Malam ini terasa sunyi hanya suara perut Noer yang terdengar sesekali.
"Perut, bersabarlah besok pasti ketemu dengan makan yang di sukai dan kamu akan kenyang lagi. Dan malam ini jangan persulit Aku ya untuk bisa memejamkan mata." Kata Noer bicara pada perut nya.
Noer hanya menatap ke langit-langit kamar nya. Gelisah tak bisa tidur dengan perut kosong, Noer membuka jendela kamar dan duduk menatap cahaya bintang. Berharap seorang bidadari turun mengantarkan sedikit makanan untuk perut nya yang sejak tadi berisik.
"Sssttt"
"Ssstt"
"Sssttt"
Terdengar suara berbisik memanggil.
Noer melihat ke luar jendela, ternyata ada Andre yang memanggil nya dengan suara berbisik Yaris tak terdengar.
"Noer! " Andre memanggil dengan berbisik.
"Bang Andre ngapain kesini? " Jawab Noer berbisik pula dengan was-was.
"Aku punya martabak nih buat Kamu!" Kata Andre menyodorkan bungkusan yang berisi martabak.
"Gak usah Bang, nanti kalau Ibu dan Ayah tau bisa bahaya. " Kata Noer cemas.
"Mereka tidak akan tau jika kamu menerima ini sekarang juga" Kata Andre setengah memaksa.
"Baiklah, terimakasih ya Bang!" Jawab Noer lalu menutup rapat jendela kamar nya.
Andre pun mengerti dan langsung saja pergi.
Noer pun langsung membuka bungkusan itu la menemukan secarik kertas dan di kertas tersebut tertulis nomor ponsel milik Andre.
"08xxxxxxxxxx, tolong hubungi nomor Ku jika Kamu sudah memakan martabak ini"Begitu isi secarik kertas itu.
Noer tidak berpikir panjang lagi karena cacing di perut nya benar-benar sudah meronta melihat dan mencium aroma martabak tersebut.
Noer menghabiskan beberapa potong martabak tersebut dan merasa sudah kenyang.
Noer pun langsung mengucapkan terimakasih pada Andre melalui pesan singkat.
" Terimakasih ya Bang udah baik Banget sama Noer. " Begitu pesan yang di dikirim Noer kepada Andre.
Andre yang menerima pesan tersebut merasa kegirangan.
"Rizal, lo lihat Noer mengirim pesan ke gue! " Teriak Andre pada sahabat nya Rizal.
Rizal hanya tersenyum khawatir jika Andre menang dalam taruhan mereka.
"Lo kenapa? seperti nya Lo tidak senang gue sama Noer jadian ya?“Tanya Andre mulai murung.
" Tentu saja Gue gak suka jika Lo menang! "Jawab Rizal memanyunkan bibir nya.
" Temen apaan sih Lo gak senang kalau teman nya bahagia. " Andre mulai kesal.
Andre pun mengambil gitar dan menyanyikan lagu favorit nya.
"Jreng"
"Jreng"
Perlahan gitar itu pun mengeluarkan suara melodi yang indah.
Kerinduan
Yang kini ku rasakan
Terjawab sudah dengan hadir mu
Membawa kehangatan
Sekian lama
Kau doa yang ku pintakan
Tuhan kirimkan engkau pada ku
Mengisi kisah hidup ku
Dalam sepi ku, kaulah canda ku
Dalam gelap ku, kaulah pijar ku
Dalam hatiku
Engkaulah cintaku
Kaulah lentera di dalam jiwa
Kuatkan raga, peluk nan cinta
S'moga abadi
Cinta 'tuk s'lamanya
Sekian lama
Kau doa yang kupintakan
Tuhan kirimkan engkau padaku
Mengisi kisah hidup ku
Dalam sepiku, kaulah candaku
Dalam gelapku, kaulah pijar ku
Dalam hatiku
Engkaulah cintaku
Kaulah lentera di dalam jiwa
Kuatkan raga, peluk nan cinta
S'moga abadi
Cinta 'tuk s'lamanya
Dalam sepiku, kaulah candaku
Dalam gelapku, kaulah pijarku
Dalam hatiku
Engkaulah cintaku
Kaulah lentera di dalam jiwa
Kuatkan raga, peluk nan cinta
S'moga abadi
Cinta 'tuk s'lamanya
S'moga abadi
Cinta 'tuk s'lamanya
"Waah ada yang lagi berbunga-bunga ya? " Anton yang tiba-tiba datang .
