu. Ayah Rangkas yang bersikeras mengira bahwa lelaki naas itu meninggal karena ada yang membunuh nya pun, tetap di elak oleh pak kepala desa Hingga akhirnya KASUS tersebut pun ditutup oleh pihak kepolisian yang datang ke rumah kepala desa tersebut.
Kejadian tersebut tak lama berselang muncul korban baru lagi, kali ini dari seorang bapak-bapak yang sudah berkeluarga. Mayat bapak-bapak tersebut ditemukan dalam keadaan tubuh nya membusuk dan selama tiga hari masa pencarian dihutan belantara tersebut mayat bapak-bapak itu baru ditemukan disebuah lubang besar namun tak dalam. Perdebatan antar warga mulai memanas lagi dan mengira bahwa bapak-bapak tersebut meninggal karena dimangsa ular besar dan membawa nya ke dalam lubang tersebut. lagi-lagi yang membuat heran adalah mayat yang tanpa kepala, kali ini leher mayat tersebut putus sangat rapi seperti dipotong memakai pedang yang sangat tajam.
Diantara para warga yang mengira bahwa mayat bapak-bapak itu meninggal karena dimangsa ular, hanya Ayah Rangkas yang berbeda pendapat. Ayah Rangkas mencurigai bahwa putus nya kepala mayat bapak-bapak tersebut karena ada yang membunuh nya dan memenggal nya memakai Parang yang tajam. Para warga pun tetap tak mempercayai ucapan ayah nya Rangkas dan justru malah menertawakan nya karena telah mengada-ngada kejadian tersebut. Pihak kepolisian pun yang ikut andil dalam kasus tersebut dibuat tak percaya juga akan ucapan ayah nya Rangkas.
Malah justru ada salah satu warga dari pihak keluarga korban menuduh bahwa ayah Rangkas lah pembunuh nya. Para warga mulai terpengaruh akan ucapan dari keluarga korban tersebut dan Ayah Rangkas dengan geram nya menuding keluarga korban itu karena telah menuduh nya tanpa ada bukti yang jelas. Pihak kepolisian pun sama sekali tak menemukan bukti ada nya sidik jari atau bukti apapun yang berkaitan dengan ayah nya Rangkas. Hingga akhirnya keluarga dari korban dibuat malu oleh tetangga nya sendiri karena telah menuduh tanpa ada bukti yang jelas.
Kasus tersebut ditutup kembali oleh pihak kepolisian dan menvonis bahwa kematian dua penduduk dikampung tersebut murni karena dimangsa oleh binatang buas. Selang waktu hampir tujuh bulan lama nya, kali ini ada lagi korban yang ditemukan dalam keadaan telanjang bulat. Kali ini adalah mayat perempuan yang masih remaja dan lagi-lagi ditemukan didalam hutan belantara tersebut dalam keadaan leher nya putus tanpa kepala.
Kali ini warga benar-benar dibuat geger atas kejadian tersebut karena anak perawan tersebut adalah anak kedua nya pak kepala desa yang sebentar lagi akan menikah. Mayat tersebut ditemukan mengambang terbawa arus sungai dari hulu sungai yang masih satu jalur dengan jurang ketika ditemukan mayat lelaki muda sebelum nya. Sungai itu cukup dalam dan lebar. Arus air nya cukup tenang karena dalam keadaan kemarau, akan tetapi jika hujan tiba arus air sungai tersebut akan deras dan meluap-luap ke atas. Mayat tersebut ditemukan oleh salah satu warga ketika ia sedang memancing didekat sungai tersebut.
Pihak kepolisian datang kembali dan membuat keputusan bahwa meninggal nya anak pak Kepala desa itu bukan sesuatu hal yang wajar. Telah ditemukan adanya PEMBUNUHAN BERENCANA atas kematian anak kedua nya pak kepala desa.
Pak kepala desa dan istrinya pun mengaku bahwa anak nya itu tak diketahui perginya kemana dan tak izin akan pergi keluar rumah. Karena semalam sebelum nya anak mereka masih berada dikamar nya dan tak pernah sekalipun main keluar rumah apalagi pergi ke dalam hutan. Hal itu membuat bingung dari pihak kepolisian juga.
Pertanyaan dari detektif pihak kepolisian membuat buntu pikiran pak kepala desa dan istri nya karena tak ada salah satu seorang pun yang mereka curigai. calon suami anak nya pun tak mengetahui hal itu karena sedang bekerja dikota. Setelah mayat di otopsi, kali ini memang ditemukan ada bukti yang kuat yaitu ada goresan besi dileher mayat yang putus itu. Pihak kepolisian akhirnya mengumumkan bahwa Korban meninggal karena ada yang membunuh nya.
Para warga mulai menerka-nerka siapa orang yang tega membunuh anak perempuan yang tak bersalah itu. Hingga satu dari warga yang ikut berada dirumah pak kepala desa menyerukan bahwa mungkin itu adalah perbuatan Rusdi, yaitu ayah nya Rangkas. Semua orang bergumam memikirkan hal itu dan keluarga dari dua korban sebelum nya pun menyuruh pihak kepolisian untuk menginterogasi Ayah nya Rangkas.
Saat itu Ayah nya Rangkas sedang ada di rumah, ia terbaring lemas dipembaringan. Rangkas kala itu masih berumur dua belas tahun dan ia berada duduk disamping Ayah nya bersama ibu nya. Keadaan ayah nya Rangkas cukup memprihatinkan, tubuh nya sangat kurus sekali dan tulang-tulang diwajah nya nampak menonjol sekali. Rangkas dan ibu nya tak kuasa menahan air mata nya melihat kepala keluarga mereka dalam keadaan sakit keras.
...*...
...* *...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments