...🎬🎬🎬...
Kiena duduk berlutut, didepan sosok perempuan berlagak imut yang mendengus kesal, memasang wajah tidak terima karena sempat disalahkan oleh publik. Rupanya ada sebuah artikel yang menulis jika artis bernama Cindy telah melakukan kecurangan saat berada dilokasi syuting, menampar lawan mainnya dengan serius karena jika menggunakan metode angel camera perempuan itu merasa kurang puas.
"M-maaf," entah ini adalah kalimat permintaan yang keberapa yang telah diucapkan oleh Kiena pada Cindy. "Kak, maaf."
"Tidak dengar," ucapnya sembari memainkan ponsel, satu tangannya asik memainkan tangkai lolipop yang tertancap dimulutnya.
"Kak Cindy, saya minta maaf, saya tidak tahu jika ada yang sembarangan membuat artikel buruk tentang kakak." Ucap Kiena dengan menunduk didekat kaki Cindy.
"Itu karena kamu yang menyebar omongan." Ucap manager Cindy.
"Tidak!" Kiena menatapnya, jangan membantah apapun yang dikatakan mereka, kiena, Itu adalah kalimat dari bosnya. Astaga, Kiena tidak bisa membantah. Kiena menunduk lagi. "Iya, maafkan kebodohan saya. Seharusnya saya tidak mengatakan apapun kemarin." sambung Kiena, ini semua demi karirnya. Cindy terkenal dengan nama 'ratu penghancur' dia dapat meruntuhkan karir siapapun yang menyenggolnya, entah dia sengaja atau tidak. Kiena tidak ingin menjatuhkan karir yang belum dia bangun.
"Karena kamu masih baru, aku maklumi ya Kiena. Lain kali jangan seperti itu, i don't like." Ujarnya dengan nada begitu manja. "Disini, aku masih berbaik hati karena peran kita adalah adik-kakak, okay."
Kiena mengangguk, Cindy berdiri dan Kiena tetap pada posisi duduk menekuk lutut, ia merasakan ujung heels Cindy menyentuh lengannya. "Sorry aku bersihin dibaju kamu ya, tadi kamu pegang soalnya."
"Iya, gak apa-apa kok kak." Setelah kepergian Cindy terdengar suara helaan dari bos besarnya, Dito yang baru masuk menatap kaget kepadanya.
Dito berlari membantu Kiena berdiri. "Bos, kok diam saja sih. Kiena sedang dipermalukan."
"Itu kesalahan Kiena sendiri karena menyenggol Cindy." Ucap pria itu santai, berjalan menuju mejanya. "Cindy bukan sembarangan artis, banyak yang berpihak padanya, agensi kita kecil, jangan membuatnya semakin kecil karena agensi Cindy dapat menggusur gedung ini."
"Bos tidak tahu kan?" Dito melepaskan genggaman tangan Kiena dilengan. "Look it that, bos. Pipi Kiena bahkan belum kembali normal."
"Dito, sudah." Kiena menggeleng, berharap agar Dito tidak berujar semakin jauh.
Mereka berdua saling menatap dalam, Dito dengan tatapan bahwa semua akan baik-baik saja dan tatapan Kiena mengatakan bahwa semua akan berantakan jika memperjuangkan kebenarannya.
"Keluar kalau tidak ingin semua menjadi runyam." Ucap bos itu, selaku pendiri diagensi yang menaungi Kiena.
...🎬🎬🎬...
Kiena duduk dibawah pohon, memegang minuman kotak menatap kearah kerumunan dimana Cindy sedang tertawa manis memeluk buket bunga dari fans-nya. Jika mereka tahu dibalik sifat manis dan manja Cindy, ada sifat iblis didalamnya.
Kiena mendongak, ada setangkai bunga terulur didepannya. "Congratulation Kiena. Akhirnya selesai juga sinetronnya."
"Terima kasih," Kiena meraih setangkai bunga itu dengan senang. Menatap Dito yang duduk disebelahnya. "Dito, saya belum ada jadwal syuting lagi kan?"
"Belum, kemungkinan dua mingguan lagi untuk sinetron yang judulnya 'cintaku SMA' yang kamu berperan sebagai siswa nerd." Kiena mengangguk, mungkin karena sifatnya yang mengalah, ia selalu mendapatkan peran anak yang perlu dikasihani. Setidaknya, diumur 23 tahun ini ia masih dianggap berwajah muda karena mendapatkan peran anak sekolahan. "Kenapa? Apa kamu ada jadwal lain?"
