Bab 3. Kau Menguping?

Tak pernah ada yang tahu, kapan seseorang akan meninggalkan dunia ini. Juga, tak pernah ada yang bisa menduga, bagaimana cara seseorang pergi dari dunia ini selamanya.

Hal ini jelas berlaku bagi kedua orang tua Nada. Siapa sangka, berjualan hingga larut malam seperti itu, mengakibatkan mereka harus menghembuskan napas terakhirnya, karena ditabrak lari oleh sebuah mobil mewah.

Sekilas cerita, Ibu dan Bapak Nada berjualan hingga larut karena kedai mereka sedang ramai. Kedainya ramai menuju malam, hingga akhirnya mereka fokus untuk menghabiskan jualannya.

Akhirnya mereka terlambat dua jam, dan mereka memang lupa mengabari Nada. Hingga terjadilah insiden tabrak lari tersebut, yang sama sekali tak bisa dihindarkan oleh mereka.

.

.

Pagi ini, langit begitu mendung, seraya bersedih karena kepergian orang tua Nada. Nada dan keluarganya tengah mengantarkan Bapak dan ibunya menuju peristirahatan terakhir mereka.

"Kak, ibu sama bapak jangan mati! Nasya sama siapa kalau mereka mati, Kak?" 

"Nasya, ini sudah jalanNya ... Ini merupakan takdir Allah yang harus kita lalui. Kamu sabar ya, insyaAllah kita pasti bisa melewati semua ini," ujar Nada, sembari menitikkan air matanya.

Nada dan Nasya tak memiliki Kakek dan Nenek, mereka hanya memiliki seorang paman, keluarga dari mendiang ayahnya.

Mungkin mereka hanya bisa menitipkan diri pada paman dan tante Nada. Nada hanya berharap, jika sepeninggalan kedua orang tuanya, mereka akan tetap bisa hidup seperti sedia kala.

Nisan makam itu sudah nampak jelas sekali terlihat. Dua nama yang terpampang sehidup semati, tetap berdua bersama hingga ajal menjemput mereka.

Kini, hanya tinggal keluarga yang berada di area pemakaman. Beberapa tetangga dan orang yang membantu jalannya pemakaman, telah berlalu satu-persatu. Kini, hanya ada Anto, dan Rina, mereka adalah om dan tante Nada.

“Nada, Nasya, sudah kalian jangan sedih. Walaupun Ayah dan Ibu kalian telah tiada, tetapi kalian tetap memiliki Om dan Tante, sebagai pengganti orang tua kalian. Semoga kalian kuat menghadapi cobaan ini, ya. Jangan sungkan untuk meminta tolong pada Om, jika kalian membutuhkan sesuatu. Untuk sekarang ini, apa kalian mau tinggal bersama kami?” ajak Anto.

Rina dan Mitha, istri dan juga anak dari Anto, terlihat sekali jika mereka tak suka dengan maksud baik yang diucapkan ayahnya. Seakan mereka tak rela, jika rumahnya akan diisi juga oleh Nada dan Nasya. Nada menyadari, jika tantenya itu tak menyukai, jika ia dan adiknya tinggal di rumah mereka.

“Om, tak usah repot-repot. Nada dan Nasya bukan anak kecil lagi, aku juga sudah kuliah, kan. Nasya juga sudah SMP, lagipula sekolahnya dekat, jadi Om tak perlu khawatir. Kami hanya akan mencari penjaga kedai saja, untuk meneruskan usaha almarhum Ibu dan Bapak,” ujar Nada.

Anto dan Rina saling lihat-lihatan. Mendengar kata kedai bakso peninggalan orang tua Nada, membuat mereka mulai tertarik dengan hal tersebut. Anto rupanya telah memiliki sebuah rencana, agar mereka bisa mengelola kedai bakso orang tua Nada.

“Ah, Nad, jangan percaya pada orang lain, karena mereka kebanyakan pasti akan menipumu! Mereka pasti akan mencari keuntungan dan menyembunyikan uang. Banyak sekali orang yang tak jujur, ketika menjaga kedai orang lain. Untuk kedai bakso kedua orang tuamu, biar Om dan Tante saja yang mengelola. Kamu tahu bumbu dan resep rahasianya kan? Kamu bisa beritahu kami, dan kami pasti akan mengelola kedai bakso itu dengan baik. Untuk keuntungannya, akan Om serahkan padamu seratus persen, dan Om hanya akan mengambil untuk modalnya saja. Bagaimana kalau begitu?” usul Anto.

Nasya terdiam, ia berpikir, apakah mungkin ia memercayakan kedai baksonya kepada sang paman? Tetapi, jika tidak mau, akan tak enak rasanya, menolak kebaikan yang ditawarkan oleh pamannya sendiri.

“Oh, apakah Om memiliki waktu luang untuk menjaga kedai bakso itu? Bukankah Om juga sibuk bekerja?” tanya Nada sungkan.

Anto terdiam, pekerjaannya memanglah sedikit menyita waktu. Anto adalah seorang karyawan di sebuah pabrik manufaktur. Jika Anto sibuk berjualan bakso, bagaimana dengan pekerjaannya? Anto pun melirik Rina, sang istri. Memberi kode agar Rina mengiyakan setiap kata yang akan Anto lontarkan.

“Ah, itu mudah, Nada. Pekerjaan Om juga tak begitu sibuk, Om juga kadang di shift, jadi mudah mengatur waktunya. Jangankan om, kan tantemu juga ada. Dia kan menganggur, Nad. Tantemu pasti bisa menjaga kedai baksomu itu. Kalian tetap fokus saja sekolah, untuk biaya hidup dan makan kalian, tak perlu kalian pusingkan, karena kami akan memberikan semua keuntungan itu pada kalian. Untuk Om, selagi kalian bahagia, maka Om dan Tante bersyukur …” ucapan Anto membuat Nada sedikit terenyuh.

“Baiklah, Om. Tadinya Nada tak ingin merepotkan kalian, makanya Nada akan mencari penjaga kedai saja, namun, jika memang Om dan Tante menyanggupinya, maka Nada tak memiliki pilihan lain, Nada malu karena merepotkan kalian,” ujar Nada.

“TIdak, kau tak usah merasa direpotkan. Tenang saja, Nada, anggaplah kami adalah orang tuamu. Kami akan selalu ada untuk kalian, karena kini kami adalah pengganti orang tua kalian yang telah tiada …”

“Iya, Nada, Nasya, kalian tak usah khawatir. Anggaplah kami sebagai orang tua pengganti kalian, ya. Kami akan mencintai dan menyayangi kalian, sebisa mungkin, seperti orang tua kalian menyayangi kalian. Jangan sungkan-sungkan ya, pada Tante dan Om,” ujar Rina lembut.

Nada dan Nasya mengangguk, walau sebenarnya mereka sedikit berat hati. Bukan mereka tak percaya pada Om dan tantenya, namun Nada hanya merasa sungkan dan enak, jika Nada meminta tolong pada mereka. Akan sangat canggung nantinya, karena Nada sebenarnya tak terlalu dekat dengan Om dan tantenya.

“Terima kasih, Om, terima kasih Tante, terima kasih juga, Mitha,” ujar Nada dan Nasya.

“Sama-Sama, sudah jangan dipikirkan lagi. Kalian pamit ya pada Ibu dan Bapak kalian, kita harus segera pulang, karena cuaca mulai mendung. Ikhlaskan saja kepergiannya, dan doakan orang tua kalian diampuni segala dosanya, dan mereka akan mendapatkan tempat terindah disisiNya. Mendiang orang tua kalian adalah orang yang baik dan ramah, doakan yang baik-baik ya untuk kedua orang tua kalian,” ujar Anto, kemudian diikuti oleh Rina.

“Baik Om, Tante. Oh iya, kalian pulang duluan saja, ajak Nasya ya, Om, Nada mau membersihkan rerumputan sekitar, hanya sebentar kok. Kalian pulang duluan saja, nanti Nada akan jemput Nasya ke rumah Om. Biarkan Nasya bermain bersama Mitha saja, ya Om, Tante?” Nada berniat untuk masih tetap berada di pemakaman.

“Kamu yakin gak akan pulang sekarang?”

“Nada nyusul aja, Om. Gak akan lama, kok. Nada titip Nasya aja. Nasya main dulu saja ya dengan Mitha?” 

“Baik, Kak,” Nasya tak memiliki pilihan lain.

Akhirnya, Nasya dan om juga tantenya pergi meninggalkan pemakaman. Kini, hanya tersisa Nada seorang, yang masih berada di pemakaman. Tiba-tiba saja air matanya mengalir lagi, dan tak bisa ia tahan sedikitpun. 

“Ibu, Bapak, kalian baik-baik ya di surga sana. Nada janji, Nada akan menjaga peninggalan kalian. Semoga, keputusan Nada ini memang benar, Nada akan percayakan kedai Bakso Ibu dan Bapak pada Om.  Semoga mereka mampu membantu Nada dan  Nasya, semoga saja …”

"Hmm ..."

Tiba-Tiba … sebuah suara di belakangnya, mengagetkan Nada begitu saja.

“Jangan! Jangan percayakan pada siapapun. Lebih baik kau pilih sendiri, orang yang mampu menjaga usahamu.” Suara seorang pria, yang berada di belakang Nada.

Deg. Nada berbalik, ia kaget karena sepertinya ada orang di belakangnya.

“S-siapa kau? Kau menguping pembicaraanku?” tatapan Nada begitu tajam, saat ia tengah melihat sosok pria asing, yang tak dikenalnya sama sekali.

"Siapa pria aneh ini?" batin Nada tersentak kaget.

Terpopuler

Comments

Rhina sri

Rhina sri

bener nada km jangan percaya gt ajah sm om dan tante km. cari pekerja yg lain ajah

2023-01-03

0

Arif Muzakki

Arif Muzakki

disaat nada kesusahan kyk gini,masih aja om dan Tante nya tega memanfaatkan keadaan,sungguh terlalu🤭

2023-01-02

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

aman dan tantenya jahat bgt serakah juga..mau menguasai hart oeninggalan orangtua nada..nad jangn percaya bgtu aja sama om dan tante kmu..mending kmu pikir lagi toh selama ini kalian tdk dekat layaknya om dan keponakan..kmu ikutin aja apa kata lelaki yg sdg berbicara dgn kamu

2023-01-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!