Bagian 3.
Anggeline sejak saat itu tinggal di istana vampir bersama Alfred, pria yang selalu meminta dirinya memuaskannya rasa laparnya. Dan Alfred tidak pernah memberikan kesempatan untuk Anggeline pergi dari nya. Dia selalu menahan dan menjadikan dirinya sebagai tawanan pribadinya.
Anggeline yang di perlakukan seperti itu tentu saja marah. Dia seolah di jadikan peliharaan Alfred si manusia dingin yang selalu haus darah.
Anggeline yang selalu di kurung di kamar mewah mencoba mencari tahu siapa pria yang selalu menghisap darahnya. "Aku sfus mencari tahu siapa pria itu?" Gumamnya dan menoleh ke arah pintu karena mendengar pintu di ketuk oleh seseorang.
Tok…tok…tok…
"Siapa?" Tanya Anggeline dari dalam.
"Hamba, nona," jawab seorang pelayan yang selalu melayaninya. Pelayan yang di perintahkan Alfred untuk selalu menjaga dan melayani jika dirinya memerlukan sesuatu.
Anggeline yang mendengar suara siapa itu langsung memintanya masuk. "Masuklah," perintahnya dan pintu langsung di buka. Muncul wanita baya dengan membawa nampan di tangannya berisi makan siangnya.
Wanita baya itu masuk dan berjalan menghampiri Anggeline yang duduk di kursi. Anggeline memperhatikan wanita baya yang memiliki nama, Naima. Dan melihatnya dengan kening berkerut. Berpikir, mungkin kah dirinya bisa mendapatkan informasi dari pelayan di depannya.
Naima yang meletakkan makanan di atas meja melirik ke arah Anggeline yang terus memperhatikannya.
"Nona, silahkan," ucapnya mempersilahkan Anggeline untuk menikmati makanannya. Setelah itu dia pamit undur diri. Namun sebelum Naima melangkah, Anggeline menghentikannya.
"Tetaplah disini," perintahnya dan Naima langsung menghentikan langkahnya, melihat ke arah Anggeline.
"Apakah ada yang bisa saya bantu, nona?" Tanya Naima penasaran.
"Ya, duduk dulu. Dan kita makan bersama. Setelah itu ada yang ingin ku bicarakan dengan mu,"
Naima yang mendengar diam, tidak beranjak dari tempat nya, ragu untuk duduk bersama dengan wanita milik tuannya.
Anggeline yang melihat menatap. Dan berkata. " Duduklah," perintahnya lagi. "Jika kamu tidak mau duduk dan makan bersama ku, aku tidak akan makan hari ini," ancamnya membuat Naima bimbang. Jika nonanya ini tidak makan hari ini, tuannya pasti akan memarahinya. Karena nona nya adalah nutrisi untuk tuannya.
"Baiklah," jawabnya menuruti.
Anggeline yang melihat tersenyum, dan setelah itu mereka makan bersama. Setelah beberapa menit, mereka berdua pun selesai. Anggeline mengelap bibirnya dengan elegan. Naima yang melihat sempat terpesona. Selain cantik, nona nya ini memiliki sikap yang baik.
"Naima," panggil Anggeline
"Ya, nona. Apa yang bisa saya bantu?" Tanyanya menatap Nonanya.
"Em, bolehkah aku bertanya sesuatu kepada mu?"
"Tentu saja. Silahkan anda mau bertanya apa. Jika saya bisa menjawabnya, akan saya jawab semampu saya, nona."
Anggeline yang mendengar tersenyum. Ini adalah kesempatan nya untuk bertanya tentang semua yang ingin dia ketahui.
"Sebenarnya ini ada dimana?" Naima yang mendengar mengerutkan kening. Berpikir, apa maksud pertanyaan Nonanya ini. Anggeline yang melihat wajah bingung Naima berkata lagi. "Sebenarnya dunia ini dunia apa? Kenapa pria menyebalkan itu bisa minum darah? Dan sebenar nya siapa dia?" Tanya Anggeline langsung membuat Naima diam.
Anggeline memperhatikan, menunggu jawaban dari Naima. Naima menghela napas dan setelah itu berkata. "Dunia ini adalah Dunia Ras, dunia di mana banyak macam ras yang tinggal. Masing-masing wilayah memiliki pemimpin, seperti saat ini anda berada. Anda tinggal di wilayah vampir. Wilayah yang dipimpin Raja Alfred Wallace," jelas Naima.
Anggeline yang mendengar diam. Vampir, apa itu? Pikir nya, karena baru mendengar ada ras seperti itu. "Lalu apakah raja mu itu memang suka menghisap darah?" Tanyanya karena Alfred seringkali menghisap darahnya.
"Itu memang makanan para vampir, nona," Anggeline yang mendengar terkejut. Jadi pria itu benar-benar penghisap darah, pikirnya dalam hati.
Setelah mengetahui dirinya ada di tempat yang berbahaya, Anggeline mencoba mencari cara untuk kabur dari tempat itu. Dia tidak ingin hidup bersama dengan orang yang sangat mengerikan seperti itu. Dan bagaimana pun caranya dirinya harus bisa pergi dari istana vampir tanpa di ketahui oleh Alfred dan lainnya.
Bermodal hanya memiliki keberanian, dan beladiri sebisanya, Anggeline kabur dari Istana Vampir dengan menyelinap. Dan sesekali dia memperhatikan para penjaga yang menjaga setiap sudut istana tersebut.
Seperti saat ini, Anggeline sedang mengawasi dua orang penjaga yang tak jauh dari kamar dimana dia tinggal.
"Bagaimana cara nya aku bisa kabur dari dua penjaga itu?" Gumamnya berpikir sambil matanya melihat sekeliling.
Saat memikirkan cara untuk bisa melarikan diri, Anggeline melihat beberapa pelayan wanita berjalan ke arahnya. Tiba-tiba otaknya langsung mendapatkan ide.
"Aha," Anggeline tersenyum dan akan melancarkan aksinya.
Dia bersembunyi di balik tiang besar dan menunggu kedatangan mereka. Saat mereka semua datang berjalan dengan berbaris melewatinya, Anggeline mengendap-endap dan menarik seorang dari mereka, membungkamnya menggunakan kain yang di sumpalkan di mulut dan kemudian mengikatnya dengan selendang yang di bawanya.
Em….
Pelayan itu mencoba berbicara, tapi suaranya terdengar tidak jelas membuat Anggeline tersenyum menyeringai sambil menggosok kedua telapak tangannya, siap melakukan hal yang ada di otaknya.
Hehehe….tawanya dengan seringai yang membuat pelayan itu menatapnya takut.
"Apa yang akan anda lakukan, nona?" Batin pelayan itu yang mengetahui jika Anggeline adalah wanita yang di bawa oleh raja nya.
Wes ..wes…wes …
Dalam sekejap Anggeline melepas semua pakaian yang di kenakan pelayan itu dan memakai nya, membiarkan pelayan itu dengan tubuh telanjang. Dan meninggalkan nya, dia berlari mengikuti rombongan beberapa pelayan itu.
Setelah melewati beberapa penjaga yang menjaga tempat raja Alfred, Anggeline kini berada di dapur. Dia melihat sekeliling. Dan tidak mengetahui jalan keluar dari istana, dia bertanya pada seorang pelayan yang ada di sampingnya.
"Hei, apa tidak ada jalan keluar dari istana ini?"
Pelayan yang di tanya itu langsung menoleh, "Memang kamu mau keluar?" Tanyanya dan di angguki Anggeline.
"Kamu bisa pergi lewat pintu belakang yang ada di sana," tunjuknya pada sebuah lorong. "Tapi ingat, usahakan pulang tepat waktu jika mencari mangsa," sambungnya yang berfikir Anggeline ingin keluar karena membutuh kan darah untuk di hisapnya.
Anggeline yang mendengar mengangguk saja dan setelah itu berjalan ke lorong yang sedikit gelap dan keluar dari istana Vampir. Berencana pergi sejauh mungkin dari tempat yang berbahaya itu.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rianti Bawel
lanjut thour cerita nya
2023-01-04
0
Martha
waah serunyaaa 🥰🥰 x ini ttg vampire 🦇.. aq dpat notif klo author bikin karya baru 🧡.. semangat thor
2022-12-31
0
Nyonya Gunawan
Apakah angelin berhasil kabur ato tertangkap lgi..
2022-12-31
0