"Aku mau liburan deh,"
"Duh, yang mau cair langsung liburan."
Kiena terkekeh, liburan yang Kiena maksud adalah sebuah pekerjaan sampingnya. Pekerjaan yang kemungkinan akan menjatuhkannya dihari dimana semua orang sudah mengenalnya, Kiena pasrah saja saat ini, demi kelangsungan hidupnya dan hidup ibunya.
Dito sudah berpamit pergi, Kiena menekan panggilan pada nomor Farah.
"Halo Kie, how are you?"
"Fine. Mba, aku sudah libur, aku on sekarang." Tanpa berbasa basi lagi. Kiena selalu mengaktifkan jasanya krtika jadwal syuting telah selesai.
"Okay Kie, mba aktifin kamu."
Panggilan terputus. Kiena berjalan menuju backstage sembari memainkan ponselnya. Notifikasi internetnya terus bergetar, menampilkan beberapa berita mengenai Ghazam Bentley, seorang aktor papan atas yang jarang sekali berada dinegara sendiri karena kesibukannya berada dinegara orang. Ghazam adalah salah satu aktor favorite-nya, ia pernah bertemu sekali dengan Ghazam saat fan meeting, aktor itu sangat ramah dan baik, membuat Kiena semakin menyukai sosok Ghazam Bentley.
"Kie." Kiena menoleh melihaf Jeni yang berlari kearahnya. Kiena menaruh ponselnya kedalam tas. "Itu tadi ada buket bunga untuk kamu,"
"Hah? Dari siapa?"
"Cuma ada nama penerima sama ucapan gitu, aku pergiii..." Kiena mengangguk tanpa melihat kearah Jeni yang sudah menghilang. Buket bunga Alstroemeria dengan sebuah kartu ucapan syukur karena ia telah menyelesaikan peran kecilnya. Kiena hanya tersenyum, memeluk buket buka yang sama seperti satu tahun yang lalu. Kiena memiliki satu orang pengagum setianya. Berinisial B.
...🎬🎬🎬...
Sembari menyantap makan malamnya, Kiena menatap layar ponsel yang menayangkan episode terakhir sinetron yang dirinya ada disana. Saat sedang asiknya, dering panggilan dari Farah membuatnya menghentikan aksi menontonnya.
"Ya mba,"
"Sumpah ya, kamu itu luck banget tau gak?" Farah terdengar tertawa disebrang. "Langsung ada yang mau rent kamu nih."
"Serius mba?"
"Iya," Farah dan Kiena sama-sama terdiam. Farah lebih terdengar paling bahagia. "Nanti mba kirim alamat untuk ketemuannya,"
"Nyewa untuk apa mba?"
"Katanya sih mau ada acara besar gitu, dia kurang suka dideketin sama perempuan yang nempel karena cari perhatian." Ujar Farah menjelaskan. "Ini aja katanya managernya loh yang chat sama mba, astaga Kienaaaaa..."
"Hah!! Kenapa mba?" Kiena kaget karena Farah langsung berteriak.
Namun sebuah teriakan bahagia, tapi wanita itu belum menjelaskan padanya. Masih sibuk berteriak.
"Mbaa...." Teriak Kiena karena Farah masih terus berteriak tanpa mendengar panggilan khawatirnya.
"Kie, ya ampuun. Dia langsung transfer dong, bahkan dia ngasih bonus. Duhh," Farah masih sibuk dengan omelan bahagianya. "Mba kirim uang kamu sekarang ya, sekalian cari baju karena ini orang gak sembarangan orang."
"M-makasih mba." Kiena kaget, biasanya bayarannya akan dikirim setelah kontrak berakhir.
"Jangan lupa, langsung transfer ibuu,"
"Iya. Terima kasih mba." Panggilan terpurus. Kiena menaruh ponselnya dan membawa piring kosongnya ketempat cuci piring.
Setidaknya. Beban pikiran untuk ibunya sudah menghilang besok. Demi kebahagiaan sang ibu, Kiena rela melakukan apapun.
^^^Bersambung 🎬🎬^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments