...🎬🎬🎬...
Kiena tidak pernah perduli dengan orang yang menyewanya, selagi mereka masih dalam tahap wajar, Kiena selalu memberikan yang terbaik. Kiena selalu bersyukur karena mendapat pertolongan dari Farah jika penyewanya melakukan hal yang tidak Kiena sukai. Sembari berjalan menuju tempat pertemuannya dengan sang penyewa, Kiena mengirimi pesan bukti transferan kepada ibunya, dia sedikit melebihkan nominal bulanan untuk sang ibu karena telah mendapat bonusan dan juga membalas pesan Farah yang terlihat begitu bersemangat, Kiena jadi penasaran siapa penyewanya kali ini.
Mengingat pesan Farah, Kiena sengaja mengenakan dress bunga dibatas betis dan memakai blezer crop, slim bag, serta sepatu berhak.
Kiena memasukkan ponsel kedalam saku jaketnya saat pesannya sudah dibaca oleh ibu dan Farah, ia menoleh kekanan dan kekiri hingga seorang laki-laki dengan berbadan tinggi berjalan kearahnya. Kiena masih memperhatikan sampai laki-laki itu membungkuk padanya, saat mengangkat kepalanya dia tersenyum tipis.
"Nona Kiena, bagaimana perjalanan anda?"
"Eh iya, lumayan jauh perjalanannya." Ucap Kiena gugup, posturnya wajahnya tampan, memiliki rahang tegas dan alis mata yang tajam. Wahh, tipe Kiena sekali, namun seketika Kiena menggeleng sadar, bisa-bisanya dia berpikiran seperti itu.
"Maaf jika merepotkan, tuan tidak ingin bertemu ditempat yang ramai." Jelas laki-laki itu membuat dahi Kiena berkerut, penyewanya bukan laki-laki dihadapannya.
"Ohh, tidak masalah." Kiena tertawa kecil. Dan saat laki-laki itu menatapnya lekat, Kiena ikut melihat ketubuhnya saat laki-laki dihadapannya menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ada yang salah kah?
Laki-laki itu menyentuh dada kiri menggunakan tangan kanannya. "Saya Tobias. Saya yang menghubungi anda lewat nona Farah Juwita."
"Oh iya, halo saya Kiena putri."
"Saya tahu," laki-laki itu tersenyum tipis. Kiena mengikuti laki-laki itu untuk duduk disebuah meja berisikan hanya untuk dua orang. Dimeja paling dekat dengan jendela.
Mereka duduk berhadapan.
"Sudah berapa lama anda bekerja?"
Bekerja apa? Kiena memiliki dua pekerjaan. Jadi ia harus jawab yang mana.
"Jasa penyewa pasangan." Ucap Tobias. Mungkin laki-laki tahu jika Kiena sedang kebingungan menjawab.
"Satu tahun. Tapi baru mendapatkan client sekitar lima orang. Saya tidak terlalu ingin berkomunikasi dengan banyak orang dipekerjaan yang satu ini." Kiena memang membatasi diri karena pekerjaan utamanya adalah seorang artis pemeran, ia takut jika berkontak dengan banyak orang akan membuat karirnya memburuk dikemudian hari.
Laki-laki itu menganguk, dia menerima minuman dari pelayan dan ditaruh kehadapan Kiena. "Silahkan diminum."
"Terima kasih," Kiena tersenyum, menerima fruit tea.
"Tuan sedang ada pertemuan, jadi tidak masalahkan jika saya yang menemani anda disini?" Tanya laki-laki itu membuat Kiena yang sedang asik meneguk minuman segar itu mengangguk. "Kontrak berjalan dua minggu? saya berharap anda melakukan yang terbaik untuk tuan."
"Ah iya, semoga saja." Kiena mendorong gelasnya dan menerima sodoran tissue dari Tobias. "Kalau boleh tahu, menyewa untuk apa?"
"Tuan tidak terlalu suka dibicarakan oleh orang-orang karena dekat dengan wanita sana-sini. Nah saat acara besar itu datang, tuan berencana mengenalkan anda sebagai kekasihnya." Jelas laki-laki itu tenang. Ya, Kiena paham. Orang-orang kayak memang sulit untuk mendapatkan yang tulus, mereka akan selalu menemukan pasangan yang hanya memikirkan materi.
Ada dua pria berjas keluar dari sebuah lorong membuat Tobias berdiri dan membungkuk kecil. Lalu menatap Kiena ketika dua pria itu sudah keluar dari restaurant ini. "Silahkan nona ikuti saya untuk bertemu Tuan."
Kiena berdiri dan melangkah mengikuti pria itu sampai pada sebuah pintu bernuansa hitam. Ah iya. Sang penyewa memberinya alamat untuk bertemu disebuah restaurant bernuansa eropa. Untuk sampai kesini, Kiena perlu mengeluarkan uang empat ratus ribu untuk menaiki taxi, karena angkutan umum tidak sampai kealamat ini.
Selama perjalanan menuju pintu berwarna hitam itu, kepala Kiena mendongak keatas, melihat betapa mewahnya restaurant ini. Mungkin jika bukan seseorang yang menyewanya, ia tidak akan pernah masuk kesini.
"Tuan, nona Kiena sudah tiba." Tobias mengetuk pintu dan mempersilahkan Kiena masuk. Lalu pintu tertutup kembali, menyisakan Kiena dan penyewanya.
Kiena menurunkan pandangannya, karena merasa laki-laki yang ada dihadapannya adalah orang penting, Kiena membungkuk 90 derajat, saat kepalanya terangkat.
"Astaga....." Kiena melangkah mundur, kaget bukan main melihat seorang laki-laki tampan dengan wajah tersenyum hangat padanya. "Gha-Ghazam!!!!"
Laki-laki itu masih tersenyum padanya. Kiena tersadar, dia menggeleng pelan dan membungkuk berulang kali. "Maaf, maaf, Tuan Ghazam."
Mendengar permintaan maaf Kiena, laki-laki bernama Ghazam itu menghampirinya. "Hai, kenapa kamu minta maaf Kiena putri,,,"
Jantung Kiena bergemuruh ria, laki-laki dihapannya, laki-laki penyewanya adalah seorang Ghazam Bentley. Tidak ada yang tidak mengenalnya, laki-laki itu telah tumbuh besar didunia entertainer, sejak kecil Ghazam adalah idola ibu-ibu yang menginginkan sosok Ghazam menjadi bagian anak mereka karena acting-nya yang begitu sempurna dan saat dewasa ia dicintai perempuan dari semua umur. Jangan ragukan acting laki-laki itu, Ghazam Bentley sudah pernah membintangi film layar lebar Hollywood. Selain pandai ber-akting, ia juga pandai bernyanyi, seluruh usaha dibuka dimana-mana. Jangan tanya soal piala, mungkin dirumahnya seluruh pajangan hanya ada piala kemenangannya, bukan lagi guci-guci mahal.
Dan Kiena adalah salah satu fans dari puluhan bahkan jutaan fans dari Ghazam Bentley.
Lalu, untuk apa Ghazam menyewanya? Bahkan Ghazam mengenal namanya, nama artis pendatang baru yang tidak terkenal ini. Jangankan menyewa Kiena yang rendah ini, mendapatkan seseorang yang lebih tinggi derajatnya saja mungkin Ghazam Bentley mampu.
Merasa terancam, Kiena berbalik, "maaf, saya tidak bisa."
Saat jalannya begitu cepat menuju pintu keluar, suara Ghazam mengintrupsinya untuk berhenti. "Sudah baca surat pembatalan kontrak dengan saya?"
Kiena berbalik menatap Ghazam takut-takut. Laki-laki itu sudah kembali duduk disebuah sofa single.
"Saya tidak suka membuang-buang waktu apa lagi uang. Jika menolak kontrak, tolong kembalikan uang muka dan biaya penalty." Ungkapan itu membuat Kiena susah payah menelan saliva. Masalahnya, penyewanya telah membayar lunas serta memberikan bonus. Farah sudah mengirim uangnya padanya, dan bonusnya yang sudah ia bagi kepada sang ibu. "Saya tidak masalah-"
Kiena berlari menuju Ghazam duduk, ia bertekuk lutut dihadapan laki-laki itu, hampir menyentuh kakinya jika saja laki-laki itu tidak mendadak memindahkan posisi kakinya.
"S-saya mohon keringanannya Tuan Ghazam," takut-takut Kiena meraih tangan Ghazam yang bertengger ditangan sofa. "Saya tidak mampu membayar semuanya,"
"Maka, lakukanlah."
Kiena mendongak, saat mata mereka bertemu, Kiena lebih dulu memutuskan dan menatap kebawah. Namun kembali mendongak saat tangan kekar Ghazam mengangkat dagunya.
"Be my girlfriend?" Ucap Ghazam dengan aura mengancam. Tidak ada jawaban dari Kiena, perempuan itu hanya menunjukkan wajah ketakutan. "Tidak mau?"
Kiena ingin menangis sekarang, bagaimana jika Ghazam Bentley membocorokan bahwa ia adalah seorang perempuan yang dapat disewa. Bagaimana jika karirnya hancur sebelum ia memulainya?
Tuhan, bisakah tolong Kiena sekarang?
^^^Bersambung 🎬🎬^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Elok Pratiwi
membosankan bertele tele kebanyakan kata pengantar dll
2023-01-25
1