"Lo bisa aja Nton! Andre tersipu malu.
" Lo kenapa Zal? "Anton menyapa Rizal dengan gaya nya.
" Gak kenapa-kenapa! " Jawab Rizal dengan ekspresi cemberut.
***
Pagi ini Noer berniat tidak masuk ke sekolah, karena merasa badan nya meriang, mungkin karena semalam ia terlambat makan.
"Kenapa kamu masih di kamar? " Tanya Ibu berkacak pinggang di hadapan pintu kamar.
'' Iya Ibu tidak enak badan rasanya, hari ini Nur izin ya Bu?'' kata Nur yang masih di balik selimut.
'' Lalu bagaimana dengan jualan yang sudah Ibu buat? Apa kamu tidak mau makan malam lagi? '' Ancam Ibu.
''Baiklah Ibu, jika Ibu sudah memasak untuk jualan itu. ''Kata Noer dengan jalan gontai.
Walau badannya terasa panas Noer memaksakan badannya untuk berangkat ke sekolah dan dengan sempoyongan, la berjalan menuju halte dengan bawaan yang cukup berat.
Di halte ternyata Andre sudah menunggu ke hadirannya.
''Noer, Lo sakit? Kenapa Lo tampak pucat? " Tanya Andre.
"Noer tidak apa-apa-apa Bang" Jawab Noer tertunduk.
''Noer, boleh tidak Abang mengatakan sesuatu? "Tanya Andre malu-malu.
" Hmmm,,, " Belum sempat Noer menjawab bis pun datang dan Noer langsung berdiri dan naik ke bisa itu.
''Noer! " Ujar Andre tertahan karena bisa nya telah berlalu begitu saja.
Noer merasa suhu badannya semakin panas dan kepala nya terasa sangat pusing.
Sesampai di sekolah...
"Noer, jadi Lo bawa kan pesanan nasi goreng Gue? Tanya Putri.
" Jadi kok Put, nih! " Kata Noer sambil menyodorkan sebungkus nasi goreng.
''Apa itu? "Tanya seorang siswa yang wajah nya baru di lihat oleh Noer.
''Ini keteringan, Lo murid baru ya? " Tanya Noer dengan terbata-bata.
"Iya, Gue baru hari ini pindah dari sekolah Ashofa, nama Gue Haris! " Kata siswa baru itu dengan ramah.
''Baik lah,Gue mau mengantarkan pesanan teman-teman dulu. " Noer pun melangkahkan kaki nya menuju kelas lain.
'Haris? seperti nya wajah nya tidak asing buat Gue! Tapi siapa dia ya? ' Kata Noer dalam hati.
Setelah Noer mengantar semua pesanan dan mengambil uang nya, Noer buru-buru masuk ke kelasnya karena kepala Noer semakin pusing.
'' Noer, Apa yang terjadi? Kenapa lo terlihat pucat dan badan lo terasa panas sekali? lo sakit ya?'' tanya Silvi sahabat Noer.
'' Gue merasa demam Sil, tapi Ibu sudah terlanjur membuat pesan dan teman-teman!'' jawab.
''Harus nya tidak Lo paksakan Noer, tunggu disini! Gue ambil obat ke UKS dulu. " Silvi bergegas menuju UKS.
Noer sudah tidak tahan lagi menahan kepala nya semakin sakit, dan badan nya semakin tinggi panas nya.
Silvi pun membawa Noer ke ruangan UKS dan Noer di rawat di sana.
"Gue kasihan banget sama Noer, Ibu nya kejam banget! " Kata Silvi kesal
"Iya Sil, kok bisa ya seorang ibu tega sama anak sendiri. " Sambung Vega.
"Itu lah yang gak bisa di terima akal sehat Gue. " Kata Silvi lagi.
Jam pelajaran pun berakhir dan Ibu Vera wali kelas Noer, meminta Silvi dan Robi mengantar Noer pulang.
Setiba di rumah Ibu Yati tidak merasa bersalah atau kaget anak nya pulang di antar oleh teman-teman nya.
Benar-benar membuat Robi dan Silvi kesal melihat sikap Ibu Noer.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments